BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Maret-Mei 2013. Pengambilan sampel ikan mas berasal dari ikan hasil budidaya dalam keramba jaring apung (KJA) di Waduk Cirata. Tahapan tempat penelitian diantaranya : 1. Pembuatan preparat histologi hati ikan mas dan pengamatan histopatologi dilaksanakan di laboratorium Patologi Balai Uji Standar Karantina ikan (BUSKI) yang berlokasi di Jalan Harapan 1 No 1A, Setu Cipayung Jakarta Timur. 2. Pengamatan kualitas air dilaksanakan di laboratorium MSP (Manajemen Sumber Daya Perairan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ( Lampiran 2 ) adalah : Botol film sebanyak 12 buah, untuk menyimpan organ hati. 1 set alat bedah, untuk membedah ikan. Automatic Tissue Procesor merk Leica, untuk proses dehidrasi, clearing dan inflitrasi paraffin. Cetakan blok paraffin (Casset), untuk membuat blok paraffin. Mikrotom merk Leica, untuk memotong blok paraffin. Tissue Float Bath merk Leica, unruk merendam hasil sectioning. Slide Drying Bench merk Incucell, untuk menyimpan preparat jaringan. Preparat (Slides) 12 buah, Untuk menyimpan sample hati ikan yang akan Diamati. 17
18 Mikroskop merk Olympus BX41 dengan pembesaran lensa objektif 40x, 100x, dan okuler 10x, untuk pengamatan preparat histologi. Kamera, untuk mengambil gambar preparat. Botol dan cool box, untuk menyimpan sampel. Peralatan gelas, untuk analisis kualitas air. Thermometer, untuk mengukur suhu. DO- meter, untuk mengukur oksigen terlarut. ph-meter, untuk mengukur derajat keasaman. Amonia Teskit, untuk mengukur amonia. 3.2.2 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini (Lampiran 2) adalah : Ikan mas yang berumur 3 bulan tanam dan berukuran 20-30 cm dengan berat 500-800 g sebanyak 9 ekor sebagai bahan uji dan ikan mas berukuran 10-15 cm dengan berat 40-50 g sebagai pembandingnya. NaCl Fisiologis, untuk membersihkan organ hati dari darah. Larutan Bouin ( Picric acid 750 ml, 37-40% Formalin 250 ml, Glacial Actic Acid 50 ml) 12 botol film, untuk mengawetkan hati. Alkohol bertingkat 70%, 80%, 85%, 95% dan 100% untuk proses dehidrasi. Xylol dan parafin cair, untuk proses infiltrasi. Haemotoxylin eosin (H-E), untuk pewarnaan. 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Penelitian dilakukan pada ikan mas yang dibudidayakan dalam keramba jaring apung di Waduk Cirata (Lampiran 3). Pengambilan Ikan Mas (Cyprinus carpio L) sebagai pembanding dilakukan pada lokasi sumber benih ikan yang ditanam disetiap Stasiun. Pengambilan sampel ikan mas (Cyprinus carpio L) dilakukan pada 3 titik lokasi/stasiun yang dapat dilihat
19 pada Gambar 3. Pada tiap titik dilakukan tiga kali pengulangan, jumlah ikan yang diambil pada masing-masing titik sebanyak 3 ekor sebagai ulangan. Penentuan titik sampling Stasiun yang dipilih berdasarkan pertimbangkan faktor-faktor lingkungan. Adapun Pemilihan 3 titik lokasi/stasiun (Lampiran 4) pengambilan sampel ikan mas adalah sebagai berikut: Stasiun 1 : Kertajaya yang merupakan Daerah Muara Sungai Citarum (6 0 46 45,75 S dan 107 0 7 12,66 T) Stasiun 2 : Margaluyu yang merupakan Daerah Tengah Waduk Cirata (6 0 44 48,04 S dan 107 0 18 21,22 T) Stasiun 3 : Margalaksana yang merupakan Daerah Batas Berbahaya Di Waduk Cirata (6 0 43 13,95 S dan 107 0 19 45,28 T). Keterangan Stasiun I : Muara Sugai Citarum Stasiun II : Tengah Waduk Cirata Stasiun II : Daerah Batas Berbahaya Gambar 3. Peta Titik Stasiun Di Waduk Cirata
20 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Pembuatan Preparat Histologi Hati Pengamatan biota ikan yang terkena bahan pencemar, dilakukan dengan menggunakan metode mikroteknik, yaitu dengan cara membuat preparat histologis. Preparat histologis yang dibuat adalah hati ikan mas. Ikan mas yang diperoleh dari Keramba Jaring Apung (KJA) dimasukkan ke dalam plastik yang sudah diberi oksigen agar ikan masih tetap hidup, kemudian sampel ikan dibawa ke laboratorium Patologi di Balai Uji Standar Ikan (BUSKI). Selanjutnya dilakukan penimbangan bobot serta pengukuran panjang ikan mas (Lampiran 5), lalu dilakukan pembedahan untuk pengambilan organ hati. Prosedur pembuatan preparat histologis (Lampiran 6) adalah: Ikan dibedah dan diambil bagian hatinya. Fiksasi, yaitu proses perendaman organ hati menggunakan larutan Bouin dengan perbandingan 1:10 selama 48 jam. Dehidrasi, dilakukan dengan memasukan organ hati hasil perendaman dengan larutan Bouin ke ke dalam alkohol 70% (2x), 85% (2x), 95% (2x), serta alkohol masing-masing 1 jam dan Alkohol absolut (2x) selama 2 jam. Clearing (penjernihan), yaitu organ hati dimasukkan ke dalam larutan alkoholxilol, lalu dimasukkannya ke dalam xylene murni I dan xylene murni II masing-masing selama 2 jam. Infiltrasi, menggunakan paraffin. Hati dimasukkan kedalam xylol : parafin cair (1:1) selama 20 menit, kemudian memasukkan parafin cair I, II, III masing-masing selam 20 menit di dalam oven dengan suhu 60 C. Embedding, yaitu tahapan menanam jaringan atau sampel yang digunakan. Paraffin cair dituangkan ke dalam cetakan sampai penuh kemudian membenamkan potongan organ hati ke dalam parafin tersebut. Jaringan diletakkan pada posisi dasar tengah dengan posisi melintang. Sectioning, sampel dipotong menggunakan microtome dengan ketebalan 3-5 mikron. Hasil potong dimasukan kedalam alkohol beberapa detik lalu di masukan ke dalam Tissue Float Bath yang berfungsi sebagi perentangan hasil Sectioning, setelah itu ditempelkan pada preparat/slide.
21 Hasil preparat atau slide disimpan ke dalam oven dengan suhu 39-40 0 C selama 24 jam. Staining atau pewarnaan, proses pewarnaan dengan menggunakan hematoxylin dan eosin dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Sediaan histologis dihisap xylolnya dengan menggunakan kertas saring. Kemudian berturut-turut dimasukkan ke alkohol 96%, 90%, 80%, 70%, 60%, 50%, 40 % dan 30 % masing-masing selama 5 menit lalu ke aquades selama 5 menit. Dicuci dengan air mengalir kurang lebih 2 menit. b) Dimasukkan ke dalam haemotoxylin selama 4 menit c) Dicuci dengan air mengalir selama 10 menit. d) Dimasukkan ke dalam aquades dan alkohol 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 96% masing-masing beberapa celupan. e) Dimasukkan ke dalam eosin selama 1,5 menit. f) Dimasukkan ke dalam alkohol 70 %, 80%, 90%, 95%. g) Preparat diangin-anginkan dan dimasukkan ke xylol selama 15 menit. h) Sediaan histologi ditetesi dengan canada balsam lalu ditutup dengan cover glass. i) Mounting (Penutupan) yaitu Penutupan preparat dengan menggunakan kaca penutup. 3.4.2 Pengamatan Histologi Hati Pengamatan preparat histologi hati dilakukan dengan menggunakan mikroskop merk Olympus BX41 dengan pembesaran lensa objektif 40x, 100x, dan okuler 10x. Penilaian kerusakan hati menggunakan Histological Activity Index (HAI) (Knodell et al 1981 dalam Setyowati 2010) dan dikatagorikan tingkat kerusakannya berdasarkan Fransiscus (2007) (Lampiran 7).
22 3.4.3 Pengamatan Kualitas Air Parameter kualitas air yang diamati selama penelitian meliputi variabel fisik dan kimiawi, seperti yang tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter Kualitas Air No Parameter Alat Keterangan Variabel Fisik 1. Suhu Termometer In situ Variabel Kimia 1. ph ph meter In situ 2. DO DO meter In situ 3. Amonia Amonia Teskit Laboratorium 3.5 Analisis Data Data pengamatan dianalisis secara deskriptif komparatif, hasil pengujian histologi organ hati ikan mas yang dibudidayakan di KJA Cirata dibandingkan dengan kondisi histologi hati ikan mas sebelum dibudidayakan di KJA Cirata (Pembanding).