UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION. Siswandi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DI SMPN 19 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI. Ghonimah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

Nim Artikel

METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI. Mugiharti

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

Nuraini 1) 1) Staf Pengajar SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak

membuat siswa semakin malas dalam belajar.

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

PEMBELAJARAN MENGUBAH PECAHAN. Hardini Setya Sukapti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DI MI AL ISLAM KALISALAK KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT MELALUI PERMAINAN SIRKUIT. Slamet Riyadi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL. Siti Sofiyah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SURAT PENDEK PILIHAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE JIGSAW. Sri Narti

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN

BAB III METODE PENELITIAN. memilih lokasi ini karena sekolah ini adalah tempat peneliti mengajar dan sesuai

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERKAK MELALUI LAGU KERE MUNGGAH MBALE PADA KELAS X TKJ 2 SMK NURUSSALAF KEMIRI

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA. Carib

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP MELALUI KEGIATAN IHT (IN HOUSE TRAINING)

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA PENDEK DENGAN MEDIA ANIMASI ANAK KELAS V DI SD PLESUNGAN 02 GONDANGREJO KARANGANYAR SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL. Nurkhikmatun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IX.1 SMP NEGERI 3 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

Transkripsi:

Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK SMP Negeri 7 Pemalang, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan di kelas 9 E dengan jumlah subyek penelitian 40 siswa terdiri dari 17 laki-laki dan 23 perempuan. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen. 2015 Didaktikum (Edisi Khusus) Kata Kunci: Cerpen; Hasil Belajar; Media Audiovisual PENDAHULUAN Semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya semakin maju pula pendidikan di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyak alternatif yang memungkinkan siswa tak hanya mengandalkan informasi dari guru semata, ada layanan internet yang dengan mudahnya memberikan segala informasi yang mereka butuhkan. Tidak hanya siswa, seharusnya guru juga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan semakin beragamnya media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran. Namun kenyataan di lapangan berkata lain, sebagian besar guru masih menggunakan teknik mengajar yang monoton misalnya ceramah. Kebanyakan mereka menganggap bahwa mengajar dengan metode ceramah lebih praktis, tidak ribet, dan tidak terlalu memerlukan waktu dan biaya yang berlebih. Padahal seharusnya guru turut berperan aktif dalam upaya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia pendidikan dengan cara memanfaatkan secara maksimal sarana yang ada misalnya menggunakan media pembelajaran seperti media audio, media visual, atau bahkan media audiovisual. Ada berbagai macam media pengajaran yang bisa digunakan guru serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Media pengajaran sangat bervariasi jenisnya dan semuanya mempunyai tujuan untuk mempermudah penyaluran pesan dari guru kepada siswa. Pesan tersebut akan merangsang pikiran, perhatian dan minat siswa sehingga proses transformasi ilmu pengetahuan dapat terjadi. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa fungsi media sangat penting dalam mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Jenis media yang biasa digunakan antara lain gambar, foto, suara, audiovisual, permainan, dan masih banyak lagi. Untuk mendapatkan keterampilan dan pemahaman di bidang kebahasaan, dapat digunakan berbagai media misalnya media audiovisual yang merupakan salah satu pilihan 57

yang dapat diterapkan di dalam kelas. Menurut Rinanto (1982) media audiovisual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar-mengajar. Media audiovisual merupakan media yang menyajikan suara sekaligus gambar yang memungkinkan siswa lebih tertarik mempelajari bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran kompetensi dasar menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Media audiovisual merupakan salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media tersebut diharapkan dapat memberikan variasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat menggugah minat dan perhatian siswa pada pelajaran lebih besar, serta materi pelajaran yang diberikan mudah diingat dan dipahami. Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu jenis karya fiksi berbentuk prosa yang harus diajarkan kepada siswa di sekolah. Menurut Thahar (2008), cerpen merupakan cerita yang ditulis dengan pemaparan peristiwa secara lebih padat, sedangkan latar maupun kilas balik peristiwa disinggung sambil lalu saja. Lebih lanjut, Thahar menyatakan bahwa pada cerpen hanya ditemukan sebuah peristiwa yang didukung oleh peristiwa-peristiwa kecil lainnya yang tersusun secara kronologis. Cerpen dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Nurgiyantoro (1995) mengatakan bahwa unsur intrinsik cerpen meliputi tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa, sedangkan unsur ekstrinsik cerpen meliputi kepengarangan, nilai-nilai moral, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, penjelasan unsur-unsur tersebut hanya dibatasi pada unsur intrinsik saja. Alasannya yaitu unsur instrinsik tersebut merupakan unsur utama cerpen. Hal ini bukan berarti mengabaikan unsur yang lain, tetapi untuk lebih fokusnya penelitian. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, siswa masih mengalami kesulitan dalam menganalisis unsur instrinsik pada cerpen. Kesulitan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala, antara lain (1) pemahaman siswa yang rendah tentang unsur-unsur instrinsik cerpen; (2) kemampuan siswa yang rendah dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen; dan (3) kurang menariknya media pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga memberi dampak pada keaktifan siswa menjadi rendah. Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menganalisis unsur instrinsik cerpen adalah kurang menariknya media pembelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, akan menggunakan media audiovisual berupa media film dalam pembelajaran menganalisis unsur-unsur instrinsik pada cerpen. Rumusan penelitian ini yaitu apakah melalui penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen? Sedangkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010) menjelaskan proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SMP Negeri 7 Kabupaten Pemalang dengan subjek penelitian yaitu 40 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan kelas 9 E. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. 58 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus)

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk mengolah data hasil tes formatif siswa. Teknik kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru. Data hasil penelitian tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil olah data pada siklus I dan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pra siklus, siswa masih mengalami kesulitan dalam menganalisis unsur instrinsik pada cerpen. Kesulitan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala, antara lain (1) pemahaman siswa yang rendah tentang unsur-unsur instrinsik cerpen; (2) kemampuan siswa yang rendah dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen; dan (3) kurang menariknya media pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga memberi dampak pada keaktifan siswa menjadi rendah. Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menganalisis unsur instrinsik cerpen adalah kurang menariknya media pembelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru akan menggunakan media audiovisual berupa media film dalam pembelajaran menganalisis unsur-unsur instrinsik pada cerpen. Siklus I 1. Perencanaan Perencanaan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan tindakan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu: (a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan materi pelajaran, mempersiapkan media film, (b) Menyusun LKS (Lembar Kerja Siswa) 1, (c) Menyusun butir soal tes formatif, (d) Menyusun pedoman observasi aktivitas siswa dan kinerja guru. 2. Pelaksanaan Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: a) Kegiatan Awal Guru memimpin doa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dan memberikan motivasi, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi pada kompetensi dasar menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Kemudian siswa secara individu mengerjakan LKS 1, setelah selesai mengerjakan secara bergiliran siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas dan siswa yang lain menanggapi. Guru membimbing, memberi pengarahan dan menjelaskan penyelesaian LKS 1. Kemudian guru menayangkan film cerita pendek yang berjudul Kisah Tentang Pohon Apel. Selanjutnya siswa mengerjakan soal tes formatif. c) Kegiatan Penutup Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. 3. Observasi Obervasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan penutup. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa memperoleh skor rata-rata 15 dengan kategori cukup aktif. 59

4. Refleksi Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus I selesai, guru melakukan refleksi untuk mengidentifikasi kekurangan maupun kelebihan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Adapun refleksi pada siklus I adalah: a. Beberapa kekurangan yaitu masih ada beberapa siswa tidak memperhatikan tayangan film, siswa belum dapat menarik kesimpulan dari materi yang dibahas, tidak semua siswa mendapat giliran presentasi dikarenakan masalah keterbatasan waktu. b. Rencana perbaikan pada siklus II, yaitu guru memberi motivasi secara khusus kepada siswa agar berani dan tidak canggung lagi saat presentasi di depan kelas, guru melakukan pengawasan lebih agar semua siswa memperhatikan dan dapat menghayati film yang ditayangkan, guru memberi bimbingan dan arahan agar semua siswa dipastikan dapat menarik kesimpulan materi pelajaran. Siklus II 1. Perencanaan Pada prinsipnya kegiatan perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan siklus I, yaitu menyusun RPP, mempersiapkan materi, mempersiapkan media film, menyusun LKS (Lembar Kerja Siswa) 2, menyusun butir soal tes formatif, menyusun pedoman observasi aktivitas siswa dan kinerja guru. Tindakan siklus II merupakan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap tindakan siklus sebelumnya. Kegiatan perencanaan pada siklus II, disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dengan memperhatikan hal-hal berikut yaitu guru memberi motivasi secara khusus kepada siswa agar berani dan tidak canggung lagi saat presentasi di depan kelas, guru melakukan pengawasan lebih agar semua siswa memperhatikan dan dapat menghayati film yang ditayangkan, guru memberi bimbingan dan arahan agar semua siswa dipastikan dapat menarik kesimpulan materi pelajaran. 2. Pelaksanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut: a) Kegiatan Awal Guru memimpin doa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dan memberikan motivasi, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi pada kompetensi dasar menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Siswa secara individu mengerjakan LKS 2, kemudian secara bergiliran siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas dan siswa yang lain menanggapi. Guru membimbing, memberi pengarahan dan menjelaskan penyelesaian LKS 2. Selanjutnya guru menayangkan film cerita pendek yang berjudul Pensil Patah. Siswa mengerjakan soal tes formatif. c) Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, selanjutnya guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. 3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa memperoleh nilai rata-rata 18 termasuk kategori aktif. 4. Refleksi Hasil refleksi yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: (a) guru mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan dapat membuat siswa aktif, dengan memanfaatkan media audiovisual, (b) motivasi yang diberikan secara khusus kepada 60 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus)

siswa mampu membuat siswa berani dan bersemangat saat presentasi, (c) nilai rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal hasil tes formatif meningkat, dan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Hasil peningkatan hasil tes kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil tes kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II Nilai Tertinggi 80 90 95 Nilai Terendah 60 65 70 Rata-rata 73 77 84 Tuntas (%) 60 73 83 SIMPULAN Penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen. Peningkatan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen dibuktikan melalui hasil tes yang mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Inovasi yang dilakukan pada tindakan siklus II yaitu guru memberi motivasi secara khusus kepada siswa agar berani dan tidak canggung lagi saat presentasi di depan kelas, guru melakukan pengawasan lebih agar semua siswa memperhatikan dan dapat menghayati film yang ditayangkan, guru memberi bimbingan dan arahan agar semua siswa dipastikan dapat menarik kesimpulan materi pelajaran. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada tim pembimbing Penelitian Tindakan Kelas, Bapak Dr. Eko Supraptono, M.Pd, serta Kepala Sekolah, Kolaborator, Guru, dan siswa kelas 9 E SMP Negeri 7 Pemalang atas kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Rinanto, Andre. 1982. Peranan Media Audiovisual dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Thahar, Harris Effendi. 2008. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa Bandung. 61