BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. babi juga berkembang di provinsi Sumatra Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Utara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang secara ekonomi paling penting pada babi di dunia (Fenner et al., 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Maternal antibodi atau yang bisa disebut maternally derived antibodies atau

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak,

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pertama kali saat terjadinya perang di Crimea, Malta pada tahun Gejala

I. PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. rata-rata konsumsi daging sapi selama periode adalah 1,88

PEMBERANTASAN PENYAKIT DAN VAKSINASI HOG CHOLERA PADA TERNAK BABI DI DESA KELATING TABANAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. mamalia dan memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi. Sangat sedikit penderita

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Deteksi Antibodi terhadap Virus Classical Swine Fever dengan Teknik Enzyme-Linked Immunosorbent Assay

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan angka kejadian, tidak hanya terjadi di Indonesia juga di berbagai

AKABANE A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. sapi secara maksimal masih terkendala oleh lambatnya pertumbuhan populasi sapi

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hog Cholera

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi

Indonesia Medicus Veterinus Oktober (5) : pissn : ; eissn :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Ekonomi Pertanian tahun menunjukkan konsumsi daging sapi rata-rata. Salah satu upaya untuk mensukseskan PSDSK adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).

PENYAKIT STRATEGIS RUMINASIA BESAR DAN SITUASINYA DI KALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEREDARAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. menelan stadium infektif yaitu daging yang mengandung larva sistiserkus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemberian Ivermectin Sebelum Vaksinasi Hog Cholera Menekan Pembentukan Antibodi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3

LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK

RINGKASAN PENDAHULUAN

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Ternak babi merupakan salah satu jenis ternak yang memiliki banyak

Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETERSEDIAAN TEKNOLOGI VETERINER DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT STRATEGIS RUMINANSIA BESAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.

Blue Tongue. A. Etiologi. Penyakit blue tongue disebabkan oleh orbivirus RNA beruntai ganda (double stranded) yang termasuk keluarga Reoviridae.

NEWCASTLE DISEASE VIRUS,,,, Penyebab Newcastle Disease. tahukan Anda???? Margareta Sisca Ganwarin ( )

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

DIARE GANAS PADA SAPI A. PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGASAHAN... RIWAYAT HIDUP... ABSTRAK... v. KATA PENGANTAR. vii. DAFTAR ISI. ix. DAFTAR TABEL.

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS

Demam sekitar 39?C. Batuk. Lemas. Sakit tenggorokan. Sakit kepala. Tidak nafsu makan. Muntah. Nyeri perut. Nyeri sendi

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

Wabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua.

BOVlNE EPHEMERAL FEVER (BEF) A. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. VHB (Virus Hepatitis B) termasuk dalam anggota famili Hepadnavirus

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Produksi susu segar dalam negeri hanya mampu

ABSTRAK. Kata kunci: Cysticercus cellulosae, crude antigen, ELISA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yaitu bakteri berbentuk batang (basil)

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan parasit Plasmodium yang

BAB II TINJUAN PUSTAKA

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

TINJAUAN PUSTAKA Newcastle Disease (ND)

HOG CHOLERA A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Salah Satu Manajemen Perkandangan pada Peternakan Ayam Broiler.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penderitaan yang berat dengan gejala saraf yang mengerikan dan hampir selalu

PERBANDINGAN TITER ANTIBODI HOG CHOLERA PADA BERBAGAI TINGKATAN UMUR BABI PASCA VAKSINASI PEST-VAC SKRIPSI

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

Proses Penyakit Menular

EVALUASI HASIL PENGUJIAN UJI KEAMANAN VAKSIN GUMBORO AKTIF DI BBPMSOH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Karakteristik dari sapi bali bila

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini adalah hewan yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing, anjing, burung,

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur . Sistem Kekebalan pada Ayam

RESPON IMUN ANAK BABI PASCA VAKSINASI HOG CHOLERA DARI INDUK YANG TELAH DIVAKSIN SECARA TERATUR ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

I. PENDAHULUAN. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi dalam usaha

BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. peternakan skala besar saja, namun peternakan skala kecil atau tradisional pun

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMELIHARAAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hog cholera 2.1.1 Epizootiologi Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan di Bali. Hampir setiap keluarga di daerah pedesaan memelihara babi. Peternakan babi juga berkembang di provinsi Sumatra Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Populasi babi di Indonesia diperkirakan 6 juta ekor (Http://database.deptan.go.id). Sebagian besar dari populasi tersebut berasal dari peternakan rakyat. Babi dibutuhkan untuk dikonsumsi, serta pelengkap sarana kegiatan upacara keagamaan. Propinsi Bali menyumbang populasi babi nasional sebanyak 1,05 juta ekor. Perkembangan populasi ternak babi di Provinsi Bali rata-rata 12,87% per tahun (Kariyasa dan Ilham, 2012). Babi di daerah Bali sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat untuk dikonsumsi dan pelengkap sarana kegiatan upacara keagamaan. 2.1.2 Etiologi Hog cholera merupakan salah satu penyakit menular yang secara ekonomi paling penting pada babi (Fenner et al., 2003). Penyakit Hog Cholera disebabkan oleh virus dari keluarga Flaviviridae, genus Pestivirus, dalam genus itu, virus hog cholera bergabung bersama virus diare sapi (bovine viral diarrhea). Kedua virus itu juga mempunyai hubungan antigenik (OIE 2008). Virus ini berbentuk bundar dengan diameter berkisar antara 40-50 nm, mempunyai nukleokapsid berbentuk 1

2 heksagonal berukuran sekitar 29 nm, dan mengandung material genetik RNA berbentuk single stranded dan polarity positip. 2.1.3 Penularan Virus Pestivirus dapat bertahan selama berbulan-bulan di dalam daging yang didinginkan dan bertahun-tahun di dalam daging yang dibekukan. Virus ini sensitif terhadap pengeringan (desiccation) (Gilles, 2007). Penularan penyakit hog cholera (HC) disebabkan oleh adanya infeksi virus in utero atau kongenital pada induk yang bunting dan tertular, menyebabkan embrio atau janin yang dilahirkan mati, lemah, atau cacat. Sedangkan penularan secara alami terjadi melalui kontak langsung antar babi. Virus disebarkan melalui cairan mulut, hidung mata, kemih, dan tinja. Penularan secara mekanis terjadi karena kontaminasi dari pengunjung, kandang lain, sepatu, truk, atau alat-alat kandang (Subronto, 2003). Penularan dari babi yang sakit atau carrier ke babi yang sehat merupakan cara penularan yang paling sering terjadi. Wabah penyakit sering diawali dengan pemasukan babi baru dari daerah atau peternakan yang tertular Hog cholera (Tarigan et al., 1997). 2.1.4 Gejala Klinis Gejala klinis yang teramati pada kasus lapangan adalah anoreksia, demam, konjungtivitis, eritema pada telinga, abdomen, dan ekor, dispnea, diare, dan gejala saraf seperti : tremor, inkoordinasi, gerakan mengayuh sepeda (Artois et al., 2002; Greg, 2002; Wirata et al., 2010). Penyakit Hog cholera sangat menular pada babi, berlangsung secara akut, subakut, kronis atau subklinis yang ditandai oleh

3 perdarahan-perdarahan pada berbagai organ tubuh (Dunne, 1975), dengan angka kematian mencapai 100% (OIE 2008). Penyakit Hog cholera dapat terjadi secara akut, sub akut dan kronis disertai morbiditas dan mortalitas tinggi. Bentuk akut ditandai oleh demam tinggi, depresi berat, perdarahan dalam dan terbatas pada permukaan mukosa. 2.1.5 Pencegahan dan Penanggulangan Vaksinasi cara paling efektif untuk pencegahan penyakit Hog cholera. Titer antibodi protekif telah terbentuk satu minggu setelah vaksinasi dan bertahan selama 2-3 tahun (Tarigan et al., 1997; Tizard 2000). Vaksinasi terhadap anak babi yang induknya belum divaksin dilakukan pada umur 14-21 hari, sedangkan untuk anak babi yang induknya sudah pernah divaksin, dilakukan vaksinasi pada umur 30 hari (Subronto, 2003). Pemberian vaksin tidak hanya melindungi hewan terhadap gejala klinis, tetapi juga mencegah terjadinya infeksi (Biront dan Leunen, 1987). Di Indonesia dilakukan vaksinasi massal secara rutin dengan menggunakan vaksin yang sudah dilemahkan melalui pasage berulang-ulang pada kelinci (galur C) atau dilemahkan melalui biakan sel secara berulang-ulang (galur Japanese GPE dan French Triverval) (Dharmawan et al., 2012). Kekebalan atau antibodi yang terbentuk akibat vaksinasi mampu melindungi babi dari penyakit dan mencegah replikasi virus di dalam tonsil atau tubuh babi. Selain itu telah banyak bukti yang mendukung bahwa vaksin ini aman untuk dipakai pada babi, dan tidak menimbulkan gangguan pada babi bunting (Tarigan et al., 1997). 2.1.6 Diagnosis

4 Enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) merupakan salah satu teknik deteksi antibodi hog cholera yang saat ini paling banyak dan sering digunakan di seluruh dunia (Artois et al., 1997). Teknik ELISA untuk diagnosis Hog cholera telah banyak dikembangkan karena test ini mampu memeriksa sampel dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, sehingga ideal untuk screening (Mathias and Mundy 2005). Uji ELISA yang dikembangkan saat ini memiliki spesifisitas tinggi dengan penggunaan antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal dapat membedakan virus Hog cholera dengan virus bovine viral diarrhea (Artois et al., 1997; Christie, 2007). 2.2 Vaksinasi Pengendalian Hog cholera di Indonesia dilakukan dengan melaksanakan program vaksinasi secara rutin. Vaksin Hog cholera yang digunakan adalah vaksin yang sudah dilemahkan melalui pasase berulang pada kelinci (galur C) atau dilemahkan melalui biakan sel secara berulang (galur Japanese GPE) (Terpstra, 1991). Vaksin-vaksin yang biasa digunakan di Indonesia, terutama vaksin galur C, dapat memacu kekebalan antibodi sejak satu minggu pasca vaksinasi dan berlangsung selama 2 sampai dengan 3 tahun (Subronto, 2003).

5