TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI 02 TUGU JUMANTONO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Transkripsi

1 TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI 02 TUGU JUMANTONO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL Oleh: DEDDY INDRA HERMAWAN K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA OKTOBER

2 TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA Deddy Indra Hermawan dan Chadidjah H.A. Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRACT Deddy Indra Hermawan. THE EDUCATIVE GAMES TECHNIQUE TO INCREASE THE LEARNING CONCENTRATION OF GRADE VI STUDENTS OF SD NEGERI 02 TUGU JUMANTONO IN ACADEMIC YEAR OF 2014/2015. Thesis. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. October This research started from the students condition while learning in the classroom which shows the lock of concentration. Most of the students do not pay attention to the teacher s explanation during learning process in the classroom. One of the most important factors in students learning success is the good learning concentration. Learning concentration is directly proportional to the learning success. If the students have the good learning concentration, it is likely that students will achieve success in learning, then the achievement would be good. Therefore, it is needed for a counseling service which can increase students learning concentration, one of which is the educative games technique. The purpose of this research is to find out the effectiveness of educative games technique to increase the learning concentration of grade VI students of sd negeri 02 tugu jumantono in academic year of 2014/2015. This research is a pre-experimental research which uses One-Group Pretest- Posttest Design. The subject of this research are the grade VI students of SD Negeri 02 Tugu Jumantono, which amount thirty students. The technique that is uses in the collection of sample is the total sampling. The data collection uses learning concentration questionnaire instrument. The validity test of the instrument uses Pearson correlation, with the reliability coefficient of 0,907. The analysis of the data uses the SPSS statistics application with the technique of analysis of Paired Sample T-Test. According to the pretest-posttest score deviation test result of the subject of the research before and after the treatment, it is found that the educative games technique is effective to increase learning concentration. It is proved by the value of tcalculated equal to -4,501>ttable equal to -3,038 with a significance value of 0,000< 0,05, so that H0 is rejected and Ha is accepted, which means that there is a significant difference in the enhancement of students learning concentration between before and after the treatment. 2

3 The conclusion of this research is that the educative games technique is effective to increase learning concentration of grade VI students of SD Negeri 02 Tugu Jumantono in the academic year of 2014/2015. Keywords: educative games technique, learning concentration A. PENDAHULUAN Pendidikan menjadi kunci bagi kemajuan dan perkembangan individu, sebab pendidikan dapat mengembangkan semua potensi individu baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2007) menjelaskan bahwa sekolah dasar sebagai salah satu jenjang pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada jenjang pendidikan ini individu dilatih untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar yang dapat digunakan sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya maupun untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Usaha untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar proses pendidikan diimplementasikan dalam kegiatan belajar. Individu dapat mengembangkan diri dari ketidaktahuan menjadi tahu melalui kegiatan belajar. Selain itu, belajar juga berperan penting dalam mempertahankan kehidupan individu, karena dengan belajar individu dapat mengetahui, memahami dan bahkan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil dari belajar. Suyono dan Hariyanto (2011: 9) mendefinisikan belajar sebagai, "...suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian". Dengan kata lain, melalui kegiatan belajar individu akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Diperlukan suatu usaha pemusatan perhatian untuk menyerap ilmu pengetahuan yang disebut konsentrasi belajar. 3

4 Menurut Mursal, dkk (dalam Istianah, 2008) menjelaskan bahwa konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek. Selanjutnya, konsentrasi menurut Sugiyanto (dalam Setiyo Purwanto, 2010) didefinisikan sebagai kemampuan memusatkan pemikiran atau kemampuan mental dalam penyortiran informasi yang tidak diperlukan dan memusatkan perhatian hanya pada informasi yang dibutuhkan. Sejalan dengan pendapat tersebut, The Liang Gie (dalam Istianah, 2008) menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dengan kata lain, dalam melakukan konsentrasi, pikiran hanya ditujukan pada hal-hal yang dibutuhkan saja dan mengabaikan hal-hal lain yang tidak dibutuhkan. Berdasarkan pemaparan mengenai pengertian konsentrasi dan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah usaha pemusatan perhatian dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menyaring informasi yang dibutuhkan dan mengabaikan informasi yang tidak dibutuhkan sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri individu. Odom dan Guzman (dalam Setiyo Purwanto, 2010) berpendapat bahwa dalam proses konsentrasi terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Pemusatan perhatian Individu dalam melaksanakan suatu aktivitas memerlukan pemusatan perhatian. Pemusatan perhatian akan semakin besar jika individu tersebut memiliki minat terhadap suatu aktivitas. Begitu pula yang terjadi pada siswa. Jika siswa memiliki minat yang besar terhadap hal yang dipelajari maka materi tersebut akan lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa akan lebih berkonsentrasi terhadap materi tersebut. 2. Perencanaan sistematis Strategi mengarahkan perhatian dengan suatu perencanaan yang sistematis dan terorganisir dapat meningkatkan efisiensi konsentrasi. Perencanaan ini meliputi faktor-faktor 4

5 pendukung konsentrasi, yaitu fisik, psikis, dan lingkungan. Siswa yang memiliki kesehatan fisik dan psikis yang baik serta kondisi lingkungan yang kondusif akan mendukung konsentrasi belajar yang baik. 3. Penyaringan informasi. Penyaringan informasi yang dimaksud pada poin ini adalah penyaringan antara informasi yang didapat dengan informasi yang dibutuhkan. Dalam kegiatan belajar siswa perlu menyaring informasi yang didapat kemudian hanya mengambil informasi yang dibutuhkan oleh siswa dan mengabaikan informasi yang tidak dibutuhkan oleh siswa. 4. Pengolahan informasi Setelah individu menyaring suatu informasi yang dibutuhkan maka informasi tersebut akan mengalami sistem pengolahan informasi yang lebih kompleks. Pada akhirnya pengolahan informasi ini akan menghasilkan suatu pengetahuan baru yang dapat dimanfaatkan oleh individu. Begitu pula saat kegiatan belajar berlangsung. Siswa akan menyaring informasi yang didapatkan dari sumber belajar kemudian informasi tersebut diolah sehingga menghasilkan pengetahuan baru yang dapat mengubah perilaku siswa. Amhar Maulana Arifin (2014) mengemukakan lima manfaat konsentrasi, yaitu: 1) meningkatkan produktivitas, 2) skill mengontrol pikiran, 3) meningkatkan percaya diri, 4) meningkatkan daya ingat, dan 5) meningkatkan fokus. Flanagan (dalam Setiyo Purwanto, 2010) mengungkapkan bahwa ada beberapa cara untuk meningkatkan konsentrasi belajar, yaitu: 1) memberikan kerangka waktu yang jelas, 2) mencegah siswa agar tidak terlalu cepat berganti dari satu tugas ke tugas lain, 3) mengurangi jumlah gangguan dalam ruangan kelas, 4) memberikan umpan balik dengan segera, 5) merencanakan tugas yang lebih sedikit daripada memberikan satu sesi yang banyak, dan 6) menetapkan tujuan dengan menawarkan hadiah untuk memotivasinya agar terus bekerja. Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2007) menjelaskan bahwa 5

6 karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain sehingga menuntut guru untuk merancang model pembelajaran yang bermuatan permainan. Permainan didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual, sosial, moral, maupun emosional (Joan Freeman dan Utami Munandar dalam Andang Ismail, 2006). Hal tersebut dapat diartikan bahwa permainan merupakan kegiatan yang menyenangkan dan juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa. Kegiatan bermain yang digunakan sebagai media pembelajaran dikenal dengan istilah permainan edukatif. Andang Ismail (2006: 119) berpendapat, Permainan edukatif, yaitu suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik. Hal ini berarti bahwa permainan edukatif dapat digunakan sebagai salah satu teknik bimbingan kelompok dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Penggunaan teknik permainan edukatif yang menyenangkan sekaligus mendidik ini diharapkan dapat lebih memudahkan siswa di dalam menerima informasi tentang layanan yang diberikan sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan permainan yang bersifat menyenangkan ini akan lebih menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu fungsi permainan adalah merangsang perkembangan intelektual, diantaranya imajinasi. Imajinasi berkaitan dengan kemampuan konsentrasi dimana siswa yang tidak imajinatif memiliki rentang konsentrasi yang pendek sehingga tidak dapat bertahan lama dalam mengikuti permainan (Suwarjo dan Eva Imania Eliasa, 2010). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas di SD Negeri 02 Tugu pada hari Sabtu, 15 Maret 2014 menyatakan bahwa proses pembelajaran di SD Negeri 02 Tugu terganggu dengan perilaku siswa, seperti membuat gaduh, mengganggu 6

7 teman yang sedang memperhatikan pelajaran, membuat gambar yang tidak berhubungan dengan pelajaran, dan melamun ketika guru menjelaskan materi. Perilaku siswa tersebut menunjukkan ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan suasana kelas yang kurang kondusif sehingga menyebabkan konsentrasi belajar siswa menjadi rendah. Akibatnya proses belajar mengajar menjadi terganggu. Konsentrasi belajar dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Rata-rata siswa yang memiliki konsentrasi belajar yang tinggi maka prestasi belajarnya akan baik pula. Namun sebaliknya, apabila konsentrasi belajar siswa rendah maka prestasi belajarnya juga kurang baik. Kondisi tersebut menunjukkan perlunya dilakukan suatu bimbingan terhadap siswa agar konsentrasi belajarnya meningkat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Teknik Permainan Edukatif untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 02 Tugu Jumantono Tahun Pelajaran 2014/2015. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Design dengan desain One-Group Pretest-Posttest Design. Rancangan penelitian ini dipilih karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Treatment yang digunakan adalah teknik permainan edukatif. Penelitian dilakukan di SD Negeri 02 Tugu, Jumantono dan dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI sebanyak 30 siswa dengan menggunakan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket konsentrasi belajar. Validitas instrumen menggunakan aplikasi SPSS Statistics dengan teknik korelasi Pearson sedangkan reliabilitas instrumen menggunakan aplikasi SPSS Statistics dengan teknik Cronbach Alpha. Analisis data menggunakan aplikasi 7

8 SPSS Statistics dengan teknik analisis Paired Samples t-test atau uji t sampel bebas. Pada penelitian eksperimen ada tiga prosedur yang harus dilakukan yaitu pretest, treatment, dan posttest. Pretest merupakan tes yang dilakukan sebelum diberikan treatment dengan menggunakan instrumen berupa angket konsentrasi belajar yang diberikan kepada seluruh subjek penelitian. Treatment merupakan perlakuan yang diberikan kepada subjek penelitian yaitu berupa teknik permainan edukatif untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Posttest merupakan tes yang dilakukan setelah diberikan treatment pada subjek penelitian. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Treatment berupa teknik permainan edukatif dilaksanakan pada siswa kelas VI sebagai subjek penelitian yang berjumlah 30 siswa. Pemberian teknik permainan edukatif ini dibagi dalam 4 permainan yang dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 40 menit setiap pertemuan. Selanjutnya, 2 kali pertemuan untuk tes awal (pretest) dan tes akhir ( posttest) dengan alokasi waktu masing-masing 40 menit. Berdasarkan perolehan skor pretest subjek penelitian memiliki mean sebesar 95,87 dan standar deviasi sebesar 9,205 sedangkan mean skor posttest sebesar 103,17 dengan standar deviasi sebesar 9,921. Berikut ini adalah hasil analisis deskripsi data pretest dan posttest subjek penelitian. Tabel 1. Hasil Analisis Deskripsi Skor Pretest dan Posttest Subjek Penelitian 8

9 Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas. Hasil uji normalitas data pretest diperoleh nilai Kolmogrov- Smirnov sebesar 0,579 dan nilai signifikansi 0,890. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,890 > 0,05 sehingga H 0 diterima dan dinyatakan bahwa data skor pretest subjek penelitian tersebut berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normalitas data posttest diperoleh nilai Kolmogrov- Smirnov sebesar 1,002 dan nilai signifikansi 0,268. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,268 > 0,05 sehingga H 0 diterima dan dinyatakan bahwa data skor posttest subjek penelitian tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan perolehan uji normalitas seluruh data di atas dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest pada subjek penelitian masingmasing berdistribusi normal. Distribusi normal tersebut berarti bahwa seluruh kelompok pada penelitian ini berasal dari populasi yang identik, memiliki kriteria dan keadaan yang sama saat sebelum dan setelah diberi treatment. Berdasarkan perhitungan Paired Samples t-test pada skor pretest-posttest didapatkan bahwa nilai t hitung sebesar -4,501 < t tabel sebesar - 3,038 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05 sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang peneliti ajukan dengan bunyi: Teknik permainan edukatif efektif untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 02 Tugu Jumantono tahun pelajaran 2014/2015 dapat diterima kebenarannya. Permainan edukatif merupakan suatu aktivitas yang melibatkan berbagai unsur, seperti unsur sosial, belajar, mematuhi peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri, dan kontrol emosional, serta dapat mencapai perkembangan intelegensi dan fisik motorik yang utuh. Dan salah satu fungsi penggunaan teknik permainan edukatif adalah untuk mengembangkan rentang konsentrasi siswa menjadi lebih baik. Siswa akan dituntut untuk mengunakan 9

10 imajinasinya saat melakukan kegiatan permainan. Imajinasi memiliki hubungan dengan kemampuan konsentrasi. Apabila tingkat imajinasi siswa lemah maka akan memiliki kecenderungan konsentrasi yang lemah pula. Sebaliknya, apabila tingkat imajinasi siswa tinggi maka kecenderungan konsentrasinya tinggi pula. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan permainan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa mau bekerja dan belajar dalam suasana kelompok. Permainan edukatif tersebut telah diperbarui dan didesain sesuai dengan aspek-aspek yang dapat meningkatkan konsentrasi siswa pada kegiatan belajar. Merujuk pada hasil penelitian dan kajian teori, dapat disimpulkan bahwa teknik permainan edukatif efektif untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 02 Tugu, Jumantono tahun pelajaran 2014/2015. D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang teknik permainan edukatif untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan aplikasi SPSS Statistics dengan teknik analisis Paired Samples t-test pada skor pretest-posttest diketahui bahwa nilai thitung sebesar -4,501 > ttabel sebesar 3,038 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan konsentrasi belajar siswa antara sebelum dan sesudah diberi treatment. 2. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa teknik permainan edukatif efektif untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 02 Tugu Jumantono Tahun Pelajaran 2014/

11 Hasil penelitian ini mempunyai implikasi bagi beberapa pihak, antara lain kepala sekolah, guru, dan siswa. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini mempunyai implikasi untuk memberikan gambaran dalam membantu proses pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan melalui teknik permainan edukatif. Bagi guru, hasil penelitian ini mempunyai implikasi untuk memberikan ide tentang salah satu cara mengatasi hambatan dalam proses pembelajaran melalui teknik permainan edukatif untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Bagi siswa, penelitian ini membantu dalam meningkatkan konsentrasi belajar yang dimiliki siswa serta menambah wawasan siswa mengenai teknik permainan edukatif. Oleh karena itu, keterlibatan siswa secara aktif saat kegiatan permainan edukatif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan permainan, yaitu meningkatnya konsentrasi belajar. Sesuai dengan simpulan dan implikasi dari hasil penelitian di atas, maka beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah Memberikan masukan kepada kepala sekolah agar kegiatan Bimbingan dan Konseling dapat dilaksanakan di Sekolah Dasar. Karena proses pembentukan kepribadian dan segala masalah fisik dan psikis dimulai dari masa anak sekolah dasar. 2. Bagi Guru Guru hendaknya sudah memasukkan unsur kreativitas dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, inovatif dan menyenangkan, serta dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. 3. Bagi Siswa Siswa sebaiknya menjadikan materi dalam teknik permainan edukatif sebagai bahan untuk melatih diri dalam meningkatkan konsentrasi belajar. 11

12 DAFTAR PUSTAKA Amhar Maulana Arifin. (2014). Manfaat Konsentrasi : Kekuatan Pendongkrak Produktivitas. Diperoleh 11 Mei 2014, dari 8JOldx3IU. Andang Ismail. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media. Istianah. (2008). Pengaruh Sarapan terhadap Konsentrasi Belajar Siswa di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi (Versi Elektronik). Diperoleh 17 Maret 2014, dari FITK. Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Setiyo Purwanto. (2010). Efektivitas Brain Gym dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar pada Anak (Versi Elektronik). Jurnal. Diperoleh 17 Maret 2014 dari ence=1. Suwarjo & Eva Imania Eliasa. (2010). 55 Permainan (Games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing. Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 12