NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pemantauan Kewajiban Kontinjensi

dokumen-dokumen yang mirip
NAMA JABATAN : Kepala Seksi Peraturan dan Perjanjian Kewajiban Kontinjensi

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Risiko Kewajiban Kontinjensi

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pengembangan Instrumen dan Basis Investor

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Peraturan Surat Utang Negara

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Pasar Uang dan Derivatif

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Evaluasi Pelaksanaan Transaksi

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Portofolio dan Risiko Pinjaman

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Portofolio dan Risiko Pembiayaan Syariah

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Infrastruktur Transaksi Surat Utang Negara dan Derivatif

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Pasar Surat Utang Negara

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Akuntansi Surat Berharga Negara

Melakukan urusan perbendaharaan dan penerbitan surat perintah pembayaran di lingkungan Direktorat Jenderal.

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Perencanaan dan Strategi Utang

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Peraturan Surat Utang Negara dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pelaksanaan Transaksi Surat Utang Negara dan Derivatif II

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Peraturan Pembiayaan Syariah

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Melakukan identifikasi kebutuhan diklat, penyelenggaraan diklat, assessment center, serta pola mutasi di lingkungan Direktorat Jenderal.

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Setelmen Transaksi Surat Utang Negara

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Pasar Surat Berharga Syariah Negara

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Penerimaan Laba Badan Usaha Milik Negara

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Operasional Layanan Teknologi Informasi

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pengelolaan dan Penyajian Data

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Perancangan Sistem Teknologi Informasi

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengembangan dan Implementasi Sistem I

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Anggaran

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Penyusunan Anggaran. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal.

-1-1. NAMA JABATAN : Direktur Anggaran II

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengembangan dan Implementasi Sistem II

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Pengelolaan Transaksi

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Verifikasi Pinjaman dan Hibah Dalam Negeri dan Surat Berharga Negara

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Administrasi Kepegawaian

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan Pembiayaan Utang

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Harga Surat Berharga Syariah Negara

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Asumsi Dasar dan Kerangka Ekonomi Makro

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Penyusunan Anggaran Pendapatan Negara

4. URAIAN TUGAS DAN KEGIATAN :

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat Pembiayaan Syariah

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Hubungan Kelembagaan

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Akuntansi Pinjaman dan Hibah

Melakukan penyiapan bahan konsolidasi data pinjaman dan hibah, menyusun data, dan mengembangkan data pinjaman dan hibah.

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Berharga Syariah Negara

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Akuntansi dan Pelaporan

- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan.

NAMA JABATAN : Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah.

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat Strategi dan Portofolio Utang

NAMA JABATAN : Kepala seksi Penyajian Laporan dan Publikasi

1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Melaksanakan pengelolaan urusan organisasi, ketatalaksanaan, dan pelaporan direktorat jenderal.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

IKHTISAR JABATAN : Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, teknologi informasi, dan evaluasi di bidang sistem penganggaran.

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Data dan Dukungan Teknis Anggaran I

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Data dan Dukungan Teknis Anggaran II

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 -

NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1. NAMA JABATAN : Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pinjaman dan Hibah IC

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian direktorat jenderal.

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Pinjaman dan Hibah I

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182

Transkripsi:

- 252-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pemantauan Kewajiban Kontinjensi 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi, melakukan analisis dan mitigasi risiko gagal bayar, melakukan penyusunan rekomendasi alokasi dana penjaminan Pemerintah untuk bahan penyusunan APBN, penyiapan dokumen anggaran, penyelesaian pembayaran, akuntansi, pelaporan dan dokumentasi kewajiban kontinjensi, dan melakukan koordinasi dan pembinaan hubungan dengan pihak terkait dalam rangka pemantauan kewajiban kontinjensi. 3. TUJUAN JABATAN : Terwujudnya pengukuran, pemantauan, penyelesaian dan pengelolaan kewajiban kontinjensi yang efisien, transparan, akuntabel dan kredibel sebagai upaya memenuhi kewajiban Pemerintah terhadap timbulnya kewajiban kontinjensi, dalam kerangka peningkatan kredibilitas pemerintah untuk mendukung tercapainya tujuan pengelolaan utang, yang disepakati menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang. 4. URAIAN TUGAS DAN KEGIATAN : 4.1. Menyiapkan bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat. 4.1.1. Menugaskan dan memberikan arahan kepada Pelaksana untuk menyiapkan bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat; 4.1.2. Meneliti hasil bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat dari Pelaksana; 4.1.3. Membahas bersama Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi dan para Kepala Seksi atas hasil awal bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat; 4.1.4. Menugaskan pelaksana untuk membuat konsep bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat sesuai hasil pembahasan; 4.1.5. Meneliti konsep bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat sesuai hasil pembahasan dari Pelaksana;

- 253-4.1.6. Meneliti dan menyampaikan konsep bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat sesuai hasil pembahasan kepada Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi. 4.2. Melakukan pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi. 4.2.1. Menerima disposisi dari Kepala Subdirektorat untuk melakukan pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi yang disepakati menjadi tanggung jawab DJPU; 4.2.2. Menugaskan dan memberi arahan kepada Pelaksana untuk menyiapkan bahan dan data dan melakukan pemantauan melalui analisa terhadap subyek dan obyek yang dijamin oleh Pemerintah terkait dengan kelangsungan usaha dan kelancaran kegiatan; 4.2.3. Melakukan pemantauan melalui analisa terhadap subyek dan obyek yang dijamin oleh Pemerintah terkait dengan kelangsungan usaha dan kelancaran kegiatan; 4.2.4. Menugaskan dan memberi arahan kepada Pelaksana untuk melakukan koordinasi dengan pihak lain untuk memperoleh data dan informasi terkait pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi; 4.2.5. Membahas bersama Kepala Subdirektorat dan para Kepala Seksi tentang hasil pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi; 4.2.6. Dalam hal diperlukan, membahas bersama unit/instansi terkait lainnya di dalam atau diluar Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang tentang hasil pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi, untuk mendapatkan masukan akhir; 4.2.7. Menyiapkan rangkuman/kompilasi dan penelaahan untuk mengharmonisasi rekomendasi-rekomendasi hasil pembahasan; 4.2.8. Merumuskan konsep hasil pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi, dan selanjtunya menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat. 4.3. Menyiapkan tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan. 4.3.1. Menerima disposisi dari Kepala Subdirektorat untuk melakukan menyiapkan tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan yang disepakati menjadi tanggung jawab DJPU;

- 254-4.3.2. Menugaskan dan memberi arahan kepada Pelaksana untuk menyiapkan data dan informasi serta menyiapkan konsep tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan; 4.3.3. Menyiapkan konsep tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan; 4.3.4. Membahas bersama Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi dan para Kepala Seksi konsep tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan; 4.3.5. Dalam hal diperlukan, melakukan pembahasan bersama unit/instansi terkait lainnya di dalam atau di luar lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang untuk mendapatkan masukan akhir dalam rangka penyempurnaan konsep tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan; 4.3.6. Merumuskan konsep akhir tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan; 4.3.7. Menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi konsep akhir tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan. 4.4. Melakukan analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyek-proyek yang dijamin Pemerintah. 4.4.1. Menugaskan dan memberi arahan kepada Pelaksana untuk menyiapkan bahan, data dan melakukan analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyek-proyek yang dijamin Pemerintah, sesuai dengan penugasan Kepala Subdirektorat; 4.4.2. Memeriksa analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyek-proyek yang dijamin Pemerintah; 4.4.3. Menugaskan Pelaksana untuk melakukan koordinasi dengan pihak lain untuk memperoleh data dan informasi analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyek-proyek yang dijamin Pemerintah; 4.4.4. Membahas bersama Kepala Subdirektorat dan para Kepala Seksi tentang hasil analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyek-proyek yang dijamin Pemerintah; 4.4.5. Menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan rangkuman/kompilasi dan melakukan penelaahan untuk mengharmonisasi rekomendasirekomendasi hasil pembahasan;

- 255-4.4.6. Dalam hal diperlukan, membahas bersama unit/instansi terkait lainnya di dalam atau diluar Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang tentang hasil analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyek-proyek yang dijamin Pemerintah; 4.4.7. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan rangkuman/kompilasi dan penelaahan untuk mengharmonisasi rekomendasirekomendasi hasil pembahasan; 4.4.8. Merumuskan konsep hasil analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyek-proyek yang dijamin Pemerintah, dan selanjtunya menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat. 4.5. Melakukan perhitungan dan permintaan alokasi dana penjaminan Pemerintah dalam APBN. 4.5.1. Menugaskan Pelaksana untuk mempelajari dan mengkaji seluruh data dan informasi dan melakukan perhitungan dan permintaan alokasi dana penjaminan Pemerintah dalam APBN, sesuai dengan penugasan Kepala Subdirektorat; 4.5.2. Memeriksa perhitungan dan permintaan alokasi dana penjaminan Pemerintah dalam APBN; 4.5.3. Membahas bersama Kepala Subdirektorat dan para Kepala Seksi tentang hasil awal perhitungan dan permintaan alokasi dana penjaminan Pemerintah dalam APBN; 4.5.4. Membahas bersama unit/instansi terkait lainnya di dalam atau diluar lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang tentang hasil perhitungan dan permintaan alokasi dana penjaminan Pemerintah dalam APBN; 4.5.5. Menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan rangkuman/kompilasi dan penelaahan untuk mengharmonisasi rekomendasirekomendasi hasil pembahasan; 4.5.6. Merumuskan konsep rekomendasi perhitungan dan permintaan alokasi dana penjaminan Pemerintah dalam APBN dan menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat. 4.6. Melakukan penyiapan dokumen anggaran terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi. 4.6.1. Menugaskan dan memberi arahan kepada Pelaksana untuk menyiapkan bahan dan data terkait penyiapan dokumen anggaran terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi, sesuai dengan penugasan Kepala Subdirektorat; 4.6.2. Melakukan penyiapan dokumen anggaran terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.6.3. Membahas bersama Kepala Subdirektorat tentang hasil penyiapan dokumen anggaran terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.6.4. Menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan dokumen anggaran berupa RKAKL;

- 256-4.6.5. Memeriksa dokumen anggaran berupa RKAKL; 4.6.6. Membahas bersama unit/instansi lainnya terkait penyiapan RKAKL; 4.6.7. Menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan dokumen anggaran berupa DIPA; 4.6.8. Memeriksa dokumen anggaran berupa DIPA; 4.6.9. Membahas bersama unit/instansi lainnya terkait penyaiapan DIPA; 4.6.10. Merumuskan konsep laporan pelaksanaan penyiapan dokumen anggaran terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi dan menyampaikan laporan kepada Kepala Subdirektorat. 4.7. Menyiapkan dokumen pembayaran kewajiban yang terkait pengelolaan kewajiban Kontinjensi dalam rangka penyelesaian kewajiban. 4.7.1. Menugaskan dan memberi arahan kepada Pelaksana untuk menyiapkan bahan-bahan penyelesaian kewajiban kontinjensi dan menyiapkan konsep SPM atas beban rekening Bendahara Umum Negara guna menghindarkan risiko gagal bayar dan risiko keterlambatan, sesuai dengan penugasan Kepala Subdirektorat; 4.7.2. Memeriksa konsep SPM atas beban rekening Bendahara Umum Negara guna menghindarkan risiko gagal bayar dan risiko keterlambatan; 4.7.3. Menyampaikan SPM kepada unit yang mengelola kas negara dan mengadministrasikan lebih lanjut; 4.7.4. Mengawasi pelaksanaan penyerahan dokumen SPM dan pelaksanaan transfer dana untuk penyelesaian terhadap kewajiban yang timbul dari pengelolaan kewajiban kontinjensi dengan pejabat di unit yang mengelola Kas Negara; 4.7.5. Mengawasi pencatatan pelaksanaan pembayaran kewajiban kontinjensi dan menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat. 4.8. Melakukan penyusunan akuntansi dan pelaporan terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi. 4.8.1. Menugaskan dan memberi arahan kepada Pelaksana untuk menyiapkan bahan dan data untuk menyusun akuntansi dan laporan terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi, sesuai dengan penugasan Kepala Subdirektorat; 4.8.2. Memeriksa konsep awal akuntansi dan pelaporan terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.8.3. Membahas bersama Kepala Subdirektorat dan para Kepala Seksi tentang konsep awal akuntansi dan laporan terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.8.4. Dalam hal diperlukan, membahas bersama unit/instansi terkait lainnya di dalam atau diluar lingkungan Direktorat Jenderal

- 257 - Pengelolaan Utang tentang penyusunan akuntansi dan pelaporan terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.8.5. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan rangkuman/kompilasi dan penelaahan untuk mengharmonisasi rekomendasirekomendasi hasil pembahasan; 4.8.6. Merumuskan konsep akhir akuntansi dan laporan terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi dan menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat. 4.9. Melakukan penatausahaaan dan dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi. 4.9.1. Menugaskan dan memberi arahan kepada pelaksana untuk menyiapkan sistem dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi, sesuai dengan penugasan Kepala Subdirektorat; 4.9.2. Memeriksa sistem dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi dari pelaksana; 4.9.3. Membahas bersama Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi dan para Kepala Seksi tentang sistem dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.9.4. Merumuskan sistem dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.9.5. Menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi sistem dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.9.6. Menugaskan Pelaksana melakukan dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.9.7. Mengawasi pelaksanaan dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi dan melaporkan kepada Kepala Subdirektorat Kewajiban. 4.10. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan hubungan dengan pihak terkait dalam rangka pengelolaan kewajiban kontinjensi. 4.10.1. Menugaskan dan memberi arahan kepada Pelaksana untuk melaksanakan koordinasi dan pembinaan hubungan dengan pihak terkait dalam rangka pengelolaan kewajiban kontinjensi, sesuai bidangnya berdasarkan penugasan Kepala Subdirektorat; 4.10.2. Membahas bersama Kepala Subdirektorat dan para Kepala Seksi tentang koordinasi dan pembinaan hubungan dengan pihak terkait dalam rangka pengelolaan kewajiban kontinjensi agar mudah mendapatkan data dan informasi serta hal lainnya dalam rangka pengelolaan kewajiban kontinjensi; 4.10.3. Bersama Kepala Subdirektorat sesuai bidang tugasnya menghadiri undangan rapat dengan pihak lain dalam rangka melaksanakan koordinasi dan pembinaan hubungan dengan pihak terkait dalam rangka pengelolaan kewajiban kontinjensi;

- 258-4.10.4. Menyampaikan laporan kepada Kepala Subdirektorat terkait pelaksanaan koordinasi dan pembinaan hubungan dengan pihak terkait dalam rangka pengelolaan kewajiban kontinjensi. 4.11. Menyusun tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional. 4.11.1. Menerima disposisi dari Kepala Subdirektorat untuk menyusun tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional; 4.11.2. Menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan bahan masukan tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP); 4.11.3. Memeriksa bahan masukan awal tanggapan atas LHP dengan para Kepala Seksi; 4.11.4. Membahas bahan masukan awal tanggapan atas LHP dengan Kepala Subdirektorat dan para Kepala Seksi; 4.11.5. Merumuskan bahan masukan tanggapan atas LHP sesuai hasil pembahasan, dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat. 4.12. Memberikan bahan masukan jawaban/tanggapan pemerintah atas pertanyaan Dewan Perwakilan Rakyat. 4.12.1. Menerima disposisi dari Kepala Subdirektorat untuk menyusun tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional; 4.12.2. Menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan bahan masukan awal jawaban pemerintah atas pertanyaan DPR; 4.12.3. Memeriksa bahan masukan awal jawaban pemerintah atas pertanyaan DPR; 4.12.4. Membahas bahan masukan awal jawaban pemerintah atas pertanyaan DPR bersama Kepala Sudirektorat dan para Kepala Seksi; 4.12.5. Merumuskan bahan masukan jawaban pemerintah atas pertanyaan DPR sesuai hasil pembahasan, dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Sudirektorat. 4.13. Menyiapkan konsep bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat terkait Pemantauan Kewajiban Kontinjensi dan Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi. 4.13.1. Menerima dan mempelajari disposisi dari Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi untuk mempersiapkan penyusunan konsep bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat terkait pemantauan kewajiban kontinjensi;

- 259-4.13.2. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan data dan informasi yang akan digunakan dalam kegiatan penyusunan konsep bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat terkait pemantauan kewajiban kontinjensi; 4.13.3. Menyusun konsep bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat terkait pemantauan kewajiban kontinjensi; 4.13.4. Menerima bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat dari Seksi Risiko Kewajiban Kontinjensi dan Seksi Peraturan dan Perjanjian Kewajiban Kontinjensi; 4.13.5. Menugaskan pelaksana untuk mengkompilasi dan mengharmonisasi bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat dan mempersiapkan bahan pembahasan untuk internal Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi; 4.13.6. Melakukan pembahasan dengan Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi dan para Kepala Seksi serta Pelaksana di internal Subdirektorat Kewajiban kontinjensi. 4.13.7. Menugaskan Pelaksana untuk menyusun konsep bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat; 4.13.8. Meneliti, mengoreksi, dan menyampaikan konsep bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat kepada Kepala Subdirektorat. 4.14. Menyiapkan konsep bahan masukan pemetaan profil risiko dan monitoring risiko Subdirektorat terkait risiko kewajiban kontinjensi. 4.14.1. Menerima dan mempelajari disposisi dari Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi untuk mempersiapkan penyusunan konsep bahan masukan pemetaan profil risiko dan monitoring risiko Subdirektorat terkait risiko kewajiban kontinjensi; 4.14.2. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan data dan informasi yang akan digunakan dalam kegiatan penyusunan konsep bahan masukan pemetaan profil risiko dan monitoring risiko Subdirektorat terkait risiko kewajiban kontinjensi; 4.14.3. Menyusun konsep bahan masukan pemetaan profil risiko dan monitoring risiko Subdirektorat terkait risiko kewajiban kontinjensi; 4.14.4. Meneliti, mengoreksi, dan menyampaikan konsep bahan masukan pemetaan profil risiko dan monitoring risiko Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi kepada Kepala Seksi Risiko Kewajiban Kontinjensi.

- 260-4.15. Menyiapkan konsep bahan masukan rancangan prosedur operasi standar Subdirektorat. 4.15.1. Menerima dan mempelajari disposisi dari Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi untuk mempersiapkan penyusunan konsep bahan masukan rancangan prosedur operasi standar Subdirektorat terkait risiko kewajiban kontinjensi; 4.15.2. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan data dan informasi yang akan digunakan dalam kegiatan penyusunan konsep bahan masukan rancangan prosedur operasi standar Subdirektorat terkait risiko kewajiban kontinjensi; 4.15.3. Menyusun konsep bahan masukan rancangan prosedur operasi standar subdirektorat terkait risiko kewajiban kontinjensi; 4.15.4. Meneliti, mengoreksi, dan menyampaikan konsep bahan masukan rancangan prosedur operasi standar Subdirektorat kepada Kepala Subdirektorat. 4.16. Membina para Pegawai pada Seksi Pemantauan Kewajiban Kontinjensi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja. 4.16.1. Memberi nasehat, menegakkan dan meningkatkan disiplin bawahan; 4.16.2. Memberikan kesempatan bawahan untuk mengembangkan diri; 4.16.3. Memberikan penilaian atas pelaksanaan pekerjaan bawahan. 5. BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN : 5.1. Disposisi dari Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi; 5.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan asumsi-asumsinya; 5.3. RAPBN, APBN dan APBNP; 5.4. Data Realisasi APBN dan APBNP; 5.5. Data base tentang Utang (termasuk data lender, skema utang,dll) 5.6. Laporan Statistik Utang; 5.7. Hasil Kesepakatan dengan DPR; 5.8. DIPA dan realisasi DIPA; 5.9. Rencana Kerja Direktorat Strategi dan Portofolio Utang; 5.10. Rencana Kerja Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi; 5.11. Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah; 5.12. Debt Strategy; 5.13. Alokasi SBN, SBSN, kewajiban kontinjensi dan Pinjaman dalam RAPBN dan APBN; 5.14. Dokumen perjanjian, antara lain : 5.14.1. Surat Jaminan Pemerintah; 5.14.2. Loan agreement, termasuk SLA-nya; 5.14.3. Perjanjian kerjasama; 5.14.4. Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa. 5.15. Peraturan-peraturan:

- 261-5.16. Keputusan rapat DPR yang mengikat; 5.17. Log book kegiatan pengelolaan utang; 5.18. Laporan Keuangan dari pihak yang menimbulkan kewajiban kontinjensi; 5.19. Data dan informasi tentang subyek dan obyek yang dijamin Pemerintah; 5.20. Masukan dari konsultan dan nara sumber; 5.21. Data dan informasi dari pelaku pasar; 5.22. Hasil kajian dari lembaga riset maupun akademisi berupa jurnal/paper akademis; 5.23. Kesepakatan dan keputusan rapat teknis; 5.24. Surat dari instansi terkait; 5.25. LHP dari instansi pemeriksa; 5.26. Pertanyaan DPR; 5.27. Konsep surat dan nota dinas yang disiapkan bawahan; 5.28. Laporan hasil pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi; 5.29. Data dan informasi pasar keuangan (Bloomberg, IMQ, dll) tentang tingkat suku bunga, tingkat kurs, harga pasar dan volume perdagangan obligasi, serta informasi keuangan lainnya; 5.30. Informasi dari unit lain di lingkungan Departemen Keuangan, Kementerian/Lembaga lain, internet dan informasi dari media massa. 6. ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN : 6.1. Undang-undang tentang APBN; 6.2. Undang-undang tentang Perbankan; 6.3. Undang-undang tentang Lembaga Penjamin Simpanan; 6.4. Undang-undang tentang BUMN; 6.5. Undang-undang tentang Bank Indonesia; 6.6. Undang-undang tentang Perseroan Terbatas; 6.7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 6.8. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 6.9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang SUN; 6.10. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN; 6.11. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur; 6.12. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; 6.13. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2006 tentang Pemberian Jaminan Pemerintah Untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara; 6.14. Peraturan Presiden nomor 91 tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2006; 6.15. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan Dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum;

- 262-6.16. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penugasan Kepada Perusahaan Listrik Negara (Persero) Untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara, Dan Gas; 6.17. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; 6.18. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur; 6.19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.01/2008 tentang Persyaratan Dan Pelaksanaan Pemberian Jaminan Pemerintah Untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Batubara; Peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan APBN; 6.20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2009 tentang Tatacara Pelaksanaan Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum; 6.21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.01/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha; 6.22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.01/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010 2014; 6.23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 138/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PM.01/2006; 6.24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.01/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PM.01/2007; 6.25. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) di Lingkungan Departemen Keuangan); 6.26. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.01/2010 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan; 6.27. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; 6.28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2008 Pedoman Penetapan, Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan Peringkat bagi Pemangku Jabatan Pelaksana di Lingkungan Departemen Keuangan; 6.29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan; 6.30. Peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan tugas, pokok dan fungsi Subdirektorat kewajiban kontinjensi; 6.31. Peraturan perundang-undangan mengenai SBN, SBSN dan Pinjaman; 6.32. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pasar keuangan; 6.33. SOP Pengelolaan Utang terkait dengan pengelolaan kewajiban kontinjensi;

- 263-6.34. Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; 6.35. Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; 6.36. Uraian Jabatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; 6.37. Peraturan /Surat Edaran Direktur Jenderal Pengelolaan Utang; 6.38. Debt analysis tools (software) untuk kajian kewajiban kontinjensi. 7. HASIL KERJA : 7.1. Bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat; 7.2. Konsep hasil pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi; 7.3. Konsep akhir tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan; 7.4. Konsep hasil analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyekproyek yang dijamin Pemerintah; 7.5. Konsep rekomendasi perhitungan dan permintaan alokasi dana penjaminan Pemerintah dalam APBN; 7.6. Konsep laporan pelaksanaan penyiapan dokumen anggaran terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 7.7. Dokumen pembayaran kewajiban yang terkait pengelolaan kewajiban Kontinjensi dalam rangka penyelesaian kewajiban; 7.8. Konsep Akhir akuntansi dan laporan terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 7.9. Dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 7.10. Laporan terkait pelaksanaan koordinasi dan pembinaan hubungan dengan pihak terkait; 7.11. Tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional; 7.12. Bahan masukan jawaban/tanggapan pemerintah atas pertanyaan Dewan Perwakilan Rakyat; 7.13. Konsep bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat dan yang terkait dengan pematauan kewajiban kontinjensi; 7.14. Konsep bahan masukan pemetaan profil risiko dan monitoring risiko Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi; 7.15. Konsep bahan masukan rancangan prosedur operasi standar Subdirektorat; 7.16. Penegakkan dan peningkatan disiplin bawahan; 7.17. Pengembangan diri bawahan; 7.18. Hasil penilaian atas pekerjaan bawahan.

- 264-8. WEWENANG : 8.1. Mengajukan usul, saran, pendapat, jawaban, dan rekomendasi kepada Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi; 8.2. Mengkoreksi dan memaraf surat Subdirektorat; 8.3. Meminta dan memberikan data terkait pelaksanaan tugas Subdirektorat; 8.4. Mengajukan bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat; 8.5. Mengajukan konsep hasil pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi; 8.6. Mengajukan konsep akhir tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan; 8.7. Mengajukan konsep hasil analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyek-proyek yang dijamin Pemerintah; 8.8. Mengajukan konsep rekomendasi perhitungan dan permintaan alokasi dana penjaminan Pemerintah dalam APBN; 8.9. Mengajukan konsep laporan pelaksanaan penyiapan dokumen anggaran terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 8.10. Menyampaikan dokumen pembayaran kewajiban yang terkait pengelolaan kewajiban Kontinjensi dalam rangka penyelesaian kewajiban; 8.11. Mengajukan konsep Akhir akuntansi dan laporan terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 8.12. Menyediakan dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 8.13. Mengajukan laporan terkait pelaksanaan koordinasi dan pembinaan hubungan dengan pihak terkait; 8.14. Mengajukan konsep tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional; 8.15. Mengajukan bahan masukan jawaban/tanggapan pemerintah atas pertanyaan Dewan Perwakilan Rakyat; 8.16. Mengajukan konsep bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat dan yang terkait dengan pematauan kewajiban kontinjensi; 8.17. Mengajukan konsep bahan masukan pemetaan profil risiko dan monitoring risiko Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi; 8.18. Mengajukan konsep bahan masukan rancangan prosedur operasi standar Subdirektorat; 8.19. Penegakkan dan peningkatan disiplin bawahan; 8.20. Pengembangan diri bawahan; 8.21. Hasil penilaian atas pekerjaan bawahan. 9. TANGGUNG JAWAB : 9.1. Kebenaran Substansi usul, saran, pendapat, jawaban, dan rekomendasi kepada Kepala Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi, serta pihak lain yang berkompeten; 9.2. Kebenaran Substansi surat Subdirektorat;

- 265-9.3. Kebenaran bahan masukan terkait Rencana Strategis, Roadmap, Rencana Kerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja dan Anggaran Subdirektorat; 9.4. Kebenaran konsep hasil pemantauan pelaksanaan kebijakan yang menimbulkan kewajiban kontinjensi 9.5. Kebenaran konsep akhir tanggapan/masukan/rekomendasi pengelolaan transaksi dan mitigasi risiko terkait transaksi kewajiban kontinjensi dari sisi pemantauan; 9.6. Kebenaran konsep hasil analisis dan mitigasi risiko gagal bayar terhadap proyek-proyek yang dijamin Pemerintah; 9.7. Kebenaran konsep rekomendasi perhitungan dan permintaan alokasi dana penjaminan Pemerintah dalam APBN; 9.8. Kebenaran konsep laporan pelaksanaan penyiapan dokumen anggaran terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 9.9. Menyampaikan dokumen pembayaran kewajiban yang terkait pengelolaan kewajiban Kontinjensi dalam rangka penyelesaian kewajiban; 9.10. Kebenaran konsep Akhir akuntansi dan laporan terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 9.11. Menyediakan dokumentasi terkait pengelolaan kewajiban kontinjensi; 9.12. Kebenaran laporan terkait pelaksanaan koordinasi dan pembinaan hubungan dengan pihak terkait; 9.13. Kebenaran konsep tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional; 9.14. Kebenaran bahan masukan jawaban/tanggapan pemerintah atas pertanyaan Dewan Perwakilan Rakyat; 9.15. Kebenaran konsep bahan masukan evaluasi kinerja meliputi antara lain laporan capaian IKU, ABK, dan LAKIP Subdirektorat dan yang terkait dengan pematauan kewajiban kontinjensi; 9.16. Kebenaran konsep bahan masukan pemetaan profil risiko dan monitoring risiko Subdirektorat Kewajiban Kontinjensi; 9.17. Menjaga kerahasiaan pelaksanaan tugas; 9.18. Melakukan penilaian kinerja bawahan; 9.19. Melakukan evaluasi kinerja bawahan; 9.20. Menegakkan disiplin bawahan; 9.21. Memberikan penghargaan atau mengusulkan penjatuhan hukuman disiplin kepada pegawai bawahan yang melanggar ketentuan; 9.22. Membina dan memberikan pengarahan pelaksanaan tugas. 10. DIMENSI JABATAN: 10.1. Dimensi Finansial Jumlah Outstanding Penjaminan Kewajiban Kontinjensi Pemerintah dan jumlah klaim penjaminan yang dibayarkan pada setiap tahunnya. Total penjaminan yang outstanding per Desember 2010 adalah sebesar Rp 36.698,97 Miliar.

- 266-10.2. Dimensi Non Finansial 10.2.1. Penerbitan Jaminan Pemerintah Penjaminan infrastruktur dalam proyek kerjasama Pemerintah dengan badan usaha yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur. 10.2.2. Penerbitan laporan monitoring atas proyek yang dijamin Pemerintah, 10.2.2.1. Jaminan Pemerintah untuk percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara (proyek 10.000MW tahap I); 10.2.2.2. Jaminan Pemerintah dalam rangka percepatan penyediaan air minum; 10.2.2.3. Jaminan Pemerintah untuk percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan, batubara dan gas (proyek 10.000 MW tahap II); 10.2.2.4. Penjaminan infrastruktur dalam proyek kerjasama Pemerintah dengan badan usaha yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur. 10.2.3. Penyelesaian tanggapan terkait kebijakan pengelolaan kewajiban kontinjensi, 10.2.3.1. Pengelolaan dana cadangan kontijensi dalam rekening khusus; 10.2.3.2. Pemberian Pinjaman Pemerintah pada PT. PLN (Persero) dalam RAPBN-P 2010; 10.2.3.3. Review Kontraktor EPC dan Pemasok batubara dalam Proyek 10.000 MW Tahap I. 11. HUBUNGAN KERJA : 11.1. Direktur Jenderal dan Direktur dalam hal menerima tugas, pengarahan dan mengajukan usul, saran dan pendapat mengenai pelaksanaan tugas; 11.2. Sekretaris Direktorat Jenderal dalam hal koordinasi ke unit-unit instansi di luar Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; 11.3. Para Direktur dalam hal koordinasi ke unit-unit instansi di dalam lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; 11.4. Para Kepala Subdirektorat di lingkungan Direktorat Strategi dan Portofolio Utang dalam hal pelaksanaan tugas penyusunan rekomendasi strategi; 11.5. Dewan Perwakilan Rakyat dalam hal, tambahan utang bersih, target pembiayaan APBN melalui utang dan pagu pembayaran biaya utang; 11.6. Badan Pemeriksa Keuangan dalam hal pemeriksaan pertanggungjawaban pengelolaan utang, dan kinerja pengelolaan utang;

- 267-11.7. Para pejabat Bank Indonesia dalam koordinasi kebijakan moneter dan neraca pembayaran, penatausahaan dan infrastruktur utang, serta kebijakan mengenai penanganan terhadap bank bermasalah; 11.8. Para pejabat Lembaga Penjamin Simpanan dalam koordinasi kebijakan penjaminan simpanan, kebijakan mengenai penanganan terhadap bank bermasalah, dan modal Lembaga Penjamin Simpanan; 11.9. Para pejabat Kantor Menteri Negara BUMN dalam koordinasi kebijakan pemberian jaminan Pemerintah terhadap kewajiban BUMN; 11.10. Para pejabat Kementerian Koordinator Perekonomian dalam hal harmonisasi kebijakan/strategi ekonomi dan keuangan; 11.11. Para pejabat Bappenas dalam hal harmonisasi kebijakan/strategi perencanaan pembangunan nasional; 11.12. Para pejabat Ditjen Anggaran dalam hal penetapan pagu alokasi, penyusunan dan monitoring APBN; 11.13. Para pejabat Ditjen Perbendaharaan dalam hal penyusunan peraturan operasional pengelolaan utang; 11.14. Para pejabat Bapepam dan Lembaga Keuangan dalam hal pemberian rekomendasi/kebijakan jaring pengaman sektor keuangan; 11.15. Para pejabat Badan Kebijakan Fiskal dalam hal kebijakan dan risiko fiskal; 11.16. Para pejabat Ditjen Pajak dalam hal peraturan perpajakan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan utang; 11.17. Para pejabat Biro Hukum Departemen Keuangan dalam hal pemberian rekomendasi yang berkaitan dengan masalah hukum dan peraturan pelaksanaan; 11.18. Para pejabat Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan dalam hal harmonisasi kebijakan di bidang pengelolaan utang dan penjaminan; 11.19. Para pejabat Departemen Hukum dan HAM dan Sekretariat Kabinet dalam penyusunan peraturan perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan utang dan penjaminan; 11.20. Para pejabat dari Kementerian/Lembaga yang berkaitan dengan kegiatan pemberian jaminan Pemerintah; 11.21. Para lembaga dan negara kreditor/donor dalam hal pemberian rekomendasi yang berkaitan dengan analisis kelayakan pembiayaan; 11.22. Para pelaku pasar/investor dan market analyst dalam hal pertukaran informasi yang berkaitan dengan kondisi pasar dan penerapan kebijakan pengelolaan utang; 11.23. Konsultan dan nara sumber, dalam hal konsultasi/masukan dalam penyusunan kebijakan kewajiban kontinjensi.

- 268-12. MASALAH DAN TANTANGAN JABATAN : Sifat kewajiban kontinjensi dan klaim penjaminan yang dapat terjadi sewaktuwaktu maka diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam pelaksanan tugas, koodinasi yang kuat dan solid dengan unit pelaksana transaksi, ketersediaan infrastruktur yang optimal, data dan informasi terkait kewajiban kontinjensi yang up to date, sumber daya manusia dengan kompetensi yang memadai serta peraturan yang mendukung pengelolaan kontinjensi. 13. RISIKO JABATAN : Tidak ada.

- 269-14. SYARAT JABATAN : 14.1. Pangkat/Golongan : Penata (III/c) 14.2. Pendidikan formal : Strata 1 14.3. Diklat/Kursus : Diklatpim Tk. IV 14.4. Syarat lainnya : 14.4.1. Menguasai bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan; 14.4.2. Mampu mengoperasikan komputer; 14.4.3. Menguasai permasalahan, prosedur, dan pelaksanaan kewajiban kontinjensi; 14.4.4. Memahami peraturan yang berkaitan dengan kewajiban kontinjensi; 14.4.5. Memahami peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan utang; 14.4.6. Memahami mekanisme dan karakteristik setiap kewajiban kontinjensi; 14.4.7. Memahami mekanisme APBN; 14.4.8. Memahami pasar keuangan; 14.4.9. Pernah mengikuti training atau kursus tentang debt management; 14.4.10. Memahami SOP; 14.4.11. Memahami Kode Etik Pegawai DJPU; 14.4.12. Standar Kompetensi: 14.4.12.1. In-Depth Problem Solving & Analysis (2); 14.4.12.2. Planning and Organizing (2); 14.4.12.3. Continuous Improvement (2); 14.4.12.4. Policies, Processes & Procedures (2); 14.4.12.5. Stakeholder Service (3); 14.4.12.6. Integrity (3); 14.4.12.7. Team Leadership (2); 14.4.12.8. Organizational Savy (2); 14.4.12.9. Relationship Management (2).

- 270-15. KEDUDUKAN JABATAN : KEPALA SUBDIREKTORAT KEWAJIBAN KONTINJENSI KEPALA SEKSI RISIKO KEWAJIBAN KONTINJENSI KEPALA SEKSI PEMANTAUAN KEWAJIBAN KONTINJENSI KEPALA SEKSI PERATURAN DAN PERJANJIAN KEWAJIBAN KONTINJENSI Analis Kewajiban Kontinjensi Senior Analis Kewajiban Kontinjensi Junior Pemroses Data Kewajiban Kontinjensi Senior Pemoroses Data Kewajiban Kontinjensi Junior Penyaji Data Kewajiban Kontinjensi Senior Penyaji Data Kewajiban Kontinjensi Junior Penata Usaha Data Kewajiban Kontinjensi Senior