ARTIKEL PENELITIAN ABSTRAK. Culia Rahayu*, Sri Widiati**, dan Niken Widyanti**

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

ARTIKEL PENELITIAN ABSTRAK. Identi kasi faktor yang...

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

Hubungan Perilaku Ibu Hamil dengan Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) Masa Kehamilan di Puskesmas Pandanwangi Malang

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S., 2011a, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Edisi ke - 2, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta, hal. 5, 15, 21, 140, 153.

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemeliharaan Kebersihan gigi dan Mulut Ibu Hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional. Cross sectional adalah penelitian non. data sekaligus pada suatu saat (Notoadmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

ABSTRAK. Plak gigi, obat kumur cengkeh, indeks plak

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

Maria Victa Agusta R.*, Ade Ismail AK**, Muhammad Dian Firdausy*** ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci: sikap, perilaku, kesehatan gigi dan rongga mulut, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 KUTAWIS, BUKATEJA, PURBALINGGA.

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

ABSTRACT. perseptions taxpayer, knowledge taxpayer, sanctions land and building tax, and obedience to pay in land and building tax.

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik

BAB III METODE PENELITIAN

Keywords: management control systems, leadership style, performance company

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN PEMERIKSAAN DAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TERHADAP PERILAKU IBU MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI ANAK DI KOTA BUKITTINGGI

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

oleh: niken kusdayanti fakultas ekonomi, universitas negeri yogyakarta Pembimbing: Tejo Nurseto, M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian one group pretest-posttest design. Adapun rancangan O 1 X O 2. Gambar 2.

Kris Adityawarman*, Diyah Fatmasari **, Arlina Nurhapsari** ABSTRAK

BAB 4 METODE PENELITIAN

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS DENTAL HEALTH EDUCATION DISERTAI DEMONSTRASI CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR

PENGESAHAN SKRIPSI. Hesthi Krisnawati, NIM: G , Tahun: 2016

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF THE FAMILY ON FAMILY TASK IN HEALTH AND THE UTILIZATION OF HEALTH SERVICE AT PANDAK II HEALTH CENTER BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PELIHARA DIRI KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU DENGAN JUMLAH KARIES PADA ANAK PRA SEKOLAH TK PERTIWI II BANJARNEGARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK

Hubungan Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dengan Karies Gigi Murid Usia 5 Tahun di Pondok Labu Tahun 2013

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kualitas sistem informasi akademik, kepuasan mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN RONGGA MULUT DENGAN KESEHATAN PERIODONTAL IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X BANDUNG ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

ABSTRAK ANALISIS PENGARUH DIMENSI BAURAN PROMOSI TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT MARANATHA BANDUNG

PENGARUH PROMOSI MENYIKAT GIGI TERHADAP SKOR PLAK DI SEKOLAH DASAR KANDANGAN II, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai mikroorganisme terdapat di dalam rongga mulut, termasuk pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN UMUR DAN SIKAP MENGENAI GIGI TIRUAN DENGAN LAMA PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA PASIEN DI KLINIK GIGI ILHAM BANJARMASIN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Kesehatan Periodontal Pra Lansia di Posbindu Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Culia Rahayu*, Sri Widiati**, dan Niken Widyanti** * Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya **Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada * Jalan Cilolohan, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia 46115; e-mail: culiarahayu@yahoo.com ABSTRAK Proses penuaan merupakan salah satu faktor sistemik yang mempengaruhi respon tubuh terhadap terjadinya penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan status kesehatan periodontal pra lansia. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 225 orang pra lansia dari 9 Posbindu di Kecamatan Indihiang Tasikmalaya, yang diambil dengan cara purposive sampling. Variabel pengaruh terdiri dari pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Variabel pengetahuan diukur menggunakan kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban benar atau salah. Variabel sikap dan perilaku diukur menggunakan kuesioner dibuat menurut skala Likert. Kuesioner telah diuji validitas (koefisien korelasi 0,30) dan uji reliabilitas (alpha cronbach >0,60). Variabel terpengaruh adalah status kesehatan periodontal yang diukur menggunakan indeks CPITN. Analisa data menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut mempunyai hubungan signifikan terhadap status kesehatan periodontal (F =30,681 dan p =0,001), dan memberikan kontribusi pengaruh sebesar 29,4% (R² = 0,294) terhadap status kesehatan periodontal. Perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi pengaruh paling besar terhadap status kesehatan periodontal yaitu sebesar 6,9%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin baik pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, semakin baik status kesehatan periodontal pra lansia. Perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi pengaruh paling besar terhadap status kesehatan periodontal pra lansia. Maj Ked Gi. Juni 2014; 21(1): 27-32. Kata kunci: Pengetahuan, sikap, perilaku, status kesehatan periodontal, pra lansia. ABSTRACT: Correlation Between Knowledge, Attitude and Behaviour on Oral Hygiene Maintenance with Periodontal Health Status of Pre Elderly at Posbindu of Sub-District Indihiang Tasikmalaya. Aging process is one of the systemic factors that influence the host response towards the occurrence of periodontal disease. The purpose of this study was to find out the correlation between knowledge, attitude, and behavior on oral hygiene maintenance with periodontal health status of pre elderly. Two hundred twenty-five pre elderly chosen purposively from 9 Posbindu of Sub-district Indihiang Tasikmalaya were used as a sample of non-experimental study with cross-sectional design. The independent variables were: knowledge, attitude and behavior on oral hygiene maintenance. Experience variable was measured in closed questionnaire with multiple-choice answers: true or false. Attitude and behavior variables were measured using a questionnaire with Likert scale. The results of the validity and reliability test show that correlation coefficient and alpha cronbachis 0,30 and > 0,60 respectively. CPITN index was used to measure dependent variable (periodontal health status). Correlation analysis and multiple regressions were used for data analysis. The result of multiple regression analysis shows that variables of knowledge, attitude and behavior on oral hygiene maintenance have a very significant correlation between periodontal health status (F = 30,681 and p = 0,001) and gives an influence contribution of 29,4% (R2 = 0,294) on periodontal health status. Behavior on oral hygiene maintenance gives the greatest influence contribution on periodontal health status as much as 6,9%. Conclusions: The better of knowledge, attitude and behavior on oral hygiene maintenance lead to the better periodontal health status of pre elderly. The action on oral hygiene maintenance gives the biggest influence contribution on periodontal health status of pre elderly. Maj Ked Gi. Juni 2014; 21(1): 27-32. Keywords: Knowledge, attitude, behavior, periodontal health status, pre elderly 27

Maj Ked Gi. Juni 2014; 21(1): 27-32 PENDAHULUAN Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan penyakit karies dan jaringan periodontal mempunyai prevalensi cukup tinggi di masyarakat yaitu sebesar 23,1%.¹ Penyakit periodontal dapat menjadi penyebab utama dari tanggalnya gigi pada populasi dewasa. 2 Penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi di permukaan gigi (plak bakteri dan produk-produk yang dihasilkannya). Selain penyebab utama, terdapat faktor-faktor risiko terjadinya perubahan pada jaringan periodontal antara lain: faktor lokal yang memudahkan retensi plak dan faktor sistemik yang mempengaruhi respon tubuh terhadap bakteri. 3,4 Beberapa kelainan sistemik dapat berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal, tetapi faktor sistemik semata tanpa adanya plak bakteri tidak dapat menjadi pencetus terjadinya penyakit periodontal. 3 Hasil penelitian pada lansia di Kecamatan Serpong Jakarta menunjukkan pengetahuan, sikap, dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Hasil pemeriksaan intra oral menunjukkan prevalensi karies sebesar 100%, sedangkan prevalensi penyakit periodontal 97,18%. 5 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku. Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan gigi merupakan faktor predisposisi dari perilaku kesehatan yang mengarah kepada timbulnya penyakit. 6 Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif lebih langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari pengetahuan dan kesadaran maka perilaku tidak akan berlangsung lama. 7 Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut penduduk di negara berkembang adalah sikap dan perilaku. Sikap dikatakan sebagai respon evaluatif, yang hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya reaksi. 8 Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan, tetapi yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan itu. 9 Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Konsep kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut, termasuk gusi dan jaringan sekitarnya. 6 Penelitian sebelumnya menunjuk kan status kesehatan gigi dan mulut 30 orang pra lansia di Posbindu Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya menunjukkan rerata OHI-S 2,49 (kriteria sedang), yang mengalami gingivitis sebanyak 70%, sedangkan perilaku menyikat gigi rerata 2 kali sehari pada waktu mandi pagi dan mandi sore, yang mempunyai keluhan pada gigi sebagian besar (66,6%) mencari pengobatan sendiri dengan membeli obat diwarung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan status kesehatan periodontal pra lansia di Posbindu Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan rancangan crosssectional. 10 Subjek penelitian berjumlah 225 pra lansia dari 9 Posbindu Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, dengan kriteria inklusi: usia 45-59 tahun, bersedia dijadikan sampel penelitian, tidak mempunyai penyakit diabetes mellitus, bisa membaca dan menulis, mempunyai gigi indeks atau gigi yang bisa diperiksa. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan (informed concent) dari subjek penelitian. Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Variabel terpengaruh adalah status kesehatan periodontal pra lansia di Posbindu Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Pengetahuan diukur menggunakan kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban benar atau salah. Sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut diukur menggunakan kuesioner dibuat menurut skala Likert. Kuesioner telah diuji validitas pada 30 orang pra lansia (koefisien korelasi 0,30) dan uji reliabilitas (αcronbach >0,60). 11,12 Pengukuran status 28

Rahayu, dkk: Hubungan antara Pengetahuan... kesehatan periodontal pra lansia menggunakan indeks CPITN. 13 Gigi yang diperiksa adalah : 17.16 11 26.27 47.46 31 36.37 Permukaan gigi yang diperiksa dari distal ke mesial baik permukaan labial/ bukal, lingual/ palatal. 13 Penilaian gigi indeks menggunakan periodontal probe dengan kriteria sebagai berikut: 0 =sehat; 1= perdarahan; 2= karang gigi; 3= poket dangkal (4 5 mm); 4= poket dalam ( 6 mm). 13 Penelitian ini telah mendapatkan ethical clearance dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan análisis korelasi Product Moment dan regresi berganda (p= 0,001). HASIL PENELITIAN Sebagian besar (49,78%) responden pada penelitian ini berumur 45 49 tahun dan jenis kelamin responden mayoritas perempuan (85,33%). Tabel 1. Distribusi Status Kesehatan Periodontal pada Responden yang Berkunjung ke Posbindu Kecamatan Indihiang (n= 225) Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Sehat 1 0,44 Perdarahan 10 4,44 Karang gigi 119 52,89 Poket dangkal 94 41,79 Poket dalam 1 0,44 Jumlah 225 100,00 Tabel 1 mayoritas responden memiliki karang gigi (52,89%), poket dangkal sebesar 41,79%. Responden yang dinyatakan sehat hanya sebesar 0,44%. Mayoritas responden (88,89%) memiliki pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan kategori baik. Sebagian besar dari responden tersebut memiliki karang gigi (50,68%). Responden dengan status periodontal sehat 0,44% memiliki pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut kategori baik (Tabel 2). Berdasarkan Tabel 3 mayoritas responden memiliki sikap terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan kategori cukup (78,22%). Sebagian besar dari responden tersebut memiliki poket dangkal (38,22%). Responden dengan status periodontal sehat 0,44% memiliki sikap terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut kategori baik. BerdasarkanTabel 4 hampir seluruh responden (98,67%) memiliki perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut kategori cukup. Sebagian besar dari responden tersebut (52,90%) memiliki karang gigi. Satu-satunya responden dengan status periodontal sehat memiliki perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan kategori baik. Hasil analisis korelasi menunjukkan variabel pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut mempunyai korelasi positif dengan status kesehatan periodontal (p = 0,001). Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan Sikap terhadap Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut dan Status Kesehatan Periodontal (n = 225) Status Periodontal Kesehatan Kurang (16 32) Sikap Cukup (33 48) Baik (49 64) Total n % N % n % N % Sehat 0 0,00 0 0,00 1 0,44 1 0,44 Perdarahan 0 0,00 5 2,22 5 2,22 10 4,44 Karang gigi 0 0,00 84 37,34 35 15,56 119 52,90 Poket dangkal 0 0,00 86 38,22 8 3,56 94 41,78 Poket dalam 0 0,00 1 0,44 0 0,00 1 0,44 Total 0 0,00 176 78,22 49 21,78 225 100,00 29

Maj Ked Gi. Juni 2014; 21(1): 27-32 Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku terhadap Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut dan Status Kesehatan Periodontal (n= 225) Status Kesehatan Kurang Perilaku Cukup Total Periodontal (11 22) (23 33) (34 44) n % N % n % n % Sehat 0 0,00 0 0,00 1 0,44 1 0,44 Perdarahan 0 0,00 10 4,44 0 0,00 10 4,44 Karang gigi 0 0,00 119 52,90 0 0,00 119 52,90 Poket dangkal 2 0,89 92 40,89 0 0,00 94 41,78 Poket dalam 0 0,00 1 0,44 0 0,00 1 0,44 Total 2 0,89 222 98,67 1 0,44 225 100,0 Baik Tabel 5. Hasil Analisis Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat (Status Kesehatan Periodontal) No Variabel Bebas Koefisien Korelasi (r xy ) p-value 1. Pengetahuan 0,422 0,001 2. Sikap 0,372 0,001 3. Perilaku 0,446 0,001 Keterangan: *) signifikansi pada α 5% Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Bebas Koefisien Beta Standardized sig. Coefficients t hitung (p-value) Beta Konstanta -3,010 -- -- -- Pengetahuan 0,118 0,250 3,940 0,000 Sikap 0,039 0,189 3,034 0,003 Perilaku 0,068 0,265 4,032 0,000 R 2 = 0,294 F hitung = 30,681 Sig. (p-value) = 0,001 Berdasarkan analisis regresi berganda menunjukkan semua variabel bebas pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut mempunyai pengaruh signifikan terhadap status kesehatan periodontal (p= 0,001). Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,294, hal ini menunjukkan secara statistik variabel pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberi konstribusi terhadap status kesehatan periodontal pra lansia di Posbindu Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sebesar 29,4% dan selebihnya (70,6%) ditentukan oleh faktor lain di luar penelitian ini. Hasil analisis Partial Eta Squared menunjukkan bahwa variabel perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi pengaruh paling besar terhadap status kesehatan periodontal dengan memberikan sumbangan sebesar 6,9%, disusul variabel pengetahuan sebesar 6,6%, dan sikap sebesar 4,0%. 30

Rahayu, dkk: Hubungan antara Pengetahuan... PEMBAHASAN Berdasarkan analisis multi variat variabel pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut berpengaruh signifikan terhadap status kesehatan periodontal pra lansia (p= 0,001). Kontribusi positif pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut terhadap status kesehatan periodontal dilihat dari nilai partial eta squared 0,066, artinya variabel pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi pengaruh sebesar 6,6%. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 50,68% responden memiliki karang gigi dengan kategori pengetahuan baik. Data deskriptif ini menunjukkan walaupun pra lansia berpengetahuan baik, tetapi pengetahuan saja tidak cukup untuk terbentuknya perilaku. Kemungkinan pra lansia memiliki tahap pengetahuan paling rendah yaitu tahu (hanya mengingat suatu objek) tidak sampai tahap pengetahuan paling tinggi yaitu evaluasi (kemampuan melakukan penilaian terhadap objek, misalnya menilai kondisi kesehatan gusinya pada saat tertentu). 6 Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor internal meliputi pengetahuan, persepsi, emosi, motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan fisik maupun non fisik. 7 Pengetahuan berkaitan erat dengan pendidikan, mayoritas pra lansia berpendidikan tamat Sekolah Dasar kemungkinan kurang motivasi atau kemauan dan kurang menyadari pentingnya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, menganggap penyakit gigi merupakan penyakit ringan. Penelitian di Finlandia dan Amerika yang sejalan dengan penelitian ini, menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan berpengaruh terhadap frekuensi menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut, dan periodontitis. 14 Pengetahuan atau kognitif merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan kesehatan gigi akan mendasari sikap yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut. 6 Kontribusi positif sikap terhadap status kesehatan periodontal diketahui dari nilai partial eta squared 0,04, artinya variabel sikap terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi pengaruh sebesar 4,0%. Sikap pra lansia terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan kategori cukup sebesar 78,22%. Sebagian besar pra lansia mengalami poket dangkal (38,22%), data ini menunjukkan bahwa sikap yang cukup pada pra lansia belum tentu disertai dengan perilaku yang baik dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut. Sikap merupakan kecenderungan yang belum disertai tindakan nyata terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. 6 Mann menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan sikap merupakan predisposisi evaluatif yang banyak menentukan bagaimana individu bertindak, tetapi sikap dan tindakan nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyata tidak hanya ditentukan oleh sikap semata, tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. 15 Hasil penelitian Wiyatini 16 yang sejalan dengan penelitian ini, menunjukkan pada usia 45 tahun atau lebih yang memiliki sikap kurang dalam pencegahan penyakit gigi menunjukkan prevalensi periodontitis lebih tinggi daripada yang memiliki sikap baik. Sikap merupakan suatu evaluasi yang positif dan negatif, serta melibatkan emosional seseorang dalam menanggapi objek sosial, artinya bila hasilnya positif maka seseorang akan cenderung mendekati objek, dan sebaliknya bila sikapnya negatif cenderung menjauhi objek. 6 Hasil analisis menunjukkan kontribusi positif perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut terhadap status kesehatan periodontal diketahui dari nilai partial eta squared 0,069, artinya variabel perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi pengaruh sebesar 6,9%. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pra lansia memiliki karang gigi sebesar 52,90% dengan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi kategori cukup, hal ini kemungkinan disebabkan perilaku pra lansia terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut belum tepat dan benar, misalnya menyikat gigi dilakukan pada saat mandi pagi dan sore, cara menyikat gigi tidak benar. Mayoritas pra lansia apabila ada keluhan sakit gigi cukup ditangani sendiri dengan membeli obat di warung, walaupun memeriksakan giginya dalam keadaan sudah tidak bisa ditangani. Mayoritas pra lansia adalah ibu rumah tangga dan buruh tani 31

Maj Ked Gi. Juni 2014; 21(1): 27-32 kemungkinan sumber dana mempengaruhi perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan, sehingga pra lansia tidak memeriksakan giginya. Penelitian Sriyono 17 yang sejalan dengan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan gingivitis pada lansia. Perilaku kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. Penyebab seseorang berperilaku sehat atau tidak berperilaku sehat adalah pengetahuan, perilaku kesehatan dari orang lain yang menjadi panutan, sumber daya (fasilitas kesehatan, uang, waktu, tenaga, jarak ke fasilitas kesehatan) dan kebudayaan. 6 KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Semakin baik pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, semakin baik status kesehatan periodontal pra lansia di Posbindu Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi pengaruh paling besar terhadap status kesehatan periodontal pra lansia di Posbindu Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. DAFTAR PUSTAKA 1. Kemenkes, Rencana program pelayanan kesehatan gigi dan mulut 2011-2025, Jakarta: Subdit Pelayanan Kesehatan Gigi; 2012. h. 2 5. 2. Smith D, Seymour R. Penyakit periodontal dan perawatannya pada lansia. Barnes IE, Walls A. dalam perawatan gigi terpadu untuk lansia (gerodontology). Jakarta: EGC; 2006. h. 82. 3. Rees T. Faktor penyerta sistemik. Fedi PF, Vernino A, Gray JL. dalam: Silabus periodonti, Jakarta: EGC; 2005. h. 21 22. 4. Vernino A. Etiologi penyakit periodontal, Fedi PF, Vernino A, dan Gray JL. dalam: Silabus periodonti. Jakarta: EGC; 2005. h. 13. 5. Bahar A. Masalah kesehatan gigi lansia di lengkong gudang dan serpong serta saran penanggulangannya melalui peran serta kader kesehatan FKG UI 6. Jakarta. Jurnal Kedokteran Gigi. 2000; 7: 311 317. 7. Budiharto. Pengantar ilmu perilaku kesehatan dan pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC; 2010. h. 17 21. 8. Notoatmodjo. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. h. 140. 9. Sobur A. Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia; 2011. h. 446 447. 10. Gerungan WA. Psikologi sosial. Edisi ke-3. Bandung: Refika Aditama; 2009. h. 160 161. 11. Pratiknya AW. Dasar dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2010. h. 10 1 12. Singarimbun M, Effendi S. Metode penelitian survei, Jakarta: LP3ES; 2008. h. 122, 132 137 13. Azwar S. Reliabilitas dan validitas. Edisi ke 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset; 2011. 14. Sriyono. Pengantar ilmu kedokteran gigi pencegahan. Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2011. h. 49 15. Tjahja, Lely. Pengaruh faktor individu terhadap keradangan gusi di puskesmas dki jakarta tahun 2007. Media Penelitian dan Pengembang Kesehatan. 2009; XIX: 49 62. 16. Azwar S. Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Edisi ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset; 2011: 21. 17. Wiyatini T. Faktor-faktor lokal dalam mulut dan perilaku pencegahan yang berhubungan dengan periodontitis, Semarang, Universitas Diponegoro, Semarang. Jurnal Epidemiologi. 2009. 18. Sriyono NW. Correlation age, attitude, and dental care behaviour with oral health status of institutionalized elderly in yogyakarta indonesia, Hongkong. Hongkong Dental Journal. 2005; 2: 30 35. 32