BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

SKRIPSI. IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MENGATUR ph NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tj Tugas Akhir 1 3 SKS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik merupakan salah satu bagian dari hydro-culture. Metode

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. apartemen sekalipun. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa

Sistem Kendali Berbasis PID untuk Nutrisi Tanaman Hidroponik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik

TINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan

WORKSHOP HIDROPONIK. Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi)

DESKRIPSI KARAKTERISTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Peneltian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN PH DAN DEBIT AIR PADA PENANAMAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA HIJAU (Lactuca sativa) DENGAN SISTEM HIDROPONIK NFT PERLAKUAN KONSENTRASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REALISASI SISTEM OTOMASI KEBUN HIDROPONIK SAYURAN DENGAN PLC. Nama : FRENKY. Nrp : ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah

UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea L) SKRIPSI

TEKNOLOGI PERTANIAN. 1 Imam Qalyubi et al., Pengaruh Debit Air Dan Pemberian Jenis Nutrisi...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat Indonesia. Sektor pertanian berperan sebgia. penunjang ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.

Click for the next show

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT

1. Pengertian Hidroponik. 2. Sejarah Hidroponik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 Page 910

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESERAGAMAN ASPEK FERTIGASI PADA DESAIN SISTEM HIDROPONIK DENGAN PERLAKUAN KEMIRINGAN TALANG

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang

Sistem NFT (Nutrient Film Techniqeu) ROMMY A LAKSONO

I. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

PENGARUH TINGKAT EC (ELECTRICAL CONDUCTIVITY) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA SISTEM INSTALASI AEROPONIK VERTIKAL

BAB II HIDROPONIK NFT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Nur Rahmah Fithriyah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi patokan adalah berat bayi saat lahir yang hanya berkisar gram (

UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SELADA(Lactuca Sativa)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di Laboratorium

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Electrical Conductivity (EC) Menurut Sutiyoso (2009) untuk sayuran daun digunakan EC 1,5-2,0 ms/cm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BUDIDAYA GREEN BUTTERHEAD (Lactuca sativa var. capitata L.) SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT DENGAN MEDIA TANAM ROCKWOOL

PENGENDALIAN PH PADA SISTEM PEMUPUKAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi sudah sangat berkembang secara pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berkisar 50% - 100%,[1] sehingga Indonesia menjadi tempat yang ideal untuk


BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi. Tanaman ini jarang dikonsumsi dalam bentuk mentah, tetapi biasa

TUGAS AKHIR PENERAPAN SISTEM TANAM HIDROPONIK SECARA VERTIKULTUR PADA TANAMAN SAYUR SELADA

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik

BAB I PENDAHULUAN. dan Ekuador dengan nilai ekspor udang sebesar MT di pasar Amerika, ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk pasti memiliki ukuran, baik itu panjang, tinggi, berat, volume,

Hidroponik Untuk Pemula. Feri Ferdinan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hidroponik menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk menanam sayuran di daerah perkotaan yang umumnya kekurangan lahan untuk pertanian. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman[1]. Salah satu jenis hidroponik yang paling canggih saat ini adalah Nutrient Film Techniques (NFT). Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi (larutan mineral) dan oksigen[2]. Karena metode cocok tanam dengan hidroponik menggunakan larutan mineral, maka kadar unsur hara di dalam larutan harus dijaga. Selain itu, pada beberapa jenis sayuran, unsur hara pada setiap pertumbuhannya memiliki kadar yang berbeda. Kadar unsur hara mempengaruhi kepekatan dari larutan nutrisi yang dinyatakan dengan Konsentrasi dan Konduktivitas. Kepekatan suatu konsentrasi dinyatakan dengan Total Dissolved Solids (TDS) yaitu suatu ukuran kandungan kombinasi dari semua zat-zat anorganik dan organik yang terdapat di dalam suatu cairan. Kepekatan nutrisi hidroponik diukur dengan alat yang disebut tds meter menggunakan satuan ppm. PPM yang merupakan singkatan dari Part Per Million atau Sepersejuta Bagian adalah satuan untuk mengukur kepekatan suatu larutan cair[3]. Dalam sistem hidroponik PPM digunakan untuk mengukur 1

tingkat kepekatan larutan nutrisi. Pengukuran kepekatan larutan nutrisi hidroponik diperlukan untuk menyesuaikan kebutuhan nutrisi sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Penambahan atau peningkatan PPM nutrisi disesuaikan dengan umur tanaman, semakin tua umur tanaman maka semakin tinggi pula PPM yang dibutuhkan. Adapun Konduktivitas dinyatakan dengan Electrical Conductivity (EC) yaitu ukuran dari jumlah garam yang terlarut dalam larutan[4]. Apabila nilai PPM/EC lebih tinggi dari nilai PPM/EC ideal pada larutan nutrisi maka kemungkinan penyerapan air oleh tanaman akan berkurang sehingga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis. Sedangkan apabila nilai PPM/EC terlalu kecil akan mengakibatkan umur tumbuh tanaman menjadi semakin lama[5]. Pada penelitian sebelumnya, Proses pengontrolan larutan nutrisi dilakukan dengan cara mengontrol tingkat kepekatan (nilai EC) pada larutan nutrisi menggunakan sensor TDS. Pupuk dan air pada larutan nutrisi ditambahakan berdasarkan nilai EC yang terbaca pada sistem. Semakin jauh nilai EC dari nilai ideal semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menambahkan pupuk atau air. Sistem ini menggunakan metode fuzzy logic untuk menjalankan perintah pengontrolan nilai EC. Sistem ini juga mengabaikan kondisi umur tanaman dan kontrol terhadap pelimpahan (pembuangan) nutrisi sebelum mencapai nilai EC ideal[6]. Berdasarkan uraian di atas, maka dibutuhkan suatu sistem untuk mengontrol kadar nutrisi berdasarkan nilai kepekatan ( menggunakan konversi nilai PPM) pada tanaman hidroponik sesuai dengan umur tanaman. Pada sistem 2

yang akan dibuat ini akan dilakukan kontrol volume nutrisi untuk menghindari pelimpahan (nutrisi terbuang) sebelum mencapai kondisi ideal. Sistem tersebut juga digunakan untuk me-monitoring proses pemberian nutrisi. Setiap hari pemilik tanaman hidroponik akan melakukan pemeriksaan terhadap pertumbuhan tanaman. Sistem dilengkapi dengan 2 pilihan, pilihan pertama untuk memilih jenis sayur yang diinginkan. Pilihan kedua untuk memilih umur tanaman. Sistem juga akan memberikan informasi nilai PPM melalui LCD. Untuk membuat sistem tersebut maka, diajukan penelitian dengan judul Sistem Kendali Pompa Air dan Pompa Pupuk Berdasarkan Perhitungan Nilai PPM pada Tanaman Hidroponik. 1.2. Rumusan Masalah Pada umumnya kadar nutrisi dan air untuk tanaman hidroponik diberikan secara manual oleh petani hidroponik. Hal tersebut harus dilakukan berulangulang agar kadar pupuk dan air sesuai kebutuhan. Selain itu, kadar pupuk dan air untuk setiap tahap pertumbuhan berbeda-beda. Petani hidroponik akan cukup repot jika harus mengatur ulang kadar air dan pupuk secara terus menerus. Berdasarkan hal tersebut dibuatlah alat yang bisa mengatasi bagaimana cara mengendalikan banyaknya air dan pupuk yang dibutuhkan tanaman sesuai tahap pertumbuhannya. 3

1.3. Tujuan Alat ini dibuat agar lebih mudah mengatur kadar nutrisi tanaman hidroponik berdasarkan nilai PPM sesuai dengan umur tanaman tersebut. 1.4. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Alat ini menggunakan sensor Konduktivitas/TDS. 2. Wadah penampungan nutrisi berukuran 50cm x 35 cm x 40cm. 3. Tanaman yang digunakan untuk penelitian ini adalah sayur sawi yang membutuhkan PPM 1050-1400. 4. Metode hidroponik yang digunakan adalah Hidroponik Nutrient Film Techniques (NFT). 5. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk AB mix hidroponik jirifarm. 1.5. Sistematika Penulisan Secara garis besar, tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu : 1. BAB I Pendahuluan: Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. 2. BAB II Landasan Teori: Bab ini menguraikan teori dasar yang mendukung penelitian tugas akhir ini. 4

3. BAB III Metodologi Penelitian: Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam proses perancangan alat pendeteksi kelayakan air berdasarkan kegunaanya menggunakan mikrokontroler arduino dengan aplikasi android. 4. BAB IV Hasil Dan Pembahasan: Bab ini berisi analisis terhadap hasil kerja dari perancangan dan keluaran dari pengujian alat. 5. BAB V Penutup: Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran yang disampaikan penulis berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian. 5