I. PENDAHULUAN. maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB I PENDAHULUAN. milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dikumpulkan oleh lebah dari pucuk daun-daun yang muda untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. orang pada tahun 2030 (Patel et al., 2012). World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Senyawa kimia sangat banyak digunakan untuk mengendalikan hama. Di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit

BAB V PEMBAHASAN. STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung.

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. cukup luas di masyarakat, mulai dari produk makanan ringan hingga masakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Mekanisme Penurunan Kognitif pada Infeksi STH. Infeksi cacing dapat mempengaruhi kemampuan kognitif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

] 2 (Steel dan Torrie, 1980)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk anionik dari asam glutamat 7. Sebagai flavour enhancer bahan ini banyak ditemukan di negara maju 8, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh. Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Jus Noni terhadap Jumlah Total Leukosit. kontrol mempunyai rata-rata 4,7x10 3 /mm 3, sedangkan pada kelompok

BAB I PENDAHULUAN. adanya jenis cacat lain yang ditemukan pada berbagai organ (Santoso, 2004). kafein tidak berdampak terhadap perkembangan fetus.

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah di dunia. Salah

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu predisposisi terjadinya kanker kolon (Popivanova et

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam. glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa minuman beralkohol merupakan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Efek berbahaya dari alkohol sudah menjadi masalah. global sekarang ini. Diperkirakan sekitar 250 juta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan selera makan manusia sebagai konsumen. 2. Secara garis besar, terdapat 3 macam pewarna makanan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan

PENGARUH INJEKSI LEPTIN JANGKA PENDEK TERHADAP KADAR ADIPONEKTIN DALAM SERUM Rattus norvegicus STRAIN WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen makanan sering menambahkan pewarna dalam produknya. penambahan

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh mempunyai nama latin Camellia sinensis. Teh merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber alami dan industri. Salah satu sumber utama fluorida ada pada air

BAB I PENDAHULUAN. Asam format yang terakumulasi inilah yang menyebabkan toksik. 2. Manifestasi klinis yang paling umum yaitu pada organ mata, sistem

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian parasetamol sangat luas di dunia kedokteran karena merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PADA SEL MAKROFAG JARINGAN LUKA PASCA PENCABUTAN GIGI PADA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan alkohol juga digunakan sebagai obat yang digunakan pada sistem saraf (Master, 2002). Alkohol pada sistem saraf diyakini sebagai stimulan, tetapi efek stimulan ini hanya sedikit. Seperti pada obat anestesi dan hipnotik lain, alkohol bekerja sebagai obat sedatif yang dalam jumlah rendah sampai sedang bisa menghilangkan kecemasan dan membantu menimbulkan rasa tenang atau bahkan euforia (Masters, 2002; Makiyah et al., 2005). Alkohol juga bersifat depresan terhadap sistem saraf pusat dengan menghambat aktivitas neuronal dan menurunkan ketajaman mental serta memperburuk koordinasi motorik seperti pada gambaran orang yang mabuk setelah minum alkohol. Hal ini berakibat pada hilangnya kendali diri dan mengarah kepada keadaan membahayakan diri sendiri maupun orang disekitarnya (Dewi, 2008; Makiyah et al., 2005).

2 Di Amerika Serikat, kira-kira 75% dari populasi dewasanya mengkonsumsi minuman beralkohol secara teratur. Mayoritas dari populasi ini bisa menikmati efek memuaskan yang diberikan alkohol tanpa menjadikannya sebagai risiko terhadap kesehatan (Masters, 2002). Sekitar 10% dari populasi umum di Amerika Serikat (sekitar 14 juta) tidak mampu membatasi konsumsi alkohol, suatu kondisi yang dikenal sebagai penyalahgunaan alkohol atau alkoholisme (Masters, 2002; Dewi, 2008). Konsumsi alkohol dalam jumlah besar selama jangka waktu yang panjang (biasanya bertahun-tahun) dapat menyebabkan defisit neurologis. Abnormalitas neurologis yang paling sering dijumpai pada alkoholisme kronis adalah terjadinya kerusakan saraf perifer simetris, gangguan pada cara berjalan (gait), ataksia, serta merusak ketajaman visual hingga degenerasi saraf optikus. Gangguan neurologis lainnya yang berkaitan dengan alkoholisme adalah demensia (Masters, 2002). Seseorang yang mengkonsumsi alkohol akan cenderung lebih agresif dan tidak terkendali sehingga sering mengalami kecelakaan. Hal ini dilihat dari banyaknya kecelakaan lalu lintas akibat penyalahgunaan alkohol. Satu dari tiga kecelakaan di Amerika Serikat disebabkan karena pengemudinya di bawah pengaruh alkohol. Pengemudi tersebut memiliki kadar alkohol darah masih berada dalam batas wajar. Kecelakaan lalu lintas tersebut menyebabkan 25.000 kematian per tahun (Hawari, 1995; Masters, 2002). Mortalitas yang terjadi tercatat rata-rata 20.000 kematian per tahun disebabkan penyalahgunaan alkohol. Diperkirakan sekitar 30% dari semua orang yang

3 pernah masuk rumah sakit selalu disertai dengan masalah yang menyangkut alkohol. Setiap tahun, ribuan anak di Amerika Serikat dilahirkan dengan cacat morfologis dan fungsional yaitu Fetal Alcohol Syndrome akibat pemaparan terhadap alkohol selama kehamilan. Empat puluh juta anak dan suami/istri menanggung derita mental karena satu atau lebih anggota keluarga menderita ketergantungan alkohol (Hawari, 1995; Masters, 2002). Penelitian oleh Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Avicena Smalsa Surakarta, bertujuan melihat pengaruh alkohol terhadap proses belajar tikus dengan memasukkan 2 ekor tikus pada media berupa lorong-lorong yang dibuat dari kardus dan disusun berliku-liku. Tikus diperlakukan melakukan eksplorasi pada lorong menuju pintu keluar untuk mengingat jalur menuju keluar. Pada hari selanjutnya, tikus diberikan alkohol 40% peroral dan yang lain tidak. Hasil yang didapatkan, pada tikus yang tidak diberikan alkohol, langsung dapat menuju pintu keluar, sedangkan pada tikus yang diberikan alkohol tidak dapat berjalan menuju pintu keluar. Hal ini menandakan bahwa alkohol sangat mempengaruhi otak untuk fungsi belajar (Habibi, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Shivarajashankara et al. (2002) dengan memberikan fluorida dosis 0,5 ppm, 30 ppm, dan 100 ppm yang dicampur ke dalam minuman pada hewan percobaan tikus. Kemudian otak tikus dibuat sediaan mikroskopis dengan pewarnaan cresyl violet dan dilihat pengaruhnya pada bagian-bagian otak, yaitu hipokampus, amigdala, korteks serebrum, dan serebelum dengan menggunakan mikroskop cahaya. Pada penelitian yang dilakukannya ini didapatkan bahwa sel Purkinje serebelum adalah bagian yang

4 paling berpengaruh, yaitu terdapat peningkatan jumlah sel granula, tetapi penurunan jumlah sel Purkinje dan sel molekular. Penelitian yang dilakukan oleh Fakhrurrazy (2004) dengan memberikan alkohol peroral dosis 3%, 12%, dan 20% selama 30 hari pada tikus sebanyak 2 ml/hari/ekor. Kemudian otak tikus dibuat sediaan mikroskopis dengan metode parafin dan pewarnaan toluidin biru dilihat dengan menggunakan mikroskop. Didapatkan hasil yaitu terdapat penurunan jumlah sel Purkinje yang bermakna antar kelompok. Pada uji pendahuluan didapatkan pengaruh pemberian alkohol pada mencit berupa berkurangnya sel purkinje serebelum. Berdasarkan hal-hal diatas, maka peneliti ingin mengetahui pengaruh minuman beralkohol terhadap jumlah sel Purkinje serebelum dengan menggunakan hewan percobaan mencit jantan galur Balb/c. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dalam penulisan ini rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana hubungan antara pemberian minuman beralkohol dengan jumlah sel Purkinje serebelum mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c.

5 C. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh pemberian minuman beralkohol terhadap jumlah sel Purkinje mencit jantan galur Balb/c. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh minuman beralkohol terhadap serebelum mencit jantan galur Balb/c. 2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk melakukan penelitian dengan jenis minuman beralkohol lainnya atau terhadap organ tubuh lainnya. E. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Teori Konsumsi alkohol kronis meningkatkan aktivasi sel glia yang dikenal sebagai astrosit dan mikroglia, juga meningkatkan ekspresi gen dan sitokin proinflammasi otak. Semua itu merupakan indikator dari neurodegenerasi dan kerusakan otak. Mekanisme induksi gen proinflamasi yang diakibatkan oleh alkohol membutuhkan kadar alkohol darah yang tinggi (Crews, 2008).

6 Mikroglia merupakan sel yang sangat berperan pada neurodegenerasi alkoholik. Seseorang peminum mengalami peningkatan mikroglia di korteks. Mikroglia adalah sel pertahanan otak dan terdapat sekitar 20% sel otak namun dapat berproliferasi ketika teraktivasi (Eroschenko, 2003; Crews, 2008). Dua faktor transkripsi DNA yang dipengaruhi alkohol adalah camp responsive element binding protein (CREB) dan faktor transkripsi yang pertama kali ditemukan pada aktivasi limfosit B, nuclear factor κb (NFκB). Dua faktor ini membutuhkan kadar alkohol darah yang tinggi. Alkohol meningkatkan pengikatan DNA pada NF-κB dan menurunkan pengikatan DNA pada CREB sehingga meningkatkan transkripsi gen proinflamasi. Aktifnya transkripsi NF-κB meningkatkan sitokin proinflamasi, dengan Tumor necrosis factor (TNF) α sebagai prototipe (Crews, 2008). Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate hidrogenase (NADPH) oksidase, kompleks enzim yang terdapat di membran sel, merupakan suatu proinflamasi yang memproduksi radikal bebas oksigen teraktivasi yang dapat membunuh bakteri dan sel lainnya (Crews, 2008). Otak seorang peminum didapatkan peningkatan transkripsi gen NF-κB, sitokin proinflamasi, gen proinflamasi dan mikroglia yang dibandingkan dengan kontrol pada usia yang sama (Crews, 2008). Alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada sel saraf (neuron), yang menghasilkan sel saraf kehilangan selnya dan fungsinya

7 (neurodegenerasi). Pada serebrum, sel saraf yang mengalami kerusakan yaitu sel piramidal hippokampus, sel granul girus dentatum, neuron pada korteks frontal. Bagian korteks frontal merupakan bagian yang sensitif untuk terjadi kerusakan akibat alkohol. Pada serebelum, sel Purkinje merupakan sel neuron yang terletak pada korteks yang juga mengalami neurodegenerasi akibat alkohol (Crews, 2008). alkohol Ikatan DNA NF-κB Mikroglia Ikatan DNA CREB Sitokin proinflamasi Gen proinflamasi TNF α NADPH oksidase Neurodegenerasi Neurogenesis Neuron Gambar 1. Kerangka Teori

8 2. Kerangka Konsep Minuman beralkohol ( 14,8% ) Grup 1 Kontrol Media Minuman beralkohol dosis 0,56 ml Grup 2 Dosis 0,56 Jumlah Sel Purkinje Jumlah Sel Purkinje Bandingkan Minuman beralkohol dosis 0,8 ml Minuman beralkohol dosis 1,12 ml Grup 3 Dosis 0,80 Grup 4 Dosis 1,12 Jumlah Sel Purkinje Jumlah Sel Purkinje Gambar 2. Kerangka Konsep F. Hipotesis Terdapat penurunan jumlah sel Purkinje serebelum mencit yang diberikan minuman beralkohol.