BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

PENENTUAN NILAI EFEKTIVITAS CONDENSER DI PLTU PAITON UNIT 5 PT. YTL JAWA TIMUR

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Session 11 Steam Turbine Protection

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.

COOLING WATER SYSTEM

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

BAB III METODE PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI

ANALISA PERFORMANSI KONDENSOR DENGAN KAPASITAS AIR PENDINGIN M 3 /JAM DI PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR).

BAB II LANDASAN TEORI

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

ANALISA EFEKTIVITAS HIGH PRESSURE HEATER UNIT 2 DENGAN LAJU ALIRAN AIR 59,721 kg/s PADA PLTU PANGKALAN SUSU PT PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV. Pengolahan dan Perhitungan Data 57 Maka setelah di klik akan muncul seperti gambar dibawah ini, lalu klik continue.

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Exercise 1c Menghitung efisiensi

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

STUDI DESAIN KONSEPTUAL SISTEM BALANCE OF PLANT (BOP) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) SKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik

BAB III LANDASAN TEORI

Tugas khusus Adi Kunchoro

PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: HEDI PURWANTO

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB IV PERCOBAAN, ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam prosesnya Pembangkit ListrikTenaga Uap menggunakan berbagai

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

STUDI PADA PENGARUH FEEDWATER HEATER 7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

Transkripsi:

BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP 3.1 Pengaruh LP drain pump terhadap effisiensi thermal Low Pressure drain pump (LP drain pump) merupakan jenis pompa sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan fluida dari tekanan rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi dengan melewati fluida pada sistem perpipaan. Pompa LP drain termasuk non positive displacement pump (dynamic) artinya pompa jenis ini volume ruangannya tidak berubah, waktu pompa bekerja energi yang dimasukkan kedalam fluida adalah energi kinetis sehingga pemindahan fluida akibat terjadinya perubahan kecepatan. Gambar pompa sentrifugal bisa dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini : 2

27 Gambar 3.1 Aliran fluida di dalam pompa sentrifugal Adapun spesifikasi dari motor LP drain pump dapat ditunjukkan pada tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Spesifikasi LP drain pump unit 1 DESCRIPTION TYPE HORIZONTAL MANUFACTURE EBARA PUMP SPEED RPM 3000 RATED CAPACITY OF EACH PUMP m 3 /hour 140 TOTAL HEAD m 131 NPSH REUIRED m 2.4 MOTOR POWER OF RATED CAPACITY KW 90 SHUT OFF HEAD m 13 DAYA MOTOR KW 110 FREKUENSI Hz 50 TEGANGAN V 380 TEMPERATUR AMBIENT o C 40 Batas Kenaikan Temperatur o C 80 POWER FAKTOR 0.89 POLES 2 ARUS A 200 BEARING Ball Bearing 310

28 3.2 Prinsip Kerja LP Drain Pump LP drain pump bekerja menghisap air drain dari drain tank untuk di pompakan menuju sisi masuk feedwater LP heater 2, Sedangkan air di drain tank merupakan drain dari LP heater 1 dan LP heater 2. Maksud dari drain ini dialirkan ke sisi masuk feedwater LP heater 2 adalah untuk memanfaatkan drain dengan temperatur tinggi tersebut serta untuk menambah laju alir massa feedwater pada LP Heater 2 sehingga bisa meningkatkan efisiensi pertukaran panas di heater tersebut. Adapun diagram skematik pemipaan dari LP drain dalam feedwater system dapat ditunjukkan pada gambar 3.2 Gambar 3.2 Piping and Instrumentation diagram (P&ID) LP drain pump Masalah yang timbul pada kondisi saat ini adalah jika unit dalam beban lebih dari 50% MCR aliran dari drain LP drain Tank dialirkan ke Hotwell pada saat pompa LP drain dalam proses perbaikan/rusak sehingga hal ini dinilai kurang ekonomis dalam proses pemanfaatan fluida dari drain LP yang seharusnya drain

29 tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan laju alir massa pada sisi masukan Feedwater LP Heater 2, Sehingga bisa mengoptimalkan penyerapan panas feedwater LP Heater 2. Hal ini salah satunya juga bisa berdampak pada pengurangan pemakaian jumlah batubara tiap jamnya sehingga bisa meningkatkan efisiensi dari boiler itu sendiri. Dengan demikian perlu adanya pengecekan secara rutin (predictive maintenance) yang berupa pengecekan vibrasi, pengecekan temperature (IR Thermography) dan pengecekan motor induksi secara online dengan metode MCSA. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika motor LP drain pump tersebut tidak bisa jalan normal pada saat beban lebih dari 50% MCR. 3.3 Pengaruh Gangguan LP Drain Pump LP drain pump merupakan salah satu alat bantu dalam sistem air kondensat terutama dalam membantu mengalirkan aliran drain LP heater 1 dan 2 ke sisi masukan feedwater LP Heater 2. Pada beban diatas 50% MCR fungsi LP drain pump sangat penting manfaatnya karena membantu menambah suplai air dari drain dalam storage tank temperaturnya yang masih tinggi sekitar 0 o C menuju sisi masuk dari feed water heater 2. Drain dengan temperatur yang masih tinggi sangat disayangkan jika drain tersebut masuk ke dalam hotwell karena hal ini bisa sedikit meningkatkan temperatur di dalam hotwell, maka dari itu untuk meningkatkan reliability (kehandalan) perlunya kegiatan predictive maintenance untuk mengetahui gejala kerusakan pada motor pompa LP drain pump. Secara tidak langsung keberadaan LP drain pump itu sendiri sangat diperlukan demi kehandalan unit serta efisiensi perpindahan panas dalam heater

30 itu sendiri. Faktor faktor yang sering menyebabkan LP drain pump mengalami gangguan/kerusakan antara lain sebagai berikut ini : 1. Winding temperatur pada motor yang tinggi 2. Overload pada motor 3. Coupling penghubung antara motor dengan pompa seret 4. Bearing unbalance Jika salah satu penyebab faktor tersebut terjadi maka LP drain pump akan trip sehingga level air di drain storage tank makin meningkat, sehingga hal ini akan memerintahkan LCV drain emergency akan membuka sampai batas level storage tank normal kembali. 3.3.1 Pengaruh aliran drain pada feed water LP Heater 1 LP Heater 1 merupakan pemanas awal dalam sistem air condensat yang memanfaatkan uap ekstraksi dari LP Turbin 2 sebagai pemanas, dimana LP Heater 1 terdiri dari suatu shell sederhana dan tube penukar panas dan serangkaian U-tubes. Feedwater masuk ke ruang air (water chamber / waterbox) dan lewat melalui tube kemudaian keluar. Uap diekstrak dari turbin (bled steam) dan masuk melewati bagian shell. Adapun sistem aliran fluida pada LP Heater 1 dapat ditunjukkan seperti pada gambar 3.3 dibawah ini :

31 BLED STEAM 1 LP HTR 1 FEEDWATER IN 3 FEEDWATER OUT 4 2 7 5 DRAIN DARI LP HTR 2 LP DRAIN PUMP Gambar 3.3 Sistem aliran fluida pada LP Heater 1 Berdasarkan pengambilan data sesuai tabel A.1 pada lampiran maka didapatkan data LP heater 1 sebagai berikut : Data data LP Heater 1 : T 1 1.17 o C P 1 0.2037 kg/cm 2 T 7 3.15 o C h 7 3.13 kcal/kg 23,88 kj/kg h 1 590 kcal/kg x 4,18 kj/kcal 24,2 kj/kg m 7 22.177 kg/cm 2 m1,15 kg/s T2 0.0 o C T 3 41, o C T 4 57,28 o C h 2 0.03 kcal/kg 118,9 kj/kg 2 28.40 kg/s m m 3 m4 219.2 kg/s 12,30 x 10 Kcal/hour Untuk menghitung besarnya effisiensi pada LP Heater 1 pada saat LP drain pump running maupun stop dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

32 Kondisi LP drain pump running : Dengan memperhitungkan Temperatur Hotwell sebesar 37,5 o C, maka temperatur total yang diserap feedwater pada LP Heater 1 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 sebagai berikut : _ T T c.......(3.1) o o 41, C + 57,28 C 49,47 o C + 273 322,47 K 2 Lihat Table properties A.2 pada lampiran berdasarkan hasil interpolasi didapatkan c p,c 4180.99 J/kg.K, sehingga akan didapatkan persamaan 3.2 berikut ini : in c, in + T m 2 c, out c. cp, c.( Tc, o Tc, i ).......(3.2) 219.2 kg/s.4180.99 J/kg.K.(57,28 41,) 1431922,81 J/s14,32 MW 1431922,81 J/s.(300s/418J.hr) 1231471,89 Kcal/hour 12,31x10 Kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η out 12,31x10 12,30x10 in 100% Kondisi LP drain pump stop Dengan menggunakan persamaan 3.2 diatas maka effisiensi yang dapat dihitung pada LP Heater 1 saat LP drain pump kondisi stop adalah : in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) 219.2 kg/s.4180.99 J/kg.K.(57,28 41,) 1431922,81 J/s14,32 MW 1431922,81 J/s.(300s/418J.hr) 1231471,89 Kcal/hour 12,31x10 Kcal/hour

33 Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η 12,31x10 12,30x10 in out 100 % Untuk LP Heater 1 dengan LP drain pump kondisi jalan (running) maka proses pertukaran panas yang terjadi antara feedwater heater dengan bled steam berlangsung sempurna, artinya bahwa feedwater mampu menyerap panas dari bled steam secara sempurna sehingga bled steam dapat terkondensasi secara sempurna. LP drain pump jalan (running) tidak berpengaruh terhadap laju alir massa feedwater pada LP heater 1. Maka LP drain pump kerja maupun posisi stand-by (stop) tidak terlalu berpengaruh terhadap proses pertukaran panas yang terjadi di dalam LP Heater 1. Proses pertukaran panas pada LP Heater 1 akan berpengaruh jika temperatur di hotwell maupun temperature feedwater keluaran gland steam condenser naik. 3.3.2 Pengaruh aliran drain pada feed water LP Heater 2 LP Heater 2 merupakan pemanas tahap kedua dalam sistem air condensat yang memanfaatkan uap ekstraksi dari LP Turbin 1 sebagai pemanas, dimana LP Heater 2 terdiri dari suatu shell dan tube penukar panas dan serangkaian U-tubes. Feedwater masuk ke ruang air (water chamber / waterbox) dan lewat melalui tube kemudaian keluar. Uap diekstrak dari turbin (bled steam) dan masuk melewati bagian shell, terkondensasi pada bagian luar tube di area kondensasi, menetes ke bagian bawah shell, dan masuk ke area pendinginan air buangan (drain). kecuali untuk LP Heater 1. Adapun sistem aliran fluida pada LP Heater 2 dapat ditunjukkan seperti pada gambar 3.4 dibawah ini

34 BLED STEAM 8 LP HTR 2 FEEDWATER IN FEEDWATER OUT 10 7 9 DRAIN DARI LP HTR 3 KE DRAIN LP HTR 1 Gambar 3.4 Sistem aliran fluida pada LP Heater 2 Berdasarkan pengambilan data sesuai tabel A.1 pada lampiran maka didapatkan data LP heater 2 sebagai berikut : Data data LP Heater 2 : T 5 80.11 o C P 5 0.410 kg/cm 2 T 7 3.15 o C h 7 3.13 kcal/kg 23,88 kj/kg h 5 1. kcal/kg x 4,18 kj/kcal 24,2 kj/kg m 7 22.177 kg/cm 2 m5 7.79 kg/s T9 81.3 o C T 57. o C T 10 7.07 o C h 9 81.4kcal/kg 118,9 kj/kg 9 14.380 kg/s m out 1,489 x 10 Kcal/hour 19,171 MW Laju alir massa saat LP drain pump running m m10 247.72 kg/s Laju alir massa saat LP drain pump stop m m10 219.2 kg/s

35 Untuk menghitung besarnya effisiensi pada LP Heater 1 pada saat LP drain pump running maupun stop dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Kondisi LP drain pump running Temperatur total yang diserap oleh feedwater pada LP Heater 2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 sebagai berikut : _ T T c c, in + T 2 c, out o o 57, C + 7,07 C,835 o C + 273 339,835 K 2 Lihat Table properties A.2 pada lampiran, berdasarkan hasil interpolasi didapatkan : c p,c 4187,93 J/kg.K Dengan menggunakan persamaan 3.2 maka besarnya effingsiensi panas yang diserap pada LP Heater 2 untuk kondisi LP drain pump running adalah : in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) 247,72 kg/s. 4187,93 J/kg.K.(18,47) 191140,34J/s 19,11 MW 191140,34J/s.(300s/418J.hr) 1478992,55 Kcal/ hour 1,479 x 10 kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η out 1,479x10 1,489x10 in 99,939 % LP drain pump stop Dengan menggunakan persamaan 3.2 maka besarnya effingsiensi panas yang diserap pada LP Heater 2 untuk kondisi LP drain pump stop adalah : in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) 219.2 kg/s.4187,93 J/kg.K.(18,47) 1959994,97J/s 1,959 MW 1959994,97J/s.(300s/418J.hr)

3 14585757,74 Kcal/ hour 14,58 x 10 kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η 14,58x10 1,489x10 in out 88,458 % 3.3.3 Pengaruh aliran drain pada feed water LP Heater 3 LP Heater 3 merupakan pemanas tahap kedua dalam sistem air condensat yang memanfaatkan uap ekstraksi dari LP Turbin 1 sebagai pemanas, dimana LP Heater 3 terdiri dari suatu shell dan tube penukar panas dan serangkaian U-tubes. Feedwater masuk ke ruang air (water chamber / waterbox) dan lewat melalui tube kemudaian keluar. Uap diekstrak dari turbin (bled steam) dan masuk melewati bagian shell, terkondensasi pada bagian luar tube di area kondensasi, menetes ke bagian bawah shell, dan masuk ke area pendinginan air buangan (drain). kecuali untuk LP Heater 1.Adapun sistem aliran fluida pada LP Heater 2 dapat ditunjukkan seperti pada gambar 3.5 dibawah ini : BLED STEAM 12 LP HTR 3 FEEDWATER IN 10 FEEDWATER OUT 11 13 KE DRAIN LP HTR 2 Gambar 3.5 Sistem aliran fluida pada LP Heater 3

37 Berdasarkan pengambilan data sesuai tabel A.1 pada lampiran maka didapatkan data LP heater 3 sebagai berikut : Data data LP Heater 3 : T 10 7.07 o C ; T 11 109. o C Laju alir massa saat LP drain pump running m 10 m11 247.72 kg/s Laju alir massa saat LP drain pump stop m 10 m11 Bled steam 219.2 kg/s T 12 151.5 o C ; T 13 81.3 o C m 12 m13 14.380 kg/s out 30,089 x 10 Kcal/hour Temperatur total yang diserap oleh feedwater pada LP Heater 2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 sebagai berikut : Kondisi LP drain pump running Temperatur total yang diserap oleh feedwater pada LP Heater 3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 sebagai berikut : _ o o Tc, in + Tc, out 7,07 C + 109, C T 92,835 o C + 273 35,835 K c 2 2 Lihat Table properties pada lampiran A.2 berdasarkan hasil interpolasi didapatkan c p,c 4209,84 J/kg.K Dengan menggunakan persamaan 3.2 maka besarnya effingsiensi panas yang diserap pada LP Heater 2 untuk kondisi LP drain pump running adalah in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) 247,72 kg/s. 4209,84 J/kg.K.(33,53) 3497148,27 J/s 34,97 MW

38 3497148,27 J/s.(300s/418J.hr) 30072081,4 Kcal/ hour 30,072 x 10 kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η out 30,072x10 30,089x10 in 99,944 % Kondisi LP drain pump stop Dengan menggunakan persamaan 3.2 maka besarnya effingsiensi panas yang diserap pada LP Heater 2 untuk kondisi LP drain pump stop adalah : in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) 219.2 kg/s. 4209,84 J/kg.K.(33,53) 30949850,35 J/s 30.949 MW 30949850,35 J/s.(300s/418J.hr) 21717,05 Kcal/ hour 2,17x10 kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η out 2,17x10 30,089x10 in 88,41 % Berdasarkan hasil perhitungan Pengaruh Drain LP Drain Tank ke Inlet Feed water LP Heater 1,2 dan 3 diatas dapat disimpulkan bahwa pada saat beban unit 400 MW dengan kondisi LP drain pump jalan (running) dapat meningkatkan laju alir massa yang masuk ke dalam LP Heater 2 sampai ke deaerator, Selain itu dengan laju alir massa yang meningkat bisa menyebabkan terjadinya pertukaran panas dari bled steam bisa diserap oleh feedwater secara sempurna. Ini berarti bahwa drain hasil kondensasi dari bled steam juga lebih sempurna. Sedangkan jika LP drain pump tidak dijalankan maka proses pertukaran panas dari bled steam tidak bisa diserap secara sempurna oleh feedwater didalam LP heater 2 maupun

39 LP heater 3 serta deaerator sehingga berdampak pada drain hasil kondensasi temperaturnya lebih tinggi dibandingkan dengan LP drain pump dijalankan. 3.3.4 Pengaruh aliran drain dari LP Drain Tank ke Hotwell. Apabila LP drain pump trip pada beban diatas 50% MCR maka drain di LP drain tank levelnya akan tinggi, hal ini akan memberikan signal untuk memerintahkan LCV - 3271B drain tank level control emergency akan membuka supaya drain mengalir ke Hotwell, Sehingga temperatur Hotwell akan sedikit meningkat pada kondisi normal temperatur hotwell 37.5 o C menjadi 41 o C, dapat diketahui bahwa apabila temperatur hotwell naik maka akan mempengaruhi proses kondensasi steam keluaran dari LP turbin karena T nya semakin kecil sehingga kalor yang dilepaskan oleh steam juga kecil. Akan tetapi jika drain hanya dari LP drain tank saja yang masuk ke dalam hotwell, maka ini tidak terlalu mempengaruhi kerja pertukaran panas pada LP Heater 1, tapi sebaliknya jika drain dari HP heater yang masuk kedalam hotwell maka ini akan mempengaruhi proses pertukaran panas baik di LP heater1, Main Air Ejektor maupun di Gland Steam Kondensor. 3.4 Prosedur pengambilan data dengan MCSA Prosedur pengambilan data arus motor LP drain pump dengan metode MCSA yaitu menggunakan alat PowerSight PS 4500 seperti yang ditunjukkan pada gambar 3., dimana pengukuran arus dilakukan di breaker motor / switchgear MCC (Motor Control Center) 380 volt.

40 Gambar 3. Power Sight PS 4500 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data arus motor MCSA, yaitu : 1. Probe arus model clamp dengan CSI machinery analyzer. 2. Analyzer spectrum model 2117 / 2120 / 2130 3. Adapter penghubung antara port 25 DB dan BNC dengan penghalang arus dari meter/analyzer (untuk CSI, gunakan model 25 atau yang kompatibel) 4. Jaga jarak aman minimum dari rangkaian listrik yang bertegangan. Berikut instruksi kerja pengambilan data arus motor dengan metode MCSA : a. Persiapan : 1. Charge batere dan cadangannya 2. Download rute koleksi data arus motor dari komputer 3. Uji operasi analyzer spectrum, adapter dan probe arusnya 4. Ajak seorang teknisi listrik yang berpengalaman untuk selalu menemani selama pengambilan data arus

41 5. Pastikan kabel CT yang akan dikalungi clamp arus adalah supply 3 phasa dan kenali jalur untuk phasa R, S, T. Pastikan breaker/switchgear yang akan diinspeksi dibuka dan di energized minimum 50% dari arus beban penuh b. Pengambilan data arus : 1. Koleksi data arus motor pada breaker/switchgear (MCC 380 volt) 2. Jaga jarak aman minimum dari rangkaian listrik yang bertegangan 3. Beritahu operator atau penanggung jawab lokal sebelum pengambilan data arus 4. Tempatkan probe arus pada jalur phasa R 5. Ambil data arus motor. Jika diperlukan, lakukan penyesuaian setting pada kolektor dan ambil data tambahan. Ulangi pengambilan data pada jalur phasa lainnya (jalur phasa S dan T) 7. Catat kondisi-kondisi yang tidak memuaskan (pada mesin dan area sekitar) 8. Ulangi prosedur untuk sisa breaker/switchgear dalam rute/schedule 9. Upload data arus motor ke komputer 10. Untuk keperluan estimasi waktu, biarkan satu menit untuk titik data. Diperlukan sekitar 3 sampai 5 menit untuk tipikal pengukuran jalur 3 phasa. 3.5 Langkah pengujian dan analisa data MCSA Untuk menganalisa data arus yang telah diambil digunakan software Empath.23. Berikut langkah-langkah untuk menganalisa :

42 1. Buka aplikasi empath.23, maka akan munculan tampilan layar seperti pada gambar 3.7 sebagai berikut : Gambar 3.7 Tampilan aplikasi empath.23 2. Open data file untuk mengambil data online hasil pengukuran dari Power Sight PS 4500 3. Pilih data file header seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.8 untuk mengetahui properties dari karakteristik kemampuan pada motor listrik. Gambar 3.8 Tampilan data file header

43 4. Pilih low frequency data pada analysis tools untuk menganalisa kerusakan rotor bar. Hasil spektrum arus pada domain low frekuensi seperti pada gambar 3.9 berikut ini : Gambar 3.9 Tampilan Spektrum pada low frekuensi Analisa Low frekuensi pada MCSA dapat digunakan untuk mengetahui beberapa indikasi kerusakan pada motor, antara lain : a. Rotor bar degradation b. Misalignment c. Mechanical unbalance d. Foundation looseness 5. Pilih high frequency data pada analysis data untuk menganalisa static eccentricity. Hasil spektrum arus pada domain high frekuensi ditunjukkan seperti pada gambar 3.10 berikut ini :

44 Gambar 3.10 Tampilan Spektrum pada high frekuensi Analisa High frekuensi pada MCSA dapat digunakan untuk mengetahui beberapa indikasi kerusakan pada motor, antara lain : a. Static eccentricity b. Dynamic eccentricity c. Stator mechanical fault d. Stator electrical fault e. Bearing degradation. Pilih calculate pada kolom tools untuk mengetahui hasil analisa dari kesehatan motor secara keseluruhan seperti yng ditunjukkan pada gambar 3.11 berikut :

Gambar 3.11 Tampilan hasil analisa secara keseluruhan 45