BAB 2 IDENTIFIKASI DAN SELEKSI KARAKTER BIOKONTROL ISOLAT BAKTERI DARI RIZOSFER TANAMAN KEDELAI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 KOLONISASI RIZOSFER

BAB 5 PENEKANAN PENYAKIT IN PLANTA

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Inokulasi Penyebab Busuk Lunak Karakterisasi Bakteri Penyebab Busuk Lunak Uji Gram

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri

BAB 1 PENDAHULUAN UMUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kedelai menjadi tanaman terpenting ketiga setelah padi dan jagung

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi

Lampiran 1. Diagram Alir. Sterilisasi Permukaan

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Potensi Bakteri dan Resistensi terhadap Antibiotik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Selulolitik dari Tanah Mangrove

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Persentase penghambatan koloni dan filtrat isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan S. rolfsii Isolat Streptomyces spp.

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) Enzim ACC Deaminase dan Etilen

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

4 Hasil dan Pembahasan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah spesies jamur patogen tanaman telah mencapai lebih dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

LAMPIRAN. Lampiran 1. Persentase Data Pengamatan Kultur yang Membentuk Kalus. Ulangan I II III. Total A 0 B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

III. BAHAN DAN METODE

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Endofit dari Akar Tanaman Kentang (Solanum tuberosum

METODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

Komposisi (g lt -1 ) larutan Nutrient Agar (Rao, 1982) Agar Nutrient 28. Potato Dextrosa Agar (Anas, 1989) Kentang 200 Dekstrose 20 Agar 20

DAFTAR LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Isolat-isolat yang diisolasi dari lumpur aktif.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

Rancangan Penelitian

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK)

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGIPENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

II. METODELOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media Bushnell-Haas,Larutan Standar Mc -Farland

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Usus Halus Itik Mojosari (Anas plathyrinchos)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang diamati pada penelitian ini diperoleh dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Seleksi Bakteri Probiotik Karakterisasi morfologi dan fisiologis kandidat probiotik

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

METODELOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana untuk

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

KAJIAN MIKROBA RIZOSFER DI KAWASAN PERTANIAN ORGANIK KEBUN PERCOBAAN CANGAR PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

Media Kultur. Pendahuluan

Transkripsi:

9 BAB 2 IDENTIFIKASI DAN SELEKSI KARAKTER BIOKONTROL ISOLAT BAKTERI DARI RIZOSFER TANAMAN KEDELAI Pendahuluan Galur Pseudomonas tertentu merupakan komponen biologi pada tanah pertanian yang mampu menekan penyakit yang disebabkan oleh cendawan patogen pada tanaman budidaya. Galur Pseudomonas tertentu yang mampu menekan penyakit adalah galur Pseudomonas yang mempunyai sifat-sifat biokontrol. Karakter biokontrol galur Pseudomonas terhadap patogen tanaman dan mikroba deleterious ditunjukkan dengan menghasilkan antibiotik seperti pioluteorin, pirolnitrin, phenazine 1-carboxylic acid (PCA) dan 2,4- diacetylphloroglucinol (DAPG) (Jayaswal et al. 1993; Raaijmakers et al. 1997; Angulló 2001), senyawa alelokimia termasuk di dalamnya adalah siderofor pengkelat besi (Alvarez et al. 1994), enzim-enzim seperti kitinase dan glukanase (Cattelan et al. 1999; Saad 2006) yang bersifat litik terhadap dinding sel cendawan patogen dan hidrogen sianida (Haas & Keel 2003). Pada kondisi besi terbatas, bakteri biokontrol menghasilkan senyawa berberat molekul rendah yang disebut siderofor untuk berkompetisi mendapatkan ion feri. Meskipun berbagai siderofor bakteri biokontrol berbeda dalam kemampuannya untuk mengambil besi, secara umum, siderofor bakteri menghabiskan besi bagi cendawan patogen karena siderofor bakteri mempunyai afinitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan siderofor cendawan (O Sullivan & O Gara 1992; Loper & Henkels 1999). Pada kondisi tidak kekurangan besi, siderofor dapat berperan dalam induksi resistensi sistemik bagi tanaman (Ramamoorthy et al. 2001). Beberapa mikrob menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis dinding sel cendawan. Kemampuan menghasilkan kitinase ekstraseluler penting bagi Serratia marcescens dalam bertindak sebagai antagonis terhadap Sclerotium rolfsii (Ordentlich et al. 1988). Kitinase dan laminarinase ekstraseluler yang disintesis oleh Pseudomonas stutzeri mampu melisiskan miselia Fusarium solani (Lim et al. 1991). Hidrogen sianida adalah suatu inhibitor potensial terhadap

10 sitokrom c oksidase dan beberapa metaloenzim yang lainnya, oleh karenanya patogen menderita karena efek merusak dari hidrogen sianida tersebut (Blumer & Haas 2000). Aktivitas biokontrol juga dapat ditunjukkan melalui kompetisi nutrisi dan mikrohabitat antara bakteri biokontrol dan fitopatogen. Dengan kemampuannya berkompetisi dapat meningkatkan secara nyata kesehatan dan pertumbuhan tanaman yang dibuktikan dengan meningkatnya munculnya tunas, vigor dan produksi tanaman. Detoksifikasi dan degradasi faktor-faktor virulen dan induksi resistensi sistemik adalah mekanisme aksi tidak langsung bakteri biokontrol (Persello-Cartieaux 2003; Compant et al. 2005). Tantangan untuk mengembangkan bakteri sebagai agen hayati untuk aplikasi komersial sebagai inokulan biokontrol mengharuskan adanya prosedur seleksi dan penapisan yang efektif, sehingga kandidat mikrob yang menjanjikan dapat ditemukan dan dikelola kemampuan lebih lanjut. Strategi efektif untuk menyeleksi dan menapis awal sangat diperlukan, seperti pertimbangan spesifikasi tanaman inang, adaptasi terhadap kondisi tanah tertentu, kemampuan melawan patogen di tempat di mana mikrob tersebut diisolasi dan bagaimana bioasai untuk seleksi dan penapisan tersebut dilakukan (Nelson 2004). Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi isolat-isolat Pseudomonas sp. dari rizosfer tanaman kedelai. 2. Menapis isolat-isolat Pseudomonas sp. dari rizosfer tanaman kedelai yang mempunyai karakter biokontrol terhadap cendawan patogen tular tanah Sclerotium rolfsii, Fusarium oxysporum dan Rhizoctonia solani. Bahan dan Metode Identifikasi isolat bakteri. Bakteri diisolasi dari rizosfer tanaman kedelai di kawasan penanaman kedelai di Cirebon, Jawa Barat. Sebanyak 81 isolat yang telah diisolasi digunakan dalam penelitian ini. Identifikasi morfologi dan fisiologis untuk genus Pseudomonas menurut Bergey s Manual of Determinative

11 Bacteriology adalah Gram negatif, bentuk batang, motil, aerobik, katalase positif, oksidase positif (Holt et al. 1994). Microgen (GNA dan GNB) yang berisi 24 substrat biokimia standar (Microgen Bioproducts Ltd, United Kingdom) digunakan untuk melengkapi uji fisiologis isolat-isolat yang mempunyai karakter biokontrol. Permutasi substrat yang dimetabolisme, selanjutnya diintepretasikan menggunakan software Microgen Identification System untuk mengidentifikasi bakteri yang diuji. Antagonisme terhadap cendawan patogen. Antagonisme bakteri terhadap cendawan patogen tular tanah S. rolfsii, F. oxysporum dan R. solani dilakukan dengan menggunakan metode kultur ganda dalam medium Potato Dextrosa Agar (PDA). Potongan agar berbentuk bulat (diameter 4 mm) yang diambil dari kultur cendawan yang sedang aktif tumbuh, diletakkan di tengah-tengah cawan Petri. Selanjutnya, bakteri uji digoreskan pada salah satu sisinya berjarak 3 cm dari titik tengah cawan Petri (Anjaiah et al. 1998). Adanya penghambatan pertumbuhan diamati selama 3 hari untuk S. rolfsii, 5 hari untuk F. oxysporum dan 2 hari untuk R. solani. Isolat yang bersifat antagonis akan menunjukkan penghambatan pertumbuhan konsentris cendawan yang ada di cawan Petri. Besarnya persentase penghambatan pertumbuhan radial cendawan oleh bakteri dihitung menggunakan rumus 1-(a/b) x 100%, a menunjukan jarak antara titik pusat cendawan ke arah isolat bakteri, b menunjukkan jarak antara titik pusat cendawan ke sisi yang berlawanan tanpa bakteri (Dikin et al. 2006). Produksi siderofor. Produksi siderofor oleh isolat-isolat dideteksi dengan menggunakan media agar-agar Chrome Azurol S (CAS) (Alexander & Zuberer 1991). Larutan 1 (larutan indikator Fe-CAS) mengandung 10 ml (1mM FeCl. 3 6H 2 O di dalam 10 mm HCL), 50 ml larutan CAS (1.21 mg ml -1 ), dan 40 ml larutan hexadecyl-trimetylammonium bromide (HDTMA) (1.82 mg ml -1 ). Larutan 2 merupakan larutan bufer, disiapkan dengan melarutkan 30.24 g peperazine- N,N -bis 2-ethanesulfonic acid (PIPES) ke dalam 750 ml larutan garam (3 g KH 2 PO 4, 5 g NaCl, 10 g NH 4 Cl, 20 mm MgSO 4, 1 mm CaCl 2 ). Akuades ditambahkan untuk mencapai volume larutan 800 ml sebelum diukur ph-nya

12 hingga 6.8 dengan 50% KOH, kemudian 20 g agar-agar bacto ditambahkan sebelum disterilisasikan. Larutan 3 mengandung 2 g glukosa, 2 g manitol dan mikro elemen (493 mg MgSO. 4 7H 2 O, 11 mg CaCl 2, 1.17 mg MnSO. 4 H 2 O, 1.4 mg H 3 BO 3, 0.04 mg CuSO. 4 5H 2 O, 1.2 mg ZnSO. 4 7H 2 O dan 1.0 mg NaMoO. 4 2H 2 O) di dalam 70 ml akuades. Larutan 4 berupa 30 ml 10% (w/v) casamino acid yang disterilkan dengan membran milipore (0.20 µm). Media ini dibuat dengan mencampurkan larutan 2 dan 4 pada suhu 50 C setelah sterilisasi, kemudian ditambahkan larutan 3 dan larutan 1 secara perlahan-lahan dan dilakukan homogenisasi dengan menggunakan magnetic stirer. Isolat yang telah diremajakan terlebih dahulu, diuji dengan cara ditotol atau digores pada media agar-agar CAS dengan dua ulangan. Isolat yang menghasilkan siderofor akan membentuk zona berwarna oranye di sekitar koloni setelah diinkubasi semalam. Produksi kitinase. Produksi kitinase ditentukan berdasarkan metode yang dijelaskan oleh Cattelan et al. (1999). Medium sintetik terdiri dari (gl -1 ): koloid kitin dari cangkang kepiting (Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi [PPSHB] IPB) 0.8; NH 4 NO 3 0.78; K 2 HPO 4 0.20; MgSO 4.7H 2 O 0.20; CaCl 2 0.06; NaCl 0.10; Na 2 MoO 4.2H 2 O 0.002; ZnSO 4.7H 2 O 0.00024; CuSO 4.5H 2 O 0.00004; CoSO 4.7H 2 O 0.010; MnSO 4.4H 2 O 0.003; Na 2 FeEDTA 0.028; H 3 BO 3 0.005 dan agar-agar 15. Magnesium sulfat dan CaCl 2 disterilkan secara terpisah dan ditambahkan ke medium. Biotin (5µgL -1 ) dan ρ-aminobenzoic acid (10µgL -1 ) disterilkan menggunakan membran milipore (0.20 µm) dan ditambahkan ke dalam medium. Zona bening yang terbentuk di sekeliling koloni menunjukkan adanya pelarutan kitin oleh bakteri penghasil kitinase. Produksi HCN dengan alkali pikrat. Produksi hidrogen sianida dapat diketahui dengan menggunakan indikator alkali pikrat (Alvarez et al. 1994; Angulló 2001; Ramette et al. 2003). Produksi sianida oleh isolat Pseudomonas dapat dideteksi dengan menginokulasikannya dalam medium agar miring King B yang ditambahkan 4.4 g/l glisin. Kultur bakteri yang berumur 24 jam dipindahkan ke masing-masing tabung reaksi dan diberikan sepotong kertas saring Whatman No.1 yang telah dicelupkan ke dalam larutan 0.5% asam pikrat dan 2% sodium

13 karbonat (Na 2 CO 3 ), dibagian dalam tabung reaksi. Kultur bakteri di dalam tabung reaksi diinkubasi pada suhu 28ºC selama 3 sampai 5 hari. Pengujian dilakukan dalam dua ulangan. Perubahan warna dari warna kuning menjadi oranye kecoklatan pada kertas saring menunjukkan adanya produksi sianida. Hasil Identitas isolat-isolat dari rizosfer tanaman kedelai Identitas total 81 isolat dari rizosfer tanaman kedelai adalah genus Pseudomonas berdasarkan karakter morfologi dan fisiologis menurut Bergey s Manual of Determinative Bacteriology 9 th edition (Holt et al. 1994). Berdasarkan hirarkinya isolat-isolat tersebut termasuk dalam Kategori I: Gram negatif yang mempunyai dinding sel; Group 4: Gram negatif aerobik/mikroaerofilik batang dan bulat; Sub Group 4A: Aerobik; Genus Pseudomonas: Gram negatif, bentuk batang, motil, aerobik, katalase positif, oksidase positif. Oleh karenanya, semua isolat tersebut termasuk dalam genus Pseudomonas. Selanjutnya, semua isolat diberi nama sebagai Pseudomonas sp. CRB, sesuai dengan nama tempat asal isolat yaitu Cirebon (CRB) dan nomer isolatnya. Sifat morfologi Gram negatif, bentuk batang dari 11 isolat dapat dilihat pada Gambar 1. Identifikasi lebih lanjut berdasarkan sifat fisiologis menggunakan kit Microgen GNA dan GNB dilakukan untuk 11 isolat yang mempunyai karakter biokontrol. Sebelas isolat tersebut adalah Pseudomonas sp. CRB-3, CRB-16, CRB-17, CRB-31, CRB-44, CRB-75, CRB-80, CRB-86, CRB-102, CRB-109 dan CRB-112. Identifikasi menggunakan kit Microgen GNA dan GNB didasarkan atas substrat biokimia yang dimetabolisme oleh masing-masing isolat. Hasilnya menunjukkan identitas Pseudomonas dari beberapa spesies, di antaranya 8 isolat adalah Pseudomonas pseudomallei, 2 isolat adalah Pseudomonas aeruginosa dan 1 isolat adalah Pseudomonas stutzeri dengan kemiripan antara 45.53-99.99% (Tabel 1).

14 CRB-3 CRB-31 CRB-16 CRB-44 CRB-17 CRB-75 Gambar 1 Morfologi bakteri bentuk batang, Gram negatif dari 11 isolat antagonis Pseudomonas sp. CRB yang ditunjukkan dengan pewarnaan Gram. Skala 10µm

15 CRB-80 CRB-109 CRB-86 CRB-112 CRB-102 Gambar 1 (lanjutan) Morfologi bakteri bentuk batang, Gram negatif dari 11 isolat antagonis Pseudomonas sp. CRB yang ditunjukkan dengan pewarnaan Gram. Skala 10µm

16 Tabel 1 Identifikasi Pseudomonas sp. CRB yang mempunyai karakter biokontrol menggunakan kit fisiologis Microgen. Kit Microgen terdiri dari 24 sumur (GNA dan GNB) yang berisi substrat biokimia standar. Sumur GNA Sumur GN B Nama Isolat oksidase motilitas nitrat lisin ornitin H2S glukosa manitol xilosa ONPG indol urease V.P. sitrat TDA gelatin malonat inositol sorbitol rhamnosa sukrosa laktosa arabinosa adonitol rafinosa salisin arginin Identifikasi CRB 3 + + + - - - + + + - - - + + - + - + + + + + + + + + + Pseudomonas pseudomallei 99.99% CRB 16 + + + - - - + + + - - + - + - - - - - - - - + - - + + Pseudomonas pseudomallei 48.89% CRB 17 + + + + - - + - + - - + - + + - + - + - + - + + - + + Pseudomonas pseudomallei 99.95% CRB 31 + + + - - - + + + + - - + - - + - + + + + + + + + + + Pseudomonas pseudomallei 99.62% CRB 44 + + + + - - - - - + - + + + - + - - - - - - - - - - + Pseudomonas aeruginosa 45.53% CRB 75 + + - - - - + + + + - - + - - + - + + + + + + + + + - Pseudomonas pseudomallei 99.96% CRB 80 + + + + - - + + + - - - - - + - - + - - + + + + - - + Pseudomonas pseudomallei 99.99% CRB 86 + + + - - - + + + - - - - - - + - + + + + + + + + + + Pseudomonas pseudomallei 99.99% CRB 102 + + + + - - + - + - - + - + - - - - - - - - - - - - + Pseudomonas aeruginosa 90.91% CRB 109 + + - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + Pseudomonas stutzeri 72.52% CRB 112 + + + - - - + + + + - - - - - + - + + + + + + + + + + Pseudomonas pseudomallei 99.99% Catatan: Pseudomonas pseudomallei = Pseudomonas cepacia

17 Antagonisme Pseudomonas sp. CRB terhadap cendawan patogen tular tanah Sebelas isolat dari 81 isolat Pseudomonas sp. CRB yang diisolasi dari rizosfer tanaman kedelai telah diseleksi mempunyai sifat-sifat yang dapat berperan sebagai agen biokontrol. Sifat-sifat biokontrol yang dipunyai di antaranya adalah menunjukkan penghambatan pertumbuhan radial cendawan patogen tular tanah S. rolfsii, F. oxysporum atau R. solani pada media PDA di cawan Petri (Gambar 2). Sebelas Pseudomonas sp. CRB menunjukkan penghambatan pertumbuhan radial terhadap cendawan patogen berkisar antara 11.1-60%, menghasilkan senyawa anticendawan lainnya seperti siderofor, enzim kitinase dan hidrogen sianida (Tabel 2). (A) (B) (C) Gambar 2 Antagonis in vitro Pseudomonas sp. CRB-80 terhadap Sclerotium rolfsii (A), Pseudomonas sp. CRB-86 terhadap Fusarium oxysporum (B) dan Pseudomonas sp. CRB-102 terhadap Rhizoctonia solani (C).

18 Tabel 2 Karakter biokontrol Pseudomonas sp. CRB yang diisolasi dari rizosfer tanaman kedelai. Isolat S. rolfsii PIRG a F. oxysporum R. solani produksi siderofor produksi kitinase sianogen CRB-3 - - 56.7 + + + CRB-16-24.6 - + - - CRB-17-14.3 - + - - CRB-31-18.7 50.0 + - + CRB-44-39.2 - + - - CRB-75-11.1 37.7 - - + CRB-80 20.0-52.3 + + - CRB-86-30.3 36.9 - - - CRB-102 25.0-60.0 - - - CRB-109 - - 36.9 - - - CRB-112 - - 48.1 + - + a PIRG: percentage of inhibition radial growth (persentase penghambatan pertumbuhan radial cendawan patogen oleh isolat bakteri) + : menghasilkan senyawa anticendawan dan karakter biokontrol lain - : tidak menghasilkan senyawa anticendawan dan karakter biokontrol lain Beberapa Pseudomonas sp. CRB yaitu CRB-31, CRB-80, CRB-86, CRB-102 menunjukkan penghambatan terhadap 2 jenis cendawan patogen. Dari sebelas Pseudomonas sp. CRB, 7 isolat menghasilkan siderofor, 2 isolat menghasilkan kitinase dan 4 isolat menghasilkan hidrogen sianida. Masingmasing isolat menunjukkan beberapa sifat biokontrol yang khusus. Pseudomonas sp. CRB-3 mempunyai penghambatan terhadap R. solani, menghasilkan siderofor, kitinase dan hidrogen sianida. Pseudomonas sp. CRB-80 menunjukkan penghambatan terhadap S. rolfsii, R. solani, menghasilkan siderofor dan kitinase. Pseudomonas sp. CRB-102 hanya menunjukkan penghambatan terhadap S. rolfsii dan R. solani. Sementara, Pseudomonas sp. CRB-112 menunjukkan penghambatan terhadap R. solani, menghasilkan siderofor dan hidrogen sianida.

19 Pembahasan Total 81 isolat yang diisolasi dari rizosfer tanaman kedelai teridentifikasi sebagai genus Pseudomonas sesuai dengan sifat morfologi dan fisiologinya menurut Bergey s Manual of Determinative Bacteriology 9 th edition (Holt et al. 1994). Semua isolat bersifat Gram negatif, bentuk batang, motil, aerobik, katalase positif, oksidase positif. Karakter morfologi dan fisiologi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi bakteri yang mengarah ke genus Pseudomonas. Teridentifikasinya isolat-isolat dari rizosfer tanaman kedelai sebagai genus Pseudomonas menunjukkan bahwa Pseudomonas merupakan bakteri yang secara alami ada rizosfer tanaman kedelai. Pseudomonas dapat memanfaatkan eksudat tanaman kedelai sebagai nutrisi untuk tumbuh di sekitar perakaran (Scher et al. 1985). Keberadaan Pseudomonas sebagai bagian dari bakteri antagonis rizosfer memberikan keuntungan bagi tanaman. Identifikasi genus Pseudomonas lebih lanjut menggunakan Microgen GNA GNB menunjukkan sebagian besar isolat yaitu 8 isolat adalah Pseudomonas pseudomallei dengan kemiripan antara 48.89-99.99%; 2 isolat mengarah pada Pseudomonas aeruginosa dengan kemiripan 45.53 dan 90.91%; 1 isolat mengarah kepada Pseudomonas stutzeri dengan kemiripan 72.57%. Hal ini mengindikasikan bahwa Pseudomonas sp. CRB adalah satu genus Pseudomonas dengan beberapa spesies yang berbeda dengan dominasi terbesar sebagai spesies Pseudomonas pseudomallei. Pseudomanas sp. CRB-3, CRB-80 dan CRB-86 dan CRB-112 teridentifikasi sebagai Pseudomonas pseudomallei dengan kemiripan yang sama yaitu 99.99%, meskipun hasil uji biokimianya tidak identik. Identifikasi fenotif dengan menggunakan kit substrat biokimia Microgen GNA GNB dapat dilakukan dengan mudah. Substrat biokimia akan berubah warna jika dimetabolisme oleh bakteri selama inkubasi atau setelah ditambahkan reagen tertentu. Permutasi substrat yang dimetabolisme dapat diketahui hasilnya menggunakan software Microgen Identification System untuk mengidentifikasi bakteri yang diuji. Meskipun pengartian positif dan negatif tes biokimia menggunakan kit Microgen GNA GNB dapat mengarahkan ke identifikasi pada tingkat spesies, hasil yang diberikan masih sangat terbatas. Keterbatasan hasil yang diberikan karena terbatasnya ketersedian basis data spesies referensinya.

20 Microgen GNA GNB adalah kit untuk identifikasi bakteri famili Enterobacteriaceae dan mencakup juga secara umum non-fastidious oksidatif positif, Gram negatif bentuk batang. Untuk famili Enterobacteriaceae dapat mengidentifikasi 28 genus akan tetapi untuk oksidatif positif hanya dapat mengidentifikasi 12 genus, di antaranya, genus Pseudomonas hanya diwakili oleh 6 spesies. Oleh karenanya Pseudomanas sp. CRB-3, CRB-80 dan CRB-86 dan CRB-112 teridentifikasi sebagai Pseudomonas pseudomallei dengan kemiripan yang sama yaitu 99.99%, meskipun hasil uji biokimianya tidak identik. Bakteri rizosfer yang bersifat antagonis dapat ditemukan di komunitas mikrob rizosfer. Sebelas isolat Pseudomonas sp. CRB yang mempunyai aktivitas anticendawan dapat ditemukan dari rizosfer tanaman kedelai. Sehubungan dengan aktivitas anticendawan, bakteri ini merupakan bakteri yang dapat berperan dalam penekan penyakit secara alami di rizosfer. Meskipun jumlahnya tidak begitu banyak, Pseudomonas sp. CRB penghasil senyawa anticendawan merupakan bakteri antagonis yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen biokontrol. Uji antagonis bakteri terhadap cendawan patogen yang sudah dikenal dan banyak dilakukan adalah kultur ganda. Uji ini dapat menunjukkan apakah isolat bakteri dapat menghambat pertumbuhan cendawan patogen atau tidak. Seperti pada penelitian ini, evaluasi aktivitas anticendawan in vitro merupakan persyaratan yang harus dilakukan sebelum dilakukan evaluasi aktivitas anticendawan in planta. Adanya antagonis mengindikasikan adanya produksi senyawa anticendawan. Makin tinggi presentase penghambatan pertumbuhan yang ditunjukkan isolat bakteri makin besar sifat antagonisnya. Isolat yang menunjukkan persentase penghambatan lebih dari 20% merupakan kandidat biokontrol yang baik. Pseudomonas sp. CRB-31, CRB-80, CRB-86 dan CRB-102 menghambat dua jenis cendawan. Hal ini mengindikasikan bahwa keempat isolat tersebut menghasilkan beberapa senyawa anticendawan. Seperti pada Pseudomonas fluorescens Pf5, bakteri ini menghasilkan anticendawan pioluteorin, pirolnitrin, 2,4 DAPG, hidrogen sianida dan protease ekstraseluler (Paulsen et al. 2005). Pf5 dapat menghambat cendawan patogen R. solani karena menghasilkan pirolnitrin dan juga dapat menghambat Pytium ultimum yang menyebabkan

21 penyakit busuk kecambah pada kecambah tanaman kapas karena menghasilkan pioluteorin (Howell & Stipanovic 1980; Nowak-Thompson et al. 1999). Kemampuan menghasilkan enzim kitinase, siderofor dan hidrogen sianida merupakan sifat-sifat biokontrol yang dapat berperan juga dalam penekanan penyakit yang disebabkan cendawan patogen. Pseudomonas sp. CRB yang mempunyai satu atau lebih karakter biokontrol sangat menguntungkan, karena mereka dapat memberikan beberapa mekanisme antibiosis sekaligus untuk mengendalikan cendawan patogen atau dapat mengendalikan beberapa patogen. Simpulan 1. Sebanyak 81 isolat bakteri dari rizosfer tanaman kedelai dari daerah Cirebon teridentifikasi secara morfologi dan fisiologis sebagai genus Pseudomonas dan diberi nama Pseudomonas sp. CRB. 2. Sebanyak 11 isolat di antara 81 Pseudomonas sp. CRB bersifat antagonis terhadap cendawan patogen tular tanah S. rolfsii, F. oxysporum atau R. solani. Isolat-isolat ini mempunyai sifat-sifat biokontrol yaitu menunjukkan penghambatan pertumbuhan terhadap cendawan patogen tular tanah S. rolfsii, F. oxysporum atau R. solani. Tujuh isolat di antaranya menghasilkan siderofor, 2 isolat menghasilkan enzim kitinase dan 4 isolat menghasilkan hidrogen sianida. Isolat-isolat yang mempunyai sifat-sifat biokontrol berpotensi sebagai agen biokontrol.