PENGARUH DIOXIN TERHADAP ENDOMETRIOSIS Oleh : Dr Hj. Putri Sri Lasmini, SpOG(K)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal.

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS

Bab 1 PENDAHULUAN. Preeklampsia-eklampsia sampai saat ini masih merupakan the disease of

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi

BAB VI PEMBAHASAN. cedera abrasi menyerupai dengan cedera peritoneum saat operasi abdomen..

BAB I PENDAHULUAN. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan endometriosis dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Gambar 4. Grafik Pertambahan Bobot Badan Tikus

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

BAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan tumbuhnya jaringan endometrium (stroma dan kelenjar) di luar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

Tugas Biologi Reproduksi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

PERANAN DIOXIN DAN ZAT SEPERTI DIOXIN DALAM PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS. Ichnandy AR, Andon H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang umum dijumpai laki-laki usia muda di banyak negara. Keganasan

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Terjadinya diabetes melitus ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

I. PENDAHULUAN. dunia, menurut Arthritis Research UK (2013) osteoartritis dapat mempengaruhi

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. 8,7% di tahun 2001, dan menjadi 9,6% di tahun

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dapat mengalami keluhan gatal, nyeri, dan atau penyakit kuku serta artritis

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang. masih menjadi masalah di negara tropis dan subtropis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN. berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh kompensasi anti-inflamasi atau fenotip imunosupresif yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. Late-onset hypogonadism (LOH) atau andropause secara klinis dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

GASTROPATI HIPERTENSI PORTAL

BAB I PENDAHULUAN. kematian maternal (maternal mortality). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB I PENDAHULUAN. sebasea yang dapat dialami oleh semua usia dengan gambaran klinis yang bervariasi antara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

PENDAHULUAN. adanya hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini. dapat dijumpai 5-8 % dari semua wanita hamil diseluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) adalah penyakit paru kronik

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tahun yang lalu oleh Rokitansky sebagai adanya kelenjar epitel dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Cedera otot merupakan salah satu penyebab morbiditas dan penurunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB I PENDAHULUAN. negara karena serangan Jantung. Salah satu penyakit yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN. Sel Leydig merupakan sel berbentuk poligonal dan. berukuran besar, terletak di interstisial testis (Ross

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

Transkripsi:

PENGARUH DIOXIN TERHADAP ENDOMETRIOSIS Oleh : Dr Hj. Putri Sri Lasmini, SpOG(K) Abstrak Endometriosis adalah masalah ginekologi yang sering ditemui, namun penyebab pastinya belum diketahui. Penelitian pada binatang (non human primates) menunjukkan bahwa paparan oleh dioxin 2,3,7,8- tetrachlorodibenzo-pdioxin (TCDD) berhubungan dengan peningkatan prevalensi dan keparahan penyakit. Penelitian lain menunjukkan bahwa dioxin-like compound juga memiliki efek seperti dioxin. TCDD dan dioxin-like PHAHs diduga mempunyai efek dalam patofisiologi endometriosis melalui beberapa mekanisme : Aktifasi pro-carcinogen, gangguan sintesis dan metabolisme estradiol, gangguan produksi proinflammatory growth factor atau sitokin dan Mis-ekspresi enzimenzim remodeling jaringan. Kata Kunci: endometriosis; polusi lingkungan; dioxin; TCDD; PCBs; dioxin-like compound Pendahuluan Penderita endometriosis mengeluhkan keluhan yang bervariasi dengan keluhan nyeri perut bawah sebagai keluhan utama. Endometriosis bertanggung jawab terhadap lebih dari 100.000 kejadian histerektomi setiap tahun. Permasalahan sekarang adalah adanya fakta bahwa penyakit ini meningkat pada penderita usia muda. Diperkirakan bahwa insiden endometriosis meningkat tinggi sejak Perang Dunia II. Sebelum tahun 1921, hanya ada 20 laporan kejadian endometriosis ini pada literarur diseluruh dunia. Endometriosis terjadi apabila endometrial-like tissue mulai tumbuh pada tempat yang tidak seharusnya, bisa pada rongga abdomen atau rongga pelvik, namun kadang juga bisa tumbuh di paru, lengan atau tempat lain. Pertumbuhan jaringan ini juga dipengaruhi oleh sinyal hormonal pada siklus menstruasi, tumbuh dan meluruh setiap bulan. Berbeda dengan darah menstruasi dalam kavum uteri yang bisa dikeluarkan selama proses menstruasi, sisa jaringan endometrium pada endometriosis tidak mempunyai muara keluar. Sehingga menimbulkan internal bleeding, inflamasi dan masalah lainnya. Ada 4 hal yang masih menjadi pertanyaan terhadap endometriosis : 1. Bagaimana bisa jaringan endometrium pada kavum uteri bisa tumbuh pada tempat lain? Satu hipotesa yang menerangkan hal ini adalah bahwa jaringan endometrium terbawa oleh aliran balik darah haid ke dalam rongga abdomen atau melalui aliran darah atau aliran limfe dan tumbuh pada tempat yang lebih jauh. 2. Kenapa sistim imun tidak mampu mencegah jaringan endometriosis tersebut untuk tumbuh dan berkembang?. Penelitian terakhir menemukan bahwa penderita endometriosis ternyata juga mengalami gangguan sistim imun, sehingga dianggap disfungsi sistim imun merupakan penyebab awal terjadinya 3. Kenapa sebagian wanita bisa menderita endometriosis berat sementara wanita lain tidak sama sekali?. Kemungkinan faktor herediter sebagai faktor resiko endometriosis, melibatkan multipel gen, namun faktor lingkungan juga mungkin berpengaruh. Dari percobaan pada kera Rhesus dan tikus rodentdioxin meningkatkan resiko terjadinya 4. Kenapa terjadi perubahan pola kejadian endometriosis setelah jangka waktu yang lama?. Seperti dinyatakan sebelumnya bahwa insiden endometriosis lebih banyak saat ini dibanding dengan pertengan abad ke-20 dan data juga menunjukkan bahwa onset kejadian endometriosis menjadi lebih dini dan lebih berat. Dioxin and Dioxin-like Compounds Beberapa penelitian terbaru menduga bahwa 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-pdioxin (TCDD) dan dioxin-like compounds mempunyai peranan penting

dalam patogenesis TCDD adalah bentuk utama polyhalogenated aromatic hydrocarbons (PHAHs. Kelompok PHAH terdiri atas polychlorinated dibenzo-p-dioxins (PCDDs), dibenzofurans (PCDFs), dan biphenyls (PCBs). Mekanime kerja TCDD dan dioxin like compound diperantarai oleh reseptor aryl hydrocarbon (AhR), suatu helix-loop-helix transcription factor. Setelah terjadi ikatan ligan dengan reseptor, maka komplek ini akan ditranslokasikan ke nukleus melalui AhR nuclear translocator (ARNT), tempat terjadinya ikatan DNA, dan proses transkripsi dimulai. Gen yang berperan adalah Sitokrom P-450, serta gen-gen yang berperan dalam proses pertumbuhan, diferensiasi sel, dan inflamasi. Senyawa yang menyerupai dioxin dapat memperkuat efek kerja senyawa dioxin melalui ikatan khusus dengan AhR serta potensinya tergantung afinitas AhR, sehingga senyawa-senyawa ini tetap dimasukkan kedalam kelompok dioxin. TCDD dan dioxin like PCDDs dan PCDFs adalah hasil sampingan dari Industri dan proses pembakaran. Sementara PCBs telah digunakan secara luas pada produk komersil. Dioxin tahan terhadap proses degradasi, dan karena sifatnya yang lipofilik, maka dioxin akan terakumulasi pada penghuni tingkat tertinggi rantai makanan. Dalam populasi yang besar, tampaknya sumber kontaminasi TCDD dan PHAHs adalah dari memakan makanan yang tercemar dengan zat tersebut, namun paparan langsung mungkin terjadi selama perang atau akibat paparan ditempat industri. Di negara maju paparan oleh PHAHs menimbulkan kadar TCDD didarah mencapai 1 sampai 5 part per triliun. Meskipun efek toksik TCDD pada binatang sudah jelas namun pengaruhnya pada manusia masih belum diketahui. Sehingga diambil suatu kesimpulan bahwa peningkatan konsentrasi TCDD dan dioxin-like compound dalam darah dan jaringan mungkin ikut berperan dalam patogenesa penyakit yang mengganggu sistim endokrin dan sistim imun pada hewan coba dan manusia, dan salah satu penyakti tersebut adalah endometriosis

Mekanime Dioxin dan Dioxin Like Compound Dalam Patogenesa Endometriosis TCDD dan dioxin-like PHAHs dipercaya mempunyai efek dalam patofisiologi endometriosis melalui mekanisme: 1. Aktifasi pro-carcinogen 2. Gangguan sintesis dan metabolisme estradiol 3. Gangguan produksi proinflammatory growth factor atau sitokin 4.Mis-ekspresi enzim-enzim remodeling Penelitian terakhir pada tikus dengan defisiensi AhR, didapatkan bahwa AhR dan gen pengatur AhR memiliki peranan penting pada pembentukan sistim imun, serta pada keberhasilan reproduksi dan pertahanan terhadap benda asing. Penelitian pada hewan coba lain menemukan gen pengatur AhR ini terdapat dalam endometrium. Pada kelinci, terjadi perubahan mrna AhR selama proses proinflamasi, implantasi dan kehamilan. Protein AhR ini terdeteksi pada uterus manusia serta endometrium ektopik dan mrna dari AhR serta ARNT diekspresikan dari jaringan ini baik pada penderita endometriosis atau tidak. Pemberian TCDD pada endometrium manusia meningkatkan ekspresi AhR mrna dan mrna dari gen P-4501 A1. Pada endometriosis ovarium, ekspresi mrna AhR meningkat sampai 8,7 kali lipat dibanding dengan endometrium normal. Dari penelitian-penelitian tersebut diduga bahwa endometrium hewan dan manusia adalah target organ dari mekanisme kerja dioxin. Salah satu mekanismenya adalah melalui perangsangan produksi estrogen yang abnormal di endometrium. Sel-sel endometrium menunjukkan peningkatan ekspresi P-450 aromatase, yang artinya bahwa lesi endometriosis tersebut mampu mensintesis estrogen sendiri secara de novo. Pada penderita endometriosis berat yang telah menopause dan gagal dengan terapi konvensional, lesi bisa mengalami regresi setelah pengobatan dengan aromatase inhibitor. Sehingga diduga bahwa dioxin menyebabkan endometriosis melalui induksi ekspresi isoenzim P-450 dan peningkatan estrogen cathecol, akibatnya terjadi chronic exposure. Disamping itu efek inflamasi dari dioxin juga mempunyai peranan dalam patogenesa Pertumbuhan dan remodeling endometrium dipengaruhi oleh hormon sex melalui mediator yang dihasilkan oleh sel imun dan endokrin, seperti sitokin proinflamasi (IL-1, IL-6, TNFα, INFγ), transforming growth factor (TGFα, TGFβs) dan enzim remodeling (MMPs). Adanya disregulasi sistim imun dalam membersihkan dan mencegah pertumbuhan sel endometrium dari aliran balik menstruasi ke rongga abdomen, dipercaya mendasari terjadinya pertumbuhan endometrium ektopik. Mediator inflamasi ini diketahui meningkat pada penderita TCDD dan dioxin-like PHAHs menyebabkan endometriosis melalui chronic stimulation dari sitokin proinflamasi, dimana diketahui sitokin proinflamasi ini terlibat dalam proses endometrial remodeling, proliferasi dan kematian sel. Diantara banyak sitokin proinflamasi, diduga kuat yang terlibat banyak dengan dioxin adalah TNFα. Pemberian TCDD dan TNFα pada tikus rodent meningkatkan respon inflamsi leukosit dan infiltrasi makrofag dan netrofil kedalam rongga abdomen akibat adanya antigen. Reaksi inflamasi peritoneum yang berlebihan akibat TCDD bisa dihambat dengan menetralisasi aktifitas TNF. Paparan akut TCDD pada tikus rodent meningkatkan produksi TNFα oleh sel leukosit peritoneum dan sel leukosit perifer. Pada penderita endometriosis leukosit peritoneal teraktifasi dan sekresi TNFα dan IL-6 meningkat. Sel endometrium ektopik penderita endometriosis menunjukkan

pola ekspresi IL-6 dan IFNc yang berbeda dari normal. Dalam cairan peritonem penderita endometriosis didapatkan peningkatan kadar mediator inflamasi, chemotactic dan neo-vascularization factor seperti TNFα, IL-6, IL-8, MCP-1 dan VEGF. Sel endometrium ektopik ini mempunyai kemampuan memproduksi protein TNF, hal ini diketahui dari jaringan endometriosis ini ternyata memproduksi banyak TNFα converting enzyme. TNFα ini mempermudah terjadinya adhesi sel endometrium ektopik ini pada sel mesothelium peritonium serta merangsang proses angiogenesis. Oleh karena itu diperkirakan kerja TCDD pada sel leukosit perifer, leukosit peritonium dan leukosit endometrial dengan memberikan perangsangan kronik, sehingga terjadi peningkatan produksi TNFα dan mediator lainnya dalam jangka yang lama. Akibatnya adalah terjadi adhesi, neovaskularisasi dan proliferasi sel Dioxin meningkatkan produksi TNFα melalui induksi inflamatory cytokine network. Jadi dapat disimpulkan hubungan paparan dioxin, endometriosis berat, dan penurunankemampuan sistim imun dalam mengeliminasi sisa retrograde menstruation dan selanjutnya sel-sel tersebut berimplantasi dan tumbuh. Hipotesa lainnya tentang terjadinya endometriosis adalah melalui perubahan proses remodeling jaringan. Pada percobaan tikus didapatkan pemberian estrogen meningkatkan pertumbuhan sel endometriosis ini dan pemberian progesteron malah sebaliknya. Progesteron bekerja dengan menghambat ekspresi MMP. Pemberian TCDD bersamaan dengan estrogen meningkatkan jumlah dan besar lesi Namun penambahan progesteron pada keadaan ini tidak memberikan efek penghambatan tumbuhnya lesi serta ekspresi MMP. Fakta ini menunjukkan bahwa progesteron mempunyai peranan dalam pengaturan MMP ini pada sel endometrium, dan TCDD tampaknya mengganggu fungsi progesteron ini. Proses awal terjadinya endometriosis belum diketahui, namun kenyataan bahwa pengaruh dioxin yang jelas terhadap sitokin proinflamasi mengundang dugaan bahwa dioxin ikut berperan pada terjadinya Percobaan pada hewan ataupun secara in vitro mengungkapkan terjadinya perubahan sitokin peritoneal. Teraktifasinya inflamatory cytokine network ini diluar uterus merangsang COX-2 dan peningkatan PGE2 pada sel endometrium ektopik ini. Hasil akhir dari semua proses diatas adalah chronic localized estrogen production, penekanan fungsi progesteron, mixexpression dari enzym remodeling, munculnya aktifitas matrix metalloproteinases (MMP),dan perpanjangan usia sel Proses inflamasi kronik menyebabkan pembentukan lesi melalui pengaktifan mediator adhesi, neo-vascularisation dan keterlibatan leukosit. Sel-sel endometriosis ini akan terus tumbuh dan menyebar akibat adanya hambatan proses apoptosis dan penekanan aktifitas sitolitik dari leukosit. Peningkatan sensitifitas reseptor nyeri karena peningkatan prostaglandin dan terjadinya fibrosis mendasari terjadinya nyeri pelvis, adhesi dan infertilitas pada KESIMPULAN Endometriosis masih menjadi masalah ginekologi yang penyebab pastinya belum diketahui serta berhubungan dengan tingginya angka morbiditas. Fakta-fakta dari hasil penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa endometriosis mempunyai hubungan yang erat dengan paparan oleh TCDD dan dioxin-like PCB. Hasil penelitian terakhir memperkirakan bahwa TCDD menyebabkan endometriosis melalui modulasi sistim imunitas dan fungsi endokrin, namun bagaimana mekanisme pastinya masih belum jelas. Data-data hasil penelitian yang menyokong hipotesis bahwa paparan oleh TCDD dan dioxin-like PCB mengarah pada terjadinya endometriosis melalui perangsangan terjadinya inflamasi

kronik yang mengakibatkan peningkatan produksi estrogen dan gangguan fungsi progesteron dalam mengatur proses remodeling jaringan, dimana pada keadan normal progesteron akan mengahambat terjadinya Referensi 1. Kogevinas M. Human health effects of dioxins: cancer, reproductive and endocrine system effects Human Reproduction Update, Vol.7, No.3 pp. 331±339, 2001 2. Steenland K, Deddens J, dan Piacitelli L. Risk Assessment for 2,3,7,8 Tetrachlorodibenzo-p-Dioxin (TCDD) based on an Epidemiologic Study American Journal of Epidemiology Vol. 154, No. 5. 2001 3. Yu J, et al. Combination of estrogen and dioxin is involved in the pathogenesis of endometriosis by promoting chemokine secretion and invasion of endometrial stromal cells. Human Reproduction Vol.23, No.7 pp. 1614 1626, 2008. 4.Pauwels A, et al. The risk of endometriosis and exposure to dioxins and polychlorinated biphenyls: a case control study of infertilewomen. Human Reproduction Vol.16, No.10 pp. 2050 2055, 2001 5.Mayani1A, et al. Dioxin concentrations in women with Human Reproduction vol.12 no.2 pp.373 375, 1997