BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Identifikasi/determinasi tumbuhan yang di lakukan di Herbarium

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode penelitian meliputi

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

UJI AKTIVITAS PENOLAK NYAMUK DARI MINYAK ATSIRI DAUN TUMBUHAN SEREH WANGI (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) DALAM SEDIAAN LOSION

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian mengenalnya sebagai tanaman beraroma. Bau khas dari tanaman

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL. Tingkat perubahan warna, panjang kedalaman zona perubahan warna serta tingkat wangi dinyatakan dalam nilai rata-rata ± simpangan baku.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan minyak nilam. Menurut Grieve (2002) Tanaman Nilam termasuk

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

apakah memenuhi syarat SNI atau tidak - Untuk dapat mengetahui mutu minyak sereh yang di uji. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

Di sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

Lampiran 1: Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

MATERIA MEDIKA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumberdaya hayati Indonesia sangat berlimpah dan beranekaragam.

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.

ISOLASI SITRONELLAL DARI MINYAK SEREH WANGI (Cymbopogon winterianus Jowit) DENGAN DISTILASI FRAKSINASI PENGURANGAN TEKANAN. Lucia Wiwid Wijayanti *)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN DAUN JERUK NIPIS

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A DARI MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin B.) DAN UJI AKTIVITAS REPELAN SKRIPSI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL INTEGRASI PROSES

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun sirih hutan (Piper crocatum Ruiz & Pav).

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

Pengenalan dan Pelatihan Budidaya Tumbuhan Anti Nyamuk Di Kelompok PKK Kricak Kidul Tegalrejo Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

Transkripsi:

BAB III HASIL DAN EBAHASAN 3.1. Identifikasi Tumbuhan Hasil Identifikasi/determinasi tumbuhan yang di lakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani usat enelitian BiologiLII Bogor Jl. Raya Jakarta Bogor 46 Cibinong, Indonesia terhadap tumbuhan menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah sereh wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) sinonim Andropogon nardus dari suku oaceae. Data selengkapnya dapat dilihat pada lamipran 1. Halaman 31 3.2. emeriksaan akroskopik dan ikroskopik Daun Tumbuhan Sereh Wangi 3.2.1. emeriksaan makroskopik Hasil pemeriksaan makroskopik yang meliputi visual dan organoleptis dari daun tumbuhan sereh wangi diketahui bahwa pemeriksaan visual terdiri dari enam lembar daun dan daun ketujuh masi menguncup, berwarna hijau muda, daun sereh wangi tersebut muncul dari pelepah daun yang warnanya hijau sedikit kemerahan. Daun sereh wangi memiliki tepi daun kasar dan tajam, tulang daun sejajar, bagian atas dan bawah daun terdapat rambutrambut, setelah diukur daun sereh wangi memiliki ukuran ratarata, lebar + 1,5 cm dan panjang + 1 m. emeriksaan secara organoleptis meliputi pemeriksaan bau dan rasa, bila diremas daunnya mengeluarkan bau khas aromatik, segar dan rasa sedikit pedas. aromatik. Serbuk kering daun sereh wangi berwarna hijau, dan bau yang khas

3.2.2. emeriksaan ikroskopik Hasil pemeriksaan mikroskopik dari daun sereh wangi terlihat pada penampang melintang yang mengenai tulang daun terdapat epidermis atas yang membentuk agak bulat dan ukurannya tidak sama semuanya, mempunyai rambut satu sel. Epidermis bawah juga mempunyai bentuk yang sama dengan epidermis atas namun, ukurannya lebih kecil sedikit. Sel parenkim ada yang berisi tetes minyak, Sel kolenkim terdapat diantara parenkim. Selanjutnya terdapat xilem dan floem dari berkas pembuluh tipe kolateral. Serbuk kering daun sereh wangi memiliki fragmen terdiri dari dinding sel epidermis sedikit tidak beraturan, terdapat stomata tipe halter, rambut penutup satu sel dan kelenjar minyak yang berisi minyak atsiri. 3.3 Hasil enetapan adar Air engeringan merupakan suatu usaha untuk menurunkan kadar air bahan sampai tingkat yang di inginkan. adar air akan mempengaruhi kadar minyak atsiri yang berada pada tumbuhan sereh wangi. Tabel 3.1. enetapan kadar air dan kadar minyak pada tumbuhan sereh wangi Bahan Daun dengan pengeringan 34 jam enetapan kadar air Hasil Hasil teori pengukuran 32,369% 3 5% enetapan kadar minyak atsiri Hasil Hasil teori pengukuran 1,429% + 1,5% Serbuk kering 7,276% < 1% 1,219% + 1,5%

Hasil penetapan kadar air pada pengeringan daun sereh wangi selama 34 jam yaitu 32,369% menghasilkan kadar minyak sebesar 1,429%, sedangkan kadar air yang dihasilkan serbuk kering sebesar 7,276% dan kadar minyak yang dihasilkan 1,219%, dari hasil ini diketahui bahwa minyak atsiri lebih banyak terdapat pada daun sereh wangi dengan proses pengeringan 34 jam dibawah sinar matahari daripada minyak yang dihasilkan oleh serbuk kering. Hilangnya minyak atsiri selama proses pelayuan dan pengeringan bahan tumbuhan jauh lebih besar daripada hilangnya minyak atsiri yang terjadi selama penyimpanan bahan tumbuhan setelah tumbuhan tersebut dikeringkan. enurut Guenther (199), salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya kadar minyak atsiri dari bahan tumbuhan adalah proses pengeringan setelah panen. Beberapa macam tumbuhan yang masih segar dengan kadar air tinggi akan kehilangan sebahagian minyak atsirinya selama proses pengeringan. ehilangan minyak terutama disebabkan oleh penguapan, oksidasi dan resinifikasi. Selama proses pengeringan, membran sel berangsurangsur akan pecah, cairan bebas melakukan penetrasi dari satu sel ke sel yang lain hingga membentuk senyawasenyawa yang mudah menguap (Sastrohamidjojo, 24). Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8. Halaman 596 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9. Halaman 6162 3.4. Identifikasi inyak Atsiri Hasil pemeriksaan visual dengan mengamati warna minyak sereh wangi (citronella oil) di dapat hasil bahwa berwarna kuning pucat dan berupa cairan jernih. enurut kriteria mutu citronella oil yang telah ditetapkan Standar Nasional adalah berwarna kuning pucat sampai kuning kecoklatan.

Tabel 3.2. Hasil penentuan indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri No. arameter engukuran inyak sereh wangi Hasil berdasarkan teori inyak sereh wangi 1. Indeks bias 1,49 1,488 1,495 2. Bobot jenis, 8899,876,91 Dari hasil penelitian nilai indeks bias dan bobot jenis daun sereh wangi telah memenuhi standart SNI (Standar Nasional Indonesia). Indeks bias yang didapat sesuai dengan teori, dan menurut ketaren (1985), indeks bias minyak atsiri berkisar 1,31,7. Bobot jenis merupakan perbandingan dari suatu volume minyak atsiri dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. enurut Sastrohamidjojo (24), minyak atsiri dengan air akan terpisah karena minyak atsiri tidak akan larut dalam air disebabkan berbeda bobot jenisnya. edua cairan membentuk dua lapisan yang terpisah, biasanya minyak atsiri lebih ringan akan mengambang diatas air. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan 11 pada halaman 6364. 3.5. emeriksaan Sediaan 3.5.1. engukuran ph sediaan engukuran ph sediaan losion digunakan untuk mengetahui apakah sediaan yang dibuat dapat diterima ph fisiologis tubuh atau tidak. Untuk menentukan ph sediaan losion, dilakukan dengan menggunakan ph meter.

Tabel 3.3. Hasil pemeriksaan ph sediaan No. Sediaan Losion ph 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. inyak sereh wangi % (kontrol) inyak sereh wangi,25% inyak sereh wangi,5% inyak sereh wangi,75% inyak sereh wangi 1% inyak sereh wangi 1,5% inyak sereh wangi 2% 7,1 7,1 7,1 7,2 7,1 7,2 7,2 easaman kosmetika sebaiknya sesuai dengan ph kulit antara 4,5 dan 7, (Wasitaatmadja, 1997). ada tabel terlihat bahwa sediaan memiliki ph ratarata 7,12. ph sediaan mendekati ph kulit normal, maka sediaan losion minyak atsiri sereh wangi diatas dapat digunakan. 3.5.2 enentuan tipe emulsi enentuan tipe emulsi sediaan losion dengan menggunakan metode zat warna. Hasil yang diperoleh yaitu masingmasing sediaan menunjukkan bahwa metil biru tesebar merata pada losion dan membuktikan bahwa sediaan losion mempunyai tipe emulsi m/a. 3.5.3 enentuan sifat alir sediaan enentuan sifat alir sediaan dilakukan dengan viskometer thomas stromer (arthin, 1993). Sifat alir sediaan adalah aliran plastis karena kurva antara beban vs rpm tidak melalui titik (,) tetapi memotong shearing stress.

Tabel 3.4. Data penentuan sifat alir sediaan losion minyak sereh wangi Beban ( g ) 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 22 23 24 25 26 27 28 29 3 R B C D E F G 21,78 24,33 28,81 31,74 41,66 47,16 49,5 64,93 65,78 73,52 83,33 89,28 92,59 99, 14,16 138,88 178,57 181,81 28,33 263,15 27,27 22,32 24,33 28,73 32,15 41,84 47,61 63,29 66,66 68,2 75,18 9,9 98,3 1 125 142,85 142,85 24,8 243,9 256,41 27,27 312,5 23,2 24,39 29,32 32,36 43,85 48,7 67,11 67,11 72,46 76,33 92,59 99, 12,4 125 144,92 147,5 238,9 25 312,5 312,5 357,14 23,25 24,69 29,41 33,22 47,39 48,54 68,2 68,49 74,62 76,92 92,59 1 14,16 131,57 147,5 169,49 238,9 263,15 322,58 333,33 357,14 23,75 25 32,5 38,75 47,39 49,5 68,96 68,49 76,92 76,92 95,23 13,9 116,27 163,93 169,49 175,43 243,39 27.27 277,77 344,82 434,78 24,33 27,93 33,11 38,91 48,78 63,29 71,42 71,94 8 79,36 1 116,27 125 166,66 169,49 172,41 25 27,27 312,5 37,37 476,19 eterangan : B : losion minyak sereh wangi,25% C : losion minyak sereh wangi,5% D : losion minyak sereh wangi,75% E : losion minyak sereh wangi 1% F : losion minyak sereh wangi 1,5% G : losion minyak sereh wangi 2%

3.6.4. engamatan Stabilitas Sediaan Tabel 3.5. Data pengamatan stabilitas sediaan sediaan losion emeriksaan Sediaan Warna A B C D E F G engamatan (inggu) I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII Bau A B C D E F G udah dituang kembali A B C D E F G Tidak memisah A B C D E F G T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T eterangan : : utih; :Tidak berbau : has; : udah; T : Tidak emisah A : losion minyak sereh wangi % B : losion minyak sereh wangi,25% C : losion minyak sereh wangi,5% D : losion minyak sereh wangi,75% E : losion minyak sereh wangi 1% F : losion minyak sereh wangi 1,5% G : losion minyak sereh wangi 2%

3.6.7. Uji iritasi Tabel 3.6. Data uji iritasi engamatan ulit kemerahan ulit gatalgatal ulit bengkak Sediaan B C D E F G () () () () () () eterangan: () : tidak terjadi iritasi (+) : kulit kemerahan (++) : kulit gatalgatal (+++) : kulit bengkak B : losion minyak sereh wangi,25% C : losion minyak sereh wangi,5% D : losion minyak sereh wangi,75% E : losion minyak sereh wangi 1% F : losion minyak sereh wangi 1,5% G : losion minyak sereh wangi 2% () () () () () () () () () () () () Berdasarkan hasil uji iritasi pada 1 sukarelawan yang dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan losion yang dibuat pada kulit lengan dalam dan di belakang telinga selama tiga hari berturutturut menunjukkan bahwa semua sukarelawan memberikan hasil negatif terhadap parameter reaksi iritasi yang diamati yaitu adanya kulit merah, gatalgatal, ataupun adanya pembengkakan. Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan losion penolak nyamuk yang dibuat aman untuk digunakan dan tidak menimbulkan iritasi.

3.7. Uji Repelan Terhadap Nyamuk engujian dilakukan terhadap 1 orang sukarelawan yang berusia 18 56 tahun. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 3.7. Data kemampuan sediaan losion minyak atsiri sereh wangi terhadap gigitan nyamuk. Jumlah gigitan nyamuk Sukarelawan A B C D E F G (2 jam) (2 jam) (2jam) (2jam) (3jam) (4jam) (5jam) I 17 2 II 12 2 III 15 2 IV 12 2 V 14 3 VI 16 2 VII 1 1 VIII 16 4 IX 1 2 X 15 5 eterangan : A : losion minyak sereh wangi % B : losion minyak sereh wangi,25% C : losion minyak sereh wangi,5% D : losion minyak sereh wangi,75% E : losion minyak sereh wangi 1% F : losion minyak sereh wangi 1,5% G : losion minyak sereh wangi 2%

SUARELAWAN VS JULAH GIGITAN NYAU JULAH GIGITAN NYAU I II III IV V VI VII VIII IX X SUARELAWAN minyak sereh % minyak sereh,25% minyak sereh,5% minyak sereh,75% minyak sereh 1% minyak sereh 1,5% minyak sereh 2% Data kemampuan losion minyak atsiri sereh wangi terhadap gigitan nyamuk. engujian terhadap nyamuk dilakukan selama 2, 3, 4 dan 5 jam, dengan melihat daya proteksi masingmasing perlakuan. Daya proteksi dihitung dengan rumus (omisi estisida, 1995) : nyamuk yang hinggap pada kontrol (%) pada perlakuan Daya roteksi=x 1% nyamuk yang hinggap pada kontrol

Tabel 3.8. Data proteksi sediaan losion minyak atsiri sereh wangi terhadap gigitan nyamuk Sukarelawan I II III IV V VI VII VIII IX X Ratarata Daya proteksi (%) A B C D E F G 88,23 83,33 86,66 83,33 78,57 87,5 9 75 8 66,66 81,92 eterangan : A : losion minyak sereh wangi % B : losion minyak sereh wangi,25% C : losion minyak sereh wangi,5% D : losion minyak sereh wangi,75% E : losion minyak sereh wangi 1% F : losion minyak sereh wangi 1,5% G : losion minyak sereh wangi 2% Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa minyak atsiri daun sereh wangi mempunyai efektifitas sebagai repelan nyamuk atau penolak nyamuk. Dapat dilihat pada konsentrasi minyak sereh,5% dan,75% selama 2 jam, konsentrasi minyak sereh 1% selama 3 jam, konsentrasi minyak sereh 1,5% selama 3 jam dan konsentrasi minyak sereh 2% selama 5 jam menunjukkan bahwa tidak ada gigitan nyamuk, dengan daya proteksi 1%. Hal ini karena daun sereh wangi mengandung geraniol, sitronelol dan sitronelal yang berfungsi sebagai penolak nyamuk. onsentrasi suatu bahan aktif sangat berpengaruh terhadap keefektifan suatu sediaan penolak nyamuk, dimana semakin besar konsentrasi bahan aktif

maka efek repelan atau penolak nyamuk juga semakin besar dan daya efektifitasnya juga semakin lama. Berdasarkan hasil analisis, minyak sereh tersusun dari senyawasenyawa sitronelal, sitronelol, geraniol, alpapinena, limonene, linalool, sitronelil asetat, beta kariofilen, geranil asetat, beta kardinen dan elemol. Dari sekian senyawa tersebut hanya ada tiga senyawa yang kuantitasnya besar yaitu sitronelal, sitronelol dan geraniol (Sastrohamidjojo, 24). enurut Sri (25), Senyawa sitronelal mempunyai sifat racun dehidrasi (desiscant) yang dapat mengakibatkan kematian karena kehilangan cairan terus menerus pada nyamuk. Berdasarkan daya proteksi didapat hasil bahwa pada konsentrasi minyak sereh wangi dengan konsentrasi,5% sudah efektif sebagai penolak nyamuk dengan daya proteksi 1%, begitu juga dengan konsentrasi,75%, 1%, 1,5% dan 2% sudah memiliki daya proteksi repelan nyamuk juga. Hasil yang memenuhi standar omisi estisida Departemen ertanian RI, yaitu harus memiliki daya proteksi 9% selama dua jam. Ini berarti losion minyak atsiri sereh wangi dengan konsentrasi,5%,,75%, 1%, 1,5% dan 2% memenuhi standar.

BAB IV ESIULAN DAN SARAN 4.1 esimpulan inyak sereh wangi (citronella oil) dapat diformulasikan dalam sediaan losion, losion minyak sereh wangi mempunyai efek sebagai penolak nyamuk, daya penolak nyamuk yang baik di mulai dari konsentrasi,5% dan,75% untuk 2 jam; 1% untuk 3 jam; 1,5% untuk 4 jam dan 2% untuk 5 jam. Sediaan losion penolak nyamuk mempunyai ph antara 7,17,2 untuk berbagai konsentrasi yang berbeda, tipe emulsi m/a, homogen pada saat di oleskan. Sediaan losion mempunyai sifat aliran plastis, tidak mengiritasi kulit dan cukup aman untuk digunakan, dan stabil pada suhu kamar selama penyimpanan 12 minggu, mudah dituang, tanpa adanya perubahan warna, bau dan pemisahan fase antara minyak air. 4.2 Saran Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk membuat sediaan penolak nyamuk dari bahan aktif serai wangi dengan formula yang lain seperti spray dan gel.