BAB VI IMPLEMENTASI MODUL STUDI WARNER-PRESTON DAN INSTRUMENTASI PENGAMATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KONVERSI BAHASA PEMROGRAMAN DAN DESAIN ANTARMUKA SISTEM PAKAR ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN

BAB III METODOLOGI. III.1 Acuan Pengembangan Program

BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN,

Dokumen Kurikulum Program Studi : S3 Teknik Lingkungan. Lampiran I

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

KONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Utama untuk berkembang pesat dalam pembangunan dan kualitas suatu proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 1970an penelitian awal image retrieval dilakukan dengan

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor-sektor lain serta pemicu pertumbuhan wilayah, peranan

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROYEK AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk men

BAB III METODE PENELITIAN

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN PROPER

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KUESIONER SURVEY UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGADAAN JASA PELAKSANA KONSTRUKSI BIDANG KE-PU-AN

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

FORMAT PELAPORAN PEMANTAUAN EMISI DAN KONDISI DARURAT PENCEMARAN UDARA KEGIATAN DAN/ATAU USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

ABSTRAK. Keywords : Data Mining, Filter, Data Pre-Processing, Association, Classification, Deskriptif, Prediktif, Data Mahasiswa.

Materi 2: Pengertian. Akuntansi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produktivitas telah menjadi hal yang sangat penting

ANALISIS SISTEM TAHAP ANALISIS SISTEM

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Globalisasi perekonomian menimbulkan pencemaran dan memunculkan kepedulian terhadap lingkungan. ISO mengembangkan standar spesifik lingkungan bagi

Pengembangan Sistem Informasi Materi Minggu ke 4 TAHAP ANALIS SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

Manfaat Pohon Keputusan

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2010 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Pemantauan. Lingkungan Hidup.

BAB I BAB 1. PENDAHULUAN

PROTOTYPING. Rima Dias Ramadhani

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

MENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cabai. Berdasarkan dari sisi produsen, akhir-akhir ini usaha tani cabai mengalami

Tugas Data Warehouse. Kebutuhan Bisnis untuk Gudang Data. (Warehouse)

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG

BAB VI AUDIT LINGKUNGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL 3. View PRAKTIKUM BASIS DATA LANJUT TEKNIK PERANGKAT LUNAK UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE

REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) BERBASIS RULE (RULE-BASED) DALAM MENGANALISA KEKURANGAN VITAMIN PADA TUBUH MANUSIA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

Taryana Suryana. M.Kom

Mochammad Eko S, S.T Pertemuan 2 (Proses Pengambilan Keputusan) - Mochammad Eko S, S.T 01/03/2013 1

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi jumlah citra dijital yang dapat diakses oleh pengguna. Basis data citra

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model EIS yang sesuai bagi lingkungan organisasi sekolah menengah atas, maka

Arti Statistik Dan Pengumpulan Data

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI INDUSTRI RAYON. Beban Emisi Maksimum 1 Carbon Disulfide Kg/ Ton Fiber 115.

BAB III METODE PENELITIAN

Perancangan Sistem Keamanan Alternatif E-KTP Menggunakan Berbagai Algoritma Kriptografi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Transkripsi:

BAB VI IMPLEMENTASI MODUL STUDI WARNER-PRESTON DAN INSTRUMENTASI PENGAMATAN 6.1. Basis Pengetahuan Metodologi AMDAL Dalam penyusunan laporan AMDAL, semua faktor lingkungan harus dimasukkan dalam analisa dampak secara komprehensif. Akibat rumitnya interaksi antar faktor-faktor lingkungan yang ada, analisa dampak juga membutuhkan metodologi yang tepat guna dan efektif. Dalam perkembangannya, telah banyak sekali metodologi yang dipergunakan dalam proyek-proyek AMDAL, sehingga telah berkembang pula metode perbandingan dan klasifikasinya. Basis pengetahuan yang disusun pembuat program merupakan implementasi dari studi perbandingan yang dilakukan oleh Warner dan Preston. Implementasi dilakukan dengan mempertimbangkan empat komponen utama penilaian dampak. Seperti yang telah dibahas pada teori dasar, komponen-komponen ini adalah identifikasi dampak, pengukuran dampak, interpretasi, serta komunikasi. Dalam studi Warner-Preston, metodologi-metodologi diperiksa dengan serangkaian pertanyaan. Semua pertanyaan tersebut hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak untuk menilai kriteria pendukung komponen penilaian tersebut. Untuk identifikasi dampak, kriteria yang menjadi penilaian merupakan komprehensivitas, spesifisitas, isolasi dampak, konsiderasi waktu, serta sumber data. Kriteria-kriteria ini dijawab dengan kriteria-kriteria yang dicantumkan pada tabel 6.1. Untuk pengukuran dampak, yang dijadikan kriteria merupakan indikator eksplisit, angka dampak, serta objektivitas. Kriteria ini dicantumkan pada tabel 6.2. Untuk interpretasi dampak, kriteria penilaian yaitu signifikansi, kriteria eksplisit, ketidakyakinan, resiko, perbandingan dengan alternatif, agregasi, serta keikutsertaan masyarakat umum. Pertanyaan-pertanyaan

kriteria ini dicantumkan pada tabel 6.3. Untuk komunikasi dampak, kriteria yang ada termasuk kelompok yang terkena dampak, deskripsi setting lingkungan, format penyingkatan, isu-isu utama, serta kesesuaian dengan standar NEPA. Pertanyaanpertanyaan untuk kriteria-kriteria ini didaftar pada tabel 6.4. Tabel 6.1. Pertanyaan untuk identifikasi dampak Kriteria Pertanyaan Komprehensivitas Apakah metodologi ini mempertimbangkan semua dampak secara keseluruhan? Spesifisitas Isolasi dampak Konsiderasi waktu Sumber data Apakah parameter-parameter lingkungan yang digunakan cukup spesifik? Apakah metode ini menyarankan teknik-teknik identifikasi dampak proyek? Apakah metode ini membedakan dampak tahap konstruksi dengan dampak tahap operasional? Apakah metode ini membutuhkan identifikasi sumber data? Tabel 6.2. Pertanyaan untuk pengukuran dampak Kriteria Pertanyaan Indikator eksplisit Apakah metode ini menyarankan indikator terukur spesifik untuk kuantifikasi dampak? Magnitudo Apakah metode ini mengharuskan adanya penentuan angka dampak? Objektivitas Apakah metode ini menekankan pengukuran obyektif, dan tidak menyarankan pengukuran subjektif? VI.2

Tabel 6.3. Pertanyaan untuk interpretasi dampak Kriteria Pertanyaan Signifikansi Apakah metode ini membutuhkan sebuah penilaian kepentingan dalam skala lokal, regional, serta nasional? Kriteria eksplisit Apakah metode ini membutuhkan penyataan eksplisit mengenai kriteria dan asumsi yang dipakai? Ketidakyakinan Apakah metode ini memperhitungkan ketidakyakinan proyeksi dampak? Resiko Perbandingan alternatif Agregasi Keterlibatan publik Apakah metode ini berfokus pada dampak dengan kemungkinan kejadian yang kecil namun potensi perusakan yang besar? Apakah metode ini menyediakan cara untuk membandingkan alternatif-alternatif yang ada? Apakah metode ini menyediakan cara untuk agregasi informasi dalam pengukuran serta interpretasi dampak? Apakah metode ini menyediakan cara agar masyarakat dapat memberikan masukan dalam interpretasi dampak? Tabel 6.4. Pertanyaan untuk komunikasi dampak Kriteria Kelompok terkena dampak Deskripsi setting lingkungan Pertanyaan Apakah metode ini menghubungkan dampak dengan kelompok manusia yang paling terkena dampak? Apakah metode ini membutuhkan deskripsi setting lingkungan yang jelas? Format penyingkatan Apakah metode ini melingkupi format penyingkatan yang disarankan? Isu-isu utama Kesesuaian dengan NEPA Apakah metode ini menyarankan cara untuk menggarisbawahi isu-isu atau dampak utama? Apakah metode ini sesuai dengan standar yang diberikan NEPA? VI.3

Hasil dari interaksi pengguna dengan sistem pakar adalah penilaian bagi keempat komponen penilaian dampak tersebut. Evaluasi ini berupa huruf L untuk nilai tertinggi (sangat baik), S untuk nilai moderat (kurang sesuai), serta N untuk nilai rendah (tidak sesuai standar). Huruf L diberikan bila pengguna menjawab ya untuk kedua pertanyaan yang diberikan mengenai komponen tersebut. Huruf S diberikan bila pengguna menjawab ya untuk salah satu pertanyaan. Sedangkan, huruf N diberikan bila pengguna menjawab tidak untuk kedua pertanyaan. Masing-masing kriteria ini harus disimpulkan jawabannya dari program komputer eksisting. Berikut dibahas cara modul Warner- Preston mendapatkan jawaban dari interaksi pengguna dan sistem. 6.1.1. Identifikasi Dampak Dalam kumpulan kriteria identifikasi dampak, kriteria komprehensivitas merupakan kriteria yang didapat dari akumulasi dampak teranalisis. Dalam tiap kali looping program utama, sistem pakar akan menganalisis dampak penting sesuai data-data yang didapat dari pengguna. Jumlah dampak yang didapatkan oleh program utama diakumulasi oleh modul Warner-Preston dalam sebuah variabel. Pada akhir running keseluruhan program, variabel tersebut dikonversi menjadi nilai N, S, atau L. Kriteria spesifisitas memeriksa apakah parameter lingkungan yang digunakan cukup spesifik. Kriteria ini merupakan perbandingan antara jumlah komponen lingkungan yang teramati dengan dampak yang teranalisis. Dalam looping program utama, pengguna dapat memeriksa komponen-komponen lingkungan pada area proyek. Jumlah komponen lingkungan yang diamati dicatat oleh modul Warner-Preston dan diakumulasi dalam sebuah variabel. Pada akhir pelaksanaan program, variabel ini dibandingkan dengan jumlah dampak yang teramati, kemudian dikonversi menjadi nilai N, S, dan L. Kriteria isolasi dampak merupakan kriteria yang berhubungan erat dengan teknikteknik identifikasi dampak proyek. Kriteria ini tidak terdapat pada program utama, karena merupakan kriteria eksternal yang telah diputuskan sebelum program dibuat. Sehingga, VI.4

demi mendapatkan jawaban untuk kriteria ini, penyusun menambahkan sebuah pertanyaan eksplisit dalam modul Warner-Preston. Kriteria konsiderasi waktu mempertanyakan apakah metode yang dipakai dapat membedakan tahap-tahap kemunculan dampak. Dampak dapat muncul dalam tahap konstruksi maupun pada tahap operasional. Kriteria ini tidak terdapat pada program utama. Namun, kriteria ini dapat diimplementasikan dalam sebuah basis data. Penyusun menambahkan basis data konsiderasi waktu yang membedakan antara aktivitas yang terjadi pada tahap konstruksi, pada tahap operasional, dan tak terbedakan tahapnya. Modul Warner-Preston mengakumulasi jumlah aktivitas yang jelas penahapannya, kemudian dikonversi menjadi nilai N, S, dan L. Kriteria sumber data memeriksa apakah metode membutuhkan identifikasi sumber data. Tidak seperti kriteria-kriteria sebelumnya, kriteria ini tidak bervariasi dalam tiap running program. Modul utama program telah memiliki sumber data yang jelas dan sudah teridentifikasi. Sehingga, modul Warner-Preston akan selalu memberikan nilai L untuk kriteria ini. Tiap kriteria yang terukur oleh modul serta variabel dalam program utama yang dipergunakan untuk menjawabnya dapat terlihat pada tabel 6.5. Tabel 6.5. Pertanyaan untuk identifikasi dampak serta variabel dalam program Kriteria Pertanyaan Variabel yang Diakumulasi Komprehensivitas Spesifisitas Isolasi dampak Konsiderasi waktu Sumber data Apakah metodologi ini mempertimbangkan semua dampak secara keseluruhan? Apakah parameter-parameter lingkungan yang digunakan cukup spesifik? Apakah metode ini menyarankan teknik-teknik identifikasi dampak proyek? Apakah metode ini membedakan dampak tahap konstruksi dengan dampak tahap operasional? Apakah metode ini membutuhkan identifikasi sumber data? Dampak yang teranalisis pada interaksi program dan pengguna. Perbandingan jumlah komponen lingkungan serta dampak yang teranalisis. Pertanyaan eksplisit pada pengguna. Skor dari database konsiderasi waktu, dihubungkan dengan aktivitas. Jawaban selalu "ya". VI.5

6.1.2. Pengukuran Dampak Dalam kelompok kriteria pengukuran dampak, kriteria indikator eksplisit merupakan kriteria yang mempertanyakan spesifisitas metode dalam penyaranan indikator spesifik untuk kuantifikasi dampak. Modul utama program tidak memiliki basis data yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan ini. Selain itu, indikator-indikator terukur spesifik berbeda-beda untuk setiap aspek analisis dampak, sehingga kurang efektif bila dibuat basis datanya. Modul Warner-Preston akan memberikan pertanyaan eksplisit pada pengguna untuk mendapatkan nilai N, S, dan L. Kriteria magnitudo merupakan kriteria yang berhubungan dengan penentuan angka dampak. Kriteria ini selalu mendapatkan jawaban "Ya", karena sistem ESC mempergunakan angka dampak dalam analisisnya. Nilai yang diberikan modul Warner- Preston adalah nilai L. Kriteria objektivitas adalah kriteria yang mempertanyakan objektivitas pengukuran dari metode tersebut. Hal ini berhubungan erat dengan teknik observasi dan instrumentasi yang digunakan dalam pengukuran dampak. Sehingga, skor objektivitas dapat disimpulkan dari basis data teknik observasi dan instrumentasi yang telah ditambahkan oleh penyusun. Tiap kriteria yang terukur oleh modul serta variabel dalam program utama yang dipergunakan untuk menjawabnya dapat terlihat pada tabel 6.6. Tabel 6.6. Pertanyaan untuk pengukuran dampak serta variabel dalam program Kriteria Pertanyaan Variabel yang Diakumulasi Indikator eksplisit Apakah metode ini menyarankan indikator terukur spesifik untuk kuantifikasi dampak? Magnitudo Apakah metode ini mengharuskan adanya penentuan angka dampak? Objektivitas Apakah metode ini menekankan pengukuran obyektif, dan tidak menyarankan pengukuran subjektif? Pertanyaan eksplisit kepada pengguna. Skor magnitudo dari database teknik observasi dan instrumentasi. Skor akurasi alat dari database teknik observasi dan instrumentasi. VI.6

6.1.3. Interpretasi Dampak Dalam kelompok kriteria interpretasi dampak, kriteria signifikansi merupakan kriteria yang memeriksa apakah metode tersebut membutuhkan penilaian kepentingan dalam skala lokal, regional, serta nasional. Hal ini tidak terdapat dalam modul program utama, sehingga penyusun harus menambahkan sebuah pertanyaan (query) eksplisit pada pengguna. Kriteria eksplisit mempertanyakan apakah metode ini memperhitungkan pernyataan eksplisit mengenai kriteria dan asumsi yang dipakai. Pada intinya kriteria ini berhubungan dengan eksplisitnya deklarasi data dalam basis pengetahuan. Program ESC belum memiliki interrelasi yang sesuai untuk menjawab pertanyaan ini, sehingga penyusun menciptakan sebuah basis data tambahan yang berhubungan dengan kriteria dan asumsi. Basis data ini menghubungkan segala aktivitas industri semen dengan jumlah kriteria dan asumsi yang dipakai. Kriteria ketidakyakinan merupakan kriteria yang memeriksa bila metode yang digunakan memperhitungkan ketidakyakinan proyeksi dampak. Program ESC memiliki kriteria yang baik untuk mendeteksi ketidakyakinan proyeksi dampak. Selain itu, dengan penambahan modul Warner-Preston, ketidakyakinan proyeksi dampak dapat lebih diperiksa lagi. Sehingga, kriteria ini selalu mendapatkan jawaban "Ya". Kriteria resiko memeriksa apakah metode tersebut mempertimbangkan resiko dampak yang terjadi. Dampak yang dipertimbangkan khususnya menyangkut segala dampak yang kemungkinan kejadiannya kecil namun potensi pengrusakannya besar. Untuk mencari jawaban untuk kriteria resiko ini, modul Warner-Preston memeriksa angka dampak yang bersangkutan, kemudian diakumulasi. Kriteria agregasi informasi berhubungan dengan kemampuan sebuah metode melakukan agregasi informasi yang berhubungan dengan pengukuran serta interpretasi dampak. Sehingga, dalam sebuah sistem pakar, hal ini berhubungan erat dengan kemampuan sistem tersebut membuat laporan komprehensif. Sistem pakar ESC-2 VI.7

memiliki kemampuan membuat laporan singkat mengenai keseluruhan interaksi program dan pengguna. Sehingga, jawaban untuk pertanyaan ini selalu "Ya". Kriteria keterlibatan publik berhubungan dengan kemampuan masyarakat memberikan masukan dalam interpretasi dampak. Karena mekanisme ini belum ada dalam ESC-1, serta tidak diimplementasikan dalam ESC-2, maka jawaban pertanyaan ini selalu "Tidak". Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa keterlibatan publik dapat menjadi fitur yang baik untuk diimplementasikan dalam versi program selanjutnya. Tiap kriteria yang terukur oleh modul serta variabel dalam program utama yang dipergunakan untuk menjawabnya dapat terlihat pada tabel 6.7. Tabel 6.7. Pertanyaan untuk interpretasi dampak serta variabel dalam program Kriteria Pertanyaan Variabel yang Diakumulasi Signifikansi Apakah metode ini membutuhkan sebuah penilaian kepentingan dalam skala lokal, regional, serta nasional? Pertanyaan eksplisit pada pengguna. Kriteria eksplisit Apakah metode ini membutuhkan pernyataan mengenai kriteria dan asumsi yang dipakai? Skor dari database kriteria dan asumsi. Ketidakyakinan Apakah metode ini memperhitungkan ketidakyakinan proyeksi dampak? Jawaban selalu "Ya". Resiko Apakah metode ini berfokus pada dampak dengan kemungkinan kejadian yang kecil namun potensi perusakan yang besar? Angka dampak yang teranalisis. Perbandingan alternatif Agregasi Keterlibatan publik Apakah metode ini menyediakan cara untuk membandingkan alternatifalternatif yang ada? Apakah metode ini menyediakan cara untuk agregasi informasi dalam pengukuran serta interpretasi dampak? Apakah metode ini menyediakan cara agar masyarakat dapat memberikan masukan dalam interpretasi dampak? Jumlah alternatif yang ditawarkan program pada saat dijalankan Jawaban selalu "Ya". Jawaban selalu "Tidak". VI.8

6.1.4. Komunikasi Dampak Dalam kelompok kriteria komunikasi dampak, kriteria kelompok terkena dampak menganalisis kemampuan metode mencari hubungan antara dampak dan kelompok manusia yang terkena dampak. Sistem pakar ESC-1 tidak memiliki mekanisme ini, dan tidak akan diimplementasikan dalam ESC-2. Sehingga, jawaban pertanyaan ini selalu "Tidak". Dalam versi program selanjutnya, kriteria ini dapat diimplementasikan. Kriteria deskripsi setting lingkungan menganalisis pendeskripsian rona lingkungan dalam metode. Modul Warner-Preston memberikan nilai bagi kriteria ini dengan memeriksa jumlah komponen lingkungan yang dianalisis dalam modul program utama. Semakin tinggi jumlah komponen lingkungan yang dianalisis oleh pengguna, semakin tinggi pula nilai kriteria ini. Kriteria format penyingkatan berhubungan erat dengan kemampuan metode menggunakan pola penyingkatan yang disarankan. Metode sistem pakar dalam penilaian AMDAL sudah mengikuti pola penyingkatan yang baku. Sistem pakar ESC-2 memiliki kemampuan membuat laporan singkat mengenai keseluruhan interaksi program dan pengguna. Sehingga, jawaban untuk pertanyaan ini selalu "Ya". Kriteria isu utama memeriksa apakah metode ini mampu menyimpulkan dampak mana yang menjadi dampak paling utama. Modul Warner-Preston menganalisis semua interaksi antara pengguna dan sistem, kemudian memeriksa dampak mana saja yang paling sering muncul. Bila metode ini menghasilkan dampak-dampak yang secara nyata menjadi dampak-dampak paling utama, maka skor yang diberikan cukup tinggi. Kriteria kesesuaian dengan NEPA berhubungan dengan penggunaan standar yang diberikan NEPA. Hal ini berhubungan dengan penyusunan basis data awal sistem pakar. ESC-1 telah sesuai dengan standar internasional yang ada, sehingga jawaban pertanyaan ini senantiasa "Ya". Tiap kriteria yang terukur oleh modul serta variabel dalam program utama yang dipergunakan untuk menjawabnya dapat terlihat pada tabel 6.8. VI.9

Tabel 6.8. Pertanyaan untuk komunikasi dampak serta variabel dalam program Kriteria Pertanyaan Variabel yang Diakumulasi Kelompok terkena dampak Apakah metode ini menghubungkan dampak dengan kelompok manusia yang paling terkena dampak? Deskripsi setting lingkungan Apakah metode ini membutuhkan deskripsi setting lingkungan yang jelas? Jawaban selalu "Tidak". Memeriksa jumlah komponen lingkungan yang dianalisis dalam interaksi pengguna dan sistem. Format penyingkatan Isu-isu utama Kesesuaian dengan NEPA Apakah metode ini melingkupi format penyingkatan yang disarankan? Apakah metode ini menyarankan cara untuk menggarisbawahi isu-isu atau dampak utama? Apakah metode ini sesuai dengan standar yang diberikan NEPA? Jawaban selalu "Ya". Memeriksa jumlah dampak yang paling sering menjadi hasil analisis dalam interaksi pengguna dan sistem. Jawaban selalu "Ya". Pada akhir running program keseluruhan, modul Warner-Preston akan menampilkan skor untuk tiap aspek studi, berikut dengan kriteria-kriteria yang mendasari skor tersebut. Sehingga, analisis dampak yang dilakukan oleh sistem pakar akan terkaji dengan komprehensif sesuai dengan aspek-aspek penilaiannya. Pengguna juga dapat mendapatkan alasan penilaian skor setiap aspek dengan memeriksa nilai masing-masing kriteria yang terdapat pada aspek tersebut.modul Warner-Preston dibagi menjadi empat jaringan semantik yang berbeda. Jaringan-jaringan semantik ini merupakan jaringan semantik identifikasi dampak (Gambar 6.1.), pengukuran dampak (Gambar 6.2), interpretasi (Gambar 6.3.), serta komunikasi(gambar 6.4.). VI.10

Gambar 6.1. Diagram Alur Kriteria Pengukuran Dampak VI.11

Gambar 6.2. Diagram Alir Kriteria Identifikasi Dampak VI.12

Gambar 6.3. Diagram Alir Kriteria Interpretasi Dampak VI.13

Gambar 6.4. Diagram Alir Kriteria Komunikasi Dampak 6.2. Instrumentasi dan Metodologi Observasi Dalam prakteknya di lapangan, seorang penyusun laporan AMDAL harus mengumpulkan banyak sekali data dengan kegiatan sampling. Kegiatan ini termasuk pengamatan polutan di udara maupun air. Seorang penyusun laporan AMDAL dapat memilih pelbagai jenis metoda untuk memeriksa salah satu polutan. Pertimbangan yang dipakai untuk memilih metoda tertentu termasuk pertimbangan akurasi, skala pengukuran, serta biaya. Akurasi tentunya memegang peran penting dalam observasi pencemar. Skala pengukuran dapat memegang andil bila deteksi yang diinginkan menyangkut konsentrasi yang amat kecil maupun amat besar. Biaya juga harus dipertimbangkan untuk pertimbangan pemrakarsa proyek. Penyusun menambahkan fasilitas analisis metodologi dalam sistem pakar ESC-2. Analisis ini dilakukan dengan sebuah basis pengetahuan baru yang mengaitkan data polutan dengan data instrumentasi. Data instrumentasi yang dipakai juga melingkupi data-data mengenai kinerja alat dan akurasi metode secara keseluruhan. VI.14

Pohon pengetahuan berikut disusun dengan klausa dasar methods( ) yang memiliki empat buah sub-klausa. Sub-klausa pertama merupakan nama polutan, melingkupi semua polutan yang dapat dihasilkan industri semen. Sub-klausa kedua merupakan nama metode atau instrumen yang digunakan dalam deteksi polutan tersebut. Sub-klausa ketiga adalah angka deteksi minimum alat maupun metode tersebut. Subklausa keempat merupakan angka variabilitas hasil alat bila eksperimen diulang beberapa kali. Sub-klausa ini merupakan salah satu angka yang umum dipakai untuk menentukan akurasi alat. Berikut disajikan pohon pengetahuan kelompok klausa ini, dengan meninjau polutan-polutan tertentu. Gambar 6.5. Pohon Pengetahuan Metodologi Observasi Klausa lain yang digunakan dalam analisis metodologi adalah klausa unit( ), yang merupakan hubungan antara polutan serta dimensi yang dipakai dalam sebuah pengukuran. Sebagai misal, temperatur menggunakan Celcius, sedangkan partikulat diukur dengan ppm. Dengan penambahan kelompok klausa ini, sistem pakar dapat VI.15

meneliti polutan dengan besaran-besaran yang berbeda secara lebih akurat. Dalam prakteknya, implementasi kelompok klausa ini dalam sistem pakar amat sederhana karena sub-klausa memiliki korespondensi satu-satu. Dari pohon pengetahuan di atas, dapat diidentifikasi pola penyederhanaan yang cocok bagi topik ini. Pola ini dipergunakan untuk membentuk diagram semantik yang komprehensif untuk topik observasi polutan. Diagram semantik ini jauh lebih ringkas sehingga dapat dijadikan acuan yang mudah untuk penyusunan kode Prolog pada sistem pakar ESC. Diagram semantik tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.6. Gambar 6.6. Diagram Alir Metodologi Observasi VI.16

Dari pohon-pohon di atas, penyusun dapat dengan mudah menambahkan sebuah basis pengetahuan komprehensif mengenai metodologi observasi. Karena basis pengetahuan ini sebelumnya tidak ada dalam sistem pakar, maka klausa-klausa yang ditambahkan cukup banyak. Selain memodifikasi klausa yang ada, penyusun juga membuat beberapa algoritma baru untuk penyimpanan data dan pencarian (storage and retrieval). Berikut disajikan kode Prolog yang telah dikerjakan oleh penyusun. /*method( Pollutant, Technique,minimum_detectable,variability).*/ method("suspended solid","non-filterable residue by drying oven",4.0,5.8). /*unit("pollutant","unit").*/ unit("suspended solid"," mg per liter"). VI.17