MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH. Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi

Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo Persada J A K A R T A

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

Homaidi Hamid, S. Ag., M.Ag. Ushul Fiqh

BAB II\ TEORI MAS}LAH}AH. Dilihat dari bentuk lafalnya, kata Mas}lah}ah adalah kata bahasa Arab yang

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015

BAB IV ANALISIS YURIDIS PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2009 TERKAIT PENGGUNAAN SENJATA API PADA TUGAS KEPOLISIAN PERSPEKTIF MAS}LAH}AH MURSALAH

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI

Al Wajibu La Yutraku Illa Liwajibin

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan tersebut, manusia dalam kehidupan sehari-hari dapat. perjanjian sewa-menyewa dan bentuk hubungan hukum yang lainnya.

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

BAB IV. Implementasi PMA No. 11 Tahun 2007 dan Analisis Mas}lah}ah Mursalah terkait

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

Signifikansi Maqashid asy-syar i Dalam Pemikiran asy-syatibi Tentang Ijtihad. Samsidar Dosen STAIN Watampone

Pendidikan Agama Islam

BAB II. A. Pengertian dan Macam-Macam Metode Berijtihad. dahulu, kini banyak bermunculan di masyarakat. Persoalan-persoalan baru

PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara tuntas. Bahkan, adakalanya aturan hukum itu tidak lengkap dan tidak

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup mendasar pasca amandemen Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh hukum yang ditetapkan Allah SWT untuk para hamba-nya, baik

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian)

PANDANGAN HAKIM TERHADAP KEDUDUKAN MAQÂSHID AL-SYARÎ AH DALAM UPAYA RECHTVINDING DI PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG

BAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH

1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6. Program. 7. Bobot. : Bahasa Inggeris II.

MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF KONSEP KEPUASAN SEBAGAI TUJUAN KEGIATAN KONSUMSI MENURUT EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016

BAB V PENUTUP. maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai Rekonstruksi Undang-Undang. No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dan menelaah sejumlah literatur atau bahan pustaka baik berupa

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN WALI BAGI MEMPELAI PEREMPUAN YANG LAHIR KURANG DARI 6 BULAN DI KUA GAJAH MUNGKUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Maslahat secara etimologi didefinisikan sebagai upaya mengambil

SILABUS Pengantar Ushul Fiqh. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

KULIAH PENGANTAR ILMU FIQH

KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan

BAB IV ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP PROSES PEMBUATAN DAN PENGHARUM RUANGAN YANG TERBUAT DARI KOTORAN SAPI

BAB III MANHAJ AL-ISTINBATH. A. Manhaj Yang Digunakan Untuk Mengistinbathkan Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai subyek hukum pada dasarnya dipandang. mempunyai kecakapan yang berfungsi untuk mendukung hak dan kewajiban

SILABUS Pengantar Ushul Fiqh. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

Alokasi Kompetensi Dasar dan Materi Pokok dan Pengalaman Belajar Indikator Strategi Penilaian Waktu (Menit)

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :

Tidak ada cara untuk mengetahui hukum Allah kecuali dengan ilmu ushul fiqh. (Al-Amidi)

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP PENERAPAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR DI MINIMARKET SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak sebagai hasil dari suatu perkawinan merupakan bagian yang

L u t h f i R a z i q

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI

studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

EPISTIMOLOGI FIQH : BAGAIMANA FIQH DIPRODUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG URF. Konsep Islam sebagai Agama wahyu mempunyai doktrin-doktrin ajaran

place, product, process, physical evidence

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran Peristiwa Tindak Pidana Pencurian Oleh Penderita

STUDI ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG LI AN BAGI ORANG BISU SKRIPSI

BAB V PENUTUP. maka sampailah pada kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun manfaat dari segi medis adalah merokok mengurangi resiko

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PENGGELAPAN PAJAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

BAB IV PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH (PREMARITAL CHECK UP) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN WARIS SECARA PERDAMAIAN DI DESA TAMANREJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:

KMPLHK RANITA

MAQĀṢID AL-SYARĪ AH SEBAGAI METODE IJTIHAD KONTEMPORER

FATWA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG KEDUDUKAN HASIL HARTA WAKAF MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

TEORI MUSHAWWIBAT MUKHATHTHIA'T DALAM BERIJTIHAD. Oleh : E. Mulya S 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI REPENAN DALAM WALIMAH NIKAH DI DESA PETIS SARI KEC. DUKUN KAB. GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

BAB II TEORI TENTANG ASH SHIHHAH WA AL BUTHLAN. sehat, tidak sakit, sembuh, benar dan selamat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB III TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN TUGAS LEMBAGA JURU DAMAI DALAM PENYELESAIAN PERKARA SYIQAQ

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TENAGA KERJA DI BAWAH UMUR PADA LPK CINTA KELUARGA SEMARANG

Transkripsi:

A. Pengertian Ushul Fiqh MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI Ushul fiqh merupakan sebuah pembidangan ilmu yang beorientasi pada dinamisasi hukum islam dan penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan hukum islam. Jika diambil dari pengertian secara etimologi, Ushul Fiqh terdiri dari dua kata, yaitu ushul dan fiqh. Ushul memiliki pemahaman berakar, berasal, pangkal, asal, sumber, pokok, induk, pusat, asas, dasar, semula, asli, kaidah, dan silsilah. 1 Sedangkan Fiqh sendiri memiliki arti mengerti, dan memahami. 2 Dalam pengertian Fiqh tersebut dapat difahami bahwa cakupan kajian fiqh terdapat dua pembagian ; 1. Pengetahuan tentang hukum-hukum syara mengenai perbuatan manusia yang praktis. Hanya pada tataran hal praktis sedangkan ketika membahas mengenai kajian i tiqadiyah maka tidak masuk kedalam kajian fiqh. Semisal, kajian mengenai kiamat, ruh, haqikat ketuhanan, dll tidak dimasukan dalam kajian fiqh sebab tidak terkait pada perbuatan manusia (mukallaf). 2. Pengetahuan tentang dalil-dalil yang terperinci pada setiap permasalahan. Maka fiqh mengkaji mengenai pengetahuan dalil-dalil yang terperinci untuk mendasari perbuatan mukallaf. 1 Ahmad warson Munawwir, kamus Al-Munawwir (Yogyakarta: Ponpes Al- Munawwir Krapyak, 1983), hlm 29-30 2 Ibid 478

Dari dua hal diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Ushul Fiqh adalah kaidah-kaidah yang menjelaskan tentang cara (methode) pengambilan (penggalian) hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dari dalil syara. Atau cara mudahnya ushul fiqh menjelaskan cara untuk mengambil hukum atas kegiatan dari mukallaf. Prof. Abu Zahra menjelaskan bahwa Ushul Fiqh adalah Ilmu untuk menemukan kaidah kaidah untuk menghasilkan istinbat hukum. Sedangkan Abdul Wahab Khallaf mendefinisikan Ilmu pengetahuan tentang kaidah-kaidah dan metode penggalian hukum-hukum syara mengenai perbuatan dari dalil-dalil terperinci. B. Objek Kajian Ushul Fiqh Objek kajian Fiqh berbeda dengan objek kajian Ushul Fiqh. Objek kajian fiqh hanya berkutat pada hukum islam dan dalil-dalilnya saja. Sedangkan objek kajian Ushul Fiqh lebih luas lagi dengan mengkaji pada tataran metodologis pula. Ushul fiqh dan fiqh sama-sama mengkaji dalil-dalil secara terperinci. Jika fiqih dalil dijadikan alat penguat dari pada hukum itu, sedangkan jika ushul fiqh membahas mengenai dalil itu berimplikasi pada hukum apa, metode penetapan hukum, klasifikasi argumentasi serta situasi dan kondisi melatarbelakangi dalil-dalil tersebut. Dalam buku Ushul Fiqh karya Dr. Mardani dikutip objek kajian ushul fiqh dengaan empat klasifikiasi dari Abu Hamid Al-Ghazali membagi objek kajian ushul fiqh dengan empat klasifikasi (1) Pembaahasan tentang hukum syara dan yang berubungan denganya, seperti hakim, mahkum fih, hukum, dan mahkum alaih. (2) Pembahasan tentang sumber-sumber dan dalil-dalil hukum, (3) Pembahasan tentang cara mengistinbathkan hukum dari sumber-sumber dan dalil-dalil itu, dan (4) Pembahasan tentang ijtihad.

Dari uraian diatas, maka dapat diketahui, jika diibaratkan dalam suatu proses produksi. Sedang kaidah dan cara penerapanya diibaratkan dengan alat produksi. Sementara, pelaku (Hakim) diibaratkan sebagai tenaga kerja dan Fiqh adalah produk. C. Tujuan dan Manfaat Ushul Fiqh. Tujuan dari pada Ushul fiqh telah disinggung didalam definisi dan objek kajian akan tetapi perlu untuk diberikan penekananpenekanan khusus terhadapanya. Menurut Prof. Dr. Amir Syarifuddin yang dikutip oleh Dr. Mardani dalam bukunya ushul fiqh menyebutkan tujuan dari pada ushul fiqh adalah untuk menerapkan kaidah-kaidah terhadap dalil-dalil syara yang terinci agar sampai kepada hukumhukum syara yang bersifat amali, yang ditujuk oleh dalil-dalil itu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan ushul fiqh adalah mencari metode penerapan konten-konten dalil yang paling relevan dan telah disesuaikan dengan kondisi sosial yang ada serta berdasarkan maqoshid syari ah. Disisi lain para ulama terdulu telah merumuskan metode ushul fiqh. Maka ketika kita menemukan kasus baru yang tidak terdapat hukumnya dengan kaidah-kaidah ushuliyah yang telah ditentukan, kita akan mudah menemukan rule yang paling relevan untuk menetapkan hukum dari kasus baru tersebut. Serta dengan kaidah-kaidah itu kita bisa mendinamisasi ketetapan hukum yang telah ditetapkan ulama. D. 4 Pilar Ushul Fiqh Dalam menerapkan ushul fiqh terdapat beberapa hal yang menuntut keberadaanya karena jika tidak terdapat salah satu hal tersebut maka dipastikan bahwa ushul fiqh tidak akan terselenggara. Adapun 4 pilar terselenggaranya ushul fiqh antara lain :

1. Hukum : sifat yang merupakan implikasi dari khitab (Ketentuan) dan mengikat terhadap setiap perbuatan mukallaf. 2. Hakim : Orang yang memiliki kualifikasi khusu untuk menetapkan hukum atau yang memutuskan hukum 3. Mahkum Fih : Perbuatan mukallaf yang berhubungan dengan hukum syara 4. Mahkum Alaih : Mukallaf (orang yang diberi ketentuan hukum) E. Ijtihad Dalam ushul fiqh proses untuk mengambil hukum disebut dengan ijtihad. Para ulama madzhab semuanya melakukan ijtihad untuk menemukan hukum terhadap kasus kasus baru. Imam Al-Ghazali mendefininiskan ijtihad dengan mengerahkan segala kemampuan seorang mujtahid untuk memperoleh pengetahuan tentang hukumhukum syara. Sedangkan menurut Asy-Syaukani, Ijtihad adalah mengerahkan kemampuan dalam memperoleh hukum syar i yang bersifat amali melalui cara istinbath. Dari dua definisi diatas dapat diambil hakikat dari ijtihad sebagai berikut. 1. Ijtihad adalah pengerahan daya nalar secara maksimal. 2. Usaha ijtihad dilakukan oleh orang yant telah mencapai derajat tertentu di bidang keilmuan disebut faqih. 3. Produk atau usaha yang diperoleh dari ijtihad itu adalah dugaan kuat tentang hukum syara yang bersifat amaliah. 4. Usaha ijtihad ditempuh dengan cara-cara istinbath. Syarat Berijtihad 1. Mengerti dengan makna-makna yang dikandung oleh ayatayat hukum dalam Al-Quran baik secara bahasa maupun secara istilah. 2. Mengetahui tentang hadist-hadist hukum baik secara bahasa maupun dalam pemakaian syara

3. Mengetahui tentang ma na ayat atau hadist yang telah dinaskh. 4. Mempunyai pengetahuan tentang masalah-masalah yang sudah terjadi ijma tentang hukumnya dan mengetahui tempat-tempatnya. 5. Mengetahui tentang seluk beluk qiyas. 6. Menguasai bahasa arab serta ilmu-ilmu alat yang berhubungan dengannya. 7. Mengetahui maqashid al-syari ah F. Maqasid syari ah Maqashid syari ah ialah tujuan syara dalam menetapkan hukum Islam. Tujuan tersebut diambil dari beberapa nash quran dan hadist. Adapun pembagianya terdapat 5 klasifikasi : 1. Hifdzu Ad-din (Menjaga Agama) disini difahami bahwa menjaga agama adalah menjaga hak Allah, hak Manusia dan Hak Alam. 2. Hifdzu Nafs (Menjaga Nyawa) disini difahami bahwa nyawa seseorang harus terlindungi dengan kehadiran suatu hukum 3. Hifdzu Al-Mal (Menjaga Harta) disini difahami bahwa kehadiran suatu hukum harus dapat pula menjaga harta sesuai dengan hak perorangan. 4. Hifdzu An-Nasl (Menjaga Keturunan) difahami pula menjaga keturunan adalah prinsip dari masing-masing manusia untuk melangsungkan kehidupan / bereproduksi. 5. Hifdzu Aql (Menjaga Akal) difahami pula dalam memutuskan ketetapan hukum harus tetap berorientsi dalam terjaminya keselamatan terkait keamanan akal seseorang.

Pada dasarnya keberadaan maqasid adalah untuk menjamin terjadinya kemaslahatan dari setiap fatwa hukum yang dikeluarkan seorang yang berijtihad.