BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

PEMANFAATAN EKSTRAK KASAR PAPAIN SEBAGAI KOAGULAN PADA PEMBUATAN KEJU COTTAGE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Bab III Bahan dan Metode

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. BAHAN DAN METODE

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Pertanian UMY untuk tahap pembuatan tepung mocaf dan Laboratorium. Biokimia Farmasi UMY untuk uji karateristik tepung mocaf meliputi Analisis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

METODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METODE. Materi

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan aquadest sebanyak 4500 ml - Dipasteurisasi pada suhu 63 0 C selama 30 menit - Didinginkan sampai suhu 30 0 C - Diukur ph nya Susu skim hasil pasteurisasi Bakteri stater 10 % v/v - Diaduk hingga homogen - Di inkubasi pada suhu 30 0 C selama 1 jam (sampai terjadi penurunan ph) - Di masukkan kedalam 4 gelas, masing-masing dengan volum 200 ml - Ditambahkan ekstrak kasar enzim bromelin dengan variasi konsentrasi 0; 320; 520 dan 720 ppm ( KK; BA; BB dan BC ) - Diinkubasi kembali sampai tercapai ph 4,6 untuk masing-masing variasi konsentrasi - Dipanaskan pada suhu 38 0 C - Suhu dibiarkan naik secara bertahap sampai 48 0 C, suhu dijaga tetap selama 10 menit sambil dilakukan pengadukan - Dilakukan penyaringan dengan menggunakan saringan sambil dilakukan pembilasan dengan aquadest sampai terpisah antara dadih / curd dan whey whey Dadih - Ditimbang - Ditambah garam sebanyak 4% w/w Keju Cottage KK Keju Cottage BA Keju Cottage BB Keju Cottage BC Kualitas keju cottage ditentukan Kadar mineral Kalsium Kadar Air Kadar Lemak Kadar Protein Gambar 3.1 Bagan alir proses pembuatan keju cottage dan analisis kualitasnya 28

29 3.1.2 Bagan Alir pembuatan Ekstrak Kasar Enzim Bromelin gambar 3.2 Bagan Alir preparasi ekstrak kasar enzim bromelin ditunjukkan pada 100 g Batang nanas - Ditambahkan 50 ml aquadest - Dihaluskan dengan menggunakan blender - Disaring Filtrat Residu - Ditambahkan buffer fosfat ph 7 dengan perbandingan sampel:buffer (1:1) - Dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi - Disentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm selama 20 menit Supernatan Pellet - Diuji efektifitas enzimnya dengan menggunakan metode biuret Ekstrak kasar enzim bromelin Gambar 3.2 Bagan Alir preparasi ekstrak kasar enzim bromelin

30 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat gelas dan alat pendukung. Alat gelas terdiri dari buret, cawan porselen, desikator, gelas kimia, gelas ukur, labu ukur, labu Erlenmeyer, labu Kjeldhal, tabung reaksi, pipet tetes, pipet volum, butirometer, kawat Ose. Alat pendukung terdiri dari autoklap, pipet volum, pipet tetes, pembakar spirtus, inkubator, shaker, ph-meter, sentrifuse, dan spektrofotometer serapan atom (SSA). Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan baku dan bahan kimia. Bahan baku yang digunakan adalah susu skim, batang nanas dan bakteri starter (Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis dan Leuconostoc mesentroides). Bahan kimia yang digunakan adalah buffer posfat ph 7, natrium hidroksida, asam sulfat, amil alkohol, asam klorida, asam borat, indikator Tashiro (campuran metil merah 0,2 % dan metilen biru 0,1 %), pereaksi biuret (campuran NaOH 40% dan CuSO 4 0,01M ), garam Kjeldahl (campuran CuSO 4.5H 2 O dan K 2 SO 4 dengan perbandingan massa 1:3), asam nitrat, tembaga sulfat, natrium klorida, glukosa, agar, natrium asetat, dan yeast ekstrak. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Pembuatan Ekstrak Kasar Enzim Bromelin Proses pembuatan Enzim bromelin dimulai dari pemilihan batang nanas yang diperoleh di daerah subang, kemudian batang nanas yang akan digunakan

31 dipilih dan dibersihkan dari kotoran, debu serta dibuang bagian yang tidak diperlukan, dicuci, diiris dan dihancurkan menggunakan blender dengan sedikit penambahan aquadest. Batang nanas yang telah hancur di saring untuk mendapatkan ekstraknya berupa filtrat, lalu ditambahkan buffer posfat dengan perbandingan filtrat:posfat (1:1). Lalu disentrifuse dengan kecepatan 2000 rpm selama 20 menit. Setiap tahapan yang dilakukan diusahakan dalam kondisi dingin (± 4 0 C). Tahapan terakhir adalah pengujian efektivitas ekstrak kasar enzim bromelin menggunakan metode biuret. 3.3.2. Pembuatan Bakteri Starter Dalam pembuatan bakteri starter untuk pembuatan keju cottage ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu, pembuatan media dan inkubasi bakteri. 3.3.2.1 Pembuatan Media Panthotenate Broth Proses pembuatan panthotenate broth ini dimulai dengan menimbang bahan-bahan yang dibutuhkan, bahan yang dibutuhkan untuk 1 L media panthotenate broth adalah: glukosa 5 g, Natrium asetat 5 g dan yeast ekstract sebanyak 20 g. Semua bahan tersebut dilarutkan dalam 1L aquadest, kemudian dipanaskan sambil dilakukan pengadukan dengan pengaduk magnet. Pemanasan dilakukan sampai mendidih selama 15 menit. Media yang telah ada didinginkan, lalu dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer yang telah ditutup dengan kapas yang

32 dibalut kain kassa. Langkah terakhir adalah sterelisasi media menggunakan autoklap dengan tekanan 1,5 atm dan suhu 121 0 C selama 15 menit. 3.3.2.2.Preparasi Bakteri Starter Bakteri starter yang digunakan merupakan campuran 3 jenis bakteri dengan konsentrasi 10% v/v yaitu bakteri Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis dan Leuconostoc mesentroides dengan perbandingan 3:1:2 dan umur masing-masing inokulum berturut-turut adalah 6 jam, 4 jam, dan 8 jam. Tiga jenis bakteri ini diinkubasi dalam media panthotenate broth menggunakan shaker berpenangas pada suhu 30 0 C sesuai umur inokulum masing-masing bakteri. Bakteri starter hasil inkubasi disimpan dalam lemari es pada suhu 4 0 C. 3.3.3 Pembuatan Keju Cottage Metoda yang digunakan dalam pembuatan keju cottage ini adalah metoda setting pendek ( Nurhidayati, 2003). Dibuat empat jenis keju cottage yaitu keju cottage yang dibuat dengan penambahan konsentrasi ekstrak kasar enzim bromelin sebanyak 0; 320; 520 dan 720 ppm, untuk selanjutnya ke empat jenis keju ini secara berurutan dinamai KK, BA, BB, dan BC. Skim yang merupakan bahan dasar keju dipasteurisasi menggunakan metode batch yaitu pasteurisasi pada suhu 63 0 C selama 30 menit sambil diaduk, didinginkan sampai 30 0 C sebagai suhu inkubasi, kemudian ditambah 10% (V/V)

33 starter campuran, ph nya diukur menggunakan ph meter dan disimpan dalam inkubator pada suhu 30 0 C. Setelah terjadi penurunan ph lalu di tambahkan ekstrak kasar enzim bromelin dengan konsentrasi yang berbeda (0 ppm; 320 ppm; 520 ppm; 720 ppm). Susu di inkubasi kembali pada suhu 30 0 C, dilakukan pemeriksaan ph secara kontinu hingga keasaman mencapai ph 4,6-4,7. Setelah dicapai ph yang diinginkan lalu dilakukan pemasakan di water bath pada suhu 38 0 C, pemanasan dilakukan secara bertahap hingga dicapai suhu 48 0 C dan dibiarkan selama 10 menit, setelah itu whey dibuang menggunakan saringan sambil dibilas menggunakan aquades. Dadih yang dihasilkan ditimbang lalu ditambahkan garam sebanyak 4% w/w. 3.3.4 Analisis Kualitas Susu Skim dan Keju Cottage 3.3.4.1 Preparasi Sampel Sebelum dilakukan analisis kualitas susu skim dan ke empat keju cottage yang dihasilkan diperlukan preparasi terhadap masing-masing sampel. Langkah yang dilakukan dalam preparasi ini adalah menghomogenkan sampel dengan cara mengaduk sampel. 3.3.4.2 Penentuan Kadar Air Metode yang dilakukan dalam penentuan kadar air ini adalah dengan mengeringkan sampel dalam oven. Sampel ditimbang sebanyak 1-2 gram di dalam cawan porselen bertutup yang sebelumnya telah diketahui beratnya. Sampel dikeringkan menggunakan cawan porselen dalam oven pada suhu 105 0 C selama 3

34 jam (tutup botol ditimbang). Sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai diperoleh berat yang konstan. Perhitungan dalam menentukan kadar air dapat ditentukan melalui persamaan berikut: Kadar air = W W 1 x 100% W Keterangan : W = Berat sampel awal (g) W 1 = Berat sampel setelah pengeringan (g) 3.3.4.3 Penentuan Kadar Lemak dengan Metode Gerber Metode penentuan kadar lemak untuk keju ini adalah metode hidrolisis oleh asam sulfat pekat dan amil alkohol menggunakan alat butirometer. Hidrolisis sampel ditujukkan untuk membebaskan lemak yang terikat. Cara kerja penentuan kadar lemak ini mula-mula sampel ditimbang sebanyak 10 gram. Butirometer diisi dengan asam sulfat pekat sebanyak 10 ml, lalu sampel dimasukkan dan ditambahkan amil alkohol sebanyak 1 ml, butirometer ditutup dengan prop karet lalu dikocok hingga semua gumpalan larut. Butirometer berisi sampel tersebut dipanaskan dalam penangas air pada suhu 65-70 0 C selama lima menit dan disentrifuse pada kecepatan 1100 rpm selama 3 menit. Butirometer disimpan kembali dalam penangas air pada suhu 65-70 0 C dengan posisi terbalik (tutup/prop karet dibagian bawah) selama 2-3 menit. Lapisan yang terbentuk pada butirometer diatur sehingga ada di dalam garis

35 butirometer, skala yang menunjukkan persentase kandungan lemak dibaca pada butirometer. 3.3.4.4 Penentuan Kadar Protein dengan Metode Mikro Kjeldahl Proses penentuan kadar protein susu skim dan keju cottage ini menggunakan metode mikro Kjeldahl yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap destruksi dan tahap penentuan kadar protein. Destruksi Sampel Sampel sebanyak 0,5 gram dimasukkan dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 5 gram garam Kjeldahl yang terdiri dari campuran CuSO 4.5H 2 O dan K 2 SO 4 dengan perbandingan massa 1:3, garam ini berfungsi sebagai katalis. Dimasukkan beberapa batu didih dan dipanaskan dalam 10 ml H 2 SO 4 pekat sehingga destruksi berlangsung sampai larutan menjadi jernih, lalu didinginkan. Penentuan Kadar Protein Larutan sampel dipindahkan kedalam labu takar 50 ml dan diencerkan hingga tanda batas. Kedalam labu destilasi yang telah berisi 10 ml NaOH 30% ditambahkan 5 ml sampel. Campuran tersebut didestilasi sampai diperoleh destilat sebanyak 75 ml, destilat ini ditampung dalam 10 ml H 3 BO 3 3 % dan 2 tetes indikator tashiro. Selanjutnya, destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna destilat berubah dari hijau menjadi ungu.

36 Penentuan kadar protein ini dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung. Kadar protein dapat ditentukan dengan persamaan dibawah % Protein = B x D x E x F x G x 100% C A x 1000 Keterangan : A = Berat sampel (g) B = Volum pelarutan hasil destruksi (ml) C = Volum yang dipipet untuk destilasi (ml) D = Volum larutan penitrasi / HCl (ml) E = Normalitas penitrasi / HCl (ml) F = Faktor konversi untuk susu (6,38) G = Berat Molekul Nitrogen (14) 3.3.3.5 Penentuan Kadar Mineral Ca dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA) Penentuan kadar mineral kalsium dalam sampel susu skim dan keju cottage ini dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahap destruksi sampel dan tahap pengukuran.

37 Destruksi Sampel Tahapan destruksi sampel ini dimulai dengan mengabukan sampel dalam purnish. Abu sampel yang telah dingin ditimbang sebanyak ± 0,06 gram, kemudian abu didestruksi menggunakan 10 ml aqua regia (air raja) yang merupakan campuran dari HCl pekat dan HNO 3 pekat dengan perbandingan volume 3:1. Larutan abu dikisatkan dengan pemanasan sampai volumenya ± 1 ml, kemudian dipipet dan dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml dan diencerkan menggunakan aquadest sampai tanda batas, lalu dihomogenkan. Penentuan Kadar Kalsium dengan Spektroskopi Serapan Atom Pengukuran kadar kalsium ini dimulai dengan pembuatan larutan standar kalsium dalam beberapa konsentrasi. Kemudian absorbansi dari masing-masing larutan standar ini diukur pada panjang gelombang maksimum untuk kalsium, yaitu 422,7 nm. Larutan sampel hasil destruksi lalu diukur pada panjang gelombang yang sama. Kadar kalsium dalam sampel ditentukan dengan mencocokkan absorbansi larutan sampel terhadap kurva kalibrasi yang diperoleh dari pengukuran larutan standar kalsium pada beberapa konsentrasi.