PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K3109031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 Fajar Kusumajati dan Wagimin Program Studi Bimbingan Dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Fajar Kusumajati. PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Treatments by Subjects Designs, eksperimen dengan pola ini disebut juga one group experiment karena menggunakan satu kelompok subjek. Subjek penelitian adalah siswa SMP N 7 Klaten tahun ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan subjek penelitian adalah angket konsep diri positif dan angket kepercayaan diri. Pengambilan subjek penelitian didasarkan atas hasil pre test konsep diri positif dan kepercayaan diri siswa yang berada pada kuartil 1. 1
Teknik pengumpulan data menggunakan angket konsep diri positif 49 item dan angket kepercayaan diri 53 item. Treatment dalam penelitian ini adalah pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual. Teknik analisis menggunakan uji t atau t test, dengan teknik Paired Samples Test dengan bantuan SPSS 16. Hasil analisis menunjukkan t hitung untuk konsep diri positif 10,594 > 0,000 yang berarti ada perubahan yang sangat signifikan pada konsep diri positif sebelum diberi treatment dengan sesudah diberi treatment. Uji t pada kepercayaan diri 12,294 > 0,000 yang berarti ada perubahan yang sangat signifikan sebelum diberi treatment dengan sesudah diberi treatment. Hasil uji t konsep diri positif dengan kepercayaan diri bahwa mean konsep diri positif untuk pre test sebesar 134,33 dan mean post test 148,67. Untuk kepercayaan diri diperoleh mean pre test 148,37 dan mean post test 164,90. Jadi dapat diartikan bahwa peningkatan konsep diri positif akan mempengaruhi peningkatan kepercayaan diri secara signifikan. Simpulan penelitian ini adalah pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual efektif untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten tahun 2013/2014. Kata kunci : pemberian informasi, audio visual, kepercayaan diri 2
THE INFORMATION GIVING ABOUT POSITIVE SELF-CONCEPT BY USING AUDIO VISUAL MEDIA TO IMPROVE THE SEVENTH GRADE STUDENTS SELF-CONFIDENCE OF SMP N 7 KLATEN IN THE 2013/2014 ACADEMIC YEAR. Fajar Kusumajati and Wagimin Program Studi Bimbingan Dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret ABSTRACT Fajar Kusumajati. THE INFORMATION GIVING ABOUT POSITIVE SELF- CONCEPT BY USING AUDIO VISUAL MEDIA TO IMPROVE THE SEVENTH GRADE STUDENTS SELF-CONFIDENCE OF SMP N 7 KLATEN IN THE 2013/2014 ACADEMIC YEAR. A THESIS TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY SEBELAS MARET UNIVERSITY SURAKARTA, AGUST 2014 The purpose of this research is to know the effectiveness of the information giving about positive self-concept by using audio visual media to improve the seventh grade students self-confidence of SMPN 7 klaten in the 2013/2014 academic year. This research is conducted in experimental method by means treatments by subject design; an experiment by using this pattern is also called one group experiment because of the use of only one subject group. The subject of this research is 30 seventh grade students of SMP N 7 klaten in the 2013/2014 academic year. The instrument used to collect the subject research is the positive self-concept questionnaire and the self confidence questionnaire. The subject research taken is based on the students result of pre-test of the positive self-concept and selfconfidence in the first quarter. 3
Technique used to collect the data is 49 items of positive self-concept s questionnaire and 53 items of self-confidence s questionnaire. The treatment in this research is the information giving about positive self-concept by using audio visual media. Technique used to analyze the data is t test, by means paired samples test with SPSS 16. The result of this study shows that t for positive self-concept is 10,594>0,000 which means there is a significant difference on positive self-concept after the treatment has been done. The result of t test for self-confidence is 12,294>0,000 which means there is a significant difference on self-confidence after the treatment has been done. The result of t test positive self-concept and self-confidence combined is that mean for the pretest of positive self-concept is 134,33 and the mean of post-test is 148,77. For the pretest of self-confidence is 148,37 and the mean of post-test is 164,90. So, it can be said that the improvement of positive self-concept will significantly influence the improvement of self-confidence. The conclusion of this research is the information giving about positive self-concept by using audio visual media to improve the seventh grade students self-confidence of SMPN 7 klaten in the 2013/2014 academic year. Keywords: information giving,audio visual, self-confidence 4
A. PENDAHULUAN Remaja berasal dari kata adolescence yang berarti tumbuh. Pengertian lebih luas mencakup kematangan fungsi fisik dan psikis. Masa Remaja merupakan periode peralihan atau periode transisi masa kanakkanak menuju masa dewasa. Masa remaja pada umumnya dimulai ketika seorang anak sudah dianggap matang secara seksual. Mengenain batasan usia remaja, Sarwono (2006: 14) berpendapat, Memberikan batasan usia remaja antara usia 11 tahun sampai dengan usia 24 tahun dan belum menikah. Pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa remaja di Indonesia pada usia 11 tahun sudah dianggap sebagai masa awal remaja. Mendukung penyataan di atas, Mighwar (2006: 62) mengkategorikan, Usia remaja dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan usia 13 tahun sampai 22 tahun bagi lakilaki. Berdasarkan dari beberapa pendapat dan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Usia masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dengan rentang usia 12 tahun sampai 17 tahun, dan remaja akhir dengan rentang usia 17 tahun sampai 22 tahun. Siswa SMP berada pada rentang usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun termasuk dalam periode remaja awal. Remaja awal usia SMP mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Siswa SMP mengalami penyesuaian diri, yaitu dari lingkungan Sekolah Dasar menuju lingkungan Sekolah Tingkat Pertama, yang dapat menimbulkan terjadinya kurang percaya diri dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Kondisi tersebut dapat menghambat proses penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah bahkan 5
menghambat proses belajar di sekolah, sehingga hasil belajarpun menjadi rendah. Penyesuaian diri yang kurang dapat berdampak pada munculnya konsep diri yang negatif, sehingga motivasi belajarpun menjadi tidak berkembang, akibatnya keberhasilan belajar yang dicapai siswa tidak optimal. Puspitasari (2007: 6) menjelaskan, Individu yang mempunyai konsep diri positif, akan memiliki persepsi diri yang positif sehingga ada perkembangan komunikasi dan identitas diri yang baik. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa individu yang mempunyai konsep diri positif akan memiliki pandangan atau gambaran diri yang positif, yang dapat menumbuhkan komunikasi dan pola pikir positif sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan diri yang tinggi bagi individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Konsep diri negatif terbentuk dari gambaran diri negatif yang diyakini oleh individu. Gambaran diri (self image) dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan dari luar diri individu, seperti orang tua, guru, dan teman sebaya. Gambaran diri individu tersebut diyakini oleh individu sebagai konsep diri yang akan direalisasikan dalam bentuk perilaku. Fenomena yang terjadi di SMP N 7 Klaten masih banyak siswa yang belum mempunyai kepercayaan diri tinggi. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan Sri Suwarni selaku guru pembimbing Kelas VII pada 23 Maret 2013, khususnya untuk anak kelas VII terdapat beberapa siswa yang belum memiliki kepercayaan diri tinggi. Hal ini ditunjukkan pada siswa kelas VII yang belum memiliki kepercayaan diri antara lain: siswa merasa takut ketika diminta oleh guru mata pelajaran untuk berpendapat atau 6
menyampaikan pendapatnya dalam kegiatan belajar di kelas, siswa merasa ragu-ragu ketika diminta guru untuk mengerjakan soal di depan kelas, sejumlah siswa mudah menyerah dan mengeluh ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa yang belum memiliki kepercayaan diri tinggi, dikhawatirkan akan mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar dan berinteraksi sosial di lingkungan sekolah. Kepercayaan diri merupakan modal bagi siswa untuk meraih prestasi di bidang akademik maupun non akademik dan merupakan bekal dalam berinteraksi sosial di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat pada umumnya. Santrock (2003:336) menjelaskan, Konsep diri merupakan evaluasi terhadap domain yang spesifik, domain tersebut adalah akademik, atletik, dan penampilan fisik. Rakhmad (2009: 99) mengungkapkan, Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri yang bersifat psikologis, sosial, dan fisik. Melengkapi pernyataan tersebut Puspitasari (2007: viii) menjelaskan, Konsep diri merupakan fundamental diri yang akan membentuk self efficacy (kemampuan mempersepsikan diri), self esteem (kemampuan untuk menerima dirinya sendiri), motivasi bahkan berpengaruh terhadap performance pada bidang akademis. Pendapat dari ahli tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri adalah pandangan individu terhadap dirinya sendiri baik fisik, psikis maupun sosial, sebagai dasar individu untuk membentuk kemampuan mempersepsikan diri, menerima diri dan untuk dasar individu dalam proses mencapai tujuan hidup yang diinginkannya. Pandangan dan gambaran diri remaja terbentuk dari dalam diri remaja dan penilaian dari luar 7
diri remaja seperti guru, teman, dan orang tua tentang diri remaja. Ketika individu memasuki periode remaja, individu akan mengalami banyak perubahan yang terjadi pada diri individu. Sikap individu terhadap orang lain dapat berubah tanpa bisa diprediksi, begitu pula reaksi orang lain terhadap sesuatu yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa konsep diri remaja cenderung berubah ubah sesuai dengan gambaran diri remaja yang diyakini sejalan dengan penilaian dan sikap orang lain kepada pribadi remaja. Maltz menjelaskan, Konsep diri yang sehat dapat menumbuhkan percaya diri (dalam Rakhmad, 2001: 109). Penjelasan tersebut dapat diterjemahkan bahwa untuk menumbukan kepercayaan diri remaja, maka perlu adanya pemahaman dan pembentukan konsep diri positif. Penelitian mengenai identifikasi kesulitan belajar pada siswa telah beberapa kali dilakukan, karena kepedulian peneliti terhadap permasalahan kesulitan belajar. Dewantara (2012) melakukan penelitian tentang kesulitan dalam proses belajar dan interaksi sosial pada siswa kelas VIIE SMP N 5 Negara Propinsi Bali. Temuan dari hasil penelitian tersebut mengungkapkan terjadinya kesulitan dalam proses belajar dan interaksi sosial disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penyebab terbesar kesulitan belajar siswa adalah sikap mental. Penelitian tersebut menemukan bahwa sikap mental yang dimaksud adalah siswa malu, takut, dan grogi serta siswa kurang memiliki kepercayaan diri. Mengenai pengertian media audio visual, Yasin (2011) menjelaskan, Media audio visual adalah media perantara yang dipergunakan untuk membantu kelancaran komunikasi antara pemberi 8
informasi dengan penerima informasi, cara penyampaian dan penerimaannya melalui pendengaran dan penglihatan. Pemberian informasi dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran maupun pemberian informasi lebih efektif dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositoris yang direalisasikan dengan metode ceramah. Hamalik mengemukakan, Pemakaian media audio visual dalam proses pemberian informasi kepada siswa dapat membangkitkan minat, motivasi, dan pengaruh pada psikologis siswa" (Kustandi dan Sutcipto, 2011: 21). Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa proses belajar dengan menggunakan media audio visual lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah. Pemberian informasi, komunikasi dengan media audio visual efektif untuk penyampaian berita atau kabar kepada komunikan karena individu disamping mendengarkan juga melihat paparan contoh-contoh konkrit. Berdasarkan fenomena yang ada di lapangan, penelitian tentang pemberian informasi menggunakan media audio visual tentang konsep diri positif untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten dirasa perlu untuk dilaksanakan. Pemberian informasi menggunakan media audio visual tentang konsep diri positif, diharapkan siswa dapat memiliki kepercayaan diri tinggi. Pemberian informasi menggunakan media audio visual diharapkan dapat memberikan warna dan penyegaran dalam pemberian informasi tentang konsep diri positif untuk menumbuhkan kepercayaan diri para siswa, sehingga siswa menjadi antusias dan tertarik terhadap pembelajaran yang diberikan. Antusiasme siswa dalam menerima informasi tentang konsep diri positif, 9
diharapkan mampu untuk menumbuhkan kepercayaan diri para siswa. B. METODE PENELITIAN Penelitian tentang menumbuhkan kepercayaan diri siswa dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Klaten yang beralamat di Kebonarum, Klaten Selatan, Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, penelitian eksperimen adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data-data berdasarkan teori tertentu untuk menguji kebenaran suatu hipotesis terhadap pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang dikondisikan tentang hubungan sebab akibat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa SMP Negeri 7 Klaten kelas VII Tahun Ajaran 2013/ 2014. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan pertimbangan bahwa penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang sistematis dan logis untuk mengetahui keefektifan pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa SMP Negeri 7 Klaten kelas VII Tahun Ajaran 2013/ 2014 apabila dilakukan dalam kondisi terkontrol dengan teliti. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Treatments by Subjects Designs, eksperimen dengan pola ini disebut juga one group experiment. C. HASIL PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bimbingan kelompok dengan teknik pemberian informasi tentang konsep diri menggunakan 10
media audio visual untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten. Penelitian ini menggunakan rancangan adalah Treatments by Subjects Designs, atau disebut juga one group experiment. Hasil pre test untuk angket kepercayaan diperoleh skor terendah 128 dan skor tertinggi 169 dari 143 siswa, sedangkan hasil post test diperoleh skor terendah 157 dan skor tertinggi 175 dari 30 siswa. Peningkatan skor yang diperoleh siswa dari tahap pre test menuju post test dipengaruhi melalui treatment tentang konsep diri positif yang mempengaruhi hasil skor post test kepercayaan diri. Berdasarkan hasil peningkatan skor yang diperoleh menunjukkan bahwa konsep diri positif mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam menumbuhkan kepercayaan diri. Pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual terbukti efektif dalam menumbuhkan kepercayaan diri siswa dilihat dari hasil mean pre test subjek penelitian sebelum perlakuan untuk hasil angket kepercayaan diri sebesar 148.37, dan untuk mean pre test angket konsep diri diri positif sebesar 134,33. Peningkatan hasil mean post test subjek penelitian setelah perlakuan untuk mean angket kepercayaan diri sebesar 164,90, dan untuk mean angket konsep diri positif sebesar 148,67. Hal tersebut juga didukung oleh hasil analisis data menggunakan Paired - Samples t test dengan taraf signifikansi 0,000, menunjukkan bahwa t hitung > taraf signifikansi ( 12,294 > 0,000 ) untuk angket kepercayaan diri, dan 10,547 > 0,000 untuk angket konsep diri positif. Hasil uji t konsep diri positif dengan kepercayaan diri bahwa mean konsep diri positif untuk pre test sebesar 134,33 dan mean post test 148,67. Untuk kepercayaan diri diperoleh mean pre test 11
148,37 dan mean post test 164,90. Jadi dapat diartikan bahwa peningkatan konsep diri positif akan mempengaruhi peningkatan kepercayaan diri secara signifikan. Maka ada perbedaan keadaan kepercayaan diri antara sebelum dan sesudah pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual. D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan aplikasi SPSS 16 dengan teknik analisis Paired - Samples t test yang menunjukkan nilai t hitung untuk angket kepercayaan diri sebesar 12,294 dan t hitung untuk konsep diri positif sebesar 10,547 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan hasil penghitingan menggunakan bantuan SPSS 16 menunjukkan bahwa t hitung untuk angket kepercayaan diri > taraf signifikansi (12,294 > 0,000), dan t hitung untuk angket konsep diri positif > taraf signifikansi (10,547 > 0,000). Hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada perubahan yang sangat sangat signifikansi yang berarti pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual efektif untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan, maka dapat disampaikan beberapa saran, yaitu: 1. Kepada Guru BK a. Diharapkan guru BK dapat menggunakan teknik pemberian informasi menggunakan media audio visual sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah pada siswa yang mengalami persoalan sosial dan persoalan psikologis yang sedang dihadapi, sehingga siswa mampu memahami diri dan 12
mengembangkan diri secara optimal. b. Diharapkan guru BK dapat menerapkan teknik pemberian informasi menggunakan media audio visual dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa yang berhungungan dengan kepercayaan diri, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. 2. Kepada Siswa a. Siswa diharapkan memiliki konsep diri positif melalui tayangan video konsep diri positif, sehingga dapat membantu menumbuhkan kepercayaan diri. b. Siswa diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan diri dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dengan tumbuhnya kepercayaan diri siswa dapat mencapai hasil belajar secara optimal. 3. Kepada Peneliti Lain Diharapkan peneliti yang lain dapat melakukan penelitian yang serupa terhadap kelompok subjek yang berbeda, antara laian pada siswa SD, SMA, ataupun SMK, sehingga hasil yang diperoleh lebih variatif dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. 13
DAFTAR PUSTAKA Dewantara. (2012). Faktor Penyebab Kesulitan Belajar. Diperoleh pada 11 April 2013, dari http://iputumasdewantara.blogspot.com/2012/05/faktor-penyebabkesulitan-belajar.html. Kustandi, C. & Sutjipto, B. (2001). Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Mighwar, M. A. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Puspitasari, A. (2007). Mengukur Konsep Diri Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Rakhmad, J. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yasin, S. (2011). Pengertian Audio Visual dalam Pembelajaran. Diperoleh pada 11 April 2013 dari http://sarjanaku.com/2011/5/media-audio-visual.html. 14
15