Atribut Kepemimpinan Direktur RS Pendidikan dan Rujukan Nasional Hasil Survei Self Assesment 31 Juli 2017 PKMK FK UGM GEDUNG IKM LT. 2, JL. FARMAKO SEKIP YOGYAKARTA, 55281 Telp/Fax (hunting) (+62274) 549425
Pendahuluan Pelayanan rujukan nasional merupakan kegiatan strategis yang kegiatan operasionalnya semestinya didukung oleh direktur utama rumah sakit. Direktur rumah sakit sebagai supportive leader beserta dengan staf manajemen mendukung dokter spesialis untuk melakukan aktivitas pelayanan mulai dari kegiatan rujukan, pelayanan klinis, maupun follow up dan rujukan balik. Berbagai aktivitas pelayanan tersebut didukung dengan aktivitas pendukung dari berbagai sumber daya strategis agar dapat memberikan nilai bagi penggunanya. Predikat sebagai rujukan nasional dan rujukan vertikal sudah lama ada, namun belum ada kegiatan komprehensif dan sistematis dalam pelayanan rujukan nasional. Selain itu subsidi APBN untuk pengembangan rumah sakit rujukan nasional sudah berjalan minimal selama 3 tahun, namun masih ada kesenjangan apabila dibandingkan dengan sistem rujukan rumah sakit di negara-negara maju. Seorang direktur rumah sakit, apakah cenderung sebagai seorang pemimpin ataukah sebagai manajer puncak? Apakah sebagai seorang pemimpin dalam hal ini direktur rumah sakit rujukan nasional sudah menetapkan visi bersama mengenai rumah sakit rujukan, memimpin perubahan dengan memobilisasi menuju rumah sakit rujukan nasional, menyusun rencana pengembangan sebagai rumah sakit rujukan nasional, dan menjalankan rencana tersebut dengan seksama? Untuk itu diperlukan survei atribut kepemimpinan sebagai self assesment terhadap direktur rumah sakit, salah satu alat untuk menyeleksi direktur rumah sakit, dan salah satu alat untuk menilai kinerja direktur rumah sakit. Dalam atribut kepemimpinan terdapat 4 elemen kunci kemampuan yang sebaiknya dimiliki. Self assesment sudah dilakukan terhadap para pemimpin di rumah sakit rujukan nasional yang hasilnya dipaparkan sebagai berikut. Responden yang telah mengisi saat ini 17 orang dari berbagai institusi sebagai berikut. No Nama RS Jumlah Responden 1 RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo 4 2 RSUP Fatmawati 3 3 RSUP Prof Dr R.D Kandou 2 4 RSUP Dr Hasan Sadikin 1 5 RSUP Dr. Mohammad Hoesin 1 6 PMN RS Mata Cicendo 1 7 RSUP Dr. Sardjito 1 8 RSUP H Adam Malik 1 9 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro 1 10 RS Paru Dr. HA Rotinsulu 1 11 RSUP Dr Kariadi 1 Total 17 Sumber : Self-assessment Atribut Kepemimpinan Struktural yang diolah, diakses pada 31 Juli 2017. 1
Hasil Survei Self-assessment Atribut Kepemimpinan Struktural Pada survei self-assessment atribut kepemimpinan direktur rumah sakit pendidikan diajukan 4 kelompok pertanyaan menyangkut atribut kepemimpinan struktural. Penilaian terhadap jawaban dari para responden diolah menggunakan Metode Likert dalam skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket dan merupakan skala yang paling banyak digunakan pada riset berupa survei. Dalam hal ini skala menggunakan format sebagai berikut. Skala Skala 1 Skala 2 Skala 3 Skala 4 Skala 5 Keterangan Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat Survei self assesment atribut kepemimpinan direktur rumah sakit pendidikan menunjukkan bahwa para direktur tersebut memiliki kemampuan untuk memberi arah yang visioner, menunjukkan karakter pribadi yang baik, mampu meningkatkan kemampuan organisasi, namun masih perlu untuk meningkatkan kemampuannya dalam menggerakkan komitmen orang lain. Hal ini tentunya terkait dengan komitmen direktur rumah sakit pendidikan jejaring maupun para spesialisnya. 4.40 4.10 4.12 memberi arah yang visioner Grafik 1. Hasil Self Assesment Atribut Kepemimpinan Struktural 3.82 menggerakkan komitmen orang lain 3.93 meningkatkan kemampuan organisasi 4.28 Menunjukkan karakter pribadi yang baik Hasil survei sef assesment secara detail dijabarkan sebagai berikut. Memberi Arah yang Visioner Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan memberi arah yang visioner. Sebagai direktur rumah sakit pendidikan harus mempunyai visi bahwa rumah sakitnya menjadi rumah sakit rujukan nasional. Pada atribut ini para direktur rumah sakit tersebut sudah dianggap memiliki kemampuan menetapkan visi sebagai rumah sakit pendidikan, memahami peran rumah sakit pendidikan dalam pendidikan kedokteran, memahami perbedaan pendidikan residen dengan ko-asisten, memiliki visi tentang pelayanan rujukan nasional dan mewujudkannya menjadi tindakan, dan memahami berbagai regulasi sistem rujukan. Namun di satu sisi para direktur tersebut masih dianggap belum memahami berbagai regulasi terkait pendidikan kedokteran dan rumah sakit pendidikan. 2
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran yang menyatakan bahwa pendidikan profesi kedokteran di rumah sakit dilaksanakan setelah rumah sakit ditetapkan menjadi rumah sakit pendidikan, mengisyaratkan bahwa dalam menjalankan fungsi pendidikan, rumah sakit harus dapat menjadi lahan pendidikan yang dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa yang melakukan pendidikan profesi di bidangnya. Untuk itulah diperlukan adanya kerja sama institusi pendidikan dan rumah sakit pendidikan. Dalam menjalankan fungsi pendidikan kedokteran, salah satu tugas rumah sakit pendidikan adalah membina rumah sakit dan tempat pendidikan lain di dalam jejaring rumah sakit pendidikan sehingga selain menjadi tempat pendidikan dapat pula diarahkan pengembangan fungsi dan tugas pelayanan, pendidikan, dan penelitian secara optimal sesuai dengan PP Nomor 93 Tahun 2015 tentang RS Pendidikan. 4.50 4.40 4.10 4.41 Memiliki visi tentang rumah sakit pendidikan Grafik 2. Memberi Arah yang Visioner 3.82 Memahami berbagai UU dan regulasi dalam pendidikan kedokteran dan RS Pendidikan 4.29 4.24 Memahami Peran RS Pendidikan dalam pendidikan kedokteran Memahami perbedaan pendidikan residen dengan ko-asisten Menggerakkan Komitmen Orang Lain 4.12 4.06 Memiliki visi tentang pelayanan rujukan nasional Memahami berbagai regulasi tentang sistem rujukan Para pemimpin di rumah sakit pendidikan sudah dianggap memiliki kemampuan untuk membagi wewenang ke direksi lainnya, membangun hubungan dengan dekan fakultas kedokteran mitra, mengajak tenaga medis menjadi dosen untuk berkomitmen dalam pendidikan dokter / spesialis, namun masih perlu meningkatkan kemampuan untuk menggerakkan komitmen para direktur rumah sakit pendidikan jejaringnya dan mengajak para direktur rumah sakit dan spesialis lain merujuk ke rumah sakitnya. Hal lain yang perlu ditingkatkan kemampuan menggerakkan komitmen para spesialis untuk fokus pada pelayanan rujukan tersier. Sebagai seorang pemimpin, menggerakkan bahkan membuat orang lain untuk berkomitmen merupakan salah satu ciri atau kekuatan yang harus dimiliki. Apabila komitmen dari para direktur maupun para spesialis dari rumah sakit pendidikan jejaring sudah lebih kuat maka sistem rujukan akan dapat berjalan dengan lebih baik dan dapat lebih berfokus pada pelayanan tersier terkait dengan layanannya sebagai rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan nasional. 3.88 Mampu mewujudkan visi menjadi tindakan 3
4.10 Grafik 3. Menggerakkan Komitmen Orang Lain 3.94 3.71 3.94 3.65 3.71 3.40 membangun hubungan dengan dekan fakultas kedokteran yang menjadi mitranya menggerakkan komitmen para direktur RS Pendidikan jaringan yang berada di koordinasinya membagi wewenang ke direksi lainnya mengajak tenaga medis yang menjadi dosen untuk berkomitmen dalam pendidikan dokter/spesialis menggerakan komitmen para spesialis untuk fokus pada pelayanan rujukan tersier (tidak turun ke pelayanan sekunder) mengajak para direktur RS dan spesialis lain yang merujuk ke rumah sakitnya Meningkatkan Organisasi meningkatkan kemampuan organisasi dalam hal budaya kerja, membangun infrastruktur rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional, membangun sistem sumber daya manusia dan penganggaran pada umumnya sudah dimiliki oleh para pemimpin di rumah sakit pendidikan. Namun yang perlu mendapatkan perhatian adalah mengembangkan Komite Koordinasi Pendidikan terkait dengan proses pembelajaran klinik di rumah sakit pendidikan yang sudah diatur dalam undang-undang. 4.10 membangun infrastruktur untuk RS Pendidikan Grafik 4. Meningkatkan Organisasi 3.82 membangun infrastruktur sebagai RS rujukan nasional 4.18 Mendukung keanekaragaman dalam organisasi dengan tidak melakukan diskriminasi dalam hal pandangan politik, gender, suku, agama dan ras 4.12 mengembangkan budaya kerja kelompok 3.82 3.82 membangun sistem sumber daya dokter/tenaga medis yang dosen untuk RS Pendidikan dengan bekerja bersama fakultas kedokteran menyusun rencana dan anggaran yang sesuai untuk RS Pendidikan 3.76 3.94 mengembangkan membuat perubahan Komkordik dengan untuk pengembangan baik mutu pelayanan dan pendidikan sekaligus 4
Menunjukkan Karakter Pribadi yang Baik Karakter pribadi yang baik sudah ditunjukkan oleh para pemimpin di rumah sakit pendidikan, dengan menjalani hidup sesuai dengan norma berlaku di masyarakat, memiliki citra diri positif, memiliki kemampuan berpikir sistemik, maupun memiliki kepribadian yang menarik. Hal tersebut yang akan memberi pengaruh positif pada kepemimpinan para direktur rumah sakit pendidikan. 4.38 4.36 4.34 4.32 4.28 4.26 4.24 4.22 4.18 4.16 4.24 Hidup sesuai dengan nilai yang diharapkan oleh norma kemasyarakatan Grafik 5. Menunjukkan Karakter Pribadi yang Baik 4.35 Memiliki citra diri yang positif 4.29 Memiliki kemampuan berpikir secara sistemik 4.24 Memiliki kepribadian yang menarik 5