BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU PENAHANAN HIDROTERMAL TERHADAP KARAKTERISTIK ZEOLIT YANG DISINTESIS DARI LIMBAH GEOTHERMAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

I. PENDAHULUAN. dan banyak digunakan dalam aplikasi elektronik, keramik, adsorben semen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

Gambar 10. Skema peralatan pada SEM III. METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian digunakan 2 jenis bahan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hariadi Aziz E.K

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

III. METODE PENELITIAN

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

Bab 3 Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. material, antara lain sebagai komponen dari pembentukan gelas (Doweidar et al.,

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

BAB IV PROSEDUR KERJA

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Bab III Metodologi Penelitian

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS Pembuatan spesimen Hidrotermal pada temperatur 100 o C, selama 3, 4, 5 jam Pencucian dan pengeringan A 36

37 A XRD FTIR SEM Data XRD, bentuk kristal dan ikatan kristal, serta struktur mikro Pengolahan data, analisa dan pembahasan Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Keterangan: 1. Penyiapan bahan baku Penyiapan bahan baku disini adalah mencari bahan baku lumpur geothermal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Dieng. Bahan baku diperoleh dari PT Geo Dipa Energy, Dieng, Wonosobo. 2. Sieving dengan mesh ukuran 100 Sieving dengan mesh ukuran 100 dilakukan untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran kecil. 3. Kalsinasi Kalsinasi pada suhu 850 0 C selama 3 jam dilakukan untuk menghilangkan kandungan air dan pengotor lain sehingga didapat serbuk dengan kandungan silika yang tinggi

38 4. AAS pada serbuk geothermal AAS pada serbuk yang belum dikalsinasi dan setelah dikalsinasi merupakan pengujian untuk mengetahui perbedaan komposisi senyawa yang terkandung pada bahan baku. 5. Pembuatan spesimen 6. Pembuatan spesimen dilakukan dengan membuat natrium aluminat yaitu mencampurkan 50 ml NaOH 5 M dengan 4,5 gr Al(OH)3 pada suhu 100 0 C selama 20 menit pada 200 rpm, lalu membuat natrium silikat yang dibuat dengan mencampurkan 30 ml NaOH 5 M dengan 3 gr serbuk geotermal pada suhu 100 0 C selama 20 menit pada 200 rpm. Kemudian 30 ml natrium aluminat ditambah dengan 30 ml natrium silikat diaduk pada suhu kamar pada 200 rpm selama 2 jam. 7. Perlakuan hidrotermal Perlakuan hidrotermal dilakukan menggunakan alat hidrotermal dengan pemanasan pada 100 0 C selama 3, 4, 5 jam. 8. Pencucian dan pengeringan Pencucian zeolit dilakukan dengan akuabidest lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 80 0 C selama 4 jam. 9. XRD pada serbuk zeolit XRD pada serbuk zeolit merupakan pengujian untuk mengetahui struktur dan ukuran kristal yang terbentuk pada zeolit. 10. FTIR pada serbuk zeolit FTIR pada serbuk zeolit merupakan pengujian untuk mengetahui ikatan struktur yang terbentuk pada zeolit. 11. SEM SEM digunakan untuk melihat bagaimana bentuk butir dan struktur mikro pada zeolit yang terbentuk. 12. Pengolahan data, analisa, dan pembahasan dalam penulisan laporan Mengolah data-data yang sudah didapatkan dengan mengacu pada materi yang terdapat pada referensi dan menampilkan data-data tersebut dalam bentuk grafik dan tabel yang dibuat dalam penulisan laporan

39 3.2 Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Mesh Mesh adalah alat yang digunakan untuk memisahkan serbuk berdasarkan ukuran mesh tersebut. Alat ini bekerja seperti ayakan berupa kisi-kisi dengan ukuran tertentu sesuai dengan standar tertentu. Gambar 3.2 Mesh 100 b. Mortar Tangan Mortar tangan ini digunakan sebagai alat penunjang dalam pengujian AAS. Mortar ini terbuat dari bahan keramik sehingga mampu digunakan untuk menghaluskan spesimen menjadi serbuk yang sangat halus. Penghalusan ini bertujuan untuk memudahkan pemasangan serbuk ke dalam sample holder sehingga mempunyai tingkat kerataan tinggi pada sampel yang akan diuji. Gambar 3.3 Mortar Tangan

40 c. Mesin X-Ray Diffraction (XRD) Rigaku Corporation Mesin X-Ray Diffraction (XRD) Rigaku Corporation merupakan mesin yang digunakan untuk mengkarakterisasi zat padat dengan menembakkan berkas sinar-x pada sampel yang diuji. Untuk spesifikasi mesin X-Ray Diffraction (XRD) Rigaku Corporation adalah sebagai berikut: Model : Multiflex 2kw Power : 200VAC 1Ø 30A 50 Hz T max : 1500 0 C Made In : Japan Gambar 3.4 Mesin X-Ray Diffraction (XRD) Rigaku Corporation d. Stirrer magnetic Alat pengaduk ini digunakan untuk mengaduk larutan hingga 500 rpm dengan disertai pemanasan hingga 200 0 C. Gambar 3.5 Stirrer magnetic

41 e. Tungku pemanas / furnace Furnace merupakan suatu alat yang digunakan untuk memanaskan material yang berada di dalamnya sampai pada suhu tertentu. Pada penelitian ini furnace digunakan untuk memanaskan serbuk geothermal sampai dengan temperatur 850 o C. Gambar 3.6 Tungku pemanas/ furnace f. Oven Oven digunakan untuk memanaskan material zeolit pada suhu 80 o C dengan tujuan untuk menghilangkan kandungan air yang ada di dalamnya sebelum melakukan pengujian XRD, FTIR, dan SEM. Gambar 3.7 Oven

42 g. Timbangan Timbangan ini merupakan timbangan digital yang digunakan untuk menimbang spesimen serbuk geothermal dan mempunyai ketelitian tinggi sampai dengan 0,0001 gram. Gambar 3.8 Timbangan digital h. Gelas Ukur Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan dengan cara melihat kenaikan volume pada gelas ukur setelah larutan dicelupkan ke dalam gelas ukur tersebut. Gambar 3.9 Gelas ukur i. Gelas kaca Gelas kaca ini digunakan sebagai tempat untuk pengadukan spesimen.

43 Gambar 3.10 Gelas kaca j. Alat hidrotermal disintesis. Alat hidrotermal digunakan untuk proses hidrotermal terhadap zeolit yang akan Gambar 3.11 Alat hidrotermal k. Tabung spesimen Tabung spesimen digunakan sebagai tempat spesimen saat proses hidrotermal. Gambar 3.12 Tabung spesimen

44 l. Kamera Kamera digunakan untuk mengambil gambar yang diinginkan. Gambar 3.13 Kamera 3.3 Bahan dan Alat Bantu yang Digunakan a. Serbuk geothermal Serbuk geothermal digunakan sebagai sumber bahan baku silika untuk mensintesis zeolit. Gambar 3.14 Serbuk geothermal b. Serbuk NaOH Serbuk NaOH digunakan untuk membuat larutan NaOH 5 M. Gambar 3.15 Serbuk NaOH

45 c. Serbuk Al(OH) 3 Serbuk Al(OH) 3 digunakan untuk membuat natrium aluminat. Gambar 3.16 Serbuk Al(OH) 3 d. Larutan akuades Larutan akuades digunakan untuk membuat larutan NaOH 5 M. Gambar 3.17 Larutan akuades e. Larutan akuabidest Larutan akuabidest digunakan untuk mencuci zeolit hasil sintesis dan menurunkan kadar ph.

46 Gambar 3.18 Larutan akuabidest f. Kertas ph meter Kertas ph meter digunakan untuk mengetahui kadar ph pada gel hasil sintesis. Gambar 3.19 Kertas ph-meter g. Kertas saring whatman Kertas saring whatman digunakan untuk menyaring gel hasil sintesis sehingga mendapatkan serbuk zeolit. Gambar 3.20 Kertas saring whatman

47 h. Jarum suntik Jarum suntik sebagai alat bantu dalam mengambil larutan. Gambar 3.21 Jarum suntik i. Corong Corong digunakan sebagai alat bantu saat penyaringan. Gambar 3.22 Corong 3.4 Cara Kerja 3.4.1 Pembuatan Serbuk Geothermal Lumpur geothermal diambil langsung dari saluran buangan pada PLTP Dieng yang sudah dipisahkan dengan kandungan tanah seperti terlihat pada Gambar 3.23.

48 Gambar 3.23 Lumpur geothermal Lumpur geothermal dibersihkan dari pengotor-pengotor kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari seperti terlihat pada Gambar 3.24. Gambar 3.24 Pengeringan lumpur geothermal dengan sinar matahari Kemudian padatan yang telah kering disaring dengan mesh 100 hingga terbentuk serbuk halus seperti terlihat pada Gambar 3.25. Gambar 3.25 Penyaringan serbuk geothermal dengan mesh 100

49 berikut. Serbuk geothermal setelah melalui penyaringan mesh 100 seperti gambar Gambar 3.26 Serbuk geothermal sebelum kalsinasi Serbuk geothermal lalu dikalsinasi dengn cara diabukan dalam furnace pada suhu 850ºC selama 3 jam untuk menghilangkan pengotor yang dapat terbakar pada suhu tinggi. Serbuk geothermal setelah kalsinasi dapat dilihat seperti gambar berikut. Gambar 3.27 Serbuk geothermal setelah kalsinasi 3.4.2 Pembuatan Natrium Silikat Serbuk geothermal 3 gram ditambah dengan 30 ml NaOH 5 M, kemudian diaduk pada suhu 100 0 C selama 20 menit pada 200 rpm sehingga diperoleh larutan natrium silikat seperti terlihat pada gambar berikut.

50 Gambar 3.28 Proses pembuatan larutan dengan magnetic stirrer 3.4.3 Pembuatan Natrium Aluminat NaOH 20 gram dilarutkan dengan aquades hingga menghasilkan 100 ml NaOH 5 M dan dipanaskan kemudian ditambahkan 9 gram Al(OH) 3 sedikit demi sedikit sambil dilakukan pengadukan pada suhu 100 0 C selama 20 menit pada 200 rpm sehingga terbentuk larutan natrium aluminat seperti terlihat pada Gambar 3.29. Gambar 3.29 Proses pembuatan larutan dengan magnetic stirrer 3.4.4 Sintesis Zeolit Natrium silikat 30 ml dan 30 ml natrium aluminat diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam pada 200 rpm dalam suhu kamar sehingga membentuk larutan pembuat zeolit seperti Gambar 3.30.

51 Gambar 3.30 Larutan pembuat zeolit Selanjutnya larutan dimasukkan ke dalam teflon kemudian dimasukkan pada alat hidrotermal dan dipanaskan pada suhu 100ºC selama variasi waktu yang ditentukan dalam keadaan tertutup rapat. Gambar 3.31 Memasukkan larutan dalam alat hidrotermal Untuk mengetahui pengaruh kondisi reaksi terhadap pembentukan zeolit dilakukan variasi waktu kristalisasi hidrotermal. Variasi waktu dilakukan selama 3, 4, dan 5 jam pada suhu 100º C.

52 Gambar 3.32 Pengaturan suhu pada alat hidrotermal Hasil yang terbentuk kemudian disaring dengan kertas saring whatmann untuk memisahkan antara padatan dan filtrate seperti gambar berikut. Padatan yang terbentuk kemudian dicuci dengan larutan aquabidest. Gambar 3.33 Proses penyaringan Padatan lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 80 0 C selama 4 jam untuk mendapatkan hasil akhir yaitu serbuk zeolit seperti tampak pada Gambar 3.34. Gambar 3.34 Hasil pemanasan dengan oven

53 3.4.5 Analisis Hasil Dari hasil sintesis dengan variasi waktu hidrotermal 3, 4 dan 5 jam pada suhu 100 0 C didapat hasil seperti gambar berikut. Pada hasil sintesis dengan variasi waktu hidrotermal 3 jam didapat butiran dengan warna putih agak kemerahan. Gambar 3.35 Hasil sintesis zeolit pada 100 0 C selama 3 jam Pada hasil sintesis dengan variasi waktu hidrotermal 4 jam didapat butiran yang agak halus dengan warna putih agak kemerahan seperti Gambar 3.36. Gambar 3.36 Hasil sintesis zeolit pada 100 0 C selama 4 jam Pada hasil sintesis dengan variasi waktu hidrotermal 5 jam didapat butiran yang halus dengan warna kemerahan dan sedikit menggumpal seperti Gambar 3.37.

54 Gambar 3.37 Hasil sintesis zeolit pada 100 0 C selama 5 jam Kemudian dilakukan analisis morfologi padatan dan fasa kristal serta menentukan ukuran butir zeolit terhadap serbuk hasil sintesis dengan variasi waktu hidrotermal dengan menggunakan X-Ray Difraction (XRD), Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk identifikasi ikatan dalam stuktur zeolit, analisis rasio Si/Al dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dan untuk melihat struktur mikro dari zeolit yang terbentuk dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).