Penentuan Penjadwalan Mesin yang Optimal pada Bagian Produksi di UD. Budi Deli Serdang

dokumen-dokumen yang mirip
PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PENJADWALAN KENDARAANSHUTTLE PT. X DENGAN MODIFIKASI ALGORITMA N-JOBS M-MESIN PARALEL UNTUK MENGURANGI JUMLAH KENDARAAN *

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING

Penjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan Kriteria Minimisasi Makespan *

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI


Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

BAB 3 LANDASAN TEORI

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

PENERAPAN METODE ASAS PRIORITAS PADA PROSES PRODUKSI STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

Pemodelan Simulasi untuk Analisis Performansi Penjadwalan pada Sistem Manufaktur Make to Order dengan Mesin Paralel

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Akhir SCHEDULING PROSES CETAK PADA PT. PERCETAKAN UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU DEADLINE MAJALAH. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

BAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek.

PERBAIKAN JADWAL PRODUKSI MENGGUNAKAN CDS DI PT. TAESUNG ABADI

PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Sistem Produksi (TI1343)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Penjadwalan Mesin Screw Press Stasiun Kempa pada Produksi CPO (CRUDE PALM OIL) dan Kernel Menggunakan Metode Indikator

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep

PENJADWALAN PRODUKSI PAKAN AYAM PADA MESIN PRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS : PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK LAMPUNG)

Perencanaan Produksi SAP ERP

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK Giffler dan Thompson

PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FCFS, EDD, SPT DAN LPT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak

BAB 3 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING DI PT. GUNA KEMAS INDAH TUGAS SARJANA : Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

SILABUS MATA KULIAH. 1. Mendiskusikan siklus manufaktur 2. Mendiskusikan peran perencanaan dan pengendalian produksi

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin.

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Penggunaan Material Requirement Planning (MRP) Untuk Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Pada PT. XYZ

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Transkripsi:

Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 4-9 ISSN 2302 934X Planning and production control Penentuan Penjadwalan Mesin yang Optimal pada Bagian Produksi di UD. Budi Deli Serdang Iswandi Idris Prodi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Corresponding Author: onedhee@yahoo.com Abstrak UD. Budi Deli Serdang adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan dua jenis produk yaitu AMDK limun merek Limun 388 dan AMDK merk Link q, pada saat ini perusahaan mengalami kendala untuk memenuhi kebutuhan pelangga khususnya di Kota Medan, hal ini menjadi permasalahan terbesar bagi perusahaan karena menyebabkan kompetitor dengan mudah mengambil pangsa pasar di Sumatera Utara dikarenakan perusahaan tidak mampu mendistribusikan produknya secara merata. Adapun tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk merencanakan penjadwalan produksi guna menambah peningkatan produksi UD. Budi di masa akan datang dengan mengoptimalkan penggunaan mesin dan tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 4 (empat) penyebab utama yang menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi target produksi yaitu mesin dan peralatan, manusia, metode kerja, dan lingkungan kerja, Selain itu terdapat peningkatan pada produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml dari tahun 2006 sampai 2008, yaitu 405.745, 879.783 dan 1.143.150 per karton pada setiap tahunnya, tidak hanya itu saja penjualan produk AMDK Merek Link q 250 ml mengalami peningkatan juga dari tahun 2006 sampai 2008, yaitu 398.712, 856.664 dan 1.211.271 per karton pada setiap tahunnya. Pada Man and machine chart penggunaan operator sebesar 54.2% dan penggunaan mesin sebesar 75%, sedangkan pada usulan menghasilkan penggunaan operator sebesar 50% dan penggunaan mesin sebesar 81,82%, hal ini sangat mempengaruhi kapasitas produksi untuk periode berikutnya, karena kurangnya waktu menunggu, pada pekerjaan ke 1(satu). Penjadwalan untuk memproduksi produk AMDK Merek Link q 250 ml dengan metode LPT adalah: 1 3 4 2 5, dimana dari gantt chart dan perhitungan penjadwalan mesin maka diperoleh penjadwalan yang optimal dengan makespan 180 menit untuk sekali produksi produk produk AMDK Merek Link q 250 ml. Berdasarkan man and machine chart usulan untuk pekerjaan 1 selama 110 menit, maka didapat penjadwalan yang optimal dengan makespan 170 menit. Copyright 2013 Department of industrial engineering. All rights reserved. Kata Kunci: Penjadwalan, Tenaga Kerja, 1 Pendahuluan UD. Budi Deli Serdang adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan dua jenis produk yaitu AMDK limun merek Limun 388 dan AMDK merk Link q, pada saat ini perusahaan mengalami kendala untuk memenuhi kebutuhan pelangga khususnya di Kota Medan, hal ini menjadi permasalahan terbesar bagi perusahaan karena menyebabkan kompetitor dengan mudah mengambil pangsa pasar di Sumatera Utara dikarenakan perusahaan tidak mampu mendistribusikan produknya secara merata. Adapun tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk merencanakan penjadwalan produksi guna menambah peningkatan produksi UD. Budi di masa akan datang dengan mengoptimalkan penggunaan mesin dan tenaga kerja. Target khusus yang diharapkan adalah perusahan dapat berproduksi tepat waktu sesuai dengan jumlah dan kapasitas produksi yang diharapkan. Penelitian yang didanai oleh Bidang Dikmenti Dinas Pendidikan Sumatera Utara adalah merupakan bagian dosen dalam rangka penelitian, pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat. 2 Landasan Teori Penjadwalan adalah pengurutan, pembuatan atau pengerjaan produk secara menyeluruh yang dikerjakan pada beberapa buah mesin. Dengan demikian masalah sequencing senantiasa melibatkan pengerjaan sejumlah komponen yang sering disebut dengan istilah job [1]. Manuscript received September 3, 2013; revised October 1, 2013 Copyright 2013 Department of Industrial Engineering. All rights reserved.

5 Penentuan penjadwalan mesin yang optimal pada bagian produksi di UD. Budi Deli Serdang Job sendiri masih merupakan komposisi dari sejumlah elemen-elemen dasar yang disebut aktivitas atau operasi. Penjadwalan merupakan alat ukur yang baik bagi perencanaan agregat. Pesanan-pesanan aktual pada tahap ini akan ditugaskan pertama kalinya pada sumberdaya tertentu (fasilitas, pekerja, dan peralatan), kemudian dilakukan pengurutan kerja pada tiap-tiap pusat pemrosesan sehingga dicapai optimalitas utilisasi kapasitas yang ada. Pada penjadwalan ini, permintaan akan produk-produk yang tertentu (jenis dan jumlah) dari MPS akan ditugaskan pada pusat-pusat pemrosesan tertentu untuk periode harian. 2.1 Model Penjadwalan Proses penjadwalan timbul jika terdapat keterbatasan sumber daya yang dimiliki sehingga diperlukan adanya pengeturan sumber-sumber daya tersebut secara effisien. Berbagai model penjadwalan telah dikembangkan untuk mengatasi persoalan penjadwalan tersebut. Model penjadwalan dapat dibedakan menjadi 4 jenis keadaan, yaitu [2]: 1. Mesin yang digunakan dapat berupa proses dengan mesin tunggal atau proses dengan mesin majemuk. 2. Pola aliran proses dapat berupa aliran identik atau sembarang. 3. Pola kedatangan pekerjaan statis atau dinamis. 4. Sifat informasi yang diterima dapat bersifat deterministik atau stokastik. Pada keadaan pertama, sejumlah mesin dapat dibedakan atas mesin tunggal mesin majemuk. Model mesin tunggal adalah mesin dasar dan biasanya dapat diterapkan pada kasus mesin majemuk. Pada keadaan kedua, pola aliran dapat dibedakan atas flow shop dan job shop. Pada flow shop dijumpai pola aliran proses dari urutan tertentu yang sama. Flow shop terbagi lagi menjadi pure flow shop dan general flow shop. Pada pure flow shop berbagai pekerjaan akan mengalir pada lini produksi yang sama dan tidak dimungkinkan adanya variasi. Pada general flow shop dimungkinkan adanya variasi antara pekerjaan atau pekerjaan yang datang tidak harus dikerjakan di semua mesin. Sedangkan pada job shop, setiap pekerjaan memiliki pola aliran kerja yang berbeda. Aliran proses yang tidak searah ini mengakibatkan pekerjaan yang dikerjakan di suatu mesin dapat berupa pekerjaan baru atau pekerjaan yang sedang dikerjakan (work in process) atau pekerjaan yang akan menjadi produk jadi (finished goods) telah diproses di mesin tersebut. Pada keadaan ketiga, pola kedatangan pekerjaan dapat dibedakan atas pola kedatangan statis atau dinamis. Pada pola statis, pekerjaan datang bersamaan pada waktu nol dan siap dikerjakan atau kedatangan pekerjaan bisa tidak bersamaan tetapi saat kedatangan telah diketahui sejak waktu nol. Pada pola dinamis mempunyai sifat kedatangan pekerjaan tidak menentu, artinya terdapat variabel waktu sebagai faktor yang berpengaruh. Pada keadaan keempat, prilaku elemen-elemen penjadwalan dapat dibedakan atas deterministik dan stokastik. Model deterministik memiliki kepastian informasi tentang parameter dalam model, sedangkan model stokastik mengandung unsur ketidakpastian. Parameter yang dimaksud adalah sebagai berikut [3] a. Saat datang, saat siap, jumlah pekerjaan, batas waktu penyelesaian (due date), dan bobot kepentingan masing-masing pekerjaan. b. Jumlah operasi, susunan mesin (routing), waktu proses, dan waktu setup. c. Jumlah dan kapasitas mesin, kemampuan dan kecocokan tiap mesin terhadap pekerjaan yang akan dikerjakan. 2.2 Input Dan Output Penjadwalan Pekerjaan-pekerjaan yang merupakan alokasi kapasitas untuk order- order, penugasan prioritas job, dan pengendalian jadwal produksi membutuhkan informasi terperinci, di mana informasi- informasi tersebut akan menyatakan input dari sistem penjadwalan [4]. Kita harus menentukan kebutuhankebutuhan kapasitas dari order-order yang dijadwalkan dalam hal jumlah dan macam sumberdaya yang digunakan. Bila digambarkan, maka elemen-elemen output-input, prioritas-prioritas dan ukuran kinerja dari sistem penjadwalan akan tampak seperti pada Gambar 1 Input Kebutuhan kapasitas dari: 1. Pesanan yang diterima 2. Permintaan jangka pendek Sebagaimana dinyatakan oleh lembar operasi dan BOM Minimisasi Pembatas 1. Ketersediaan kapasitas jangka pendek 2. Ketersediaan persediaan pengaman 3. Kebutuhan perawatan 4. Pembatas urut-urutan Keterampilan Peralatan Bahan baku Dan lain-lain Biaya tetap penjadwalan = Biaya menganggur karena rendahnya utilisasi kapasitas Penjadwalan 1. Ukuran workforce harian 2. Tingkat produksi harian 3. Penugasan pesanan 4. Prioritas urut-urutan Output Ukuran Kinerja Biaya karena pengiriman yang terlambat Gambar 1. Elemen-elemen Sistem Penjadwalan Variabel Keputusan Jadwal terperinci tentang: Pembebanan pesanan Urutan-urutan pesanan Expediting pesanan Updating dan kontrol Untuk memastikan bahwa suatu aliran kerja yang lancar akan melalui tahapan produksi, maka sistem penjadwalan harus membentuk aktivitas aktivitas output sebagai berikut [5]: 1. Pembebanan (loading) Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk order-order yang diterima/ diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia. + + Biaya karena penyesuaian jadwal

Iswandi Idris 6 2. Pengurutan (sequencing) Pengurutan merupakan penugasan tentang order order mana yang diprioritaskan untuk diproses dahulu bila suatu fasilitas harus memproses banyak job. 3. Prioritas job (dispaching) Dispaching merupakan prioritas kerja tentang job-job mana yang diseleksi dan diprioritaskan untuk diproses. 4. Pengendalian kinerja penjadwalan Pengendalian kinerja penjadwalan dilakukan dengan: - Meninjau kembali status order-order pada saat melalui sistem tertentu. - Mengatur kembali urutan-urutan, misalnya expediting order-order yang jauh di belakang atau mempunyai prioritas utama. 5. Up-dating jadwal Up-dating jadwal dilakukan sebagai refleksi kondisi operasi yang terjadi dengan merevisi prioritasprioritas. 2.2 Penjadwalan Job shop Beberapa buku mendefenisikan job shop dengan pola kedatangan statis sebagai suatu penjadwalan job shop dengan urutan proses sama, atau disebut juga Flow Shop Scheduling [6]. Penjadwalan ini akan melibatkan permasalahn job loading dan job sequencing untuk kasus tanpa dugaan ataupun dengan due date sebagai berikut : a. Penjadwalan n job dengan satu prosesor b. Penjadwalan n job pada m prosesor, baik untuk penjadwalan paralel maupun penjadwalan seri. Masalah mendasar dari suatu penjadwalan adalah bila suatu rangkaian pekerjaan tiba dan siap untuk dikerjakan tetapi hanya tersedia satu prosesor. Sebagai contoh, jika ada 4 buah pekerjaan A,B,C,D yang saling independent / pekerjaan tidak tergantung satu dengan yang lainnya, maka akan ada 41 cara penjadwalan (ABCD,ACDB,ADBC,ACBD,dst) atau 24 cara penjadwalan yang mungkin dilakukan. Sedngkan kita harus memutuskan aliran pekerjaan seperti apa yang kita terapkan. Pekerjaan mana yang akan dimulai lebih dahulu, dan pekerjaan apa selanjutnya. Untuk menyelesaikan masalah ini, ada beberapa pendekatan yang dapat harus dilakukan [7]. 2.2.1 Kasus Tanpa Due Date 1. Penjadwalan dengan Aturan SPT (shortest processing time) untuk Meminimalkan Rata-rata Waktu Alir. Penjadwalan ini digunakan untuk mencari nilai minimal rata-rata waktu alir pada satu processor karena waktu proses masing-masing pekerjaan tergantung dari urutan proses. Jika proses 1, 2, 3,, n dilakukan dengan berurutan, maka untuk masing-masing waktu proses: t 1 < t 2 < t 3 < < t n Waktu alir rata-rata dihitung dengan persamaan: 1 1 F s = F + F ) = ( t + t + t ) (1) ( 2 1 2 2 1 1 2 di mana: F 1 = t 1 F 2 = t 1 + t 2 Penjadwalan dengan pendekatan SPT mulai dengan mengurutkan waktu proses pekerjaan dari yang terkecil ke yang terbesar, karena yang waktu prosesnya cepat sudah dikerjakan lebih dahulu, sehingga akan diperoleh jumlah pekerjaan terlambat yang minimal. 2. Penjadwalan dengan Aturan WSPT (Weight Shortest Procesing Time) untuk Meminimalkan Rata-rata Kelambatan Pada Satu Processor. Pendekatan WSPT digunakan karena mungkin saja terjadi masing-masing pekerjaan mempunyai arti penting yang berbeda (misalnya dengan nilai penalty yang berbeda), sehingga digunakan pembobotan pada masing-masing pekerjaan untuk membantu penjadwalannya. Langkah-langkah penjadwalan dengan pendekatan WSPT adalah : a. Beri bobot pada masing-masing pekerjaan (W i ). ti b. Hitung nilai W. i c. Urutkan pekerjaan berdasarkan nilai no. 2 mulai dari yang terkecil ke nilai terbesar. d. Hitung waktu alir rata-rata pembobotan. 2.2.2 Kasus Dengan Due Date 1. Penjadwalan Dengan Aturan SPT (Shortest Processing Time) Untuk Meminimalkan Rata-Rata Pada Satu Processor. Pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu, penjadwalan ditujukan untuk meminimalkan rata-rata kelambatan yang mungkin terjadi, Langkah-langkahnya: - Urutkan pekerjaan berdasarkan waktu proses terkecil. - Hitung waktu penyelesaian pekerjaan tersebut (completion time), yaitu total proses sebelum pekerjaan ditambah dengan waktu proses pekerjaan itu sendiri. - Hitung kelambatan masing-masing pekerjaan. - Hitung rata-rata kelambatan. 2. Penjadwalan Dengan Aturan EDD (Earlist Due Date) Untuk Meminimalkan Kelambatan Terbesar Pada Satu Processor. Jika penalti masing-masing pekerjaan sama besarnya dan pekerjaan tidak tergantung pekerjaan lainnya, maka penjadwalan yang kita lakukan adalah untuk meminimalkan jumlah pekerjaan yang terlambat, yang berarti juga meminimalkan biaya penalti. Aturan

7 Penentuan penjadwalan mesin yang optimal pada bagian produksi di UD. Budi Deli Serdang Hudgson membantu untuk mencari jumlah minimal pekerjaan yang terlambat pada operasi dengan satu processor. Diagram dari algoritma Hudgson digambarkan pada Gambar 2 berikut. Mulai Buat aliran pekerjaan dengan aturan EDD Ada pekerjaan terlambat? Tidak Buat urutan sesuai dengan EDD Gambar 3. Gantt Chart Penjadwalan mesin untuk memproduksi produk AMDK Merek Link q 250 ml dengan metode LPT Lihat pekerjaan yang pertama kali terlambat misal: pekerjaan ke- n Dari pekerjaan 1, 2, 3,..., n pilih waktu proses terlama Hilangkan pekerjaan 1, 2, 3,..., n dengan waktu proses terlama untuk pengaturan ulang Tempatkan pekerjaan yang dihapuskan dari list pada akhir penjadwalan Masukkan ke jadwal induk Selesai 3.2 Pembahasan Analisis Penjadwalan pada bagian produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml dengan menggunakan diagram fishbone, Diagram fishbone merupakan alat untuk menganalisis dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam menentukan karakteristik kualitas output kerja dan juga sebagai lalat untuk mencari penyebab yang sesungguhnya dalam suatu masalah. Diagram fishbone pada bagian produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Gambar 2 Algoritma Hudgson 3 Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian Daerah pemasaran produk adalah Binjai, langkat, Medan, Tebing Tinggi, Labuhan Batu Pakam dan Pekan Baru. Dengan menggunakan metode Penjadwalan mesin dan man and machine chart maka diperoleh Pengelompokan beberapa pekerjaan yang akan dijadwalkan pada 5 processor untuk produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml, adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan 1, Proses pengisian air yaitu mulai dari memasukkan gelas cup kedalam cup filter hingga memutuskan lid yang telah menempel pada mulut cup. b. Pekerjaan 2, Pembubuhan exp date. c. Pekerjaan 3, Memasukkan produk cup kedalam karton berisi 48 cup. d. Pekerjaan 4, Packing dengan cartan seller yang di lengkapi dengan exp date produksi. e. Pekerjaan 5, Produk jadi diletakkan di atas paletpalet dan di bawa ketempat penyimpanan. Penjadwalan untuk memproduksi aqua cup 250 ml dengan metode LPT adalah: 1 3 4 2 5, dengan Gantt Chart yang dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. Gambar 4 Diagram fishbone bagian produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml Berdasarkan diagram fishbone pada Gambar 4 maka dapat diketahui 4 (empat) penyebab utama yang menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi target produksi yaitu tidak sesuai dengan jumlah dan kapasitas yang dibutuhkan, yaitu sebagai berikut: a) Mesin dan peralatan, yaitu adanya kerusakan mesin disebabkan mesin yang digunakan adalah mesin yang sudah lama sekali, seluruh pekerjaan produksi yang menggunakan mesin masih dikontrol oleh operator dan jumlah mesin masih sangat sedikit yaitu 2 (dua) buah mesin. b) Manusia, yaitu kurang disiplin pekerja menyebabkan proses produksi tidak maksimal, adanya penghentian produksi pada jam 10.00-13.00 wib sudah menjadi tradisi pekerja, sehingga jika ada

Iswandi Idris 8 permintaan yang tinggi dari konsumen perusahaan sulit untuk memenuhinya, selain itu pekerja masih memiliki konsentrasi yang sangat rendah hal ini dikarenakan aktifitas yang terus-menerus untuk itu perlu dilakukan pertukaran posisi pekerja pada work centre yang berbeda. c) Metode kerja, yaitu prosedur kerja sering tidak diterapkan pada metode kerja, menghentian mesin pada jam kerja membuat perusahaan terhambat untuk berproduksi, selain itu kurang pengawasan juga mengakibatkan metode kerja tidak tercapai dengan baik. d) Lingkungan kerja, yaitu lembab, basah, kotor dan bising membuat kondisi kerja kurang maksimal untuk itu perlengkapan untuk menangani masalah tersebut harus menjadi perhatian oleh perusahaan. Berdasarkan data produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml diperoleh bahwa produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2008, yaitu 405.745, 879.783 dan 1.143.150 per karton pada setiap tahunnya. Berdasarkan data penjualan produk AMDK Merek Link q 250 juga diperoleh bahwa penjualan produk AMDK Merek Link q 250 ml mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2008, yaitu 398.712, 856.664 dan 1.211.271 per karton pada setiap tahunnya. Jumlah mesin untuk produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml adalah 2 (dua) mesin, bardasarkan diagram fishbone telah ditemukan salah satu penyebab sulitnya perusahaan meningkatkan produksi adalah dari kurangnya mesin produksi. Jam kerja karyawan sudah sangat optimal tetapi pelanggaran untuk tidak beroperasi baik mesin dan pekerja pada jam 10.00-13.00 wib sangat berpengaruh dalam meningkatkan kapasitas produksi. Perusahaan hanya mampu memenuhi permintaan konsumen pada daerahdaerah: Binjai, Medan, Tebing Tinggi, Labuhan Batu, Langkat, Pakam dan Pekan Baru. Man and machine chart waktu sekarang menghasilkan penggunaan operator sebesar 54.2 % dan penggunaan mesin sebesar 75 %, sedangkan pada usulan menghasilkan penggunaan operator sebesar 50 % dan penggunaan mesin sebesar 81,82 %, hal ini sangat mempengaruhi kapasitas produksi untuk periode berikutnya, karena kurangnya waktu menunggu, pada pekerjaan ke 1(satu). Penjadwalan untuk memproduksi produk AMDK Merek Link q 250 ml dengan metode LPT adalah: 1 3 4 2 5, dimana dari gantt chart dan perhitungan penjadwalan mesin maka diperoleh penjadwalan yang optimal dengan makespan 180 menit untuk sekali produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml. Berdasarkan man and machine chart usulan untuk pekerjaan 1 selama 110 menit, maka didapat penjadwalan yang optimal dengan makespan 170 menit. 4 Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan diagram fishbone maka diketahui 4 (empat) penyebab utama yang menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi target produksi yaitu mesin dan peralatan, manusia, metode kerja, dan lingkungan kerja. 2. Data produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml diperoleh bahwa produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2008, yaitu 405.745, 879.783 dan 1.143.150 per karton pada setiap tahunnya. 3. Data penjualan produk AMDK Merek Link q 250 ml diperoleh bahwa penjualan produk AMDK Merek Link q 250 ml mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2008, yaitu 398.712, 856.664 dan 1.211.271 per karton pada setiap tahunnya. 4. Jumlah mesin untuk produksi produk AMDK Merek Link q 250 ml adalah 2 (dua) mesin, bardasarkan diagram fishbone telah ditemukan salah satu penyebab sulitnya perusahaan meningkatkan produksi adalah dari kurangnya mesin produksi. 5. Jam kerja karyawan sudah sangat optimal tetapi pelanggaran untuk tidak beroperasi baik mesin dan pekerja pada jam 10.00-13.00 wib sangat berpengaruh dalam meningkatkan kapasitas produksi. 6. Perusahaan hanya mampu memenuhi permintaan konsumen pada daerah-daerah: Binjai, Medan, Labuhan Batu, Tebing Tinggi, Pakam, Langkat dan Pekan Baru diharapkan dengan adanya usulan perbaikan pada penelitian ini perusahaan dapat memperluas daerah pemasarannya. 7. Man and machine chart waktu sekarang menghasilkan penggunaan operator sebesar 54.2 % dan penggunaan mesin sebesar 75 %, sedangkan pada usulan menghasilkan penggunaan operator sebesar 50 % dan penggunaan mesin sebesar 81,82 %, hal ini sangat mempengaruhi kapasitas produksi untuk periode berikutnya, karena kurangnya waktu menunggu, pada pekerjaan ke 1(satu). 8. Penjadwalan untuk memproduksi produk AMDK Merek Link q 250 ml dengan metode LPT adalah: 1 3 4 2 5, dengan Gantt Chart dimana dari gantt chart dan perhitungan penjadwalan mesin maka diperoleh penjadwalan yang optimal dengan makespan 180 menit untuk sekali produksi produk produk AMDK Merek Link q 250 ml. Berdasarkan man and machine chart usulan untuk pekerjaan 1 selama 110 menit, maka didapat penjadwalan yang optimal dengan makespan 170 menit.

9 Penentuan penjadwalan mesin yang optimal pada bagian produksi di UD. Budi Deli Serdang 4.2 Saran Adapun saran dari penelitian adalah Perlu adanya penambahan jumlah mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi, Peningkatan disiplin kerja pada tenaga kerja dan Melakukan perbaikan metode kerja dengan menggunakan penjadwalan yang dihasilkan dari penelitian. Daftar Pustaka [1] Bedworth, David, and James E. Baeley, Integrated Production and Control System Management Analysis, Design, John Wiley & Sons, New York, 1982. [2] W. Fogarty, H. Blackstone, R. Hoffman, Production & Inventory Management, 2 nd Edition, South Western Publishing Co, 1991. [3] James L. Riggs, Production System Planning, Analysis and Control Jhon Wiley and Sons, 3 rd Edition,New York. 1981. [4] Nicholas, Jhon M., Competitive Manufacturing Management, International Edition, Singapore: Mc-Graw Hill. Co. Inc., 1998. [5] Richard, Chase B., Operations Management for Competitive Advantage, 9 th. Edition, New York : Mc-Graw Hill. Co. Inc., 2001. [6] Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis, Cetakan Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996. [7] Vincent Gaspersz, Statistical Process Control, P.T.Gramedia, Jakarta, 1998.