BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi adalah kelompok kerja sama orang-orang yang diadakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan Kantor Akuntan Publik (KAP) kini semakin kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena sumber daya manusia merupakan pelaku dalam perusahaan

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Etika bisnis merupakan topik yang sangat penting dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan atau organisasi. Sumber Daya Manusia merupakan

PENGARUH KETIDAKAMANAN KERJA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGUNDURAN DIRI PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

PENGARUH KETIDAKAMANAN KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGUNDURAN DIRI PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. maupun keunggulan lebih dari para pesaing, sehingga perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan kunci keberhasilan suatu negara. Perkembangan dunia bisnis memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jenis jasa

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menjamin kelangsungan usaha klien

BAB I PENDAHULUAN. dan hal itu berlawanan dengan produktivitas, efisiensi, dan laba (Larkin,1995).

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB 1 PENDAHULUAN. independen sebagai pihak ketiga yaitu akuntan publik. eksistensinya dari waktu ke waktu semakin diakui oleh masyarakat bisnis

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam bekerja sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dan output yang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik mempunyai peran penting dalam penyediaan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi merupakan penentu

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BABI PENDAHULUAN. Turnover adalah tingkat pekerja yang meninggalkan pekerjaannya atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku karyawan yang dimaksud adalah keinginan untuk keluar (intention to quit) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting bagi sebuah perusahaan, dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. entitas yang wajib diaudit oleh Akuntan Publik kurang lebih entitas. Total

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. karyawan memihak organisasi tertentu beserta tujuan-tujuannya dan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat bebas (GATT, WTO, AFTA, dan APEC).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini pekembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu jasa assurance dan jasa non assurance. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGANTIAN AUDITOR YANG TERJADI PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Organisasi semacam itu bukan melihat investasi modal, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan keluar menjadi masalah yang sering dialami oleh berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan terutama perusahaan yang telah go publik

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Tetapi terkadang untuk mencapai tujuan itu,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Tujuan dari suatu organisasi juga bisa menjadi pendorong dan komitmen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perusahaan wajib menyajikan laporan keuangan perusahaan agar para

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh akuntan publik adalah sumber daya akuntan publik yang tersedia.

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen,

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi adalah kelompok kerja sama orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama (KBBI, 2008). Pengertian organisasi tersebut menggambarkan beberapa individu yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Tanpa adanya individu dalam suatu organisasi, maka dapat dipastikan bahwa organisasi tersebut tidak akan mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa individu memegang peranan yang kuat dalam suatu organisasi. Individu yang tergabung dalam suatu organisasi disebut dengan sumber daya manusia (SDM). Organisasi terdiri dari banyak individu yang harus diarahkan mencapai tujuan. Jika terjadi konflik kemungkinan menimbulkan keinginan untuk berpindah kerja. Perpindahan kerja karyawan selalu menjadi isu hangat dalam dunia tenaga kerja, karena SDM merupakan aset yang penting bagi perusahaan. Perpindahan kerja dapat memberikan dampak positif apabila karyawan tersebut kemungkinan tidak cakap dalam organisasi, namun perpindahan kerja dapat memberikan dampak negatif yaitu ketika organisasi tersebut membutuhkan SDM yang pindah tersebut. Selain itu, dengan perpindahan SDM kemungkinan akan membutuhkan biaya bagi organisasi yang berkaitan guna memperoleh SDM yang baru, namun berbeda halnya pada organisasi tertentu, dengan tingginya perpindahan tenaga 1

2 kerja justru dimanfaatkan oleh organisasi untuk memperoleh tenaga kerja dengan biaya yang rendah (Suwandi, dan Indriantoro, 1999). Menurut Davis dan Newstrom (1990), keinginan berpindah kerja harus disikapi sebagai suatu fenomena dan perilaku manusia yang penting dalam kehidupan organisasi dari sudut pandang individu maupun sosial. Hal ini mengingat bahwa tingkat keinginan berpindah kerja karyawan tersebut akan mempunyai dampak yang cukup signifikan bagi perusahaan dan individu yang bersangkutan. Kantor akuntan publik (KAP) identik dengan tingkat perpindahan tenaga kerja yang sangat tinggi. Banyak faktor yang dapat memunculkan alasan untuk berpindah kerja. Robbins dan Judge (2008) menjelaskan bahwa berpindah kerja adalah pengunduran diri permanen, baik secara sukarela maupun tidak secara sukarela dari sebuah organisasi. Perpindahan atau pengunduran diri yang dilakukan oleh auditor terjadi karena berbagai faktor yang dapat berasal dari dalam diri auditor maupun dari lingkungannya. Fogarty dan Uliss (2000) menyatakan bahwa isu perpindahan kerja selalu menjadi topik yang sering diperbincangkan di antara para auditor. Perusahaan akuntan publik dikenal dengan musim kesibukan kerjanya (peak season) dan sebagai industri yang memiliki tingkat perpindahan kerja yang tinggi. Hal ini dirasakan sendiri oleh auditor PWC (2004) yang menyatakan bahwa pekerjaan auditing adalah pekerjaan yang memiliki tingkat stres kerja yang tinggi. Jadwal deadline yang ketat, waktu yang sedikit untuk kehidupan pribadi, dan harus

3 melewati ujian certified public accountant (CPA) yang merupakan tantangantantangan yang harus dihadapi oleh auditor. Berdasarkan beberapa isu dan hambatan yang dihadapi oleh auditor, menyebabkan auditor mengalami kelelahan emosi yang berkepanjangan. Pada akhirnya, perpindahan karyawan akan berdampak pada organisasi karena organisasi harus mengeluarkan biaya yang dikeluarkan untuk perekrutan dan pelatihan bagi karyawan yang baru (Roth dan Roth 1995; Holtom, dkk, 2005). Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap keinginan berpindah kerja antara lain: iklim etika kerja, efikasi diri, dan kepuasan kerja (Sims dan Kroeck, 1994; Sinuhaji, 2005; Koh dan Boo, 2001; Adawiyah, 2011; Stewart, dkk, 2011; Sijabat, 2011; Muamarah, 2012; Permatasari, 2012). Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Muamarah (2012) dan Adawiyah (2011). Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan di bawah ini. Semakin besar skala organisasi, maka akan semakin banyak pula SDM yang dibutuhkan. Masing-masing SDM dalam organisasi memiliki latar belakang yang berbeda sehingga memungkinkan adanya perbedaan pendapat antara SDM satu dengan SDM lainnya. Agar perbedaan tersebut tidak memunculkan konflik atau perbedaan yang signifikan, maka dibentuklah suatu standar etika tertentu dalam organisasi. Standar etika tersebut juga digunakan untuk mengarahkan SDM di dalam organisasi yang bertindak untuk mencapai tujuan perusahaan. Berkaitan dengan alasan tersebut, keberadaan kode etik dalam suatu organisasi akan mempengaruhi tingkah laku dan perilaku karyawan (Stewart, dkk, 2011).

4 Contoh kasus organisasi yang tidak beretika antara lain terjadi pada Enron, Bank Bering, WorldCom, Bank BHS dan Adam Air. Pieter, dkk (2011) menyatakan bahwa organisasi perlu menciptakan suatu iklim etika untuk mencegah tindakan anggota organisasi yang tidak beretika dan menghindari pandangan negatif dari publik. Iklim yang tidak didukung oleh etika dapat mempengaruhi pekerja melalui tingkat kepuasan yang rendah, kinerja yang rendah, adanya keinginan untuk berhenti dan perilaku kewarganegaraan organisasi yang rendah (Leung, 2008). Hal ini senada dengan pernyataan Mulki, dkk (2008) yang menyatakan bahwa adanya iklim etika organisasi dapat membentuk karyawannya untuk berperilaku lebih baik sehingga dapat mengurangi konflik peran, peran ambiguitas, kelelahan emosi yang bertahap dan keinginan untuk pindah kerja. Jadi, iklim etika berpengaruh negatif terhadap keinginan berpindah kerja. Selain iklim etika, faktor yang berpengaruh terhadap keinginan berpindah kerja adalah efikasi diri. Efikasi diri adalah refleksi dari kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Gist dan Mitchell (1992) menjelaskan bahwa efikasi diri membentuk perilaku yang berbeda di antara individu satu dengan individu lainnya, walaupun dengan kemampuan yang sama. Hal ini disebabkan karena efikasi diri mempengaruhi pilihan, pencapaian tujuan, solusi atas masalah, dan kegigihan dalam berusaha. Bandura (1997) menyatakan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang kuat dapat meningkatkan prestasi dan kepribadian yang baik dalam berbagai hal. Individu tersebut memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri untuk

5 melaksanakan berbagai tugas dalam berbagai situasi, akan menganggap tugastugas yang sukar sebagai tantangan untuk diatasi daripada sebagai ancaman yang harus dihindari. Pandangan efikasi diri seperti itu akan menumbuhkan sikap yang lebih positif terhadap pekerjaan. Individu akan mampu menetapkan suatu tujuan, memelihara komitmen dan mengurangi keinginan untuk pindah kerja. Temuan ini didukung oleh Liden dan Wayne (2000) mengenai hasil riset pada efikasi diri yang menunjukkan bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri bahwa ia mampu melakukan pekerjaan dengan sukses akan merasa lebih bahagia dengan pekerjaannya dibandingkan dengan individu yang takut bahwa kemungkinan mereka gagal. Oleh karena itu, dengan adanya hal hal di atas, organisasi perlu mengelola SDM, harus senantiasa mengetahui seberapa besar tingkat efikasi diri yang dimiliki oleh para karyawan sehingga dapat mengantisipasi adanya niat karyawan untuk melakukan pindah kerja ke perusahaan lain. Penelitian Adawiyah (2011) yang menguji pengaruh keadilan organisasional dan efikasi diri terhadap keinginan berpindah kerja pada karyawan yang bekerja di PT Takenaka Indonesia. Hasil penelitian Adawiyah (2011) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi diri dan keinginan berpindah kerja. Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat sudut pandang yang lain untuk menguji variabel independen dan variabel dependen melalui variabel pemediasi.

6 Sijabat (2011) menyatakan bahwa isu kepuasan kerja dalam organisasi merupakan salah satu topik yang menarik dan dianggap penting bagi ilmuan maupun praktisi. Kepuasan kerja merupakan topik yang menarik dan dianggap penting karena kepuasan kerja yang dirasakan dapat mempengaruhi jalannya organisasi secara keseluruhan. Garrow (1977) menyatakan bahwa kepuasan kerja yang dirasakan para auditor junior dan senior yang bekerja di KAP sangat rendah. Kepuasan kerja sangat diharapkan oleh semua auditor karena sebagian besar waktu yang mereka miliki habis dengan bekerja. Penelitian yang dilakukan oeh Muamarah (2012) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan berpindah kerja menggunakan kepuasan kerja sebagai variabel pemediasi. Beberapa alasan mengapa kepuasan kerja dijadikan sebagai variabel pemediasi akan diuraikan di bawah ini. Menurut Sijabat (2011), setiap individu mempunyai tujuannya masingmasing, artinya antara individu satu dengan individu lainnya memiliki tujuan yang berbeda. Setiap individu tentu menginginkan tujuan tercapai. Tercapainya tujuan yang diinginkan akan memunculkan kepuasan tersendiri bagi masing-masing individu. Sikap individu mengenai tingkat kepuasan kerja berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Robbins dan Judge (2011) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil evaluasi karakteristik-karakteristiknya. Perasaan positif atau negatif individu terhadap pekerjaannya berpengaruh pada individu dan organisasi. Individu dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap

7 pekerjaannya, sebaliknya individu dengan tingkat kepuasan kerja yang rendah (tidak puas) akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan karyawan memberikan hal yang dinilai penting. Berdasarkan uraian di atas menggambarkan bahwa dengan iklim etika dan efikasi diri yang dirasakan oleh individu akan mempengaruhi kepuasan kerja individu. Kepuasan kerja berhubungan dengan keinginan individu untuk tetap bekerja di tempat yang sama, atau akan berpindah kerja ke tempat yang lain. Individu akan merasa nyaman apabila kinerja individu dinilai baik di lingkungan kerjanya. Hal tersebut dapat memunculkan kepuasan yang tinggi pada diri individu, maka keinginan berpindah kerja yang dimiliki individu akan rendah, begitu pula sebaliknya. (Bandura, 1997; Leung, 2008; Mulki, dkk, 2008; Stewart dkk, 2011; Pieter, dkk, 2011; Gist dan Mitchell, 1992 ; Liden dan Wayne, 2000; Sijabat, 2011; Davis dan Newstorm, 1990; Victor dan Cullen, 1988). Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh iklim etika organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah kerja auditor independen. Penelitian mengenai analisis pengaruh iklim etika organisasi dan efikasi diri terhadap keinginan berpindah kerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel pemediasi layak dilakukan dengan pertimbangan berikut ini: 1. Keinginan berpindah kerja merupakan salah satu bentuk perilaku karyawan yang perlu diperhatikan karena karyawan merupakan aset penting bagi perusahaan. Apabila perusahaan tidak mampu mengelola aset

8 tersebut secara efektif dan efisien, maka kinerja perusahaan menurun (Permatasari, 2012). 2. Perpindahan karyawan akan berdampak pada organisasi karena organisasi akan semakin banyak menimbulkan berbagai potensi, yaitu biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan, tingkat kinerja yang harus dikorbankan, maupun biaya rekrutmen dan biaya pelatihan bagi karyawan yang baru (Roth dan Roth 1995; Holtom, dkk, 2005). 3. Keinginan berpindah kerja harus disikapi sebagai suatu fenomena dan perilaku manusia yang penting dalam kehidupan organisasi dari sudut pandang individu maupun sosial (Davis dan Newstrom, 1990). 4. Masing-masing karyawan memiliki latar belakang yang berbeda sehingga dibutuhkan standar etika yang akan mempengaruhi tingkah laku dan perilaku karyawan (Stewart, dkk, 2011). 5. Kepuasan kerja merupakan hasil determinan yang potensial terhadap sikap dan perilaku pindah kerja (Witt dan Nye, 1992). 6. Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan berpindah kerja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah obyek penelitian dan penggantian variabel stres kerja dalam penelitian sebelumnya yang diganti dengan variabel efikasi diri. Hasil penelitian Muamarah (2012) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh iklim etika terhadap keinginan

9 berpindah kerja, sedangkan variabel kepuasan kerja memiliki pengaruh negatif terhadap keinginan berpindah kerja. Penggunaan variabel efikasi diri ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah (2011). Hasil penelitian Adawiyah (2011) mendapatkan bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan keinginan berpindah kerja. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keinginan berpindah kerja menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian yang menggunakan sudut pandang yang berbeda untuk memverifikasi teori mengenai pengaruh iklim etika organisasi dan efikasi diri terhadap keinginan berpindah kerja. Penelitian ini mencoba melihat dari sudut pandang lain, yaitu dengan menggunakan kepuasan kerja sebagai variabel pemediasi. Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah iklim etika organisasi mempengaruhi kepuasan kerja? 2. Apakah iklim etika organisasi mempengaruhi keinginan berpindah kerja? 3. Apakah efikasi diri mempengaruhi kepuasan kerja? 4. Apakah efikasi diri mempengaruhi keinginan berpindah kerja? 5. Apakah kepuasan kerja mempengaruhi keinginan berpindah kerja?

10 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh iklim etika organisasi terhadap kepuasan kerja. 2. Untuk menguji pengaruh iklim etika organisasi terhadap keinginan berpindah kerja. 3. Untuk menguji pengaruh efikasi diri terhadap kepuasan kerja. 4. Untuk menguji pengaruh efikasi diri terhadap keinginan berpindah kerja. 5. Untuk menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah kerja. 1.4 Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor sosial dan kepuasan kerja. Penelitian dilakukan di Kantor Akuntan Publik Big Four dan non Big Four yang berada di Indonesia. Obyek yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah auditor yang bekerja di KAP Big Four dan non Big Four. Pertimbangan pengambilan sampel dikarenakan KAP Big Four dan non Big Four memiliki jumlah auditor yang paling besar di Indonesia sehingga diharapkan penelitian ini mendapat sampel yang cukup.

11 1.5 Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi: 1. Bagi perusahaan, memberikan masukan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menciptakan budaya kerja yang kondusif, sehingga dapat memaksimalkan auditor dalam bekerja dan dapat meminimalkan kerugian biaya-biaya akibat keluarnya auditor dari perusahaan. 2. Bagi auditor, memberikan gambaran mengenai perlunya mengembangkan diri agar dapat bersaing dengan auditor lainnya. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan, diperlukan sistematika penulisan. Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Kelima bab tersebut adalah: BAB 1. Pendahuluan Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, kontribusi penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Landasan teori terdiri dari teori-teori yang diperoleh dari buku teks, literatur, artikel, dan jurnal-jurnal mengenai penelitian-penelitian

12 sebelumnya yang berkaitan dengan pengembangan hipotesis dan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. BAB 3. Metoda Penelitian Metoda penelitian terdiri dari jenis penelitian, obyek penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, metoda pengumpulan data, dan metoda analisa data. BAB 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari hasil analisis data dan interpretasi hasil pengolahan data yang dilakukan, serta membahas deskriptif uji statistik pembuktian hipotesis berdasarkan informasi yang diterima. BAB 5. Penutup Penutup berisi kesimpulan dari keseluruhan bahasan penulisan, keterbatasan penelitian, implikasi, dan saran untuk penelitian selanjutnya.