BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004):

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4.1 Gambaran SMPN 1 Bawen

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : Tanggal :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

penerimaan siswa baru (PSB) di sekolah negeri tidak dibatasi oleh Dinas Pendidikan setempat, sehingga merugikan sekolah swasta

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri. 3. Alamat Rumah : Ds. SijaroTurunrejo Rt. 06 Rw. 02, Kec. Brangsong, Kab. Kendal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 0557/O/1984 SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal 1 Juli 1984.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SMP NEGERI 1 BAWEN KABUPATEN SEMARANG

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

TERWUJUDNYA INSAN PENDIDIKAN YANG BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA

Aturan PPDB SMA Negeri 1 Kebumen Tahun Pelajaran 2017/2018 Page 1 of 7

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ONLINE SMA NEGERI 1 CEPU TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

Aturan PPDB SMA Negeri 1 Kebumen Tahun Pelajaran 2017/2018 Page 1 of 7

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON PESERTA DIDIK BARU SMA NEGERI 2 REMBANG - TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melaksanakannya. salah satu program yang. pelatihan Kepemudaan dan Olahraga bagi peserta didik, untuk membentuk potensi

1. Alamat : Jl. Patimura 1A Ungaran (KP ) 2. Kecamatan: Ungaran Barat 3. Kabupaten : Semarang 4. Telepon : (024)

ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG

A. Analisis Situasi 1. Profil SMP Negeri 1 Jetis

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. Ruang Tata Usaha (TU)

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Jl. LMU. Adisucipto 2 Telp Fax S A L A T I G A

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk. kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut:

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH, GURU, STAFF, DAN KOMITE SMP NEGERI 1 BAWEN

PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2007, 2008, PROYEKSI TAHUN 2009 DAN 2010

a. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penduduk usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya;

PENERIMAAN PESERTA DIDIK ( P P D B ) BARU TAHUN LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru

P E N G U M U M A N. Nomor : 420/ 0227 / /2016

PENDIDIKAN FORMAL PROGRAM INTRAKURIKULER PROGRAM KOKURIKULER PROGRAM EKSTRAKURIKULER

1.1. Manajemen Strategis

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA NEGERI 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nomor : 800 / 402 / 2016

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan

Menjadi Sekolah Berprestasi, Berkarakter, Religius, dan Berwawasan Lingkungan. Humas78

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PROFIL SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH WAINGAPU

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil

PERSYARATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU JALUR REGULER ONLINE SMP DAN SMA NEGERI KOTA BANDAR LAMPUNG

1. Alamat : Jl. Patimura 1A Ungaran (KP ) 2. Kecamatan: Ungaran Barat 3. Kabupaten : Semarang 4. Telepon : (024)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. PAUD dan PNFI 1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas Jumlah kursus-kursus/pelatihan/kelompok 14 lembaga

LKIP (LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH THN 2016)

PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

BBM KOMPETENSI MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak tahunan, semesteran, bulanan, mingguan. Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Kartika III-I Banyubiru berdiri pada tanggal 1 Juli Kartika III-I Banyubiru Tahun Ajaran 2012/2013 :

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kelulusan peserta didik di berbagai jenjeng pendidikan di Indonesia mulai dari

Key Words : Evaluasi Kinerja, Ekstrakurikuler, Bantuan Operasional Sekolah

SMP NEGERI 1 TEMPURAN INFORMASI PENDAFTARAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMP NEGERI 1 TEMPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERIMAAN CALON PESERTA DIDIK BARU PPDB On-line Tahun Pelajaran

SD/MI No Tingkat Kejuaraan Juara I Juara II Juara III *) *) 2,25 1,50 0,75

PENGUMUMAN Nomor: 422/1418/IV.40/III.2/2017 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profil Sekolah Tahun 2016 SMPN 1 Kayen Kidul kab kediri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

KEJUARAAN BULUTANGKIS TINGKAT SMP MUHAMMADIYAH 1 CUP TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 ADIWERNA

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE JENJANG SMP, SMA DAN SMK NEGERI TAHUN 2015

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

PPDB SMA N 7 PURWOREJO TAHUN 2017

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMA NEGERI 1 BREBES PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2018/2019

BAB II. TINJAUAN SMPN 24 Bandung. 2.1 Sejarah SMPN 24 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan satuan pendidikan. Pelaksanaan UN didasari oleh Undang-Undang No 20 tahun 2003

Tabel 2 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun Rencana Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

MAPPING PEMINATAN DAN MANAJEMEN KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (KBIO)

Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. Tahun Anggaran : Anggaran (Rp.)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap warga. Negara berhak mendapat pengajaran.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

LAMPIRAN. Biaya Satuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan antar sekolah menengah tingkat pertama tidak dapat dihindarkan. Tiap sekolah memiliki strategi sendiri untuk bersaing, hal tersebut sudah menjadi tuntutan yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu dan meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Semarang dibagi menjadi 7 sub rayon, khususnya di subrayon 02 terdapat 17 sekolah menengah pertama. Dari 17 SMP tersebut terdapat 6 sekolah negeri dan 11 sekolah swasta. Banyaknya SMP dalam lingkup sempit membuat persaingan semakin ketat. Hal ini menjadi masalah bagi SMP yang kalah bersaing di mana mereka pasti akan kesulitan untuk mendapatkan target perserta didik baru yang diharapkan. Namun, bagi sekolah yang siap dan mampu bersaing pasti akan mendapatkan target yang diharapkan, bahkan lebih. Orang tua peserta didik biasanya melihat dan mengukur sebuah sekolah baik atau tidak dengan melihat prosentase kelulusan peserta didik, nilai rata-rata yang dicapai sekolah dan peringkat sekolah (Sumarni, 2011). Maka hal ini menjadikan masing-masing sekolah

menengah pertama berlomba-lomba menyusun strategi untuk meningkatkan mutu sekolah dengan tujuan memiliki prosentase kelulusan tinggi, nilai rata-ratanya tinggi dan juga mendapatkan peringkat yang baik. Selain dalam bidang akademis sekolah juga berlomba berlombalomba untuk meningkatkan bidang non-akademis, contohnya: kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Keadaan tersebut juga dialami oleh SMP Negeri 1 Bawen, yang terletak di Jl. Soekarno-Hatta no. 54. Sekolah ini merupakan sekolah yang paling strategis dibandingkan dengan SMP yang lainnya di sub rayon 02 Kabupaten Semarang. Lokasinya terletak di pinggir jalan raya dan semua angkutan umum dapat menjangkau sekolah ini. Selain itu sekolah ini memiliki luas area yang luas untuk mengembangkan sekolah. Namun demikian masih kalah saing dengan sekolah lainnya dalam beberapa hal, salah satunya adalah prestasi akademis. Sebagai contoh, adalah peringkat ujian nasional dari tahun 2008 sampai sekarang sekolah ini belum pernah menjadi yang terbaik meskipun memiliki banyak keunggulan dari beberapa sisi. Berikut ini adalah data yang menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Bawen belum bisa mengoptimalkan potensi yang ada. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat data prosentase kelulusan dan peringkat lulusan tahun 2008/2009 s.d. 2012/2013.

Tabel 1.1 Prosentase Kelulusan dan Peringkat SMPN 1 Bawen Tahun 2008/2009 s.d. 2012/2013 Tahun Pelajaran Jumlah Ratarata Prosentase yang Peringkat kelulusan tidak Sekolah Nilai Lulus 2008/2009 100 % 7.09 0 3 2009/2010 89.02 % 6.63 29 3 2010/2011 100 % 7.02 0 3 2011/2012 100 % 7.10 0 2 2012/2013 99.60 % 6.50 1 2 Sumber : Data Sekunder, diolah Tahun 2008/2009 prosentase kelulusannya 100% dengan peringkat 3, sedangkan tahun 2009/2010 prosentase kelulusan turun drastis menjadi 89,02% dengan peringkat 3. Meskipun ada sekitar 29 anak yang tidak lulus, tetapi mereka mendapatkan kesempatan untuk mengulangnya dan akhirnya lulus 100%. Ditahun 2012/2013 ada 1 peserta didik yang tidak lulus dan peringkat sekolah meningkat menjadi 2. Namun pada tahun tersebut tidak ada ujian ulang sehingga satu peserta didik yang tidak lulus harus diikutkan paket C. Lebih lanjut data tentang jumlah minimal masuk, jumlah nilai rata-rata lulusan dan selisih jumlah nilai minimal masuk dengan jumlah nilai rata-rata lulusan SMP Negeri 1 Bawen ditunjukkan dalam Tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2 Jumlah Nilai Minimal Saat Masuk, Jumlah Nilai Saat Lulus dan Selisih Jumlah Nilai Minimal Masuk dengan Jumlah Nilai Rata-Rata Lulusan SMP N 1 Bawen Tahun 2008/2009 s.d. 2012/2013 Jumlah Tahun Pelajaran Jumlah Nilai Minimal Masuk (A) Rata rata( A) nilai saat Lulus (B) (B) Selisih Ratarata Ratarata Ratarata (A B) 2008/2009 22 7,3 28,39 7.09 0.21 2009/2010 22 7,3 26.52 6.63 0.67 2010/2011 23 7,6 28.10 7.02 0.58 2011/2012 23 7,6 28.50 7.10 0.50 2012/2013 23 7,6 26.62 6.50 1.10 Sumber : Data Sekunder, diolah Dari tabel 1.2 terlihat bahwa rata-rata nilai UN selalu lebih rendah dari rata-rata minimal penerimaan peserta didik baru. Hal ini menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Bawen memiliki masalah dalam hal pengelolaan aspek proses di mana dari sisi input peserta didik sudah cukup baik yaitu rata-rata yang diterima minimal 7,3. Kemudian jika dicermati outputnya selalu dibawah input, bahkan di tahun 2012/2013 terjadi selisih yang cukup mencolok yaitu 1,1. Dalam bidang non-akademis SMPN 1 Bawen juga belum menunjukkan prestasi yang memuaskan dari

waktu ke waktu, meskipun ada beberapa cabang kegiatan ekstrakurikuler yang sudah memiliki prestasi yang cukup baik. Berikut ini data kegiatan non-akademis yang diselenggarakan sekolah berserta kejuaraan yang diperoleh. Tabel 1.3 Prestasi Bidang Non Akademis Tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi Peringkat yang diperoleh Jenis Kegiatan 2011 2012 2013 2014 Kec. Kab. Prop. Kec. Kab. Prop. Kec. Kab. Prop. Kec. Kab. Prop. Pramuka - - - - 2 - - - - - - - PMR - - - - - - - - - - - - Band - 1 - - 2 - - 3 - - 3 - Vocal - - - - - - - 3 - - - - Seni Lukis - 1 - - 1 - - - - - - - Rebana - - - 1 - - - - - - - - Pildacil - - - - - - 1 1 - - 1 - Pencak Silat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Bola Voli - - - - 2 - - - - - - - Basket - - - - - - - 3 - - - - Sepak Bola- - 1 - - 1 - - 1 - - 1 3 Bulutangkis - 2 - - 2 - - 2 - - - - Renang - - - - - - - - - - - - Jurnalistik - - - - - - - - - - - - Sumber: Kesiswaan SMPN 1 Bawen, diolah

Dari data di atas dapat diketahui bahwa selama kurun waktu sekitar 4 tahun pencapaian bidang nonakademis SMPN 1 Bawen masih kurang memuaskan. Sekolah jarang mendapatkan nomor kejuaraan di tingkat kabupaten apalagi propinsi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Bawen dan beberapa guru hal tersebut disebabkan karena kurang optimalnya pembimbing dalam melakukan pembimbingan serta masih rendahnya motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan non-akademis tersebut. Sesungguhnya potensi non-akademis SMPN 1 Bawen dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik karena tidak pernah kekurangan peserta didik bahkan selalu menolak peserta didik pada saat penerimaan peserta didik baru. Berikut ini adalah data jumlah peserta didik dan jumlah rombel tahun pelajaran 2008/2009 s.d. 2013/2014. Angka Perolehan Tabel 1.4 Jumlah Peserta didik dan Jumlah Rombel Tahun Pelajaran 2008/2009 s.d. 2013/2014 Tahun Pelajaran 2008/ 2009 2009/ 2010 2010/ 2011 2011/ 2012 2012/ 2013 2013/ 2014 Jumlah Peserta 829 806 767 769 794 840 didik Jumlah Rombel 21 21 24 24 24 27 Sumber: Data Sekunder, diolah

Melihat data di atas maka sangat mungkin menggali potensi non-akademis untuk mengangkat kekurangan bidang akademis agar bisa menjadi yang terbaik di sub rayon 02 Kabupaten Semarang. Sesungguhnya kepala SMPN 1 Bawen yang baru menjabat 2 tahun sudah mencoba beberapa strategi untuk meningkatkan mutu sekolah baik dari sisi akademis maupun non-akademis. Strategi untuk meningkatkan aspek akademis tersebut antara lain; (a) Meningkatkan kedisiplinan tenaga pendidik dan kependidikan memalui berbagai cara; (b) Menerapkan reward dan punishment dalam penyelenggaraan pendidikan: (c) Pengaktifan MGMP setiap mata pelajaran, baik di lokal sekolah ataupun di tingkat sub-rayon; (d) Monitoring kelas; (e) Pelibatan berbagai fihak dalam menyusun program sekolah; (f) Menekankan keteladanan; (h) Melengkapi fasilitas sekolah. Sementara itu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi nonakademis antara lain; (a) Membangun lapangan olahraga yang lebih memadahi; (b) Studi banding; (c) Menjalin kerjasama dengan instansi lain; (d) Menjadikan sekolah berbasis olahraga; (e) Memberikan reward bagi peserta didik yang berprestasi dalam bidang olahraga; (f) Memperketat pengawasan kegiatan ekstrakurikuler; (g) Mencanangkan sekolah berbasis olahraga.

Selama 2 tahun terakhir ini sudah ada beberapa peningkatan dalam berbagai segi seperti; (1) Prestasi ujian nasional sekolah berada di peringkat 12 tingkat kabupaten; (2) Kedisiplinan masuk sekolah sudah membaik dengan diterapkan sangsi dan daftar hadir sidik jari (finger print); (3) Pelibatan semua komponen sekolah dalam menyusun program sekolah; (4) Sekolah aktif membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan lain untuk meningkatkan prestasi akademis; (5) Menerapkan sekolah berbasis olahraga untuk meningkatkan mutu non akademis. Meskipun sudah mengalami peningkatan, namun masih belum optimal dan banyak persolaan yang harus segera diselesaikan untuk mewujudkan sekolah yang lebih bermutu di sub rayon 02 atau bahkan di lingkup Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Melihat data-data di atas, maka bisa dikatakan bahwa SMPN 1 Bawen perlu strategi alternatif untuk meningkatkan mutu pendidikan agar mampu bersaing. Guna meningkatkan mutu pendidikan ditentukan oleh aspek input, proses, dan output yang ada pada sekolah tersebut, dengan melakukan perbaikan secara berkesinambungan. Peningkatan mutu sekolah memerlukan strategi yang tepat yang tertuang dalam rencana strategis (Renstra). Beberapa penelitian yang berkaitan dengan peningkatan mutu yang sama-sama menggunakan hasil

Ujian Nasional sebagai salah satu ukuran mutu. Sementara itu beberapa penelitian tentang mutu pendidikan yang menggunakan analisis SWOT untuk memberi alternatif peningkatan mutu pendidikan antara lain oleh Sumarni (2011) yang dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana, Rozari (2011) yang dilakukan di SMK St. Petrus Comoro Dili, Mariyatun (2012) yang dilakukan di SMA Katolik Augustinus Kediri, R. Suharti (2013) yang dilakukan di SDN 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung, penelitian tersebut sama-sama memberikan strategi agresif dalam usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa saja yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam meningkatkan mutu di SMPN 1 Bawen? 2. Strategi apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu SMPN 1 Bawen berdasarkan analisis SWOT?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam meningkatkan mutu di SMPN 1 Bawen; 2. Menyusun strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu SMPN 1 Bawen berdasarkan analisis SWOT. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dalam pengembangan ilmu managemen pendidikan khususnya dibidang penyusunan rencana strategis berdasarkan analisis SWOT. 1.4.2 Manfaat Praktis Memberikan alternatif strategi peningkatan mutu SMPN 1 Bawen berdasarkan analisis SWOT.