Rina Yulianti, Eko Setyadi Kurniawan, Sriyono

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Spontaneous Group Discussion

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

Kata kunci: Efektivitas, keterampilan proses, pendekatan induktif, sikap ilmiah

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

Pengaruh Pemilihan Jurusan dan Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan Intelektual Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Salaman Tahun Pelajaran 2014/2015

PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

Radiasi Vol.5 No.1.September2014

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

Eutik Mulyati dan Guntarsih ABSTRAK

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 803

Nurazizah *), Rahima **), Dewi Estetikasari **)

Pengembangan Buletin Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Melingkar Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015

Atina Nur Faizah, Eko Setyadi Kurniawan, Nurhidayati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MA. HIDAYATUSSIBYAN NW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

Dewi Ayu Kusumaningtias, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH:

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

PENERAPAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENDINGIN DI SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

JKPM, VOLUME 3 NOMOR 1, APRIL 2016 ISSN:

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Mohammad Ulil Absor Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KELAS IV PADA MATERI HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN DENGAN KEGUNAANNYA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

ARTIKEL PENELITIAN OLEH : ARIZKI PUTRI ANGGRAHENI NPM :

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 Tinambung

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

EFEKTIVITAS PEMBERIAN APERSEPSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GAYA SMP NEGERI 13 PURWOREJO

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

Neng Siti Nur Afifah., Edi Hernawan, Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd. ABSTRACT

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGITHINK-PAIR SHARE DI MI MA ARIF SAMBENG BOROBUDUR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

KOMPARASI METODE TALKING STICK

PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MA. MAZRO ILLAH LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA Negeri 8 Bengkulu

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

STUDI PERBANDINGAN ANTARA STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN EKSPOSITORI TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

Kata Kunci : Make A Match, Ekspositori, Hasil Belajar Kognitif, Ilmu Pengetahuan Alam.

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi

Inge Ratna Dwi Alitalya, Puger Honggowiyono. Kata-kata kunci: Numbered Head Together (NHT), CTL, NHT berbasis CTL

SKRIPSI OLEH : VICKA AYU KRISTIANINGTYAS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Peningkatan Berpikir Kritis Melalui Strategi Aktif Tipe Prediction Guide (Tebak Pelajaran) Pada Siswa SMP N 25 Purworejo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

Transkripsi:

Efektivitas Model Pembelajaran ROPES dengan Model Pembelajaran AIR terhadap Kemandirian dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Binangun Tahun Pelajaran 2014/2015 Rina Yulianti, Eko Setyadi Kurniawan, Sriyono Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Jl. K.H.A Dahlan 3 Purworejo Telp. 0275-321494 Email: rinayulianti921@gmail.com Intisari-Telah dilakukan penelitian guna mengetahui efektivitas model pembelajaran ROPES dengan model pembelajaran AIR terhadap kemandirian dan hasil belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Binangun. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA yang berjumlah 94 siswa dari 3 kelas. Sampel penelitian berjumlah 63 siswa dari 2 kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes, angket dan observasi awal. Uji hipotesis data menggunakan analisis One-Way Anava dengan taraf signifikansi 5%. 1) Uji One-Way efektivitas model pembelajaran diperoleh F hitung = 4,839 > F tabel = 4,00 dengan skor rerata respon 3,12, sehingga terdapat perbedaan efektivitas model dan pembelajaran ROPES lebih efektif dibanding dengan AIR. 2) hasil data kemandirian diperoleh skor rerata dari kelompok eksperimen I dan eksperimen II sebesar 2,87 < 2,89, jadi terdapat perbedaan efektivitas dan kelompok eksperimen II dengan model pembelajaran ROPES lebih efektif. 3) pengujian hasil belajar diperoleh nilai F hitung = 4,701 > F tabel = 4,00 dengan skor rerata post test kelompok eksperimen I dan eksperimen II sebesar 67,19 < 74,35, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum terdapat perbedaan antara model pembelajaran ROPES dengan model pembelajaran AIR terhadap kemandirian dan hasil belajar fisika dan model ROPES lebih efektif dibanding AIR. Kata kunci: Hasil belajar, kemandirian, ROPES, AIR. I. PENDAHULUAN Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat menghasilkan suatu peserta didik yang berdaya saing tinggi dan juga dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Fisika sebagai salah satu ilmu dalam bidang sains merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari benda mati dan mengkaji gejala-gejala yang terjadi di alam. Pembelajaran fisika tidak hanya melalui pendekatan matematis, tetapi siswa juga di tuntut untuk dapat memahami konsep yang terkadung di dalam pembelajaran. Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. Sekolah sebagai pendidikan formal terdapat kegiatan belajar mengajar dimana terjadi interaksi antar guru dan siswa. Seorang guru yang secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran memegang peran penting dalam menentukan hasil belajar yang dicapai siswanya. Selain itu hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor kesehatan, faktor minat, faktor bakat, faktor motivasi, faktor perhatian, faktor kematangan, tingkat intelegensi, cara belajar dan faktor kesiapan. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor keluarga, faktor sekolah, model pembelajaran, faktor masyarakat dan faktor lingkungan. Pembelajaran fisika hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas berupa pekerjaan yang harus diselesaikan atau masalah-masalah yang harus dipecahkan atas dasar kemampuan siswa sendiri, maka guru hendaknya memberi tugas individu disamping tugas kelompok. Siswa dituntut untuk lebih kreatif, termotivasi untuk mengembangkan aktivitas belajaranya sendiri, dapat mengeksplorasi berbagai pengalaman baru, dan mampu membangun kemandirian belajar. Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Sukar selaku guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Binangun diperoleh informasi bahwa pembelajaran fisika yang dilakukan selama ini didominasi dengan menggunakan metode ceramah yang dipadukan dengan discovery. Faktor lain Radiasi Vol 7 No 1 September 2015 21

yang kuat mempengaruhi proses pembelajaran masih kurang sesuai dalam sarana dan prasarana pembelajaran. Sementara itu kerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah turut mempengaruhi kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan soal fisika. Faktorfaktor tersebut menyebabkan materi yang di sampaikan guru tidak sepenuhnya terserap oleh siswa sehingga hasil belajarnya kurang maksimal. Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik melakukan penelitian guna membandingkan penggunaan model pembelajaran ROPES dengan model pembelajaran AIR sehingga dari perbandingan penggunaan kedua model tersebut, akhirnya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan kemandirian dan hasil belajar fisika. II. LANDASAN TEORI Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang benyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan, perubahan dalam arti belajar [1]. Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Sedangkan pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya[2]. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi ide, ketrampilan, dan cara berpikir [3]. Model pembelajaran ROPES yang merupakan singkatan dari Review (tinjauan), Overview (ikhtisar), Presentation (presentasi), Exercise (latihan) and summary (kesimpulan). Kelima kepanjangan dari ROPES ini sekaligus menjadi tahap atau langkah yang disusun secara sistematik untuk menerapkan suatu proses pembelajaran [4]. Model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) salah satu model pembelajaran kooperatif (kelompok) yang menekankan pada tiga aspek, Auditiory berarti belajar dengan bermakna bahwa belajar haruslah melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Intellectually berarti belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Repetition berarti pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahamaa lebih mendalam dan lebih luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, dan kuis [5]. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran AIR yaitu: 1) melaksanakan diskusi kelas, 2) meminta siswa untuk persentasi atau membaca teks dengan keras, 3) melaksanakan belajar kelompok, 4) guru mengajak siswa terlibat dalam aktivitas memecahkan masalah, menganalisis pengalaman, mencari dan menyaring informasi, merumuskan pertanyaan, 5) pemberian tugas atau kuis secara individu [6]. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Hasil belajar mencakup kemapuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. hasil belajar adalah hasil yang diperoleh melalui perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. [3]. Kemandirian menunjukkan adanya kepercayaan akan kemampuan diri untuk menyelesaikan masalahnya tanpa bantan khusus dari orang lain dan keengganan untuk di kontrol orang lain. Individu yang mandiri sebagai individu yang dapat berdiri sendiri,dapat menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapinya, mampu mengambil keputusan sendiri, mempunyai inisiatif dan kreatif, tanpa mengabaikan ligkungan dimana ia berada [7]. III. METODE P ENELITIAN Penelitian ini berbentuk penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Eksperimen semu adalah eksperimen semu dimana penelitian menggunakan rancangan Radiasi Vol 7 No 1 September 2015 22

penelitian yang tidak dapat mengontrol secara penuh terhadap ciri-ciri dan karakteristik sampel yang diteliti, tetapi cenderung menggunakan rancangan yang mungkinkan pada pengontrolan dengan situasi yang ada atau yang terjadi [8]. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling purposive. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA 1 dengan jumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen I, dan X MIPA 3 dengan jumlah 31 siswa sebagai kelas eksperimen II. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian A. Kemandirian Belajar Siswa Data hasil kemandirian siswa terdapat 4 aspek yaitu aspek semangat belajar dengan rerata 74,96, aspek berani dan inisiatif dengan rerata 69,03, aspek percaya diri dengan rerata 69,45, aspek bertanggung jawab dengan rerata 74,90. Dari data tersebut didapat data keseluruhan dengan rerata presentase kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu 71,18 dan 72,37. Berikut diagram kemandirian disajikan pada Gambar 1. Gambar 2. Diagram Respon Siswa C. Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa diperoleh dari data pre test dan post test. Rerata pre test dari kelas eksperimen I dan eksperimen II sebesar 52,81 dan 45,65. Pada rerata post test kelas eksperimen I dan eksperimen II sebesar 67,19 dan 74,35. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa kelas eksperimen II setelah mendapat perlakuan memperoleh hasil yang lebih baik dibanding kelas eksperimen I. Berikut diagram hasil belajar siswa disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Siswa Gambar 1. Diagram kemandirian siswa B. Respon Siswa Data hasil respon siswa terdapat 4 aspek, aspek motovasi dengan rerata 97,63, aspek efektif dengan rerata 51,33, aspek kreatif dengan rerata 52,78, aspek menyenangkan dengan rerata 51,47. Berdasarkan data tersebut didapat data keseluruhan dengan rerata presentase kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu 62,17 dan 64,45. Berikut diagram kemandirian disajikan pada Gambar 2. D. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan pembelajaran dengan Model Pembelajaran ROPES dan Model Pembelajaran AIR diamati oleh dua observer. Nilai hasil penilaian observer kemudian dicari reratanya dan dianalisis untuk menentukan hasil penilaian. Data hasil keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua di kelas eksperimen II rerata diperoleh sebesar 3,45 dan 3,35 atau dalam persentase sebesar 95,2% dan 95,05% dikategorikan sangat baik. Hasil rerata pertemuan pertama dan kedua di kelas eksperimen I diperoleh sebesar 3,55 dan 3,65 atau dalam persentase sebesar 93,02% dan 95,5% dikategorikan sangat baik. Berikut diagram hasil keterlaksanaan pembelajaran disajikan pada Gambar 4. Radiasi Vol 7 No 1 September 2015 23

Gambar 4. Diagram Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Pembahasan Berdasarkan tujuan penelitian yaitu efektivitas model pembelajaran ROPES dengan model pembelajaran AIR terhadap kemandirian dan hasil belajar fisika. Efektivitas model pembelajaran dapat dilihat dari tiga komponen yaitu input, proses dan output. Input dalam penelitian ini yaitu kesiapan guru sebelum proses pembelajaran, guru sebelumnya mempersiapkan RPP dan lembar keterlaksanaan pembelajaran yang hendak digunakan. Input selanjutnya yaitu persiapan siswa. Siswa dalam kelas eksperimen I terdiri dari 32 siswa dan pada kelas eksperimen II terdiri dari 31 siswa. Sebelum pembelajaran dimulai siswa mempersiapkan alat tulis dan buku-buku yang menunjang pembelajran fisika pada sub bab mata dan mikroskop. Aspek selanjutnya untuk melihat efektivitas model pembelajaran yaitu melalui proses. Proses ini guru mengajar dan siswa belajar. Guru melakukan tugasnya dengan baik, selain itu dalam proses pembelajaran guru juga memberikan motivasi untuk menunjang kemandirian dan belajar siswa. Efektivitas dalam proses pembelajaran ini dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran dan respon siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan. Aspek yang ketiga yaitu untuk melihat efektivitas model pembelajaran melalui aspek output. Output yang dimaksud disini yaitu hasil yang dicapai dari proses pembelajaran. Sehigga dari penelitian ini yang merupakan output adalah kemandirian dan hasil belajar. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa Terdapat perbedaan antara model pembelajaran ROPES dengam model pembelajaran AIR dengan nilai F hitung sebesar 4,839 dengan skor respon rerata terhadap model pembelajaran sebesar 3,01 < 3,12 untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Selain itu terdapat perbedaan juga antara kemandirian dan hasil belajar fisika dengan skor rerata kemandirian untuk kelas eksperimen I dan eksperimen II sebesar 2,87 < 2,89. Nilai F hitung hasil belajar post test sebesar 4,701 dengan nilai F tabel diperoleh dari df 1= 2 1= 1, df 2 = 63 2 = 61, maka nilai F tabel sebesar 4,000. Skor rerata hasil belajar post test untuk kelas ekperimen I dan eksperimen II 67,19 < 74,35. Berdasarkan hasil dari kesimpulan dapat diketahui bahwa kelas yang menggunakan model pembelajaran ROPES lebih efektif dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran AIR. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada SMA Negeri 1 Binangun sebagai tempat penelitian. PUSTAKA Buku [1] Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. [2] Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. [3] Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [4] Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. [5] Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. [7] Nurhayati, Eti. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [8] Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Radiasi Vol 7 No 1 September 2015 24

Skripsi [6] Hamzah, Nur. 2014. Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Purworejo. Jurnal Radiasi. No.1 Vol.4. Hal 26. Radiasi Vol 7 No 1 September 2015 25