KEYNOTE SPEECH. Pada Seminar Nasional MENUJU PENDIRIAN BANK PERTANIAN (IPB International Convention Center, Bogor, 11 Mei 2009)

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERTANIAN RI

Peran Bank Pertanian dalam Pembiayaan Sektor Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2013

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN

Pembangunan Agribisnis di Indonesia

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN SARJANA EKONOMI INDONESIA INOVASI RANTAI NILAI SEKTOR AGRO DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI FINANCIAL INCLUSION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pidato Sambutan Pencanangan Gerakan Indonesia Menabung dan Peluncuran Produk TabunganKu Jakarta, 20 Februari 2010 Pjs Gubernur Bank Indonesia

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana

Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA SEMINAR MENYELAMATKAN EKONOMI BANGSA: PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK KEMANDIRIAN BANGSA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hotel Aston Pontianak, 3 Agustus 2016

Jakarta, 10 Maret 2011

TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

Materi Pidato Pengantar Menteri Pertanian pada Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR-RI.

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/5/2007 TENTANG

PIDATO GUBERNUR JAMBI PADA ACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-60 PROVINSI JAMBI TAHUN 2017

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan rencana Pembangunan Jangka Menengah sampai tahun 2009 sebesar

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

ARAH BARU PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL: PERTANIAN

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI PERTANIAN RI. PADA KONFERENSI INTERNASIONAL HAK ASASI PETANI Jakarta, 21 Juni 2008

PROPOSAL PENELITIAN PENINGKATAN 20 PERSEN AKSES PETANI TERHADAP BERBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN USAHATANI

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 DIREKTUR PERBIBITAN TERNAK ABUBAKAR

ARAHAN MENTERI PERTANIAN/ KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN PADA SIDANG REGIONAL DEWAN KETAHANAN PANGAN WILAYAH BARAT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

Keynote Speech. Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

SAMBUTAN PENUTUPAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA JAKARTA FOOD SECURITY SUMMIT 2012 (JFSS) FEED INDONESIA FEED THE WORLD JAKARTA, 8 FEBRUARI 2012

yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam acara Pembukaan Pasar Keuangan Rakyat.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal

Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

Assalamualaikum Wr. Wb.

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian

LAPORAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH PADA RAPAT KOORDINASI DEWAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

Nuansa Teknologi GAPOKTAN MENYAMBUT PROGRAM SUBSIDI PUPUK LANGSUNG KE PETANI PENDAHULUAN

Bapak Fauzi Ichsan, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan; Bapak dan Ibu Yang Mewakili Satuan Kerja Pemerintah Daerah;

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBIAYAAN TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Mataram, November 2013

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017

ACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan

Assalaamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan

PROFIL DEBITUR KKP-E TANAMAN PANGAN. Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian 2013

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA TEMU USAHA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. APBN untuk pertanian di Indonesia bahkan juga di adakannya subsidi

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN TAHUN 2017 Makassar, 28 Februari 2017 Yth. Menteri Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN

(Review Kedua) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TAHUN

Saudara Ketua dan Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI, yang terhormat, Anggota Komisi IV DPR-RI, yang terhormat, Hadirin sekalian yang saya hormati,

PIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 14 Nopember 2007

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

LAPORAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN INDONESIA FINTECH FESTIVAL & CONFERENCE

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. 1. Baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu di ragukan lagi

Pokok-Pokok Pikiran DPRD Provinsi Jawa Tengah Untuk Pembangunan Jawa Tengah Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN SEMINAR NASIONAL HHBK DAN PERESMIAN ASOSIASI BAMBU SLEMAN SEMBADA TANGGAL : 6 NOVEMBER 2014

Transkripsi:

KEYNOTE SPEECH Pada Seminar Nasional MENUJU PENDIRIAN BANK PERTANIAN (IPB International Convention Center, Bogor, 11 Mei 2009) Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Gubernur Bank Indonesia Rektor Institut Pertanian Bogor Para Narasumber, Undangan dan Hadirin yang saya hormati, Pertama-tama marilah senantiasa kita panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas berbagai nikmat yang telah kita terima. Dengan nikmat sehat, kita dapat berkumpul pada acara ini dalam rangka membahas topik yang menurut hemat saya sangat penting, yang selama ini menjadi harapan masyarakat pertanian, yaitu Menuju Pendirian Bank Pertanian. Saudara-saudara sekalian, Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sektor pertanian sangat berperan penting dan berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Ini menunjukkan bahwa pertanian menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi nasional bukanlah sebuah jargon semata, tetapi hal tersebut telah dibuktikan secara empirik. Ini menjadi dasar yang kuat bagi sektor pertanian untuk tumbuh dan memberikan kontribusi nyata pada pembangunan ekonomi nasional. Sayangnya dukungan pembiayaan, khususnya dari sektor perbankan, masih sangat terbatas kepada sektor ini. Penyaluran kredit perbankan pada sektor pertanian selama 5 (lima) tahun terakhir tidak beranjak pada angka 6% dari total penyaluran kredit nasional, yang pada Februari 2009 mencapai sekitar Rp 1.200 trilyun. Para hadirin yang berbahagia, Landasan pokok pembangunan pertanian guna mendukung pencapaian program-program pembangunan pertanian mengacu pada 5 (lima) yasa atau disebut PANCAYASA, yaitu : penguatan infrasruktur, penguatan organisasi petani, kelembagaan penyuluhan, fasilitasi pembiayaan, dan pemasaran hasil pertanian. 1

Kebijakan yang ditempuh dalam fasilitasi pembiayaan dalam arti luas adalah : Pertama yang sifatnya publik, dibiayai melalui APBN seperti : pembangunan jalan usaha tani, jalan desa, rehabilitasi jaringan irigasi, dan lainnya. Kedua, yang sifatnya non-publik dibiayai melalui Lembaga Keuangan Perbankan dan Non-Perbankan, antara lain dalam usaha budidaya, pengolahan, pengadaan sarana produksi dan pemasaran hasil produksi. Seperti diketahui bahwa jumlah dana yang disiapkan melalui APBN memiliki keterbatasan. Untuk itu perlu terus digali sumber-sumber pembiayaan baik, yang berasal dari Perbankan maupun sumber pembiayaan lainnya bagi para petani dan peternak. Dalam mengakses permodalan khususnya dari Perbankan, para petani dihadapkan pada permasalahan seperti : terbatasnya agunan yang dimiliki, terbatasnya lembaga penjamin kredit, terbatasnya lembaga asuransi kegagalan panen, dan jumlah tenaga pendamping di lapangan yang belum memadai. Hal ini ditengarai berdampak pada lemahnya akses petani terhadap permodalan Perbankan. Saudara-saudara sekalian ; Dalam menjalankan usahataninya, sebagian besar sumber modal petani berasal dari modal petani sendiri, sebagian dari pengijon atau pelepas uang yang bunganya relatif tinggi tetapi mudah dan cepat diakses, dan sebagian berasal dari Perbankan melalui skim-skim kredit pertanian, mulai dari skim kredit bersubsidi (misalnya Kredit Ketahanan Pangan dan Energi/KKPE, Kredit Pengembangan Energi Nabati Revitalisasi Perkebunan/KPEN-RP dan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) hingga skim kredit penjaminan, misalnya Kredit Usaha Rakyat (KUR). Berpijak pada kondisi permodalan petani tersebut, kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah adalah sebagai berikut : (1) bagi petani miskin di wilayah pertanian yang memiliki potensi untuk berkembang difasilitasi melalui penguatan modal kepada Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang dilaksanakan melalui program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan), (2) bagi petani yang tidak mampu dengan suku bunga komersial, ditempuh dengan skim kredit bersubsidi seperti KKP-E, KPEN-RP, dan KUPS (3) bagi petani dengan alasan keterbatasan agunan, difasilitasi dengan skim penjaminan kredit, yaitu KUR, yang sebelumnya telah dirintis melalui Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP3). 2

Para hadirin yang berbahagia, Seperti telah kita ketahui bersama bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, maka tidak tersedia lagi Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), sehingga sumber pembiayaan sepenuhnya mengandalkan dari lembaga pembiayaan formal, baik perbankan maupun nonperbankan. Pola penyaluran kreditnya melalui pola executing dan suku bunganya mengikuti bunga pasar atau komersial, kecuali skim-skim khusus dengan subsidi bunga dan penjaminan sebagaimana telah saya sampaikan sebelumnya. Kinerja penyaluran skim-skim khusus tersebut, dalam batas-batas tertentu memang telah memberikan kontribusi bagi pembangunan pertanian dalam arti luas. Sebagai contoh adalah skim KKPE, yang pada tahun 2008 telah tersalur sebanyak Rp 2,01 trilyun. Namun berdasarkan pengamatan saya selama berkunjung ke pelosok negeri, dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara serta berdialog langsung dengan para petani, skim-skim tersebut masih belum optimal menjangkau sebagian besar petani yang umumnya tinggal di daerah perdesaan. Bank-bank pelaksana yang jumlahnya sekitar 20 Bank dan memiliki jaringan hingga perdesaan, juga belum secara maksimal menggerakkan jaringannya untuk melayani petani. Para hadirin yang saya hormati ; Seperti telah saya sampaikan bahwa salah satu kendala lemahnya akses petani kepada lembaga pembiayaan formal (perbankan) adalah keterbatasan agunan. Untuk mengatasi masalah ini, Departemen Pertanian sejak tahun 2006 telah meluncurkan Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP-3). Skim ini dirancang secara khusus untuk petani skala mikro dan kecil yang mengalami kesulitan dalam menyediakan agunan, untuk membiayai usaha agribisnis dari hulu, on-farm hingga kegiatan hilir. Hanya saja, kebijakan pemerintah mengamanatkan bahwa skim SP-3 tersebut secara berangsur sejak tahun 2009 harus diintegrasikan dengan skim kredit pola penjaminan yang berlaku secara nasional untuk pengembangan usaha mikro dan kecil, yaitu skim Kredit Usaha Rakyat (KUR). 3

Hadirin yang berbahagia, Bertitik tolak dari kenyataan bahwa masih banyak petani yang mengalami kesulitan dalam akses ke lembaga pembiayaan formal, serta masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di perdesaan, maka mulai tahun 2008 Departemen Pertanian meluncurkan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di 11.000 Desa, tersebar di 389 kabupaten/kota di 33 propinsi, dengan anggaran sebesar Rp 1,1 trilyun. PUAP akan terus dilanjutkan pada tahun 2009 di 10.000 desa. Tujuan utama program ini adalah menumbuh-kembangkan usaha agribisnis untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan melalui penguatan modal kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan) di desa-desa tersebut. Melalui PUAP diharapkan dapat (1) meningkatkan kinerja program-program sektor pertanian yang telah ada sebelumnya, utamanya dalam memberikan akses permodalan, (2) memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi pedesaan dalam pengembangan kegiatan usaha agribisnis, dan (3) meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan bank dalam rangka akses permodalan. Saudara-saudara yang berbahagia, Keprihatinan kita semua terhadap keterbatasan penyaluran kredit perbankan ke sektor pertanian di tanah air terasa sangat kontras apabila diperbandingkan dengan negara-negara dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian lebih sedikit dari Indonesia. Negara-negara seperti Perancis, Korea, Malaysia, China, Taiwan, Thailand, Srilanka dan Mongolia telah lama memiliki bank pertanian yang fokus membiayai usaha petani dan keluarga petani. Fakta menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki potensi, prospek usaha dan terbukti dapat menjadi penopang pembangunan nasional. Di era persaingan global dan untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, sektor ini memerlukan dukungan yang besar, khususnya pada aspek pembiayaan. Karena itu, kehadiran bank yang fokus pada pembiayaan sektor pertanian, menjadi sangat urgent. Urgensi ini tidak hanya dilihat dari sisi kebutuhan sektor pertanian semata, tetapi juga dari sisi pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan. 4

Dari sisi regulasi, sebenarnya kehadiran bank khusus masih sesuai dengan ketentuan karena sesuai dengan Pasal 5 UU No. 7 th 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dgn UU No. 10 th 1998 tercantum Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Dalam kaitan tersebut, bank yang tidak fokus pada sektor pertanian dan dengan demikian memiliki portfolio kredit ke berbagai sektor, cenderung untuk membiayai sektor non-pertanian. Hadirin yang berbahagia, Mengakhiri sambutan saya, sebagai mitra kerja pemerintah, saya mengharapkan dukungan dari Bank Indonesia selaku otoritas perbankan, terkait dengan upaya-upaya khusus yang hendak dilaksanakan agar bank yang fokus pada sektor pertanian dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan hadirnya bank yang fokus pada bisnis di sektor pertanian, diharapkan sektor pertanian tumbuh secara lebih signifikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani Indonesia. Demikian, terima kasih, Wassalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh MENTERI PERTANIAN, ANTON APRIYANTONO 5