BAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kuesioner variabel independent

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Handout Akuntansi Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

IMAS SITI NURHASANAH, 2015 PENGARUH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai

Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang dan juga untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini mulai bergerak dengan pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Makanan sangat erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Sementara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

KARAKTERISTIK. Akuntansi Manajemen. oleh: ani hidayati

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yaitu untuk memberikan suatu kebutuhan masyarakat sehari-hari. Pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila perusahaan tersebut

sebagai suatu sistem pengawasan manajemen Jawaban Kuesioner Ya Ragu-ragu Tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

STRUKTUR ORGANISASI Perusahaan Batik Hadiprijanto. Sumber : Perusahaan Batik Hadiprijanto. Lampiran 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih (principals)

PELIMPAHAN WEWENANG DAN KOMITMEN ORGANISASI DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang. mencapai tujuannya tersebut tentunya perusahaan harus dikelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN. (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Surakarta dan Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan

Penganggaran Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrasi pemerintahan,

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang meliputi segala bidang bidang. Pelaksanaan pembangunan diupayakan berjalan selaras, seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak terjadi kesenjangan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan kemakmuran dan menciptakan kesejahteraan rakyat. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah. Hal ini ditujukan untuk memberi kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah sendiri, penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem Negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan masyarakat, sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan prinsip keterbukaan, prinsip masyarakat dan wajib melaksanakan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Salah satu kebijakan pembangunan adalah peningkatan sarana air bersih, meskipun bukan prioritas utama tetapi menempati urutan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Usaha dalam mengelola air bersih memerlukan organisasi yang handal dan profesional. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah salah satu organisasi publik yang ada di daerah. PDAM bertugas mengelola

2 mengelola sumber daya air yang ada di daerah untuk didistribusikan pada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. PDAM juga menjalankan fungsi manajemen. Perusahaan menjalankan fungsifungsi manajemen untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Salah satu dari fungsi tersebut adalah manajemen keuangan. Manajemen keuangan sangat penting bagi perusahaan, karena tanpa adanya dana dan pengelolaan yang baik maka perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jember merupakan perusahaan daerah yang bertugas dalam pengelolaan air bersih di Kabupaten Jember. PDAM memerlukan pengelolaan keuangan yang baik agar kegiatan perusahaan dapat berjalan lancar. Pengelolaan keuangan pada PDAM Kabupaten Jember sudah cukup baik, namun belum maksimal dari segi efisiensi penggunaan dana. PDAM Kabupaten Jember merupakan badan usaha yang menjalankan dua fungsi yaitu sebagai Social Oriented (Pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam penyediaan air bersih) dan Profit Oriented (Bertujuan untuk menghasilkan laba sebagai dana untuk beroperasi dan sumber penerimaan daerah). Adanya kedua fungsi tersebut, mengakibatkan perusahaan harus memantau tingkat kesehatan dengan mengadakan analisis terhadap data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Tujuan didirikan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba dan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perubahan dalam jangka panjang, kestabilan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan salah satu faktor untuk mengukur sukses tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan.

3 Untuk mencapai tujuan diperlukan adanya suatu proses pengendalian dimana yang mendasari suatu proses pengendalian tersebut adalah gagasan untuk mengolah dan mengarahkan segala sumber daya perusahaan yang ada seperti modal, tenaga kerja dan lain-lain secara efektif dan efisien dengan berpedoman pada programprogram yang telah direncanakan dalam usaha mencapai sasaran perusahaan yaitu perolehan laba. Seorang manajer dalam perusahaan kecil masih mampu mengelola usaha sendiri, tetapi perusahaan yang ingin berkembang untuk menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga semakin besar perusahaan yang mereka pimpin maka semakin besar pula masalah yang mereka hadapi. Untuk itu seorang manajer dalam perusahaan besar memerlukan bantuan orang lain dan mendelegasikan sebagian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahannya tersebut. Dengan pendelegasian tersebut berarti seorang manajer perusahaan menyerahkan seluruhnya secara penuh urusan pekerjaan kepada orang yang didelegasikannaya. Hal tersebut merupakan tanggung jawab seseorang yang sudah diberi amanat dari manajer atasnya. Dalam melakukan pengendalian secara efektif dan efisien, dibutuhkan suatu alat bantu dalam manajemen yaitu akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu bentuk akuntansi khusus yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja keuangan bagian bisnis / dapat juga diartikan sebagai laporan kinerja manajer tiap unit dalam suatu perusahaan.

4 Pusat pertanggungjawaban dari akuntansi pertanggungjawaban secara garis besar dibedakan dalam pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. PDAM Jember merupakan perusahaan milik daerah yang memberikan pelayanan jasa khususnya dibidang pengadaan air bersih. Mengingat PDAM Jember merupakan salah satu profit centre milik Pemerintah Daerah Kabupaten Jember, sehingga dalam pengelolaannya dituntut untuk memberikan pelayanan yang sebaik baiknya kepada pelanggan. Dikaitkan dengan pusat pertanggungjawaban PDAM Jember merupakan salah satu pusat pertanggungjawaban pusat laba karena ukuran kinerja dari PDAM diukur dari laba yang diperoleh. Selain itu, saat ini sejumlah PDAM masih mengalami kasus kehilangan air dengan angka yang cukup tinggi. Yakni rata-rata 33 persen dan bahkan ada yang lebih dari 50 persen. Celakanya, kasus kehilangan (kebocoran) air ini, tidak semata-mata karena faktor buruknya kualitas fasilitas PDAM secara fisik, namun lebih didominasi oleh lemahnya admisnistrasi dan manajemen PDAM itu sendiri. Saat ini jumlah PDAM yang sehat terus meningkat, namun masih banyak PDAM di Indonesia yang merugi. Jumlahnya sekitar 185 PDAM. Bahkan sekitar 65 PDAM dinilai negatif. Kondisi ini biasanya disebabkan beberapa faktor. Misalnya masih tingginya beban hutang, denda, kasus kebocoran air dan sebagainya. Beban PAD dari pemerintah, kadang juga menjadi faktor penyebab jatuhnya PDAM di Indonesia.

5 PDAM Jember sebagai salah satu perusahaan daerah berkaitan dengan pertanggungjawaban terdapat masalah dalam hal pengendalian biaya, terutama dalam hal pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi pada setiap fungsi. Sehingga dimungkinkan terdapat over pelaporan biasanya untuk biaya yang berdampak pada laporan pertanggungjawaban. Sehingga dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan akuntansi pertanggungjawaban pusat laba yang ada pada PDAM Jember. Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang berjudul: ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT LABA DALAM PENILAIAN KINERJA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN JEMBER 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Apakah pelaksanaan akuntansi pertanggung jawaban pada PDAM Jember sudah sesuai dengan syarat syarat akuntansi pertanggung jawaban? b. Apakah akuntansi pertanggung jawaban yang diterapkan pada PDAM Jember dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja?

6 1.3 Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada PDAM Jember sesuai dengan syarat syarat akuntansi pertanggungjawaban. 2. Untuk menganalisis apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat pengendalian dan penilaian kinerja. 1.4 Kegunaan Peneliatan Manfaat manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari segi Perusahaan Khususnya PDAM Jember hasil dari ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan bagi pihak manajemen perusahaan sebagai alat bantu manajemen dalam menunjang efisiensi dan efektifitas pengendalian biaya dan penilaian prestasi kerja manajer yang dapat memotivasi bawahannya. 2. Dari segi teoritis Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa perkuliahan secara praktis sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi dalam obyek penelitian.

7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil 1. Erif Suryanti 2004 Analisa Akuntansi PT. TELKOM KANDATEL Jember Pertanggungjawaban Pusat Laba sudah menjalankan syarat-syarat Sebagai Alat Pengendalian dan akuntansi pertanggungjawaban Penilaian Prestasi kerja General Manajer PT. TELKOM KANDATEL Jember. dengan baik, tetapi ada beberapa hal yang perlu dibenahi yaitu perlu adanya pemisahan yang jelas antara 2. Ratih Wahyuarumdati 2006 Analisis Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Laba Sebagai Alat Pengendalian Dan Penilaian Prestasi Kerja General Manajer PT. PDAM Bondowoso biaya terkendali dan tidak terkendali perlu adanya pengklasifikasian kode rekening pada tiap bagian sehingga mengurangiterjadinya penyelewengan yang ada di tiap-tiap bagian, serta sistem pelaporan yang dibuat oleh General Manajer hendaknya lebih ringkas. Akuntansi pertanggungjawaban yang selama ini diterapkan di PDAM Bondowoso masih sangat jauh dari sempurna. Namun ada penggolongan biaya berdasarkan biaya terkendali dan tak terkendali. Hal ini perlu adanya penyusunan kode rekening yang belum disesuaikan dengan pengklasifikasian biaya terkendali dan tak terkendali, serta sistem pelaporan yang dibuat belum dapat menunjang dilaksanakan akuntansi pertanggungjawabandalam perusahaan. Sumber : Skripsi Universitas Muhammadiyah Jember Persamaan penelitian tersebut dengan penelian ini adalah sama-sama menggunakan akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilai prestasi keja melalui analisis efisiensi

8 dan efektisitas. Sedangkan perbedaan antara kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah waktu dan tempat penelitian. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian akuntansi pertanggung jawaban Pendelegasian wewenang dalam perusahaan akan menimbulkan adanya suatu tuntutan mengenai hasil yang dicapai dari pendelegasian wewenang. Pertanggung jawaban merupakan suatu penelitian hasil kerja manajer pusat pertanggung jawaban, sampai seberapa baik manajer mengelola hal-hal secara langsung berada dibawah pengendaliannya. Pengertian Pengendalian ialah: sebuah sistem yang terdiri dari beberapa anak sistem yang berkaitan, yaitu: pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien. Pengertian prestasi kinerja ialah: Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya dan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas - tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Izzulafif (2007) pengertian akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut: Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang

9 dikaitkan dengan struktur organisasi perusahaan dengan tujuan agar masing-masing unit pertanggungjawaban dalam organisasi dapat melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatannya, kemudian dibandingkan dengan standar yang ada yaitu anggaran. Untuk menjelaskan sistem akuntansi yang merencanakan, mengukur, dan mengevaluasi kinerja organisasi atas dasar tanggung jawab. Petra Christian,(2008) pengertian akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut: Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui adanya pusat-pusat pertanggungjawaban pada sebuah perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban timbul sebagai akibat adanya wewenang yang diberikan dan bagaimana mempertanggungjawabkannya dalam bentuk laporan tertulis. Laporan tersebut berupa laporan pertanggungjawaban yang dapat digunakan sebagai dasar analisa pengukuran prestasi kerja manajer untuk setiap pusat pertanggungjawaban dan pengendali biaya. Biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya. Karena sumber daya yang digunakan harus dinyatakan dalam satuan uang dan itu merupakan biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan satu metode pengendali biaya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan biaya. Darsono, (2008) pengertian akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut: Berdasar kondisi obyektif yang demikian, agar perusahaan melangsungkan hidup, manajemen harus menentukan sistem pemberian tanggung jawab, sistem

10 anggaran, sistem pengukuran kinerja, dan sistem memberi imbalan kepada setiap manajer. Sedangkan Slamet (2000) pengertian akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut: Akuntansi pertanggung jawaban penyusunan laporanlaporan prestasi yang dikaitkan kepada individu / anggota-anggota kelompokkelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh individu / anggota-anggota kelompok tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa: - Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang memuat rencana dan realisasi pusat pertanggung jawaban. - Akuntansi pertanggungjawaban timbul karena adanaya pendelegasian wewenang pada tiap depertemen dalam suatu organisasi. - Akuntansi pertangunggjawaban merupakan sarana untuk menilai prestasi atau kinerja dari pusat-pusat pertangungjawaban berdasarkan aktivitas perusahan. Keberhasilan setiap pusat pertanggungjawaban akan diatur kinerjanya atas dasar kriteriaanya yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria yang bisa digunakan untuk mengatur kinerja tersebut adalah efisiensi dan efektifitas. Efiasiensi adalah: ratio antara ouput terhadap input/jumlah input per unit dibandingkan input. Sedangakan Efektifitas: hubungan antara output pusat pertanggungjawaban dan tujuan. 2.2.2 Manfaat akuntansi pertanggung jawaban

11 Manfaat akuntansi pertanggung jawaban menurut Charles T. Homgren (2000) sebagai berikut: a. Dasar penyusunan anggaran dan pengembalian keputusan. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran untuk penetapan tujuan perusahaan.akuntansi pertangungjawaban, anggaran dan penyimppangan merupakan suatu sarana untuk membantu para manajer sehingga perbaikan di waktu mendatang dalam pengambilan keputusan ke tingkat bawahnya. b. Sebagai penilai prestasi Alat penilaian prestasi yang digunakan berkaitan dengan jenis krakteristik pusat pertanggungjawaban yang dinilai. Akuntansi pertanggungjawaban menekan pada pertanggungjawaban sampai ke pihak yang mempunyai keterangan paling lengkap dan potensi pengaruh yang terbesar atas penghasilan / biaya yang dipermasalahkan. c. Memberikan perangsang Akuntansi pertanggungjawaban memiliki daya tarik bagi kebanyakan pimpinan dalam pengambilan keputusan. Akuntansi pertangungjawaban memberikan saran dasar untuk mengadakan evaluasi atas kemampuan manajer. Akibatnya selain menyebabkan manajer mendapatkan informasi, juga membantu memberikan perangsang bagi setiap manajer melalui laporan prestasi kerja. d. Pengendalian Biaya

12 Akan memberikan suatu penilaian yang objektif terhadap kinerja suatu kegiatan pada perusahaan, dengan adanya penilaian yang objektif maka pengambilan keputusan untuk melaksanakan tindakan perbaikan dapat dilakukan. Selain itu, akuntansi pertanggungjawaban juga diharapkan dapat memberi manfaat yaitu berupa informasi untuk setiap hasil kerja dari masingmasing manajer pusat pertanggungjawaaban, baik itu merupakan informasi pembuatan anggaran (budget) atau pun informasi realisasi dari anggaran tersebut. 2.2.3Penggolongan pusat-pusat pertanggung jawaban R.A Supriyono pusat pertanggung jawaban dikelompokkan: 1. Pusat biaya: Suatu pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinya. 2. Pusat pendapatan: Suatu pusat pertanggungjawaban dalam organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinya. 3. Pusat laba: suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar selisih pendapatan dan biaya dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

13 4. Pusat investasi: suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan, biaya, dan sekaligus aktiva atau modal atau investasi pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. 2.2.4 Konsep Informasi Akuntansi Pertangungjawaban Mulyadi (2000) Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan keluaran sistem akuntansi pertanggungjawaban. Konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban telah mengalami perkembangan, sejalan dengan metode pengendalian biaya yang digunakan perusahaan. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional, informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, biaya yang berhubungan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam activity based responsibility accounting system informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah informasi aktiva, pendapatan, biaya yang berhubungan dengan aktivitas penambahan dan bukan penambahan nilai. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional menghubungkan informasi akuntansi manajemen dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer. Wewenang didelegasikan dari manajer atas ke manajer bawah untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan wewenang kepada manajer atasnya. Dengan demikian, tanggung jawab timbul sebagai akibat adanya pendelegasian wewenang dari suatu tingkat manajemen yang lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah harus mengetahui dengan

14 jelas wewenang apa yang didelegasikan kepadanya oeh atasanya. Manajemen tingkat bawah berkewajiban mempertanggungjawakan pelaksanaan wewenang tersebut kepada manajer atasanya. Dengan demikian, wewenang mengalir dari tingkat manajer atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab mengalir sebaliknya. Oleh karena itu, timbul kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi untuk menilai pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang. Informasi akuntansi yang bersangkutan dengan pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang disebut dengan akuantansi pertanggungjawaban. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan keluaran sistem akuntansi pertanggungjawaban telah mengalami perkembangan, sejalan dengan metode pengendalian biaya yang digunakan dalam perusahan. Dalam system akuntansi pertanggungjawaban tradisional, informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu.dalam activity-based responsibility, accounting system, System akuntansi pertanggungjawaban traditional menghitungkan informasi akuntansi manajemen dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer. Wewenang didelegasikan dari manajer atas ke manajer bawah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang kepada manajer atasanya. Dengan demikian, tanggungjawab timbul sebagai akibat adanya pendelegasian wewenang dari suatu tingkat manajemen yang lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Manajemen lebih rendah berkewajiban mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang tersebut kepada

15 manajer atasanya. Dengan demikian, wewenang mengalir dari tingkat manajer atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab mengalir sebaliknya. Oleh karena itu timbul kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi untuk menilai pertanggungjawaban. Penyajian informasi ini dapat berupa informasi histories yaitu aktiva, pendapatan, dan atau biaya masa lalu dan dapat pula berupa informasi masa yang akan datang. Informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Sedangkan informasi masa lalu bermanfaat sebagai: 1. Penilai Kinerja pusat pertanggungjawaban 2. Motivasi manajer 2.2.5 Syarat-syarat akuntansi pertanggung jawaban Menurut Mulyadi (2000)Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang dikaitkan dengan struktur organisasi perusahaan dengan tujuan agar masing-masing unit pertanggungjawaban dalam organisasi dapat melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatannya, kemudian dibandingkan dengan standar yang ada yaitu anggaran, serta dianalisis penyimpangan-penyimpangannya. Jadi, akuntansi pertanggungjawaban merupakan bagian dari sistem akuntansi manajemen di mana bentuk formal yang dihasilkannya adalah informasi yang mengacu pada pusat-pusat pertanggungjawaban dalam organisasi. Pusat pertanggungjawaban merupakan salah satu alat pengendalian atau pengawasan yang dapat digunakan oleh manajemen dalam suatu perusahaan, dimana setiap pusat pertanggungjawaban ini akan dipimpin oleh seorang manajer. Pusat

16 pertanggungjawaban dapat meliputi semua kegiatan yang ada dalam perusahaan, karena itu pusat-pusat pertanggungjawaban pada suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya dapat berbeda, ini tergantung kepada bidang mana pusat-pusat pertanggungjawaban ini ditetapkan. Salah satu pusat pertanggungjawaban adalah pusat biaya (cost centre). Biaya yang terjadi pada pusat pertanggungjawaban merupakan tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan, sejauh mana biaya-biaya tersebut dapat dikendalikannya bukanlah bagian dari tanggung. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem dan dalam hal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak manajemen. Sebelum akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan pada suatu perusahaan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh perusahan, yaitu: a. Struktur organisasi yang menetapkan secara tugas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen. b. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen. c. Penggolongan Pendapatan dan biaya, yaitu dapat dikendalikan tidaknya oleh manajemen tertentu dalam organisasi d. Sistem akuntansi yang disesuaikan dengan kode rekening. e. Sistem pelaporan akuntansi kepada manajer yang bertanggung jawab. Dari pendapat tersebut di atas maka akan lebih jelas lagi bila diperinci satu persatu antara lain:

17 2.2.5.1 Struktur Organisasi Joseph W. Wikinson (1999) pengertian dari struktur organisasi adalah sebagai berikut: Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai susunan hirarkis tugas suatu perusahan serta wewenang untuk memastikan bahwa tugas-tugas tersebut terlaksana. Jadi struktur ini menetapkan hubungan diantara berbagai tugas dan wewenang yang dilimpahkan kepada bebagai tingkat manajerial. Berdasarkan pendapatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi merupakan susunan hirarkis tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab. Penyusunan struktur organisasi dan penyusunan sistem akuntansi merupakan pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas akan mempertegas tugas dan wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap bagian. Wewenang perintah bergerak dari atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab bergerak dari bawah ke atas. Struktur organisasi yang jelas akan mempermudah penarapan akuntansi pertanggungjawaban dilaksanakan karena adanya pendelegasian wewenang. 2.2.5.2 Anggaran yang disusun dengan baik Charles T.Horngren (2000) pengertian Anggaran adalah sebagai berikut: anggaran adalah suatu pernyataan kuantitatif tetang rencana tidakan dan alat bantu untuk koordinasi dan implementasi. Anggaran dapat dirumuskan untuk organisasi secara keseluruhan ataupun untuk suatu organisasi.

18 Joseph W. Wilkinson (1999) adalah sebagai berikut. Anggaran adalah suatu penyataan atau rencana operasional tertulis dari perusahaan yang digunakan sebagai dasar suatu proses pengawasan dan anggaran suatu rencana yang dinyatakan dalam satuan uang dan kuantitas lainnya. Munandar (2000) adalah sebagai berikut: Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang ditanyakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil garis besar bahwa anggaran merupakan rencana operasional yang menggunakan satuan uang atau bersifat kuantitatif dan digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan operaasional sebenarnya. Sedangkan proses kegiatan yang tercangkup dalam penyusunan anggaran adalah: 1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan anggaran. 2. Penggolongan dan penganalisaan dan informasi tersebut untuk mengadakan taksiran-taksiran dalam rangka menyusun anggaran. 3. Menyusun anggaran serta menyajikan secara teratur dan sistematis. 4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran. 5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan anggaran. 6. Pengolongan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadapa kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kejaksanaan-

19 kebijaksanaan sebagai tidak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut. Adapun syarat-syarat untuk anggaran yang baik menurut R.A Supriyono (1999) 1. Organisasi yang sehat: organisasi yang membagi tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas. 2. Sistem akuntansi yang memadai adalah sistem akuntansi yang meliputi a. laporan yang didasarkan kepada akuntansi pertanggung jawaban. b. Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi anggaran. c. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasisnya sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung penyimpangannya. 3. Penilaian dan analisa laporan diperlukan untuk menetapkan alat pengukur prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa prestasi. 4. Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat atas maupun bawah. 2.2.5.3 Penggolongan Pendapatan dan biaya Biaya terkendali adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu. Biaya tak terkendali adalah biaya yang tidak dapat secara langsung dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya operasional perusahaan yang menghasilakan laba. Akuntansi pertanggung jawaban hanya dapat digunakan pada fokus biaya-biaya yang dapat dikendalikan. Biaya

20 terkendali merupakan biaya-biaya yang dapat dikendalikan dan dipertanggungjawabkan oleh seorang manajer yang bertanggungjawab. Didalam akuntansi pertanggungjawaban tiap manajer dituntut partisipasinya dalam menyusun anggaran biaya menurut bagianya masing-masing dan nantinya akan dimintai pertanggung jawaban mengenai realisasi anggaran tersebut. Terjadinya biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer yang bersangkutan sehingga dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya yang terkendalikan dengan tidak terkendalikan. Pemisahan biaya ke dalam biaya terkendali dan biaya tak terkendali selalu berhubungan dengan tindakan manajemen dan jangka waktu. 2.2.5.4 Kode Rekening Menurut Mulyadi (1999) mengatkan bahwa: sistem akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem pengumpulan biaya, untuk kepentingan pengendalian biaya, yaitu dengan cara menggolongkan, mencatat dan meringkas biaya-biaya dalam hubungannya dengan tingkat-tingkat manajemen yang bertanggung jawab. Dari pengertian diatas berarti seluruh biaya yang dikeluarkan akan digolongkan atau dikelompokkan serta diberi kode yang disesuaikan dengan tingkat

21 manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Untuk kepentingan pengumpulan informasi akuntansi pertanggungjawaban, setiap pusat pertanggungjawaban yang terdapat dalam struktur organisasi diberi kode (kode organisasi) dengan struktur kode sebagai berikut: a. Jenjang organisasi dibagi menjadi 3 tingkatan: tingkat direksi, tingkat departemen dan tingkat bagian, oleh karena itu jenjang organisasi diberi kode dengan memakai 3 angka yang setiap posisi angka mencerminkan jenjang organisasi. b. Angka kesatu menunjukkan jenjang direksi, angka kedua menunjukkan jenjang departemen, sedangkan ke 3 menunjukkan jenjang bagian. 1 2 3 Tingkat Direksi Tingkat Departemen Tingkat Bagian 2.2.5.5 Sistem Pelaporan Laporan pertanggung jawaban biaya secara total dibuat oleh bagian akuntansi biaya dan laporan pertanggung jawaban biaya departemen atau biaya lainya dibuat oleh bagian-bagian yang berwenang. Laporan prestasi pelaksanaan berasal dari bawah bergerak menuju ke atas, yang masing-masing manajer menerima informasi mengenai prestasi pelaksanaannya sendiri maupun informasi yang berada dibawahnya menurut rangkaian pertanggung jawaban.

22 Bagian/Departemen/Direktur Laporan pertanggungjawaban Kode Jenis Bulan Ini Sampai dengan bulan ini Rek Biaya/Pusat laba Realisasi Anggaran Penyimpangan Realisasi Anggaran Penyimpangan 2.2.6 Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba Pusat pertanggung jawaban pusat laba merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang kinerja manajernya diukur prestasinya atas dasar laba yang diperoleh. Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Kinerja keuangan pusat laba diukur berdasarkan laba, yang merupakan pengurangan antara pendapatan dan biaya. Laba sekaligus merupakan alat penilai efisiensi dan efektifitas pusat laba. Laba yang diperoleh suatu pusat laba perlu dibandingkan dengan anggarannya. Hal ini diperlukan oleh manajer puncak sebagai langkah pengendalian pusat laba. Ada dua arah pengukuran tingkat profitabilitas pusat laba. Pertama adalah dengan mengukur kinerja manajer manajemen (manajement performance), menekankan pada penilaian seberapa baik manajer suatu pusat pertanggungjawaban bekerja. Pengukuran ini digunakan untuk proses perencanaan, pengkoordinasian, pengendalian kegiatan, dan pemotivasi kerja para manajer pusat laba. Dalam

23 pengukuran ini, prestasi laba suatu pusat laba hanya dibatasi pada laba yang dapat dikendalikan oleh manajer pusat laba yang diukur. Dalam pengukuran ini dibandingkan prestasi suatu pusat laba dengan standart atau anggarannya sehingga penyimpangan yang terjadi menunjukkan seberapa baik manajer pusat laba tersebut memenuhi komitmen yang telah disetujui. Kedua, dengan mengukur kinerja ekonomi pusat laba, menitikberatkan pada seberapa baik suatu pusat laba bekerja sebagai suatu kesatuan ekonomi. Dalam pengukuran ini, prestasi laba suatu pusat laba tidak hanya ditentukan oleh laba yang dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh manajer pusat laba yang diukur tetapi juga meliputi pendapatan dan biaya dari alokasi. Proses pengukuran pusat laba dibutuhkan elemen-elemen berikut: 1. Terjadinya anggaran atau rencana. 2. Pemahaman dan penerimaan logika pengukuran oleh manajer divisi. 3. Delegasi pengendalian yang konsisten dengan tanggung jawab yang dibebankan. 4. Adanya konsistensi pengukuran diantara divisi-divisi dalam perusahaan. 2.2.7 Hubungan Antara Pusat PertanggungJawaban dengan Menilai Prestasi Kerja General Manajer PDAM Jember Akuntansi pertanggungjawaban merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan perusahaan kepada manajer bagian atau pusat pertanggungjawaban. Pengukuran kinerja suatu pusat laba digunakan untuk proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan harian pusat laba dan juga sebagai alat untuk merangsang motivasi kerja para manajernya. Kinerja suatu unit

24 organisasi dinilai berdasarkan tujuan standart yang telah ditetapkan. Sebuah perusahaan diasumsikan bertujuan memperoleh laba yang memuaskan. PDAM Jember merupakan salah satu kantor daerah yang mengelola air minum bagi masyarakat Jember, dimana pelanggannya untuk area Jember Sangat banyak sehingga penilaian akuntansi pertanggungjawaban pusat laba sangatlah penting bagi pengendalian dan penilaian prestasi kerja general manajer PDAM Jember.

25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter, sedang untuk sumber data menggunakan: 1. Data Primer Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat diperoleh langsung dari pegawai perusahaan bagian keuangan dengan jalan wawancara langsung tentang segala sesuatu berhubungan dengan penelitian. Ex: Data Keuangan tahun 2008 2. Data Sekunder Data Sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melaui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder diperoleh dari puplikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan sumber-sumber lain yang berhubungan. Ex: biaya operasional tahun 2008 3.2 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian dengan cara:

26 1. Dokumentasi Adalah metode pengumpulan data dengan mempelajari, mengklasifikasikan dan menggunakan data sekunder berupa catatan-catatan, laporam-laporan maupun formulir. 2. Observasi atau pengamatan Adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. 3. Wawancara Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan, karyawan dengan harapan memperoleh data dan penjelasan lebih lanjut mengenai: a. Gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, serta sejarah perusahaan. b. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan. c. Sistem pengambilan keputusan dalam menentukan anggaran pendapatan dan biaya. 4. Studi pustaka Studi ini terutama sekali diarahkan untuk memperoleh landasan teori dengan maksud untuk digunakan didalam anlisis teori. Dasar-dasar teoritis ini diperoleh dari literatur-literatur, catatan kuliah ini dan tulisan-tulisan lain yang banyak berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

27 3.3 Metode Analisis Data 1. Menurut Slamet (1999) Mengevaluasi akuntansi pertanggungjawaban pada General Manajer PDAM Jember dengan syarat akuntansi pertanggungjawaban a. Struktur Organisasi struktur organisasi merupakan gambaran secara skematis pembagian wewenang dan tanggung jawab pada masing-masing bagian. b. Penyusunan Anggaran Anggaran digunakan sebagai bahan dasar untuk rencana dalam kegiatan operasi perusahaan sebagai pembanding untuk mengetahui apakah realisasi operasional sesuai dengan tujuan positif dari perusahan. c. Penggolongan Pendapatan dan Biaya Penggolongan Pendapatan dan Biaya harus dipisahkan antara yang terkendali dan tidak terkendali. d. Sistem Akuntansi dan Kode Rekening Merupakan sistem pengumpulan biaya, untuk kepentingan pengendalian biaya dengan cara menggolongkan, mencatat, meringkas biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat-tingkat manajemen yang bertanggung jawab e. Sistem Pelaporan Sistem pelaporan merupakan sistem pertanggungjawaban yang disajikan dalam bentuk tertulis yang digunakan sebagai dasar untuk melaporkan prestasi kerja seorang manajer dengan format sebagai berikut:

28 Kode Rek Jenis Biaya/Pusat laba Bagian/Departemen/Direktur Laporan pertanggungjawaban Bulan Ini Sampai dengan bulan ini Realisasi Anggaran Pentimpangan Realisasi Anggaran Pentimpangan 2. Menganalisa laporan akuntansi pertanggungjawaban yang dibuat untuk menilai prestasi kerjanya, untuk menganalisa kinerja tersebut diperlukan analisa rasio efisiensi dan efektifitas seperti yang dikemukakan oleh Slamet Sugiri (1999) untuk manajer yaitu: a. Efisiensi Perbandingan antara anggaran biaya dan biaya sesungguhnya. Selisih menguntungkan (laba) jika biaya sesungguhnya lebih kecil dari pada anggaran biaya dan tidak menguntungkan (rugi) apabila jika terjadi sebaliknya. Berikut rumus dari pengertian diatas: Anggaran Biaya Terkendali Efisiensi = X 100 % Biaya Terkendali Sesungguhnya Apabila hasil dari perhitungan > 100% maka akan terjadi efisiensi, sebaliknya jika hasil perhitungan < 100% maka akan terjadi inefisiensi.

29 b. Efektifitas Perbandingan antara realisasi pendapatan yang dicapai dan pendapatan yang menjadi target (anggaran pendapatan). Dikatakan efektif apabila realisasi pendapatan yang dicapai sama atau lebih besar dari anggaran pendapatan. Berikut rumus dari pengertian diatas: Realisasi Pendapatan Terkendali Efektifitas = X 100 % Anggaran Pendapatan Terkendali Apabila hasil efektifitas > 100% berarti dapat dikategorikan efektif. Apabila hasil efektifitas < 100% berarti dikategorikan tidak efektif.