BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan satuan pendidikan. Pelaksanaan UN didasari oleh Undang-Undang No 20 tahun 2003

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ujian Nasional (UN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, didefinisikan sebagai suatu bentuk sistem evaluasi pendidikan tingkat dasar dan menengah terstandar untuk menilai kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Naional Pendidikan (BSNP) bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. Pelaksanaan UN didasari oleh Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 58 ayat (2) yang mengatur mengenai evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan bagi peserta didik, satuan pendidikan dan program pendidikan. UN dilaksanakan secara berkala setiap satu tahun sekali sebagai salah satu indikator kelulusan peserta didik dari satuan pendidikannya serta sebagai upaya pemerintah untuk memonitor mutu pendidikan dari satuan-satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 68, hasil UN memiliki beberapa fungsi lain yakni: 1. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; 2. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; 3. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Fungsi kedua dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 selanjutnya menjadi sebuah dasar hukum penggunaan nilai UN dalam proses seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Sejatinya penggunaan nilai UN sebagai dasar seleksi masuk sekolah 1

2 2 menengah sudah dilaksanakan sejak ajaran 1985/1986 sesuai dengan keputusan dari Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjend Dikdasmen) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Penggunaan nilai UN sebagai dasar seleksi dalam PPDB dirasakan lebih efektif dan efisien. Dari sisi pembiayaan, pihak satuan pendidikan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyelenggarakan seleksi masuk. Selain itu penggunaan nilai UN cenderung lebih transparan karena proses PPDB dilaksanakan secara online dengan menampilkan nilai UN dari calon peserta didik yang mendaftar pada sebuah institusi pendidikan. Prinsip UN secara teoritis sebenarnya bukan digunakan sebagai sebuah alat seleksi. Alat seleksi seyogyanya merupakan sebuah tes kemampuan yang mengukur abilitas potensial, yakni kemampuan bawaan individu untuk menghadapi persoalan-persoalan bersifat umum yang terkadang belum tampak performasinya. Abilitas potensial ini mampu menunjukkan bagaimana seseorang menghadapi dan memecahkan persoalan dengan strategi khusus sehingga abilitas potensial individu satu dan yang lain sangat beragam (Azwar, 2013). Kemampuan sebuah alat tes mengukur abilitis potensial berhubungan dengan kemampuan prediksi yang mutlak dimiliki bagi sebuah alat seleksi. Kemampuan prediksi ini erat kaitannya dengan kemampuan sebuah tes prestasi untuk melakukan fungsi penempatan/seleksi. Semakin baik kualitas tes tersebut, maka semakin baik pula kemampuan tes tersebut untuk membedakan peserta didik yang mampu berhasil atau gagal dalam menempuh jenjang pendidikan tertentu (Azwar, 1985). UN lebih memiliki sebuah kecenderungan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk mengukur abilitas aktual, Abilitas aktual merujuk pada performasi nyata yang merupakan fungsi dari abilitas potensial dan hasil belajar. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, UN sebagai sebuah bentuk tes prestasi lebih cenderung memiliki fungsi sumatif, dimana hasil tes prestasi tersebut digunakan untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan

3 3 pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu program pelajaran guna menentukan lulus tidaknya peserta didik dalam suatu jenjang pendidikan (Azwar, 2013). Hal lain yang menjadi pertimbangan sulitnya nilai UN digunakan sebagai sebuah alat seleksi adalah banyaknya kontroversi mengenai pelaksanaan UN seperti kecurangankecurangan yang dilakukan oleh oknum siswa (Huzair, 2015) dan kebocoran kunci jawaban UN (Arif, 2015). Pelaksanaan UN yang tidak jujur ini dapat mengurangi kredibilitas dan validitas UN sebagai sebuah alat evaluasi belajar, terlebih lagi UN akan kehilangan fungsinya sebagai alat prediksi yang menjadi dasar pelaksanaan seleksi di sekolah menengah karena hasil UN tidak benar-benar merefleksikan kemampuan peserta didik. Selain itu model evaluasi menggunakan UN dirasa kurang memfasilitasi perkembangan intelektualitas yang baik, karena tuntutannya bersifat tebak-tebakan, sehingga peserta didik cenderung hanya mengerahkan kemampuan artifisialnya, bukan kemampuan autentik (Ali, tanpa tahun). Saat ini, ada atau tidaknya pelaksanaan UN bukanlah menjadi sebuah permasalahan, namun yang harus lebih diperhatikan adalah peningkatan mutu isi dan pelaksanaan UN itu sendiri. Secara ilmiah, beberapa peneliti berusaha menguji kelayakan penggunaan UN sebagai dasar seleksi masuk ke sekolah menengah. Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Tabanan juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang kuat antara nilai UN SMP dengan prestasi belajar matematika kelas X (Nurata, Dantes & Candiasa, 2013). Demikian juga di SMAN Se-Subrayon 4 Karangasem tahun ajaran 2014/2015, Nilai UN SMP bidang Ilmu Pengetahuan Alam menjadi salah satu faktor yang berkontribusi secara signifikan terhadap hasil belajar Biologi kelas XI (Kedap, Sadia, & Natajaya, 2014). Nilai UN SMP juga dibuktikan menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pretasi belajar Bahasa Inggris siswa kelas X SMA Negeri 2 Ampalpura tahun pelajaran 2012/2013 (Sudiarta, Marhaeni, & Suhandana, 2013). Sukenadi (tanpa tahun) dalam penelitiannya

4 4 juga menunjukkan bahwa nilai UN SMP memang memiliki kontribusi positif yang signifikan dengan hasil belajar siswa kelas XII SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2009/2010. Hasil berbeda ditunjukkan pada penelitian di SMA Negeri 2 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, yang menunjukkan bahwa nilai UN memiliki korelasi dan kontribusi yang rendah terhadap hasil belajar geografi (Atriani, Suarto, & Yuherman,2014). Penelitian-penelitian tersebut hanya menganalisis kemampuan prediktif nilai UN pada periode tertentu selama masa pendidikan di SMA. Sejauh ini belum ditemukan penelitian yang menganalisis kemampuan prediksi nilai UN SMP secara berkelanjutan selama masa pendidikan pada jenjang SMA. Penelitian-penelitian tersebut bertujuan untuk menguji kemampuan prediksi sebagai salah satu bentuk pembuktian ilmiah terhadap kelayakan penggunaan hasil UN sebagai alat seleksi. Kemampuan prediksi ini merupakan salah satu pengukuran validitas alat ukur, yang dikenal sebagai validitas prediktif. Validitas prediktif merujuk pada kondisi dimana skor yang dihasilkan dalam suatu pengukuran dapat digunakan untuk meprediksi skor pada pengukuran lainnya (Baltes, Reese, & Neeselroade, 2009). Validitas prediktif ini dapat diukur melalui kriteria eksternal yang berupa variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh skor tes atau ukuran lain yang relevan (Azwar, 1999). Validitas prediktif dapat terbukti jika terdapat suatu korelasi antara skor pada tes yang bersangkutan dengan skor suatu kriteria (Azwar, 2013). Pengujian kemampuan prediksi nilai UN SMP pada penelitian ini dilakukan di Kota Magelang sebagai kota yang telah lama dikenal sebagai salah satu kota dengan kualitas pendidikan yang baik. Banyaknya prestasi yang diraih oleh SMA Negeri di Magelang menjadi salah satu daya tarik kota ini, bahkan anggota DPRD Kota Pekalongan melakukan studi banding untuk belajar lebih jauh mengenai pengelolaan pendidikan di Kota Magelang (Haryono, 2015). Di Kota Magelang sendiri terdapat 13 SMP negeri dan 5 SMA negeri.

5 5 SMA Negeri tersebut terdiri dari SMA Negeri 1, 2, 3, 4 dan 5. Kelimanya merupakan sekolah unggulan dan menjadi tujuan bagi calon peserta didik baik yang berdomisili di Kota Magelang maupun kota/kabupaten lain di sekitarnya. Diantara kelima sekolah negeri tersebut, SMA Negeri 5 Kota Magelang memiliki kekhususan dengan dibukanya kelas olahraga yang mewadahi atlet-atlet muda dari berbagai cabang salah satunya sepak bola. Baru-baru ini tim sepakbola SMA Negeri 5 Kota Magelang mampu mempertahankan gelar juara pada Liga Pelajar Indonesia tahun 2015, selain itu tim ini mampu membawa pulang gelar kapten terbaik dan tim fair play (Setiawan & Prihatnomo, 2015). SMA Negeri 4 Magelang tidak kalah bersaing, berbagai kompetisi seperti judo, renang, basket, taekwondo, tahfidz Al-Qur an dan olimpiade mata pelajaran diraih oleh peserta didik dari institusi ini. Baru-baru ini 2 peserta didik meraih juara tiga taekwondo di tingkat nasional. SMA Negeri 4 Magelang juga meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional (sman4magelang.sch.id). SMA Negeri 2 Kota Magelang juga dikenal karena masuknya produk ekstrakurikuler membatik pada pasar industri batik sejak tahun 2009 (Putri S, 2016). SMAN 1 Kota Magelang secara akademis merupakan yang terbaik dari kelimanya. Tahun 2013, SMA ini memperoleh peringkat 1 rata-rata nilai UN untuk program studi Ilmu Alam dan Ilmu Sosial se-jawa Tengah (Fitrina, 2013). Empat dari lima SMA Negeri di Kota Magelang menggunakan proses seleksi secara online melalui program PPDB. SMA Negeri tersebut meliputi SMAN 2, 3, 4, dan 5. Proses seleksi online melalui PPDB tersebut menggunakan nilai UN sebagai instrumen seleksi. Calon siswa baru yang akan mendaftar, harus memenuhi beberapa persyaratan umum sebagai berikut: 1)Memiliki ijazah asli atau SKHUN SMP/MTs, Program Paket B/Surat keterangan yang berpenghargaan sama dengan SKHUN SMP/MTs atau memiliki SKHUN sekolah luar negeri yang dinilai/dihargai sama/setingkat dengan SKHUN SMP/MTs;

6 6 2)Calon peseta didik setitingi-tingginya berusia 21 tahun pada bulan pendaftaran; 3)Calon peseta didik dari lain Provinsi/Luar Negeri harus mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota asal dan yang dituju. Pendaftaran PPDB dilakukan langsung ke sekolah yang dituju dengan menyerahkan SKHUN atau ijazah asli, kemudian peserta didik dapat membuat pilihan untuk sekolah kedua yang ingin dituju. Proses seleksi dapat dipantau secara online untuk melihat pergerakan peringkat dan pilihan calon siswa. Selain menggunakan nilai UN murni, calon peserta didik dapat memiliki tambahan nilai sesuai dengan sekolah asal, tempat tinggal, dan prestasi yang diraih selama SMP (Haryanto, 2014). Meskipun demikian, kemampuan prediksi nilai UN sebagai alat seleksi dalam PPDB SMA Negeri di Kota Magelang belum pernah diteliti lebih jauh. Sedangkan SMA Negeri 1 Magelang sebagai sekolah berstastus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, baru menggunakan seleksi dengan nilai UN sejak dua tahun yang lalu. Sebelumnya proses seleksi menggunakan ujian masuk yang meliputi tes potensi akademik serta tes mata pelajaran. Nilai UN hanya digunakan sebagai syarat yang membuktikan bahwa calon peserta didik telah lulus dari SMP. Perbedaan dalam proses PPDB di Kota Magelang ini juga menjadi daya tarik pelaksanaan penelitian di kota ini guna membandingkan kemampuan prediksi hasil UN SMP yang digunakan sebagai alat seleksi maupun yang hanya digunakan sebagai syarat seleksi. Dalam penelitian ini, kemampuan prediksi UN SMP akan diuji dengan kriteria pembanding yakni nilai rapor dalam kurun waktu lima semester, nilai UN SMA dan nilai Ujian Sekolah (US) SMA, sebagai bentuk prestasi belajar selama SMA. Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar pembelajar terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan (Olivia, 2011). Prestasi belajar ini tidak terlepas dari proses belajar mengajar yang dijalankan di dalam suatu institusi pendidikan. Prestasi belajar dapat diukur melalui proses evaluasi belajar. Sistem evaluasi

7 7 belajar di SMA Negeri di Kota Magelang dilaksanakan setiap semester. Laporan evaluasi belajar ini merupakan kolaborasi antara ulangan harian, ujian semester dan ujian praktek yang dituliskan pada Laporan Hasil Belajar Peserta Didik atau lebih dikenal dengan istilah raport. Nilai yang dituliskan dalam raport berkisar dari Laporan Hasil Belajar Peserta Didik juga memuat standar kelulusan mata pelajaran dan rata-rata kelas. Evaluasi belajar lainnya yang digunakan adalah UN dan US yang dilaksanakan pada kelas XII semester terakhir. Kemampuan prediksi UN SMP sebagai alat seleksi dalam PPDB SMA Negeri di Kota Magelang akan diukur dengan mencari estimasi validitas prediktif. Nilai UN SMP yang akan digunakan merupakan skor total. Kemampuan prediksi UN SMP akan dilihat dari korelasi dan signifikansi korelasi antara nilai UN SMP dengan prestasi belajar selama menempuh pendidikan di jenjang sekolah menengah atas. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan dan masukan bagi pihak-pihak yang terkait untuk membuat keputusan terkait pelaksanaan seleksi pada proses PPDB pada tingkat SMA. Berdasarkan fenomena serta uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai validitas prediktif nilai UN SMP terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri di Kota Magelang. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah daya prediksi nilai UN SMP yang digunakan sebagai alat seleksi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri di Kota Magelang?

8 8 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan nilai total UN SMP sebagai prediktor keberhasilan belajar untuk siswa di SMA Negeri di Kota Magelang D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan membawa dua manfaat, yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan menjadi sumber informasi dalam pengetahuan ilmu psikologi, khususnya di bidang psikologi pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan mengenai penggunaan UN sebagai alat seleksi pada proses Penerimaan Peserta Didik Baru di jenjang sekolah menengah. b. Memberikan informasi bagi dinas pendidikan dan institusi pendidikan terkait dalam pengambilan kebijakan terkait alat seleksi calon peserta didik baru. c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai informasi tambahan bagi penelitian berikutnya mengenai validitas prediktif UN.