BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan koperasi atau Lembaga Keuangan (LKM) yang dikenal dengan nama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. VI.1. Sejarah Singkat Unit Simpan Pinjam Swamitra Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. simpan pinjam (USP) melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan

BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Profil, Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA SIMPAN PINJAM

BAB III ANALISA SISTEM. nasional selama lebih dari tiga dasawarsa. Cikal bakal Bank BUKOPIN didirikan

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan konglomerasi di dalam mengatasi krisis ekonomi yang efek dan

I. PENDAHULUAN. peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena

BAB III PRAKTIK PENGALIHAN BENDA JAMINAN MILIK ANGGOTA UNTUK JAMINAN HUTANG PIHAK KETIGA YANG DILAKUKAN OLEH KOPERASI SERBA USAHA DUA TIGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

BAB I PROFIL PERUSAHAAN. Bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

BAB I PENDAHULUAN. kota-kota besar saja, akan tetapi telah tersebar sampai ke kota-kota kecil dan

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Singkat PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir Cabang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III APLIKASI PEMBIAYAAN MURA<BAH}AH BI AL-WAKA<LAH TANPA PENYERAHAN KWITANSI PADA UJKS (UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH) AL HAMBRA KETINTANG SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN TENTANG KONDISI BPRS PNM BINAMA SEMARANG. A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS PNM Binama Semarang 12

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

: FEBRINA GINTING NPM : PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

III. METODOLOGI PENULISAN. Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menandakan Koperasi di Indonesia sudah berkembang dan mengalami

BAB III PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN MUD}A>RABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BALAI USAHA MANDIRI TERPADU (BMT) KUBE SEJAHTERA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

... No. Badan Hukum : Alamat :...

Sosial Volume 13 Nomor 2 September 2011 EVALUASI SISTEM...41

Koperasi. By :

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan lembaga perkreditan desa (LPD).

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 32 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. salah satu di dalamnya adalah usaha memberikan kredit.perkreditan. merupakan usaha utama perbankan (financial depening) yang dalam

Skripsi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisa Kredit dengan Agunan : Studi Kasus pada Koperasi Swamitra Tugu Sejahtera Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas. /pengertian-sistem-informasi akuntansi.html)sistem Informasi Akuntansi

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Yogyakarta, Darma Bakti Wakaf, 1992, h Karnaen Perwata Atmaja dan Muhamad Syafii Antonio, Apa Dan Bagaimana Bank

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU. A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan

Evaluasi sistem pemberian KREDIT pada usp swamitra Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pelaksanaan atau pengoperasiannya bisa disebut tidak berbeda dengan Bank-bank

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Bank dalam mendukung kegiatan dunia usaha kecil dan

I. PENDAHULUAN. Dalam struktur perekonomian Indonesia, usaha kecil menengah. (UKM) memiliki peran yang strategis. Data Kantor Kementerian Negara

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. No. KPTS. 49/VI Juni 1987 Tentang Badan Kredit Kecamatan Kabupaten

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Satuan pengamatan dan Satuan analisis. Sedangkan yang menjadi satuan analisis adalah sistem pengendalian kredit.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya Mulia. hanya mempunyai anggota sebanyak 44 orang.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Dahulu perusahaan ini bernama KSU 17 AMANAH 45, didirikan oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Dalam masa krisis ekonomi yang melanda Negara Indonesia

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Singkat PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Rokan Hilir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENULISAN Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 101)

25 TAHUN. Memperoleh. Oleh : C

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA MENEJER KABID KEUANGAN ANGGOTA DILAYANI

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM BANK RIAU KEPRI UJUNG TANJUNG. Provinsi Riau, Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Riau dan Provinsi

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI RIAU

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

Dana pihak ke-1 dan kepemilikan saham pada bank syariah bukopin tahun 2013

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Butir Pertanyaan Pengendalian Preventif. 1. Calon nasabah memperoleh informasi kredit.

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

dan kemajuan di bidang ekonomi, karena bank merupakan lembaga keuangan ke taraf peningkatan hidup rakyat banyak.

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Koperasi Swamitra 1. Sejarah Koperasi Swamitra Sebagai bank yang memiliki misi berpihak kepada koperasi dan usaha kecil, Bank Bukopin telah merintis dan mengembangkan usaha konsep kemitraan dengan koperasi atau Lembaga Keuangan (LKM) yang dikenal dengan nama swamitra. Melalui kerjasama swamitra, anggota koperasi yang bergabung sebagai anggota swamitra dapat memperoleh akses terhadap permodalan, pengelolaan likuiditas yang objektif, transaksi keuangan yang efisien dan penerapan teknologi yang modern. Selain itu diharapkan dapat menumbuh kembangkan usaha simpan pinjam dikalangan anggota koperasi guna memacu pertumbuhan usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitarnya. Kesemuanya tersebut sangat mendukung pemberdayaan dan pertumbuhan koperasi serta usaha kecil di dalam wilayah swamitra. Swamitra merupakan nama dari suatu bentuk kerjasama atau kemitraan antara bank bukopin dengan koperasi untuk mengembangkan serta memodernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi dan dukungan sistem manajemen sehingga memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada awalnya berdiri unit simpan pinjam swamitra berada di Jakarta yang kemudian berkembang dan membuka cabang di Pekanbaru hingga tersebar ke

daerah-daerah khususnya di kecamatan Bagan Sinembah Rokan Hilir. Dengan dilakukannya sistem teknologi dan manajemen Swamitra, maka diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan anggota kepada koperasi untuk melakukan penghimpunan dana. Swamitra didukung oleh Bank Bukopin serta dikelola oleh tenaga-tenaga koperasi yang telah dilatih secara khusus, sehingga para nasabah swaitra dapat tetap mempunyai waktu lebih banyak untuk memikirkan kemajuan usaha mereka. Sasaran swamitra adalah pedagang besar, petani, pedagang kecil, dan perorangan yang membuthkan modal untuk keperluan usaha yang produktif. 1 2. Aktivitas Koperasi Swamitra Koperasi swamitra pada awalnya hanya beranggotakan karyawan Bank Bukopin, itulah sebabnya koperasi ini bernama Koperasi Karyawan Bank Bukopin. Dalam perkembangannya koperasi tidak hanya menerima anggota yang merupakan karyawan Bukopin saja, tetapi juga menerima masyarakat yang berada disekitarnya sebagai anggota walaupun bukan merupakan karyawan Bukopin. Koperasi ini bergerak dalam bidang simpan pinjam yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan usaha simpan pinjam dikalangan anggota koperasi guna memacu pertumbuhan usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitarnya.selain itu, untuk membuka akses permodalan bagi anggota koperasi yang selama ini banyak menghadapi kendala kerjasama dengan Bank atau lembaga keuangan lainnya. Koperasi karyawan Bank Bukopin sejak berdirinya saat ini telah mempunyai anggota sekitar 150 orang yang merupakan karyawan Bank Bukopin serta 1 Wawancara penulis dengan Pimpinan Unit SImpan Pinjam Swamitra-Bank Bukopin Bagan Batu, tanggal 01 Juli 2014, Jam 10.00 WIB.

masyarakat disekitarnya, yang menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan-ketentuan koperasi yang berlaku, serta diwajibkan membayar simpanan wajib dan simpanan pokok. 2 Meskipun koperasi bukan merupakan kumpulan modal, namun sebagai suatu badan usaha maka di dalam menjalankan usahanya koperasi memerlukan modal. Menurut pasal 41 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dinyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari : a. Simpanan Pokok b. Simpanan Wajib c. Dana Cadangan d. Hibah Sedangkan untuk modal pinjaman dapat berasal dari : a. Anggota b. Koperasi lain / anggotanya c. Bank dan lembaga keuangan lainnya d. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya e. Sumber lain yang sah Yang dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko. Untuk koperasi swamitra, para anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota memberikan uang sejumlah Rp.50.000 yang disebut sebagai simpanan pokok dan tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi 2 Ibid,

anggota. Selanjutnya para anggota juga diwajibkan untuk memberikan simpanan perbulan sejumlah Rp. 20.000 selain dari kedua simpanan tersebut para anggota juga dapat menyimpan dananya di koperasi dalam bentuk tabungan. Dana-dana tersebutlah yang digunakan oleh koperasi untuk membantu anggotanya yang membutuhkan permodalan baik untuk pengembagan usaha, pembelian barang kebutuhan ataupun untuk hal-hal yang menurut koperasi layak untuk diberikan pinjaman. Dalam perjalanannya didorong oleh kebutuhan anggota yang semakin meningkat maka ketersediaan dana yang dimiliki oleh koperasi semakin dirasakan kurang dapat memenuhi kebutuhan anggotanya. Selain itu pengelolaan koperasi yang pada saat itu masih bersifat sederhana kurang dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada para anggotanya. Sehingga dirasakan perlunya kerjasama dengan pihak lain yang dalam hal ini Bank Bukopin untuk membantu koperasi dalam hal penyediaan modal dan teknologi manajemen. 3. Struktur Organisasi Dalam menjalankan program-program kegiatannya koperasi swamitra mempunyai beberapa bagian antara lain : a. Manager Operasional (MO) b. Koordinator Operasional c. Credit Support d. Manajer Komersial e. Teller 3 3 Wawancara penulis dengan Pimpinan Unit Simpan Pinjam Swamitra-Bank Bukopin Bagan Batu, Tanggal 03 Juli 2014, Jam 10.15 WIB.

Adapun tugas masing-masing bagian di atas adalah sebagai berikut : a. Manajer Operasional (MO) 1. Bertugas dan bertanggung jawab kepada kepala operasioanl kantor pusat Bank Bukopin. 2. Memimpin koperasi swamitra bidang operasional. 3. Menyusun program kerja tahunan untuk pengembangan swamitra. 4. Mengelola sumber daya manusia/karyawan yang berada dibawah kepemimpinannya. 5. Melaksanakan, memonitoring, dan mengevaluasi pengelolaan likuiditas koperasi swamitra. 6. Membina hubungan yang baik dengan pihak terkait. 7. Menyusun dan memberikan laporan secara bulanan kepada pengurus koperasi dan Bank Bukopin. b. Internal Control (IC) 1. Bertugas dan bertanggung jawab langsung kepada manajer operasi. 2. Melakukan control terhadap operasioanl koperasi swamitra, membantu mengawasi penyusunan laporan serta kegiatan operasioanl lainnya secara harian, mingguan, bulan, triwuan, berlandaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian. 3. Memberi informasi dan masukan operasional kepada manajer operasional dan Bank Bukopin. 4. Melakukan tugas-tugas relevan lain yang diberikan oleh manajer operasioanl. c. Credit Support (CS)

1. Bertugas dan bertanggung jawab langsung kepada manajer koperasi. 2. Menganalisa dan memberikan laporan dari aspek yuridis mengenai subyek dan obyek hukum calon nasabah. 3. Melakukan penilaian terhadap agunan yang dijaminkan oleh nasabah dan membuat memo penilaiannya. 4. Mendokumentasikan pinjaman (filling), mulai dari permohonan pinjaman sampai dengan pelunasan pinjaman. 5. Melakukan penyimpanan agunan yang dijaminkan. 6. Mempersiapkan akad/perjanjian pinjaman dan jaminan dengan calon nasabah baik secara di bawah tangan maupun secara notaril, setelah mendapat persetujuan dari kredit komite. 7. Mempersiapkan dokumen pendropingan pinjaman. 8. Mendukung Pembina kredit dalam melakukan proses pinjaman. 9. Melakukan tugas-tugas relevan lain yang diberikan oleh manajer operasi. 10. Membina hubungan yang baik dengan pihak terkait. d. Manajer Komersial (MK) 1. Bertugas dan bertanggung jawab kepada Group Lines Bussiness (GLB) kredit mikro wilayah. 2. Menyusun program kerja tahunan berupa rencana ekspansi kredit dan mobilisasi dana/simpanan. 3. Melakukan pembinaan kepada Credit Support 4. Melakukan penilaian performance Credit Support untuk menangani portofolio kredit.

5. Melakukan monitoring kredit kepada nasabah. 6. Membina hubungan baik dengan pihak ekstern. e. Teller 1. Bertugas dan bertanggung jawab langsung kepada manajer Koperasi. 2. Memberikan pelayanan penarikan dan setoran simpanan. 3. Melakukan administrasi dan pembukuan simpan pinjam, sampai dengan neraca dan laba/rugi. 4. Melakukan pencairan/pemdropingan terhadap pinjaman yang telah disetujui. 5. Memberikan informasi yang berkaitan dengan koperasi swamitra. 6. Melakukan administrasi dan memonitoring surat menyurat intern dan ekstern koperasi swamitra. 7. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajer operasi. 4 4 Wawancara Penulis Dengan Pimpinan Unit SImpan Pinjam Swamitra-Bank Bukopin Bagan Batu, Tanggal 04 Juli 2014, Jam 09.45 WIB.