STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

Pengaruh Teknik Seeding terhadap Yield Kristal pada Kristalisasi Patchouli Alcohol dari Minyak Nilam

ISOLASI EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH DENGAN PROSES DISTILASI FRAKSIONASI TEKANAN RENDAH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

Kata Kunci : Kristalisasi, Patchouli Alcohol, Distilasi

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93

Analisis Kadar Patchouli Alcohol menggunakan Gas Chromatography pada Pemurnian Minyak Nilam menggunakan Adsorben Zeolit

II. METODOLOGI PENELITIAN

Key words : Crystallization, Patchouli Alcohol, Distillation

ISOLASI PATCHOULI ALKOHOL DARI MINYAK NILAM UNTUK BAHAN REFERENSI PENGUJIAN DALAM ANALISIS MUTU

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

SEMINAR SKRIPSI PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK DENGAN PEMANFAATAN GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE)

PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL

MAKALAH KIMIA PEMISAHAN

Efisiensi Pemurnian Minyak Nilam Menggunakan Distilasi Vacum Gelombang Mikro

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

PEMISAHAN EUGENOL DARI MINYAK CENGKEH DENGAN CARA DISTILASI FRAKSINASI. Separation of eugenol from clove oil with fractionation distillation

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR REKAYASA ALAT DISTILASI GELOMBANG MIKRO UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALKOHOL PADA MINYAK NILAM

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

FABRIKASI ALAT DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL PADA MINYAK NILAM

PEMISAHAN SENYAWA PATCHOULI ALCOHOL DARI MINYAK NILAM DENGAN CARA DISTILASI FRAKSINASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

III. METODE PENELITIAN

PEMISAHAN FRAKSI KAYA SITRONELAL, SITRONELOL, DAN GERANIOL MINYAK SEREH WANGI MENGGUNAKAN DISTILASI FRAKSINASI VAKUM IMASTIA RAHMA SIWI

UJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih

PEMISAHAN SITRONELAL DARI MINYAK SEREH WANGI MENGGUNAKAN UNIT FRAKSIONASI SKALA BENCH ABSTRACT

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

Laporan Praktikum Kimia Fisik

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Percobaan 1 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair. Distilasi dan Titik Didih. Nama : Agustine Christela Melviana NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

DESTILASI UAP (PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DARI BUNGA MAWAR) Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM SKRIPSI

UJI KINERJA DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKROUNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALKOHOL PADA PEMURNIAN MINYAK NILAM

PERCOBAAN 01 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR: DISTILASI, TITIK DIDIH (KI- 2051)

BAB I DISTILASI BATCH

Proses Pengambilan Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Dengan Pemanfaatan Gelombang Mikro (Microwave)

PENGARUH LAMA PENYULINGAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK ATSIRI DARI DAUN DAN BATANG NILAM (Pogostemon cablin Benth)

ANALISIS TEKNIS DAN BIAYA OPERASIONAL ALAT PENYULING NILAM DENGAN SUMBER BAHAN BAKAR KAYU DI ACEH BARAT DAYA

OPTIMASI TEKANAN DAN RASIO REFLUKS PADA DISTILASI FRAKSINASI VAKUM TERHADAP MUTU EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH (Eugenia caryophyllata)

Moch. Aris Setyawan Mohammad Zakariyya Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA

Pengolahan Minyak Bumi

PEMISAHAN FRAKSI SITRONELLOL DAN GERANIOL MINYAK SEREH WANGI MENGGUNAKAN DISTILASI MOLEKULER ATHIN NURYANTI

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM PENELITIAN. Oleh : YULINDA DWI NARULITA

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

II. TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK NILAM

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

Pemanfaatan Biji Mangga Madu sebagai Minyak dengan Metode Ekstraksi

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM BIOPROSES (IBK 551) Disusun Oleh Ariyo Prabowo Hidayanto, M.Si.

Nahar, Metode Pengolahan dan Peningkatan Mutu Minyak Nilam METODE PENGOLAHAN DAN PENINGKATAN MUTU MINYAK NILAM. Nahar* Abstrak

EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISOLASI RHODINOL DARI MINYAK SEREH WANGI DENGAN CARA DISTILASI FRAKSINASI VAKUM I N T I S A R I

DESTILASI UAP-AIR DARI AMPAS JAHE PADA TEKANAN VAKUM UNTUK PRODUKSI MINYAK JAHE

SIFAT FISIK CAMPURAN MULTIKOMPONEN (MUL)

PROSES PEMISAHAN FISIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga Tumbuhan Salembangu (Melissa sp.)

DESTILASI, RESIN PENUKAR ION DAN PEMURNIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN. 3.1 Penetapan Kadar Minyak Atsiri dari Biji Pala. Contoh dipotong-potong kecil, dimasukkan ke dalam labu didih.

ISOLASI MIRISTISIN DARI MINYAK PALA (Myristica fragrans) DENGAN METODE PENYULINGAN UAP ABSTRACT

METODOLOGI PENELITIAN

METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

Pembuatan Asam Sebasat dari Minyak Castor Moch. Dwi Subiyantoro , Sutrisno

PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP

KINERJA DESTILASI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DESTILASI UAP-AIR

) PENGAMBILAN MINYAK DARI BUNGA KAMBOJA DENGAN METODE DISTILASI AIR (WATER DISTILLATION) LABORATORIUM TEKNOLOGI PROSES KIMIA LOGO

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL PADA MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth) DENGAN METODE DISTILASI FRAKSINASI VAKUM

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

I. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara

Kuantifikasi Penyulingan Minyak Nilam Industri Rakyat

TUGAS AKHIR PRODUKSI MINYAK KUNYIT dari BAHAN BAKU RIMPANG KUNYIT MENGGUNAKAN DESTILASI VAKUM

PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI DARI MELATI DENGAN METODE ENFLEURASI DAN EKSTRAKSI PELARUT MENGUAP

PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metoda-Metoda Ekstraksi

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

LAJU PRODUKSI MINYAK JAHE DARI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP-AIR PADA TEKANAN VAKUM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Bahan (Minyak Sereh Wangi)

ISOLASI METIL SINAMAT DARI MINYAK ATSIRI LAJA GOWAH (Alpinia malaccensis (Burm.f.))

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM Bangkit Gotama 1* dan Mahfud 1 1 Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia * Korespondensi : Telp +62 81333253494; email : bangkitk47@gmail.com ABSTRAK Minyak nilam merupakan salah satu komoditas minyak atsiri yang penting di Indonesia. Namun, timbul berbagai kendala dalam industri minyak nilam Indonesia, antara lain rendemen dan kualitas minyak yang kurang bermutu dan produksi yang tidak kontinyu sehingga berdampak pada harga yang rendah dan fluktuatif. Hal tersebut yang telah menurunkan daya saing industri minyak nilam Indonesia dalam pasar global. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan daya saing produk minyak nilam. Salah satunya adalah meningkatkan nilai tambah produk minyak nilam dengan pemurnian patchouli alcohol (PA) dari minyak nilam. Proses distilasi dilakukan untuk meningkatkan kadar PA dalam minyak nilam dan kristalisasi merupakan proses pemurnian PA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode distilasi, yaitu distilasi fraksinasi vakum dan distilasi dengan air (water distillation) pada peningkatan kadar PA dalam minyak nilam serta upaya kristalisasi PA. Metode distilasi fraksinasi vakum dilakukan dengan pemanasan pada tekanan operasi vakum gauge (- 70cmHg). Sedangkan pada metode water distillation, campuran minyak nilam air (1:3 v/v) dipanaskan pada tekanan operasi atmosferik. Distilat yang dihasilkan pada kedua metode tersebut dianalisa densitas dan kadar PA-nya. Dari kedua metode tersebut, distilasi fraksinasi vakum menghasilkan distilat dengan kadar PA yang lebih tinggi (31,17 72,66%) dibandingkan dengan metode water distillation (33,60 48,99%). Dari kristalisasi campuran distilat hasil distilasi fraksinasi vakum pada fraksi 3 dan 4 telah diperoleh kristal PA dengan yield kristal sebesar 67.33%. Kata Kunci: minyak nilam, distilasi, kristalisasi, patchouli alcohol PENDAHULUAN Minyak nilam merupakan salah satu komoditas minyak atsiri yang sangat potensial karena selain memiliki harga jual yang tinggi, tingkat kebutuhan dunia terhadap produk ini terus meningkat dengan kenaikan sebesar 5% tiap tahunnya. Oleh karena itu, peluang pasar minyak nilam bagi Indonesia cukup besar. Minyak nilam mempunyai prospek yang baik sebagai komoditas ekspor, karena selalu dibutuhkan dalam industri parfum, kosmetik, sabun, deodoran dan lain lain. Hal tersebut dikarenakan minyak nilam berfungsi sebagai fiksatif (zat pengikat) terhadap bahan pewangi, sehingga digunakan secara luas dalam industri parfum dan kosmetika [1]. Fungsi fiksatif adalah menahan laju penguapan zat pewangi agar lebih tahan lama. Pada industri parfum, fungsi minyak nilam tidak dapat digantikan oleh senyawa sintetik karena sangat berperan dalam menentukan kekuatan, sifat dan ketahanan wangi parfum tersebut [1]. Mutu minyak nilam sangat dipengaruhi oleh kandungan PA yang merupakan komponen utama dalam minyak nilam. Kandungan minimum PA dalam minyak nilam yang dipersyaratkan dalam perdagangan internasional adalah 30%. Walaupun minyak nilam memiliki prospek yang sangat bagus, tetapi terdapat beberapa kendala dalam industri ini di Indonesia. Beberapa kendala dalam industri minyak nilam antara lain kuantitas perolehan minyak (rendemen) yang rendah, kualitas

minyak yang beragam, produksi yang tidak kontinyu serta harga yang fluktuatif sehingga menurunkan daya saing industri minyak nilam nasional. Langkah langkah yang harus ditempuh antara lain, meningkatkan kualitas produk minyak nilam mulai dari perbaikan budidaya tanaman nilam hingga proses pemurnian minyak nilam. Selain itu, peningkatkan nilai tambah produk minyak nilam dengan memperoleh komponen turunan atau derivatnya yang bernilai jual tinggi dengan metode ekstraksi dan fraksinasi [2]. PA sendiri merupakan senyawa yang memiliki nilai komersil tinggi karena berpotensi untuk dikembang sebagai bahan obat obatan (drugs), seperti anti inflammatory [3] dan anti influenza [4]. Beberapa metode purifikasi PA seperti metode distilasi molekuler [5], deterpenasi [6], distilasi fraksinasi [7]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode distilasi, yaitu distilasi fraksinasi vakum dan distilasi dengan air (water distillation) pada peningkatan kadar PA dalam minyak nilam serta upaya kristalisasi PA. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan proses distilasi dengan dua metode yang berbeda, yaitu distilasi fraksinasi vakum dan distilasi air (water distillation). Bahan baku yang digunakan adalah minyak nilam yang berasal dari daerah Wonosari, Malang serta aquades. Peralatan yang digunakan adalah seperangkat alat distilasi fraksinasi vakum dan distilasi air (water distillation). Pada distilasi fraksinasi vakum diawali dengan menyusun peralatan distilasi seperti pada gambar 1. Kemudian memasukkan minyak nilam sebanyak 500 ml ke dalam labu distilasi. Kemudian menghidupkan pompa vakum. Tekanan vakum yang terbaca adalah -70 cmhg (gauge). Langkah berikutnya menghidupkan heating mantle untuk memanaskan labu distilasi dan kemudian mencatat suhu ketika distilat pertama kali menetes (boiling point). Setelah itu mengambil distilat yang telah menetes sesuai dengan fraksi suhu yang diinginkan. Selanjutnya menganalisa kandungan PA pada distilat berbagai fraksi dan residu minyak nilam yang telah diperoleh dengan gas chromatography (GC). Sedangkan pada distilasi air, langkah langkah dalam penelitian ini adalah menyusun peralatan distilasi air seperti pada gambar 2. Kemudian memasukkan campuran minyak nilam dan aquadest dengan ratio volume 1 : 3 ke dalam labu distilasi. Volume minyak nilam yang akan diredistilasi adalah 150 ml. Langkah berikutnya menghidupkan pemanas listrik untuk memanaskan labu distilasi dan mencatat suhu ketika distilat pertama kali menetes. Setelah itu mengambil distilat minyak nilam. Selanjutnya menganalisa kandungan PA pada distilat dan residu minyak nilam yang telah diperoleh dengan GC. HASIL DAN PEMBAHASAN Distilasi Fraksinasi Vakum Proses distilasi fraksinasi vakum minyak nilam merupakan salah satu proses peningkatan kadar (purifikasi) PA dari minyak nilam. Di dalam minyak nilam terdapat berbagai senyawa organik terpen hidrokarbon maupun hidrokarbon beroksigen yang memiliki titik didih yang

hampir berdekatan. Metode ini menggunakan suhu operasi yang rendah untuk menghindari kerusakan dalam minyak nilam [7]. Minyak nilam awal dengan kadar PA sebesar 34.56 % sebanyak 500 ml didistilasi fraksinasi vakum pada tekanan vakum - 70cmHg (gauge). Tekanan tersebut dipilih dikarenakan tekanan tersebut adalah tekanan maksimum yang dapat dicapai oleh peralatan distilasi fraksinasi vakum. Dari hasil distilasi didapatkan 4 fraksi distilat minyak nilam dengan rentang titik didih masing masing adalah : fraksi I (165 180 o C) dengan volume distilat 161 ml, fraksi II (180 190 o C) dengan volume distilat 136 ml, fraksi III (190 200 o C) dengan volume distilat 55 ml dan fraksi IV (200 210 o C) dengan volume distilat 37 ml. Residu yang diperoleh sebesar 72 ml dengan titik didih lebih dari 210 o C. Volume minyak nilam yang hilang sebesar 39 ml (7,8%). Kemudian distilat dari tiap tiap fraksi tersebut dilakukan analisa untuk mengetahui densitas dan kadar PA. Dari gambar 3 menunjukkan perubahan densitas distilat minyak nilam dari tiap tiap fraksi distilat. Dengan kenaikan suhu maka densitas distilat akan mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan pengaruh dari titik didih senyawa senyawa terpen dalam minyak nilam. Semakin meningkat suhu fraksi maka semakin banyak senyawa dengan titik didih tinggi terdistilasi. Beberapa senyawa terpen dengan titik didih tinggi, antara lain : norpatchoulenol, β- caryophyllene oxide, PA, dan pogostol. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa dengan meningkatnya densitas fraksi distilat maka kadar PA akan semakin meningkat juga. Dari gambar 4 menunjukkan perubahan kadar PA distilat minyak nilam dari tiap tiap fraksi distilat. Dengan kenaikan suhu maka kadar PA akan mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan titik didih PA yang tinggi sehingga pada fraksi suhu tinggi kadar PA akan meningkat. Selain itu, dari gambar 4 menunjukkan bahwa distilasi fraksinasi vakum dapat meningkatkan kadar PA dalam minyak nilam, contohnya dalam fraksi III kadar PA meningkat sebesar 112,08 % dari kadar PA minyak nilam awal. Distilasi Air Proses distilasi air pada minyak nilam juga merupakan salah satu proses peningkatan kadar (purifikasi) PA dari minyak nilam. Proses distilasi ini digunakan untuk memisahkan senyawa golongan terpen yang memiliki titik didih rendah dari minyak nilam, sehingga diharapkan hasil minyak nilam yang dihasilkan memiliki kadar PA lebih tinggi dikarenakan senyawa dengan titik didih rendah telah dapat diminimalisir. Pada metode ini minyak nilam dicampur dengan aquadest dalam proses distilasinya. Campuran minyak nilam dan air merupakan campuran yang tidak saling larut (immiscible) pada suhu kamar sehingga dengan kondisi tekanan atmosferik dan suhu operasi yang relatif rendah (100 o C) dapat diperoleh distilat minyak nilam. Distilat yang dihasilkan memiliki dengan kadar PA yang rendah, sedangkan pada residu memiliki kadar PA yang tinggi [8]. Dari minyak nilam awal dengan kadar PA sebesar 34,56 % sebanyak 150 ml yang dicampur dengan 450 ml aquadest diperoleh 4 fraksi distilat minyak nilam dengan rentang

waktu distilasi (6, 12, 18 dan 24 jam) masing masing adalah : distilat I (waktu distilasi 6 jam) dengan volume distilat 20 ml, distilat II (12 jam) dengan volume distilat 23 ml, distilat III (18 jam) dengan volume distilat 26 ml dan distilat IV (24 jam) dengan volume distilat 22 ml. Residu yang diperoleh sebesar 52 ml sehingga kehilangan minyak sebesar 7 ml (4,67%) Kemudian distilat distilat tersebut dilakukan analisa untuk mengetahui densitas dan kadar PA. Dari gambar 5 menunjukkan perubahan densitas distilat minyak nilam terhadap waktu distilasi. Dengan semakin meningkatnya waktu distilasi, maka akan meningkatkan densitas distilat minyak nilam. Hal tersebut dikarenakan dengan semakin lama waktu distilasi, maka komponen dengan berat molekul atau titik didih tinggi akan semakin banyak yang terdistilasi sehingga dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan densitas distilat minyak nilam. Sehingga sama seperti pada distilasi fraksinasi vakum dapat diasumsikan bahwa dengan meningkatnya densitas fraksi distilat maka kadar PA akan semakin meningkat juga. Dari gambar 6 menunjukkan perubahan kadar PA distilat minyak nilam terhadap waktu distilasi. Dengan kenaikan waktu distilasi maka kadar PA akan mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan dengan semakin lama waktu distilasi, maka akan semakin banyak pula senyawa dengan berat molekul atau titik didih tinggi akan terdistilasi. Termasuk PA yang merupakan senyawa dengan berat molekul dan titik didih tinggi. Kristalisasi Minyak Nilam Dari dua metode distilasi diatas dapat dibandingkan kadar PA yang dihasilkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa distilasi fraksinasi vakum merupakan metode yang terbaik dalam peningkatan kadar PA dalam minyak nilam. Sebanyak 3,0012 gr dari campuran fraksi III dan IV distilasi fraksinasi vakum dilakukan proses kristalisasi. Kristalisasi minyak nilam dilakukan dengan memasukkan distilat tersebut ke dalam freezer selama 24 jam. Kemudian diperoleh kristal PA dengan berat sebesar 2,0207 gr kristal dengan yield kristal sebesar 67,33%. KESIMPULAN Metode distilasi fraksinasi vakum merupakan metode distilasi terbaik untuk meningkatkan kadar PA dalam minyak nilam karena kadar PA-nya lebih tinggi dibandingkan dengan metode distilasi air. Dari distilat distilasi fraksinasi vakum diperoleh kristal PA dengan yield sebesar 67,33%. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA atas bimbingannya selama penulisan karya tulis ilmiah ini. DAFTAR RUJUKAN [1] Busthan, M., 2011, Jurnal HPI, Vol. 24, No. 2, hal. 52-58. [2] Gunawan, W., 2009, Seminar Nasional : Kimia Bervisi SETS (Science, Environment, Technology, Society) Kontribusi Bagi Kemajuan Pendidikan dan Industri, Himpunan

Kimia Indonesia Jawa Tengah, Semarang. [3] Xian, X.F., Li, Y.C., Ip, S.P., Lin, Z.X., Lai, X.P., dan Su, Z.R., 2011, Exp. Ther. Med., Vol 2, No. 3, hal. 545-550. [4] Kiyohara, H., Ichino, C., Kawamura, Y., Nagai, T., Sato, N., dan Yamada, H., 2012,, J. Nat. Med., Vol. 66, No. 1, hal. 55-61. [5] Laksmono, J.A., Agustian, E., dan Adilina, I.B., 2005, J. Tek. Ind. Pert., Vol. 17, No. 3, hal. 74-79. [6] Silviana, 2006, Prosiding Konferensi Nasional Minyak Atsiri, hal. 143-149. [7] Ma mun dan Maryadhi, A., 2008, Bul. Littro, Vol. 19, No. 1, hal. 95-99. [8] Suhirman, S., 2009, J. Perkembangan TRO, Vol. 21 No. 1, hal. 15-21. LAMPIRAN Keterangan : 1. Labu distilasi 2. Minyak nilam 3. Kolom fraksinasi 4. Heating mantle 5. Still head 6. Termometer 7. Kondensor liebig 8. Air pendingin keluar 9. Air pendingin masuk 10. Vacuum receiver 11. Penampung distilat 12. Vacuum trap 13. Water bath 14. Pompa vakum 15. Gelas ukur Gambar 1. Peralatan distilasi fraksinasi vakum

Keterangan : 1. Labu distilasi 2. Minyak nilam + Aquadest 3. Kolom fraksinasi 4. Oil bath 5. Pemanas listrik 6. Still head 7. Termometer 8. Kondensor liebig 9. Air pendingin keluar 10. Air pendingin masuk 11. Vacuum receiver 12. Penampung distilat 13. Gelas ukur Gambar 2. Peralatan distilasi air

Gambar 3. Hubungan antara fraksi suhu dengan densitas distilat minyak nilam pada distilasi fraksinasi vakum. Gambar 4. Hubungan antara fraksi suhu dengan kadar PA distilat minyak nilam pada distilasi fraksinasi vakum.

Gambar 5. Hubungan antara waktu distilasi dengan densitas distilat minyak nilam pada distilasi air Gambar 6. Hubungan antara waktu distilasi dengan kadar PA distilat minyak nilam pada distilasi air