NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, Mei 2017, Volume 2 Nomor 2 (17-21) ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar p-issn e-issn Vol. 9. No.2 Juli 2017 Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STRAY TWO STRAY (TSTS)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

IMPLEMENTASI METODE BELAJAR KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VIII SMPN-2 PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 3 No.1, ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN TEMATIK DIKDAS Vol 2 (1) 2017 UNIVERSITAS JAMBI Page 1-10

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar Matematika, dan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

ABSTRAK PENERAPAN TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR. Oleh UL YUNI *) YULINA H **) SITI RACHMAH SOFIANI ***)

Bab 4. Kesimpulan dan Saran. Setelah melakukan analisis pada kelas eksperimen dengan materi sakubun yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sukarame Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Sedangkan waktu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

DAFTAR ISI. : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Kegunaan Hasil Penelitian...

Oleh : Maulana Yusup

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

TUNAS Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Desember 2016, Volume 2 Nomor 1 (21-25)

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

OLEH: DEDI PEBRY PERMANA

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA NEGERI 1 CIPATAT yang berlokasi di

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB V PEMBAHASAN. 1. Hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran Student Teams

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

PENGGUNAAN METODE SCRAMBLE

OLEH : NUR IDHA MEGASARI NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA. Oleh : Drs. M. Ramli, M.Pd.* dan Piawati ** ABSTRAK

Transkripsi:

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE SCRAMBLE DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII-9 SMP NEGERI 6 PALANGKA RAYA Oleh Dina Ariyana*, Ilham** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Aktivitas belajar peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya tahun pelajaran 2016/2017 pada saat pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran tipe kontekstual; (2) Ada atau tidak peningkatan hasil belajar IPS pada peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya menggunakan model pembelajaran tipe Scramble dengan pendekatan kontekstual. Metode dalam penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian pada kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya sebanyak 27 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Analisis data menggunakan dekriptif kualitatif dan kuantitatif.\ Hasil penelitian ini yaitu: (1) Aktivitas belajar peserta didik kelas VIII-9SMPN 6 Palangka Raya tahun pelajaran 2016/2017 pada saat pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran tipe kontekstual dikatakan baik atau mencapai indikator keberhasilan yaitu sangat tercapat. Hal itu dapat dilihat dari skor aktivitas belajar peserta didik pada siklus I secara individual yang mendapat nilai 3,0 yaitu 18 peserta didik dan yang mendapat nilai < 3,0 yaitu 9 peserta didik dengan skor rata-rata 72,18. Sedangkan pada siklus II secara individual yang mendapat nilai 3,0 yaitu 24 peserta didik dan yang mendapat nilai > 3,0 yaitu 3 peserta didik dengan skor rata-rata 90,33; (2) Hasil belajar peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya tahun pelajaran 2016/2017 pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran tipe kontekstual dikatakan meningkat atau mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar peserta didik pada saat tes awal (pre-test) mendapat nilai rata-rata 59,44 dengan ketuntasan secara klasikal 25,92% (sangat kurang tercapai). Pada tes akhir (post-test) siklus I mendapat nilai rata-rata 72,03 dengan ketuntasan secara klasikal 59,25% (cukup tercapai). Dan pada tes akhir (post-test) siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 85,56 serta ketuntasan secara klasikal 92,59% (sangat tercapai). Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Model Pembelajaran Tipe Scramble, Pendekatan Kontekstual. PENDAHULUAN Pada umumnya guru selalu menggunakan model pembelajaran ceramah, tanya jawab dan latihan. Selain itu guru juga menggunakan pendekatan secara konvensional dalam kegiatan belajar mengajar dimana pembelajaran konvensional dalam artian guru melakukan pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran. Selain itu kegiatan belajar mengajar ya didominasi oleh guru, Ilham** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 17

dimana guru lebih berperan aktif serta lebih menekankan pada hafalan sehingga membuat peserta didik dalam posisi pasif sebagai penerima materi. Hal ini mengakibatkan peserta didik kurang termotivasi dalam belajar, kurang memperhatikan penjelasan guru, selalu bersenda gurau dengan temannya pada saat kegiatan belajar mengajar, serta peserta didik kurang aktif dalam kegiatan bertanya pada saat kegiatan belajar mengajar. Selain itu banyak peserta didik yang hanya sibuk bermain dengan Gadgetnya masingmasing secara diam-diam tanpa diketahui oleh guru yang mengajar. Dari hal tersebutlah mengakibatkan banyaknya peserta didik yang tidak memahami dan masih bingung terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga pada kegiatan mengerjakan lembar tugas, banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengisi lembar tugas mereka dengan jawaban yang tepat. Ini menyebabkan hasil belajar yang diperoleh peserta didik kurang maksimal. Akan lebih baik lagi jika seorang guru dituntut agar lebih kreatif dan inovatif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model-model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan. Model pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan tidak hanya memberikan motivasi belajar terhadap peserta didik, tetapi juga menjadikan hasil belajar peserta didik lebih baik lagi. Pada jaman modern seperti ini banyak sekali model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan untuk dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti yang telah dikemukakan oleh Isjoni (dalam Yetriani, 2009:15) bahwa terdapat beberapa tipe model pembelajaran yang dapat diterapkan, yaitu: (1) Student Teams Achievement Division (STAD); (2) Jigsaw; (3) Teams Games Tournament (TGT); (4) Group Investigation (GI); (5) Scramble. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan ialah dengan menggunakan model pembelajaran tipe Scramble pada kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran tipe Scramble dapat membuat peserta didik tertarik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, selain itu dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam berfikir. Sehingga dengan kegiatan belajar mengajar seperti itu hasil belajar peserta didik juga dapat meningkat menjadi lebih baik. Di dalam model pembelajaran tipe Scramble tersebut guru dapat menyampaikan materi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Seperti yang dikemukakan oleh Komalasari (dalam Kokom, 2013:54) bahwa: Pendekatan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam pendekatan konvensional/tradisional dan pendekatan kontekstual. Sesuai dengan penjelasan tersebut maka guru dapat menerapkan model pembelajaran tipe Scramble dengan menggunakan pendekatan pembelajaran secara kontekstual. Agar peserta didik dapat Ilham** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 18

memahami dengan mudah materi yang telah disampaikan oleh guru. Robert B. Taylor (dalam Miftahul Huda, 2013:303), mengemukakan bahwa: Scramble merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berfikir siswa. Sedangkan menurut Budihartono (dalam Yetriani, 2016:22) menjelaskan bahwa Scramble berasal dari Bahasa Inggris yang artinya perebutan, perjuangan, pertarungan, dimana belajar ditekankan sambil bermain sehingga siswa mendapatkan suasana menyenangkan. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran tipe Scramble adalah belajar yang dilakukan sambil bermain, namun ditekankan pada kosentrasi peserta didik dengan cara perjuangan atau pertarungan, kecepatan berfikir untuk mendapatkan hasilnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru wali kelas VIII-9 di SMPN 6 Palangka Raya melalui hasil ulangan harian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dari 27 peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya diperoleh sekitar 44% atau sekitar 12 peserta didik mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah, yaitu 75. Kemudian dari 27 peserta didik kelas VIII-9 di SMPN Palangkaraya diperoleh sekitar 56% atau sekitar 15 peserta didik yang mendapat nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah, yaitu 75. Berdasarkan paparan di atas tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya saat mengunakan pembelajaran tipe kontekstual pada mata pelajaran IPS. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya setelah kontekstual pada mata pelajaran IPS. METODE PENELITIAN Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2010:45) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas dengan fokus pada peserta didik atau PBM yang terjadi di kelas. Menurut Wijaya dan Dedi (2012:9) menjelaskan bahwa: PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Kehadiran dan peran peneliti dalam penelitian tindakan kelas (PTK) memegang peranan penting yang merupakan sebagai peneliti sekaligus pendidik. Di samping itu, peneliti bekerjasama dengan guru untuk berperan sebagai pengamat (Observer) yang bertugas mengumpulkan data pada saat proses Ilham** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 19

belajar mengajar. Sebelum melakukan pengamatan, para pengamat (Observer) dilatih terlebih dahulu agar memahami materi pengamatan dan pendekatan pembelajaran serta model pembelajaran yang akan diterapkan beserta materi yang akan diajarkan pada saat melakukan penelitian. Subjek penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Tagart. Melalui model ini, apabila ada kesalahan pada awal tindakan ditemukan kekurangan, maka pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada daur/siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah dengan tercapainya tujuan penelitian, yaitu: 1. Dilihat dari aktivitas peserta didik Proses pembelajaran Ilmu Penegtahuan Sosial (IPS) yang dilakukan menggunakan model pembelajaran tipe Scramble dengan pendekatan kontekstual pada peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya dapat dikatakan baik atau berhasil apabila aktivitas peserta didik mencapai nilai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu 3,0 (katagori baik). 2. Dilihat dari hasil belajar peserta didik Terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik kontekstual pada peserta didik kelas VIII-9 di SMPN 6 Palangka Raya, yaitu apabila peserta didik memperoleh hasil belajar yang ditandai tercapainya persentase ketuntasan belajar klasiskal mencapai 85% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75, maka penelitian dapat dikatakan berhasil. HASIL DAN PEMBAHASAN Skor aktivitas belajar peserta didik pada siklus I secara individual terdapat 18 peserta didik yang mendapat skor rata-rata 3,0 dan 8 peserta didik yang mendapat skor rata-rata < 3,0. Maka persentase dari skor rata-rata aktivitas peserta didik tersebut yaitu 72,18%. Sehingga aktivitas peserta didik pada siklus I masih dikatakan kurang baik. Sedangkan pada siklus II secara individual terdapat 24 peserta didik yang mendapat skor rata-rata 3,0 dan 2 peserta didik yang mendapatkan skor rata-rata < 3,0. Maka persentase dari skor rata-rata aktivitas peserta didik pada siklus II yaitu 90,33%. Menandakan aktivitas peserta didik pada siklus II dapat dikatakan baik. Hasil belajar IPS pada peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya menggunakan model pembelajaran tipe Scramble dengan pendekatan kontekstual berdasarkan pelaksanaan tindakan kelas (PTK) pada siklus I dan siklus II. Meskipun terdapat bebrapa kelemahan seperti halnya tidak semua Ilham** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 20

materi pembelajaran tidak dapat menggunakan model pembelajaran tipe kontekstual sebagai pembelajaran dan pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran sehari-hari. Namun, di dalam pelaksanaannya terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS ini yang dari kondisi awal (pre-test) dengan ketuntasan 25,92% (7 peserta didik) yang mendapat nilai 75 (tuntas) hingga meningkat pada tes akhir (posttest) siklus II dengan ketuntasan 92,59% (25 peserta didik) yang mendapat nilai 75 (tuntas). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya tahun pelajaran 2016/2017 pada saat pembelajaran IPS kontekstual dikatakan baik atau mencapai indikator keberhasilan yaitu sangat tercapat. Hal itu dapat dilihat dari skor aktivitas belajar peserta didik pada siklus I secara individual yang mendapat nilai 3,0 yaitu 18 peserta didik dan yang mendapat nilai < 3,0 yaitu 9 peserta didik dengan skor rata-rata 72,18. Sedangkan pada siklus II secara individual yang mendapat nilai 3,0 yaitu 24 peserta didik dan yang mendapat nilai > 3,0 yaitu 3 peserta didik dengan skor ratarata 90,33. 2. Hasil belajar peserta didik kelas VIII-9 SMPN 6 Palangka Raya tahun pelajaran 2016/2017 pada pembelajaran IPS menggunakan pembelajaran tipe Scramble dengan pendekatan kontekstual dikatakan meningkat atau mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar peserta didik pada saat tes awal (pre-test) memperoleh nilai rata-rata 59,44 dengan ketuntasan secara klasikal 25,92% (sangat kurang tercapai). Pada tes akhir (post-test) siklus I mendapat rata-rata 72,03 dengan ketuntasan secara klasikal 59,25% (cukup tercapai). Dan pada tes akhir (pot-test) siklus II mengalami peningkatan dengan rata- rata 85,56 serta ketuntasan secara klasikal 92,59% (sangat tercapai). DAFTAR PUSTAKA Kokom, Kumalasari. 2013. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama. Miftahul, Huda. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka Belajar. Wijaya & Dedi. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarat Barat: PT. PermataPuri Media Ilham** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 21