KARAKTERISASI SENYAWA DARI EKSTRAK KLOROFORM DAUN Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. Degrabrata K. DAN UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIK

dokumen-dokumen yang mirip
UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

ABSTRAK. Kata kunci: Larvasida, Aedes aegypti, Melochia umbellata (Houtt.) Stapf Var. degrabrata K, LC50, Alkaloid ABSTRACT

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

Bab III Metodologi Penelitian

Skrining Bioaktivitas Beberapa Bagian Jaringan Tumbuhan Paliasa (Melochia umbellata (Hout) Stapf var. Degrabrata K)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

METABOLIT SEKUNDER FRAKSI NON AKTIF Artemia salina Leach EKSTRAK KLOROFORM KAYU BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

METABOLIT SEKUNDER FRAKSI NON AKTIF A. salina EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia

SENYAWA TURUNAN STEROL ANTIJAMUR DARI KAYU AKAR MELOCHIA UMBELLATA (HOUTT) STAPF VARITAS DEGRABRATA K.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

3 Percobaan dan Hasil

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METABOLIT SEKUNDER FRAKSI AKTIF A. salina EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida

SENYAWA GERANIL-1, 3 -DIOKSO-PARA-KRESOL DARI EKSTRAK ETIL ASETAT (EtOAc) KULIT AKAR PALIASA (Kleinhovia hospita Linn.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB III METODE PENELITIAN

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Melochia umbellata YANG AKTIF TERHADAP LARVA UDANG Artemia Salina Leach

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI ETIL ASETAT PADA KULIT BATANG TUMBUHAN CERIA (Baccaurea hookeri)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa

Isolation Method of Bioactive Compounds in Paliasa

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL DARI EKSTRAK METANOL BIJI PEPAYA (Carica Papaya Linn)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Eksplorasi Metabolit Sekunder dari Spons di Wilayah Sulawesi Selatan dan Uji Bioaktivitasnya terhadap Artemia salina

Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Fraksi Metilen Klorida Ekstrak Kayu Batang Paliasa (Kleinhovia hospita L.)

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil determinasi tumbuhan yang dilakukan di LIPI-UPT Balai. Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali menunjukkan

SENYAWA 4-HIDROKSI SINAMAMIDA DARI EKSTRAK ETIL ASETAT (EtOAc) KULIT AKAR PALIASA (Kleinhovia hospita Linn)

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan Gandaria

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI METANOL BATANG TANAMAN ANDONG (Cordyline fruticosa) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL HeLa

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Kulit Batang Sukun (Artocarpus altilis)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB II METODE PENELITIAN

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Kulit Buah Mangrove Pidada (Sonneratia caseolaris)

SENYAWA TURUNAN OLEANAN DARI KULIT BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. DEGRABRATA K DAN BIOAKTIVITASNYA

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) SKRIPSI PUTRI N E NAIBORHU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

Transkripsi:

KARAKTERISASI SENYAWA DARI EKSTRAK KLOROFORM DAUN Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. Degrabrata K. DAN UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIK Imran 1*, Nunuk Hariani S. 1, dan Hanapi Usman 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan 90245 Abstrak. Penelitian karakterisasi senyawa dari ekstrak kloroform daun M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. dan uji aktivitas antihiperglikemik telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa dari ekstrak kloroform serta menentukan konsentrasi optimum dari ekstrak kloroform dalam menurunkan kadar glukosa darah. Pengisolasian senyawa dari ekstrak kloroform dilakukan dengan cara maserasi, fraksinasi dan pemurnian. Berdasarkan hasil analisis spektroskopi IR dan NMR, senyawa yang berhasil diisolasi dari penelitian ini adalah β-sitosterol dan senyawa asam lemak yang terdiri dari sekitar 25 atom karbon. Sementara pada pengujian toleransi kadar glukosa, konsentrasi 6% memperlihatkan penurunan kadar glukosa yang hampir setara dengan obat glibenklamid yang dijadikan pembanding. Kata kunci: β-sitosterol,uji toleransi kadar glukosa, ekstrak kloroform, dan Melochia umbellata Abstract. A research on the characterization of the chloroform extract of leaves of M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. and activity test as antihiperglycemic has been done. This study aimed to isolate and characterize compounds from chloroform extract and determine the optimum concentration of chloroform extracts in reducing blood glucose levels. Isolation compound from chloroform extracts was done by maceration, fractionation and purification. Based on the results of IR and NMR spectroscopic analysis, compounds isolated from this study were β-sitosterol and fatty acid compounds consisting of 25 carbon atoms that bind a hydroxyl group. While in the glucose tolerance test, concentration of 6% showed a decrease in glucose levels almost equivalent with drug glibenclamide as comparator. Keywords: β-sitosterol, glucose tolerance test, chloroform extract, and Melochia umbellata

PENDAHULUAN Tumbuhan merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. Tumbuhan adalah tempat produksi senyawa kimia organik terbesar dan terkompleks yang ada di dunia ini. Senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan senyawa metabolit sekunder yang digunakan untuk mempertahankan diri terhadap lingkungan dan gangguan dari spesies lain. Metabolit sekunder ini merupakan komponen senyawa kimia aktif yang berasal dari alam yang akan tersusun menjadi suatu kelompok besar yang berupa produk alami. Secara kimia, tumbuhan tropika banyak mengandung komponen senyawa kimia aktif yang merupakan metabolit sekunder dan berkhasiat sebagai obat. Eksplorasi tumbuhan di Indonesia untuk dijadikan sebagai sumber bahan obat sudah banyak dan sudah digunakan sejak dulu. Banyak tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat tradisional, salah satunya adalah tumbuhan paliasa. Paliasa merupakan salah satu tumbuhan dari famili Malvaceae yang digunakan oleh masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan sebagai obat yang mampu mengobati penyakit liver, hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi dan hepatitis dengan cara meminum air rebusan daunnya (Raflizar dkk, 2006). Sebutan paliasa dikenal pada dua spesies tumbuhan yang berbeda yaitu Kleinhovia hospita L. dan Melochia umbellata (Houtt.) Stapf. Melochia umbellata (Houtt.) Stapf terdiri atas dua varietas yaitu Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. dan Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. visenia. Adapun dari ketiga jenis paliasa tersebut, Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. memiliki kandungan senyawa bioaktif yang lebih toksik daripada jenis paliasa lainnya. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lalo dan Tayeb (2003) pada ekstrak metanol ketiga spesies tumbuhan tersebut pada konsentrasi 10% dan 15% dan Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. memperlihatkan perbaikan fungsi hati yang signifikan. Demikian juga halnya dengan sifat toksisitas terhadap larva Artemia salina, toksisitas ekstrak metanol dari daun Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. menunjukkan paling tinggi. Skrining bioaktivitas yang dilakukan oleh Nuvita (2006) dari ekstrak metanol radikal bebas dan BHT sebagai kontrol juga menunjukkan bahwa daun Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. mempunyai efek antioksidan yang lebih tinggi dibanding dengan jenis tumbuhan paliasa yang lainnya. Berdasarkan penelusuran literatur, kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. adalah minyak atsiri, triterpenoid, alkaloid dan flavonoid (Heyne, 1987); serta senyawa saponin dan antarkuinon. Dua senyawa yang terakhir dapat mencegah radang hati pada mencit (Lalo dan Tayeb, 2003). Penelitian mengenai tumbuhan paliasa telah dilakukan. Banyak senyawasenyawa metabolit sekunder yang telah diisolasi dari tumbuhan ini, baik dari pelarut polar, non polar, maupun pelarut semi polar seperti kloroform. Dua senyawa alkaloid kuinolon telah diisolasi dari ekstrak kloroform M. umbellata (Houtt.) Stapf var. Degrabrata K yaitu 7,8-epoksi melochinon (3) (Erwin, 2010) dan 9,10-epoksi melochinon (4) (Ridhay, 2012). Senyawa 4 sangat aktif terhadap sel kanker leukemia P- 388 dengan lc50 = 0,83 µg/ml. Senyawa metabolit sekunder golongan steroid, β- sitosterol (22) juga diisolasi dari ekstrak kloroform Kleinhovia hospita Linn. (Soekamto, 2008) sedangkan untuk golongan terpenoid yaitu senyawa 3-hidroksi-12- oleanan-28-oat (24) yang juga diisolasi dari

ekstrak kloroform K. hospita Linn. (Purwaningsih, 2010). Mengacu pada beberapa hasil penelitian tersebut, perlu dikaji lebih lanjut senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak kloroform tumbuhan Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. Walaupun telah banyak laporan ilmiah mengenai kemampuan tumbuhan ini dalam mengobati penyakit liver, namun penelitian yang berhubungan dengan pengobatan penyakit diabetes belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian yang membuktikan bahwa tumbuhan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah perlu dilakukan. METODE PENELITIAN Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. Pelarut yang digunakan untuk proses ekstraksi, fraksinasi dan rekristalisasi adalah pelarut dengan kualitas p.a dan teknis yang telah diredestilasi terlebih dahulu seperti kloroform, metanol, n-heksan, etil asetat dan aseton. Pada proses kromatografi digunakan silika gel Merk katalog 7730 untuk kromatografi kolom vakum (KKV), silika gel Merk katalog 7734 untuk kromatografi kolom tekan (KKT), silika gel Merk katalog 7733 untuk kromatografi kolom gravitasi (KKG), dan untuk analisis kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan dengan pelat aluminium berlapis silika gel Merk Kieselgel 60 F254 0,25 mm. Larutan penampak noda digunakan larutan serium sulfat (Ce(SO4)2 2% dalam asam sulfat 2 N dan untuk uji toleransi kadar glukosa (diabetes) digunakan akuades, larutan glukosa 9%, larutan Na-CMC dan glibenklamid. Peralatan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan gram (O hauss), gunting, spoit oral, destilator, rotari evaporator, lampu UV, alat untuk kromatografi lapis tipis (KLT), kromtografi kolom vakum (KKV), kromatografi kolom tekan (KKT), kromatografi kolom gravitasi (KKG) dan alat-alat gelas yang umumnya digunakan di laboratorium. Untuk pengukuran titik leleh dilakukan dengan menggunakan alat Fisher John. Sementara untuk analisis spektrometri digunakan spektrometer IR dengan varian FTIR 8501 Shimadzu, JEOL JMN A 5000 yang bekerja pada 500,0 MHz untuk spektrum 1 H-NMR dan 125,65 MHz untuk spektrum 13 C-NMR. Untuk pengukuran glukosa darah digunakan glukometer NESCO. Prosedur Pengumpulan Bahan Tanaman Daun tumbuhan M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. dikumpulkan pada bulan April 2012 yang diambil di Kampus UNHAS Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar, Sulawesi Selatan. Tumbuhan ini diidentifikasi oleh Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI Bogor. Sampel yang sudah diambil dicuci kemudian dikeringkan dan selanjutnya digiling, sehingga diperoleh serbuk daun. Isolasi Sebanyak 5 kg serbuk kering daun M. umbellata dimaserasi dengan metanol selama 1 x 24 jam sebanyak 4 kali. Maserat yang diperoleh kemudian dipekatkan sehingga diperoleh ekstrak metanol pekat. Ekstrak metanol pekat dipisahkan 10 ml kemudian dievaporasi sampai kering untuk mengetahui berat totalnya. Selanjutnya, ekstrak metanol pekat dipartisi dengan pelarut n-heksan. Ekstrak metanol hasil partisi n-heksan kemudian dipartisi lebih lanjut dengan pelarut kloroform sehingga diperoleh ekstrak metanol sisa dan ekstrak kloroform. Ekstrak kloroform yang diperoleh dievaporasi sampai kering kemudian ditimbang dan selanjutnya difraksinasi

melalui Kromatografi Kolom Vakum (KKV), Kramatografi Kolom Tekan (KKT), dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG) menggunakan eluen yang sesuai. Selanjutnya isolat yang diperoleh dimurnikan dengan cara rekromatografi atau rekristalisasi. Uji Fitokimia Uji fitokimia terhadap adanya senyawa flavonoid, alkaloid, fenolik dan steroid/terpenoid dilakukan pada ekstrak metanol dan kloroform untuk mengetahui golongan-golongan senyawa apa saja yang tedapat pada ekstrak tersebut. Identifikasi Isolat tunggal/murni yang diperoleh diuji kemurniannya melalui analisis kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan tiga macam sistem eluen yang berbeda dan kromatografi lapis tipis (KLT) dua dimensi. Apabila setelah dianalisis dengan KLT dan tetap memberikan satu noda, selanjutnya dilakukan pengukuran titik leleh. Range satu sampai dua, pada saat mulai meleleh sampai meleleh semua menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh sudah murni. Penentuan golongan isolat tunggal dilakukan melalui uji golongan. Uji Toleransi Kadar Glukosa Fraksi dan isolat tunggal yang diperoleh diuji toksisitasnya terhadap tikus galur Wistar jantan dewasa. Dimana tikus percobaan ini telah diterapi dan telah diberikan pencetus diabetes. Sediaan obat divariasikan konsentrasinya. Data yang diperoleh kemudian dicatat untuk selanjutnya dianalisis. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi Serbuk daun Melochia umbellata (Houtt.) Stapf. var degrabrata K. kering yang dimaserasi dengan metanol 1 x 24 jam sebanyak 4 kali menghasilkan 39,1 g ekstrak metanol berwarna hijau gelap. Kemudian, ekstrak metanol tersebut dipartisi dengan cara ekstraksi cair-cair dengan n-heksan, kloroform dan etil asetat yang menghasilkan ekstrak n-heksan, ekstrak kloroform, dan ekstrak etil asetat. Selanjutnya, dilakukan isolasi dan pemurnian pada ekstrak kloroform. Isolasi dan Pemurnian Ekstrak kloroform sebanyak 15,99 g difraksinasi melalui kromatografi kolom vakum (KKV) dengan eluen n-heksan, n- heksan : etil asetat, etil asetat, aseton dan metanol yang ditingkatkan kepolarannya. Proses fraksinasi diawali dengan pencarian eluen yang memperlihatkan noda pada nilai Rf 0,3 pada kromatogram analisis dengan KLT karena senyawa organik terpisah dengan baik pada nilai Rf tersebut. Noda dengan nilai Rf 0,3 diperoleh dari perbandingan eluen [n-heksan : etil asetat = 9 : 1]. Hasil fraksinasi yang diperoleh sebanyak 15 fraksi dan digabung menjadi 7 fraksi utama (fraksi A-F). Penggabungan fraksifraksi didasarkan pada kromatogram hasil analisis KLT yang memiliki profil noda yang mirip (Gambar 1). (a) (b) Gambar 1. Kromatogram hasil analisis KLT ekstrak kloroform, (a) hasil farksinasi KKV; (b) fraksinasi gabungan Fraksi B dengan berat 244,3 mg difraksinasi lebih lanjut dengan kromatografi kolom tekan dengan eluen n-heksan, n-heksan : etil asetat, etil asetat dan metanol. Fraksinasi

menghasilkan 42 fraksi yang digabung menjadi 8 fraksi utama. Kristal berwarna putih dengan berat 10,9 mg terbentuk pada fraksi B4. Uji kemurnian melalui analisis dengan KLT menggunakan tiga macam sistem eluen masing-masing memperlihatkan 1 noda yang muncul setelah dibakar seperti pada Gambar 2. (a) (b) (c) Gambar 3. Kromatogram analisis KLT 2 dimensi fraksi B4, (a) UV Short wave; (b) UV Long wave; (c) setelah dipanaskan Fraksi A dengan berat 596 mg difraksinasi lebih lanjut dengan kromatografi kolom tekan dengan eluen n-heksan, n-heksan : etil asetat, etil asetat, aseton dan metanol menghasilkan 28 fraksi utama seperti pada Gambar 4. (a) (b) (c) Gambar 2. Kromatogram analisis KLT fraksi B4, (a) [n-heksan (9) : Etil (1)]; (b) [n- Heksan (8,5) : CHCl3 (1) Metanol (0,5)]; (c) [Aseton (2) : CHCl3 (8)] Selanjutnya, uji kemurnian melalui analisis dengan KLT 2 dimensi dengan eluen [n- Heksan (7) : Etil (3)] juga memperlihatkan satu noda yang muncul setelah dipanaskan (c) tetapi tidak berpendar di bawah lampu UV short wave (a) dan long wave (b) seperti yang terlihat pada Gambar 11 yang mengindikasikan bahwa kristal tersebut merupakan isolat murni yang dinyatakan sebagai senyawa 1. Uji golongan terhadap senyawa ini menunjukkan golongan steroid yang berwarna biru keunguan setelah penambahan asam sulfat dan anhidrida asetat. Gambar 4. Kromatogram analisis KLT fraksi A, [n-heksan (9) : Etil (1)] Fraksi A4 kemudian dilanjutkan dengan rekristalisasi dengan aseton panas. Hasil rekristalisasi fraksi A4 selanjutnya dianalisis KLT dengan eluen Etil (2) : n-heksan (8) dan memperlihatkan noda tunggal (Gambar 5) yang juga didukung oleh hasil pengukuran titik leleh sebesar 67 69 o C. (a) (b) (c) Gambar 5. Kromatogram analisis KLT fraksi A4, (a) UV Short wave;(b) UV Long wave; (c) setelah dipanaskan

Uji Bioaktivitas Ekstrak Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit selama 3 jam diperoleh rata-rata penurunan kadar glukosa darah akibat pengaruh pemberian ekstrak kloroform daun M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. pada Mencit (Mus musculus) jantan yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kadar glukosa darah rata-rata mencit akibat pemberian ekstrak kloroform daun M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. dengan kontrol dan pembanding Kadar Kadar Glukosa Tiap Jam Glukosa Setelah pemberian Laju Perlakuan Setelah Perlakuan Sediaan Uji Penurunan induksi (mg/dl) Kadar glukosa, K (mg/dl. jam) (mg/dl) 1 2 3 Na-CMC 1 % b/v Glibenklamid 0,0195 mg/ml Ekstrak Kloroform M. umbellata 2% b/v 202,00 132,00 141,00 101,67 29,20 237,00 137,00 90,67 73,67 53,63 233,67 136,33 129,67 108,67 38,17 Ekstrak Kloroform M. umbellata 4% b/v Ekstrak Kloroform M. umbellata 6% b/v 248,67 172,67 125,67 105,00 47,80 258,33 129,67 119,67 94,67 50,10 Data dari Tabel 1 diplot dalam diagram sehingga diperoleh profil penurunan kadar glukosa darah mencit sebagai efek pemberian ekstrak kloroform daun M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. yang disertai dengan kontrol negatif dan pembanding seperti terlihat pada Gambar 6. Laju Penurunan Kadar Glukosa Darah (mg/dl.jam) Na-CMC 1 % b/v Glibenklamid 0,0195 mg/ml Ekstrak Kloroform 2 % b/v Ekstrak Kloroform 4 % b/v Ekstrak Kloroform 6 % b/v Gambar 6. Profil penurunan kadar glukosa darah mencit akibat pemberian Ekstrak Kloroform Daun M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. dengan pembanding glibenklamid dan kontrol negatif Na CMC 1% b/v.

Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mg/dl. Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat serta metabolismenya diganggu sedangkan keadaan Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis yang khusus menyangkut metabolisme glukosa di dalam tubuh, tetapi metabolisme lemak dan protein juga terganggu. Pengujian ekstrak kloroform ini dilakukan untuk membuktikan efek farmakologi daun tumbuhan M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. sebagai obat yang dapat mengobati keadaan diabetes dan menentukan dosis optimumnya. Penelitian ini menggunakan ekstrak kloroform dari tanaman tersebut dengan konsentrasi 2%, 4% dan 6% b/v. Suspensi Na CMC 1% b/v digunakan sebagai kontrol negatif dan sebagai kontrol positif digunakan glibenklamid 0,0195 mg/ml. Efek antihiperglikemik ditentukan dengan menggunakan metode toleransi glukosa dan kondisi perlakuan diusahakan agar tetap seragam dengan tujuan untuk mengurangi faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi hasil percobaan. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) yang berjenis kelamin jantan, dalam kondisi sehat dan makanan yang diberikan pada saat adaptasi jenisnya harus sama. Mencit betina tidak digunakan karena sistem hormonalnya tidak stabil dibandingkan dengan mencit jantan. Walaupun demikian, faktor variasi biologis dari hewan uji tidak dapat dihilangkan sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Sebelum perlakuan, mencit terlebih dahulu dipuasakan selama ± 16 jam untuk menghindari pengaruh makanan pada saat dilakukan pengukuran kadar glukosa darah dan untuk meningkatkan kecepatan absorpsi obat dan memudahkan pemberian sediaan secara oral. Sebagai penginduksi naiknya kadar glukosa darah digunakan larutan glukosa 9,0 % b/v diberikan pada mencit 1 jam sebelum perlakuan dengan tujuan untuk menaikkan kadar glukosa darah (kondisi hiperglikemik) sehingga kemampuan menurunkan kadar glukosa dari sampel/sediaan uji dapat diamati secara jelas. Pengukuran kadar glukosa darah pada mencit dilakukan selama 3 jam dengan interval waktu 1 jam. Hal ini berdasarkan literatur yang menyatakan bahwa absorbs glukosa dalam tubuh memerlukan waktu sekitar 30 60 menit dan akan menurun setelah 2 3 jam, maka untuk melihat penurunan kadar glukosa yang lebih jelas digunakan jangka waktu selama 3 jam setelah pemberian sediaan uji (Syachrul, 2010). Setelah dilakukan pengukuran kadar glukosa darah selama 3 jam, dari diagram terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi pemberian ekstrak kloroform M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. maka laju penurunan kadar glukosa darah juga semakin besar. Pengaruh terbesar masih ditunjukkan oleh pemberian pembanding ekstrak kloroform M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. pada konsentrasi 6% b/v. Pembahasan Pada penelitian isolasi metabolit sekunder dari ekstrak kloroform daun M. umbellata dihasilkan 2 senyawa. Dua senyawa tersebut ditentukan strukturnya berdasarkan data spektroskopi IR dan NMR yaitu senyawa 1 yang diduga sebagai senyawa (β-sitosterol) dan senyawa 2 yang diduga merupakan senyawa asam lemak yang memiliki sekitar 25 atom karbon.

Senyawa 1 Senyawa 1 diperoleh dari fraksi B dengan berat 10,9 mg yang menunjukkan positif steroid dengan uji pereaksi Liebermann- Burchard. Senyawa ini tidak berpendar di bawah lampu UV yang menunjukkan bahwa senyawa ini tidak memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Hal ini sesuai dengan spektrum IR (Gambar 7) yang tidak memperlihatkan adanya pita serapan pada daerah 3100-3000 cm-1 (Lambert dkk., 1998) sebagai panjang gelombang untuk gugus aromatik. Data spektrum IR hanya memperlihatkan adanya gugus CH alifatik pada pita serapan daerah 2956, 2926 dan 2852 cm-1 yang didukung oleh adanya serapan pada 1462 dan 1377 cm-1 untuk CH2 dan CH3. Pita serapan pada bilangan gelombang 3444 cm-1 mengidentifikasikan adanya gugus OH yang didukung oleh puncak serapan pada 1058 cm-1 untuk vibrasi ulur C-O. Selain itu terdapat juga serapan pada 1645 cm-1 untuk C=C yang menunjukkan adanya gugus olefin. Gambar 7. Spektrum IR Senyawa 1 105 %T 100 95 90 85 1627.92 1465.90 1448.54 1381.03 1330.88 1049.28 1022.27 958.62 800.46 592.15 80 3452.58 2891.30 2868.15 2850.79 75 70 2954.95 2935.66 65 60 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 Gambar 8. Spektrum IR Senyawa β-sitosterol (Sari, 2011) 500 1/cm

Gugus-gugus fungsi pada Gambar 7 sesuai dengan gugus-gugus fungsi pada senyawa β-sitosterol (Gambar 8). Selain itu, bilangan gelombang pada spektrum IR senyawa 1 juga tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan dengan spektrum IR β-sitosterol yang standar, sehingga senyawa 1 ini diperkirakan senyawa β-sitosterol. HO Gambar 8. Struktur senyawa 1 (β-sitosterol) Senyawa 2 Senyawa 2 dengan berat 29,2 mg berbentuk serbuk berwarna putih dengan titik leleh 67-69 o C. Spektroskopi IR memperlihatkan pita serapan (vmaks) 3448 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus OH yang didukung oleh tekukan C-O pada 1172 cm-1. Daerah 2918 cm-1 dan 2848 cm-1 mengindikasikan adanya gugus C-H alifatik yang didukung oleh tekukan metilen (CH2) dan metil (CH3) pada daerah 1467 cm-1 dan 1379 cm-1. Serapan pada daerah 1636 cm-1 menunjukkan adanya gugus olefin (C=C). Spektrum IR senyawa 2 dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Spektrum IR Senyawa 2 Spektrum 1 H-NMR senyawa 2 (Gambar 10) memperlihatkan 5 puncak. Puncak A dengan pergeseran kimia 0,88 ppm berbentuk triplet adalah CH3 yang berinteraksi dengan karbon yang mengikat 2 proton (CH2). Puncak B dengan pergeseran kimia 1,29 ppm berbentuk multiplet dengan intensitas yang tinggi menunjukkan gugus CH2 yang simetris. Puncak C dengan pergeseran kimia 1,61 ppm berbentuk mulitiplet dan puncak D dengan pergeseran kimia 2,29 ppm berbentuk triplet yang berinteraksi dengan karbon yang terikat pada karbon yang mengikat oksigen. Sedangkan puncak E dengan pergeseran kimia yang jauh dari TMS disebabkan karena gugus ini mengikat oksigen.

B A E D C Spektrum 13 C-NMR senyawa 2 (Gambar 11) memperlihatkan 9 sinyal karbon yang terdiri dari gugus metil dengan geseran kimia 14,31 ppm dan 5 metilen pada geseran kimia 22,89; 25;24; 26,14; 28,86 dan 29,85 ppm, serta 2 gugus metin pada geseran kimia 32,12 dan 34,63 ppm dan juga terdapat karbon yang berikatan dengan gugus OH pada geseran kimia 64,59 ppm. Gambar 10. Spektrum 1 H-NMR Senyawa 2

6 7 2 1 9 8 4 5 3 Gambar 11. Spektrum 13 C-NMR Senyawa 2 Berdasarkan data hasil analisis spektroskopi IR, 1H-NMR, dan 13C-NMR maka dapat diperkirakan bahwa senyawa 2 adalah senyawa asam lemak yang memiliki sekitar 25 atom karbon. KESIMPULAN Dua senyawa dari ekstrak kloroform daun M. umbellata (Houtt.) Stapf var. Degrabrata K. telah diisolasi. Senyawa 1 yang diduga sebagai β-sitosterol dan senyawa 2 diduga sebagai senyawa asam lemak yang memiliki sekitar 25 atom karbon. Ekstrak kloroform dari daun tumbuhan M. umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K. pada konsentrasi 2%, 4% dan 6% memiliki potensi sebagai obat diabetes melitus (antihiperglikemik). Ekstrak kloroform pada konsentrasi 6% (50,10 mg/dl.jam) memiliki efek yang hampir setara dengan efek glibenklamid 0,0195 mg/ml (53,63 mg/dl.jam) yang digunakan sebagai pembanding. DAFTAR PUSTAKA 1. Erwin, 2010, Penentuan Struktur Molekul Isolat Kayu Batang Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. degrabrata K (Paliasa), Disertasi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Makassar. 2. Heyne K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, Terjemahan Oleh Balit Bang Kehutanan, Yayasan Sarana Warna Jaya, Jakarta.

3. Lalo dan Tayeb, 2003, Efek ekstrak metanol paliasa jenis Kleinhovia hospita, Melochia umbellata var. degrabrata dan Melochia umbellata var. visenia terhadap fungsi hati mencit yang diinduksi dengan karbon tetraklorida, Majalah Farmasi dan Farmakologi, 8(2), 25-32. 4. Lambert, J.B., Gronert, S., Shurvell, H.F., dan Lightner, D.A., 1998, Organic Structural Spectroscopy Second Edition, Pearson, United States. 5. Nuvita, T., 2006, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Paliasa Terhadap Radikal Bebas Penyebab Penyakit Degeneratif, Tesis tidak diterbitkan, Makassar: Program Studi Biomedik/Farmakologi PPS UNHAS. 6. Purwaningsih, E., 2010, Isolasi Senyawa Pada Fraksi Kloroform Kulit Akar Tumbuhan Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) dan Uji Aktivitas Antibakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia dan Escherichia coli, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar. 7. Raflizar, Adimunca, C., dan Tuminah, S., 2006, Dekok Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) Sebagai Obat Radang Hati Akut, Cermin Dunia Kedokteran, 50, 10-14. 8. Ridhay, A., 2012, Isolasi, Penentuan StrukturMolekul, dan Uji Bioaktivitas Metabolit Sekunder dari Kayu Akar Melochia umbellate (Houtt.) Stapf var. degrabrata K., Disertasi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Makassar. 9. Sari, N., 2011, Isolasi Metabolit Sekunder dari Fraksi Ekstrak n-heksan Kayu Akar Tumbuhan Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) yang Aktif Terhadap Larva Udang Artemia Salina Leach, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar. 10. Soekamto, N.H., Alfian, N., Iwan, D, Rudiyansyah dan Merry, G., 2008, Coumarin and Steroid Compound from Stem Bark of Kleinhovia hospita Linn., Proceeding on the International Seminar on Chemistry 2008, The Role of Chemistry in The Utilization of Natural Resources, Bandung, 30-31 October. 11. Syahrul, E., 2010, Uji Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Tumbuhan Kaluku-kaluku (Biophytum reinwardtii (Zucc.) Klotzoch) pada Mencit (Mus musculus), Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar.