PERBEDAAN IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

HUBUNGAN LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 6-12 BULAN

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN


ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

(The Differences of Mother s Role in Stimulating Preschooler s Development on Working and Not Working Mothers at Puskesmas Banyu Urip Surabaya)

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

ABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 12 BULAN DI RW 04 DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN SIDOARJO. *Ayun Nif ah, **Firdaus

TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU MEMBERIKAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK YANG DIASUH ORANGTUA DAN YANG DIASUH DI TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA)

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA DI BAWAH ASUHAN KELUARGA DAN TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) DI PONDOK PESANTREN ASSALAAM SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI PADA BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD USWATUN KHASANAH SLEMAN YOGYAKARTA

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PERBEDAAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGIKUTI PAUD DAN TIDAK MENGIKUTI PAUD KARYA TULIS ILMIAH

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

TUMBUH KEMBANG BAYI 0-6 BULAN MENURUT STATUS ASI DI PUSKESMAS TELAGA BIRU PONTIANAK

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

Jesicca Omega Tarabit Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DENGAN RIWAYAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENYUSUI DENGAN PELAKSANAAN TEKNIK MENYUSUI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

HUBUNGAN KEMAMPUAN PEMBERIAN STIMULASI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH ABSTRAK

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER


HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

Transkripsi:

PERBEDAAN IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Tita Restu Yuliasri, Esti Nugraheny, Atika Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan Bantul e-mail : tita_dheta@yahoo.com Abstrak: Perbedaan Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja terhadap Perkembangan Anak. Bagi suatu negara, anak merupakan aset yang sangat berharga, sehingga masa anak-anak dinamakan masa emas. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Meningkatnya pendidikan wanita menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan diri maupun mengaktualisasikan potensinya dalam merintis karier maupun melakukan kegiatan sosial. Status ibu bekerja tentu saja memiliki dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan antara ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul. Jenis penelitian berupa deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua anak yang bersekolah di TPA Ar-Raihan sebanyak 38 anak. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, sehingga jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 38 anak. Alat pengumpul data menggunakan angket dan lembar Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP). Analisis data dilakukan menggunakan Mann Whitney Test. Hasil uji menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 (0,00 < 0,05). Hasil uji menunjukkan bahwa Hα diterima yang diartikan bahwa terdapat perbedaan antar ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul. Kata Kunci : ibu bekerja, perkembangan anak Abstract: Differences in Working-Mother and Not-Working-Mothers towards Children Development. For a country, a child is a very valuable asset, so that childhood is called a golden age. Basic growth that took place in childhood will influence and determine the next child development. The increasing of female education raises the awareness to develop themselves as well as to actualize their potential in career and social activities. The status of working-mothers of course has an impact on the growth and development of children. The aim of the study is to find out the differences between working- and not-working-mothers to the child development in Ar- Raihan Daycare Bantul. This research is descriptive analytic with cross sectional approach. The study population was all children who are attending school in Ar-Raihan Daycare as many as 38 children. The sampling technique used is total sampling, so that the number of samples in this study is 38 children. The data collecting tools use questionnaires and Development Pre-Screening Questionnaire sheets (KPSP). Data analysis was performed using the Mann Whitney Test. The test results show that the value Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 (0,00 < 0.05). The test results show that the Hα is accepted meaning that there is a difference between working- and not-

working-mothers to the child development in Ar-Raihan Daycare Bantul. It is concluded that there is a difference between working- and not-working-mothers to the child development in Ar-Raihan Daycare Bantul. Keywords: working-mothers, the child development Anak merupakan aset yang sangat berharga, sehingga masa anak-anak dinamakan masa emas (golden age). Bahkan karena begitu bernilainya anak-anak menyebabkan banyak profesi kesehatan yang sayang kepadanya. Bentuk rasa sayang ini diwujudkan dengan kepedulian dan tanggung jawab profesi kesehatan dalam mensukseskan tumbuh kembang anak. Satu langkah awal mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak dilaksanakan melalui pemantauan yang dilanjutkan dengan stimulasi. Deteksi juga diupayakan sehingga akan memberikan rekomendasi dan rujukan agar keterlambatan yang dialami akan segera diatasi melalui terapi dan stimulasi (Sulistyawati, 2013). Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks melalui pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2013). Meningkatnya pendidikan wanita menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan diri maupun mengaktualisasikan potensi dalam merintis karier maupun melakukan kegiatan sosial. Demikian juga halnya dampak dari krisis moneter menyebabkan bertambahnya kebutuhan yang tidak terpenuhi, pemenuhan kebutuhan tersebut salah satunya adalah ayah yang bekerja, namun sekarang ibu juga ikut bekerja (Subaharianto, 2006). Status ibu bekerja tentu saja memiliki dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Ibu yang ikut bekerja mempunyai banyak pilihan. Ada ibu yang memilih bekerja di rumah dan ada ibu yang memilih bekerja di luar rumah. Jika ibu memilih bekerja di luar rumah maka ibu harus bisa mengatur waktu untuk keluarga karena pada dasarnya seorang ibu mempunyai tugas utama yaitu mengatur urusan rumah tangga termasuk mengawasi, mengatur dan membimbing anak-anak (Rezky, 2012). METODE Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif analitik. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak yang orang tuanya bekerja dan tidak bekerja yang sekolah di TPA Ar-Raihan sebanyak 38 anak. Semua populasi dijadikan responden penelitian. Variabel yang dianalisis adalah ibu bekerja dan tidak bekerja dan

perkembangan anak. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan distribusi setiap variabel. Apabila telah dilakukan analisis univariat, dilanjutkan dengan analisis bivariat (Notoatmodjo, 2010). Hasil data penelitian akan dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu, jika data tidak normal menggunakan Mann-Whitney U-Test. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL 1. Analisis Univariat Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden diklasifikasikan meliputi pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pekerjaan ibu, umur anak, jenis kelamin anak, dan perkembangan anak. Adapun uraiannya sebagai berikut: a. Pendidikan Ibu Distribusi frekuensi pendidikan ibu dapat dilihat pada tabel 1. berikut: Tabel 1. Distribusi Pendidikan Ibu Pendidikan n Persentase (%) SMA/SMK 13 34,2 DI 3 7,9 DII 4 10,5 DIII 4 10,5 SI 14 36,8 Berdasarkan uraian tabel 1. didapatkan pendidikan ibu terbanyak adalah SI dengan jumlah 14 ibu (36,8%). b. Pendapatan Keluarga Distribusi frekuensi pendapatan keluarga dapat dilihat pada tabel 2. berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Pendapatan n Persentase (%) 1,5 jt 1 2,6 1,5 2,5 jt 15 39,5 25-3,5 jt 17 44,7 3,5 jt 5 13,2

Berdasarkan tabel 2. menunjukkan pendapatan keluarga sebanyak responden 17 keluarga (44,7%) berpendapatan 2,5-3,5 jt. c. Pekerjaan Ibu Distribusi frekuensi pekerjaan ibu dapat dilihat pada tabel 3. berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Pekerjaan n Persentase (%) Tidak Bekerja 14 36,8 Karyawan Swata 21 55,2 PNS 3 7,9 Pekerjaan ibu sesuai data tabel 3. menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan ibu adalah karyawan swasta sebanyak 21 orang (55,2%). d. Umur Anak Distribusi frekuensi umur anak dapat dilihat pada tabel 4. berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Umur Anak Umur Anak n Persentase (%) < 1 tahun 2 5,3 1-2 tahun 13 34,2 2-3 tahun 9 23,7 3-3,5 tahun 14 36,8 Data umur anak berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa sebagian besar anak berumur 3-3,5 tahun sebanyak 14 anak (36,8%). e. Jenis Kelamin Anak Distribusi frekuensi jenis kelamin anak dapat dilihat pada tabel 5. berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak Jenis Kelamin n Persentase (%) Laki-laki 20 52,6 Perempuan 18 47,4

Data tabel 5. frekuensi jenis kelamin anak, menunjukkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 20 anak (52,6%). f. Jumlah Saudara Anak Distribusi frekuensi jumlah saudara anak dapat dilihat pada tabel 6. berikut: Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jumlah Saudara Anak Jumlah Saudara n Persentase (%) Satu 5 13,2 Dua 14 36,8 Tiga 16 42,1 Empat 3 7,9 Data tabel 6. menunjukkan jumlah saudara mayoritas tiga, sebanyak 16 anak (42,1%). g. Perkembangan Anak 1) Grafik Perkembangan Anak pada Ibu Bekerja Perkembangan Anak Pada Ibu Bekerja 15 8 1 Sesuai Meragukan Penyimpangan Gambar 1. Perbedaan Perkembangan Anak pada Ibu Bekerja Pada ibu bekerja terlihat delapan anak (21%) mempunyai perkembangan sesuai, 15 anak (39,5%) mempunyai perkembangan meragukan dan satu anak (2,6%) mempunyai perkembangan penyimpangan. Dapat disimpulkan bahwa anak pada ibu yang bekerja banyak anak yang mengalami perkembangan meragukan daripada anak yang mempunyai perkembangan sesuai. 2) Grafik Perkembangan Anak pada Ibu yang Tidak Bekerja

12 Perkembangan Anak Pada Ibu Tidak Bekerja 2 0 Sesuai Meragukan Penyimpangan Gambar 2. Perbedaan Perkembangan Anak pada Ibu Tidak Bekerja Gambar 2. menunjukkan bahwa perkembangan anak lebih baik pada ibu yang tidak bekerja. Terlihat pada ibu tidak bekerja, menunjukkan bahwa 12 anak (31,6%) mempunyai perkembangan sesuai dan dua anak (5,3%) mempunyai perkembangan meragukan. 3) Grafik Perkembangan Anak pada Ibu yang Bekerja dan Tidak Bekerja Perbedaan Perkembangan Anak pada Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Bekerja Tidak Bekerja 12 15 8 2 1 0 Sesuai Meragukan Penyimpangan Gambar 3. Perbedaan Perkembangan Anak pada Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Gambar 3. menunjukkan bahwa perkembangan anak lebih baik pada ibu yang tidak bekerja. Terlihat pada ibu tidak bekerja, menunjukkan bahwa 12 anak (31,6%) mempunyai perkembangan sesuai dan dua anak (5,3%) mempunyai perkembangan meragukan. Pada ibu bekerja terlihat delapan anak (21%) mempunyai perkembangan sesuai, 15 anak (39,5%) mempunyai perkembangan meragukan dan satu anak (2,6%) mempunyai perkembangan menyimpang.

2. Analisis Bivariat a. Uji Normalitas Data Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov karena sampel yang diambil kurang dari 50. Berikut ini tabel uji normalitas data: Tabel 7. Uji Normalitas Data Kolmogorav-Smirnov a Statistic Df Sig.,195 38,001 Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai Sig. 0,001 lebih kecil dari 0,05 yang artinya bahwa data berdistribusi tidak normal. b. Uji Hipotesis Penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis mengenai apakah ada perbedaan antara ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul. Teknik pengujian yang digunakan adalah Mann Whitney Test karena data berdistribusi tidak normal. Peneliti menggunakan bantuan komputerisasi dengan program SPSS 17.0. Hasil uji Mann Whitney Test menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 (0,00 < 0,05). Hasil uji menunjukkan bahwa Hα diterima yang diartikan bahwa terdapat perbedaan antara ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Karakteristik pendidikan ibu terbanyak adalah S1 dengan jumlah 14 ibu (36,8%). Selanjutnya, pendidikan SMA/SMK sebanyak 13 orang (34,2%), pendidikan DI berjumlah tiga orang (7,9%), pendidikan DII berjumlah empat orang (10,5%) dan DIII sebanyak empat orang (10,5%). Menurut Al-Hassan dan Lanford (2009) status sosial ekonomi dapat ditunjukkan dengan pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu serta pekerjaan orang tua. Penelitian dari Pancsofar, et al. (2010) menjelaskan bahwa pekerjaan orangtua, pendidikan ayah dan ibu mempunyai pengaruh terhadap perkembangan komunikasi pada anak usia 15 bulan dan perkembangan bahasa pada anak usia 36 bulan. Selain itu pendapatan ikut berperan serta dalam menentukan perkembangan anak. Berdasarkan tabel 2. menunjukkan pendapatan keluarga responden 17 keluarga (44,7%) berpendapatan 2,5-3,5 jt, 15 keluarga (39,5%) berpendapatan 1,5-2,5 jt, lima keluarga (13,2%) berpendapatan > 3,5 jt dan satu keluarga (2,6%) berpendapatan 1,5 jt. Keluarga dengan sosial ekonomi kurang, biasanya terdapat keterbatasan dalam pemberian makanan bergizi, pendidikan dan

pemenuhan kebutuhan primer lainnya untuk anak. Keluarga sulit memfasilitasi anak untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal sesuai dengan tahapan usianya (Maryunani, 2013). Pada era globalisasi, banyak ibu yang bekerja. Sesuai data tabel 3. menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan ibu adalah karyawan swasta sebanyak 21 orang (55,2%). Selanjutnya, ibu tidak bekerja 14 orang (36,8%), dan PNS tiga orang (7,9%). Pada ibu yang bekerja, penyediaan waktu untuk anak yang terbatas, hal ini menjadi kendala bagi seorang anak berusia toddler (anak kecil yang baru belajar berjalan) untuk mendapatkan waktu, perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang tua (Kemenkes, 2002). Data umur anak sesuai tabel 4. sebagian besar anak berumur 3-3,5 tahun ada 14 anak (36,8%), umur 1-2 tahun ada 13 anak (34,2%), umur 2-3 tahun ada sembilan anak (23,7%) dan yang berumur < 1 tahun ada dua anak (5,3%). Umur anak sebenarnya tidak mempengaruhi faktor perkembangan akan tetapi pada penelitian ini umur anak juga termasuk dalam karakteristik responden. Jenis kelamin pada tabel 5. mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 anak (52,6%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 anak (47,4%). Jenis kelamin juga mempengaruhi perkembangan anak. Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Pada waktu lahir anak laki-laki lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembanganya dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Jumlah saudara pada tabel 6. mayoritas mempunyai saudara tiga, sebanyak 16 anak (42,1%). Jumlah saudara dua sebanyak 14 anak (36,8%), jumlah saudara satu sebanyak lima anak (13,2%) dan jumlah saudara empat sebanyak tiga anak (7,9%). Posisi anak dalam keluarga dan mempengaruhi perkembangan. Secara umum anak pertama atau anak tunggal memiliki kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan orang dewasa, namun dalam perkembangan motoriknya kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulus yang biasanya dilakukan saudara kandungnya. Sedangkan pada anak kedua atau anak tengah, kecenderungan orang tua yang merasa sudah biasa dalam merawat anak lebih percaya diri sehingga kemampuan anak untuk beradaptasi lebih cepat dan mudah, meskipun dalam perkembangan intelektual biasanya kurang apabila dibandingkan dengan anak pertamanya, kecenderungan tersebut juga bergantung pada keluarganya (Maryunani, 2013). Pada ibu bekerja yang perkembangan anaknya sesuai ada delapan anak (21%) dan perkembanganya lebih baik pada ibu yang tidak bekerja yaitu 12 anak (31,6%) yang perkembangan anaknya sesuai, pada ibu yang bekerja yang perkembangan anaknya meragukan ada 15 anak (39,5%) lebih baik pada ibu yang tidak bekerja yaitu hanya ada dua anak (5,3%) dan perkembangan anak pada ibu yang bekerja yang perkembangannya menyimpang ada satu anak (2,6%) dan pada ibu yang tidak bekerja hasilnya 0 (0%). Dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak lebih baik pada ibu yang tidak bekerja.

2. Perbedaan Antara Ibu yang Bekerja dan Tidak Bekerja terhadap Perkembangan Anak di TPA Ar-Raihan Bantul Hasil uji Mann Whitney Test menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 (0,00 < 0,05). Hasil uji menunjukkan bahwa Hα diterima yang diartikan bahwa terdapat perbedaan antara ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul. Dewasa ini semakin banyak ibu yang berperan ganda selain sebagai ibu rumah tangga juga sebagai wanita karier, guna menciptakan keluarga yang lebih mapan tapi juga menimbulkan pengaruh terhadap hubungan dengan anggota keluarganya terutama balitanya (Depkes, 2002). Jumlah ibu bekerja di seluruh dunia mencapai 54,3% pada tahun 2001 (OECD, 2001). Peran ganda ibu sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pencari nafkah semakin dibutuhkan seiring dengan kemajuan teknologi. Menurut Bower (2001, dalam Reynolds et. al., 2003), selain faktor ekonomi, partisipasi para ibu di lapangan kerja juga dipengaruhi oleh faktor sosial, politik dan demografi. Pada tahun 2000, 35% dari ibu dengan anak balita bekerja selama 31 jam atau lebih. Selain dampak positif, ibu bekerja juga mempunyai dampak negatif. Banyak dari mereka yang kembali bekerja saat anak mereka masih di bawah umur 12 bulan (Engle, 2000). Hogart et al. (2000, dalam Reynolds, 2003) juga mengatakan bahwa sekitar satu pertiga dari ibu yang bekerja saat mengandung, kembali bekerja penuh waktu saat anak mereka berusia 11 bulan. Mereka kembali bekerja pada saat awal kehidupan bayi mereka, yaitu saat-saat kritis dimana perkembangan otak sedang berlangsung dan membutuhkan ASI sebagai nutrisi utama. Rekomendasi dari WHO, ASI eksklusif sebaiknya diberikan dalam enam bulan pertama kelahiran, diteruskan sampai umur 1-2 tahun (Ong et al., 2001). Sedangkan rekomendasi dari The American Academy of Pediatrics (AAP), diharapkan para ibu untuk memberikan ASI eksklusif enam bulan setelah kelahiran dan diteruskan sampai anak berumur satu tahun (Murtagh dan Anthony D, 2011). Ong et al (2001), dalam penelitiannya mendapatkan bahwa faktor pendidikan ibu juga mempengaruhi lamanya durasi pemberian ASI oleh ibu-ibu yang bekerja dan juga terhadap perkembangan anak selanjutnya. Pada ibu bekerja terlihat delapan anak (21%) mempunyai perkembangan sesuai, 15 anak (39,5%) mempunyai perkembangan meragukan dan satu anak (2,6%) mempunyai perkembangan menyimpang. Perkembangan anak lebih baik pada ibu yang tidak bekerja. Pada ibu tidak bekerja, menunjukkan bahwa 12 anak (31,6%) mempunyai perkembangan sesuai dan dua anak (5,3%) mempunyai perkembangan meragukan. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak lebih baik pada ibu yang tidak bekerja. Ibu yang tidak bekerja, tentunya memiliki waktu yang lebih banyak yang dapat digunakan bersama anak mereka. Mereka dapat mengatur pola makan anak, sehingga anak-anak mereka makan makanan yang sehat dan bergizi. Mereka juga dapat melatih dan mendidik anak, sehingga perkembangan bahasa dan prestasi akademik anak lebih baik jika dibandingkan dengan anak ibu yang bekerja (McIntosh dan Bauer, 2006). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rizki (2012) yang mengatakan bahwa hubungan pola asuh ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja terhadap perilaku anak usia

prasekolah, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan ibu berhubungan dengan perkembangan anak namun pada penelitian ini didapatkan hal yang sangat berhubungan adalah perilaku. Sodikin (2009) mengatakan bahwa ada pengaruh karakteristik anak, keberadaan orang tua, dan pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosial, emosional dan moral pada usia sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemuatan sosial, emosional, perkembangan moral dari anak-anak usia sekolah adalah pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, lokasi kerja, dan pola asuh orang tua. SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul. Hal ini diketahui dari perkembangan anak pada ibu bekerja delapan anak (21%) mempunyai perkembangan sesuai, 15 anak (39,5%) mempunyai perkembangan meragukan dan satu anak (2,6%) mempunyai perkembangan penyimpangan sedangkan perkembangan anak ibu tidak bekerja, menunjukkan bahwa 12 anak (31,6%) mempunyai perkembangan sesuai dan dua anak (5,3%) mempunyai perkembangan meragukan. pada ibu yang bekerja banyak anak yang mengalami perkembangan meragukan daripada anak yang mempunyai perkembangan sesuai, sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak lebih baik pada ibu yang tidak bekerja.

DAFTAR RUJUKAN Maryunani A.2013. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Trans info media. Murtagh ADM. 2011. Working Mothers Breastfeeding and the law. American Journal of Public Health. Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. OECD. 2001. Labor Statistics: Working Mother. Diakses tanggal 24 Maret 2014, dari: http://www.nationmaster.com /graph/lab-wor-mot-labor-working-mothers. Ong G, et al. 2011. Impact of Working Status on Breasfeeding in Singapore. European Journal of Public Health. ONS. 2008. Work and Family. Diakses pada tanggal 15 Maret 2014. Dari: http://www. Statistics.gov.uk.//nugget.asp?id. Ratna. 2000. Sensus Penduduk Indonesia. Jakarta. EGC. Reynolds, et al. 2003. Caring and Counting: The Impact of Mothers Employment on Realationships. The Policy Press. Rezky. 2012. Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu yang Tidak Bekerja terhadap Perilaku Anak Usia Prasekolah. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Jawa Timur. Sodikin. 2009. Pengaruh Karakteristik Anak Keberadaan Orang Tua dan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Sosial Emosional dan Moral pada Usia Sekolah. Universitas Sumatera Utara. Sulistyawati A. 2013. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Salemba. Jakarta. Tjaja RP. 2000. Wanita Bekerja dan Implikasi Sosial. Jakarta.