ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Taju, 1996). jalan (On Street Parking) dan parkir dipelataran (Off Street Parking),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah

BAB III LANDASAN TEORI. durasi parkir, akumulasi parkir, angka pergantian parkir (turnover), dan indeks parkir Penentuan Kebutuhan Ruang Parkir

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus: Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR

ABSTRAK. Kata kunci: Karakteristik Parkir, Kebutuhan Parkir

Kata kunci : terminal parkir elektronik, karakteristik parkir, kelayakan finansial

BAB III LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir (Ditjen Hubdat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

3. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa fasilitas parkir menjadi bagian yang sangat penting dari sistem transportasi.

KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya. Pendidikan dan Kebudayaan, 1991). Parkir adalah tempat pemberhentian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Karakteristik Parkir, Kebutuhan Parkir, Indeks Parkir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN PARKIR MOBIL DI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik-karakteristik parkir seperti kebutuhan parkir, volume parkir, durasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus : Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Parkir Suatu keadaan dimana kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu (tidak bersifat sementara) PP No.43 thn 1993.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI LOKASI RUMAH SAKIT UMUM (Studi Kasus RSUD Dr. Moewardi Surakarta)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas)

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

BAB III LANDASAN TEORI

Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kebutuhan Parkir

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR

BAB II TINJAUAAN PUSTAKA. A. Pengertian Parkir

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

DAFTAR ISI LAPORAN TUGAS AKHIR

Keperluan parkir. Kerja Shopping Hiburan Wisata. Dari keempat hal tersebut di atas, parkir untuk shopping merupakan masalah yang paling besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Satuan Ruang Parkir

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian yang berkaitan dengan parkir, diantaranya yaitu : atau tidak tetap disebut parkir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INTISARI. Kata kunci : Volume parkir, kapasitas parkir, Kebutuhan Ruang Parkir(KRP).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Z.Tamin dituliskan bahwa tarikan pergerakan adalah jumlah pergerakan yang. Gambar 2.1 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO

BAB II. TINJAl AN PI STAKA. Kata parkir berasal dari kata park yang berarti taman, dan menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwujud (intangible) seperti reparasi, akomodasi, transportasi, asuransi, tempat

BAB III LANDASAN TEORI. A. Sistem Pola Parkir

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E:mail :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI PASAR KRENENG

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI PUSAT PERBELANJAAN (Studi Kasus Solo Grand mall Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergeraknya suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara (PP No. 43 th. 1993). Setiap kendaraan yang berhenti pada tempattempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu atau tidak, serta tidak sematamata untuk menaikkan dan atau menurunkan barang atau penumpang dapat diartikan sebagai keadaan parkir. Tujuan utama dari parkir adalah agar lokasi parkir dapat sedekat mungkin dengan tujuan perjalanan. Pada dasarnya ada dua jenis fasilitas parkir yaitu : a) Parkir di badan jalan (on street parking) b) Parkir di luar badan jalan (off street parking) 2.1.1 Parkir di Badan Jalan (On Street Parking) Parkir di badan jalan (on street parking) dilakukan di atas badan jalan dengan menggunakan sebagian badan jalan. Walaupun parkir jenis ini diminati, tetapi akan menimbulkan kerugian bagi pengguna transportasi yang lain. Hal ini disebabkan oleh karena parkir dengan memanfaatkan badan jalan akan mengurangi lebar manfaat jalan sehingg dapat mengurangi arus lalu lintas danpada akhirnya akan menimbulkan gangguan pada fungsi jalan tersebut. Fungsi jalan yang menyalurkan arus lalu lintas akan berkurang kapasitasnya karena sebagian jalan dipergunakan untuk fasilitas parkir. Walaupun hanya beberapa kendaraan saja yang parkir di badan jalan tetapi kendaraan tersebut secara efektif telah mengurangi badan jalan. (Wells, 1985). Kendaraan yang parkir di sisi jalan merupakan salah satu factor utama dari 50% kecelakaan yang terjadi di tengah ruas jalan di daerah perkotaan. Hal ini terutama disebabkan karena berkurangnya kebebasan pandangan, kendaraan berhenti dan atau keluar dari tempat parkir di depan kendaraankendaraan yang lewat secara mendadak (Abubakar,1998). 4

Parkir di badan jalan biasanya dilakukan secara sejajar dan bersudut. Parkir bersudut dapat menampung lebih banyak kendaraan daripada parkir secara sejajar. Semakin besar sudut yang digunakan yaitu sudut 90 0 akan semakin banyak kendaraan yang dapat ditampung pada jalan tersebut. Namun hal ini banyak mengurangi kapasitas jalan sehingga jalan menjadi sempit. Sudut 60 0 adalah sudut maksimum yang masih dapat dimungkinkan untuk parkir. Namun hal itu masih harus dipertimbangkan lagi terhadap lebar jalan, biasanya sudut 45 0 memberikan solusi yang terbaik. Walaupun parkir bersudut memberikan solusi terbaik namun parkir ini lebih berbahaya dibandingkan dengan parkir sejajar. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa parkir bersudut pada pinggir jalan lebih beresiko, hal tersebut dapat diketahui pada saat kendaraan keluar dari tempat parkirnya sering terjadi kecelakaan. 2.1.2 Parkir di Luar Badan Jalan (Off Street Parking) Parkir merupakan kebutuhan bagi setiap pemilik kendaraan dan mereka menginginkan parkir yang mudah untuk dicapai. Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di badan jalan (on street parking). Tetapi karena parkir di badan jalan sering menimbulkan permaalahan diantaranya kemacetan, maka solusinya adalah penyediaan parkir di luar badan jalan. Secara ideal lokasi yang dibutuhkan untuk itu harus dibangun tidak terlalu jauh dari tempat yang ingin dituju oleh pemarkir. Antara 300-400 meter adalah jarak berjalan yang pada umumnya masih dianggap dekat (Waparni,2002). Perparkiran yang ideal adalah parkir di luar jalan berupa fasilitas pelataran (taman) parkir atau bangunan (gedung) parkir. Taman parkir maupun gedung parkir memerlukan biaya investasi yang cukup besar, namun pengembaliannya dapat diharapkan tidak terlalu lama dan bisa menjadi bahan usaha. Fasilitas paxrkir di luar jalan dapat diselenggarakan oleh pemerintah melalui badan usaha milik pemerintah atau badan hukum Indonesia, atau warga negara Indonesia (PP No. 43 th. 1993 Pasal 49). Dalam hal ini orientasi 5

badan usaha tersebut adalah memperoleh keuntungan dari perparkiran, dengan demikian Pemerintah Daerah dapat menarik pajak dari usaha ini. 2.2 Satuan Ruang Parkir Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk kebutuhan satu kendaraan termasuk ruang bebas dari bukaan pintu mobil, untuk menentukan kebutuhan SRP yang harus disediakan oleh suatu tempat kegiatan umum, perlu ditetapkan standar penyediaan SRP. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan RI telah menerbitkan buku hasil kajian yang dapat dijadikan standar kebutuhan petak parkir. Seperti pada Tabel 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kebutuhan Satuan Ruang Parkir a. Pusat Perdagangan Luas Areal (x 100 m2) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000 Kebutuhan (SRP) 59 67 88 125 415 777 1140 1502 b. Pusat Perkantoran Jumlah Karyawan 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 4000 5000 Administrasi 235 236 237 238 239 240 242 246 249 Keb. (SRP) Pel. Umum 288 289 290 291 291 293 295 298 302 c. Pusat Swalayan Luas Areal (x 100 m2) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000 Kebutuhan (SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1050 d. Pasar Luas Areal (x 100 m2) 40 50 75 100 200 300 400 500 1000 Kebutuhan (SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300 e. Sekolah/Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa (x1000) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kebutuhan (SRP) 60 80 100 120 140 160 180 200 220 f. Tempat Rekreasi Luas Areal (x 100 m2) 50 100 150 200 400 800 1600 3200 6400 Kebutuhan (SRP) 103 109 115 122 146 196 295 494 892 g. Rumah Sakit Jumlah Tempat Tidur 50 75 100 150 200 300 400 500 100 Kebutuhan (SRP) 97 100 104 111 118 132 146 160 230 h. Bioskop Jumlah Tempat Duduk 300 400 500 600 700 800 900 1000 Kebutuhan (SRP) 198 202 206 210 214 218 222 227 i. Gelanggang Olah Raga Jumlah Tempat Penonton 1000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 Kebutuhan (SRP) 230 235 290 340 390 440 490 540 790 6

Penentuan satuan ruang parkir dibagi atas 3 (tiga) jenis kendaraan yaitu sepeda motor, mobil penumpang, bus/truk seperti pada Tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2 Satuan Ruang Parkir Jenis Kendaraan 1. a. Mobil Penumpang untuk Golongan I b. Mobil Penumpang untuk Golongan II c. Mobil Penumpang untuk Golongan III 2. Bus/Truk 3. Sepeda Motor Satuan Ruang Parkir m 2 2,30 x 5,00 2,30 x 5,00 3,00 x 5,00 3,40 x 12,50 0,75 x 2,00 Sedangkan lebar pintu untuk masing-masing golongan dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan Jenis Bukaan Pintu Pintu depan/belakang terbuka tahap awal 55 cm Pintu depan/belakang terbuka penuh 75 cm Penggunaan dan atau Peruntukan Fasilitas Parkir - Karyawan/pekerja kantor - Tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran, Perdagangan, Pemerintahan, Universitas - Pengunjung tempat olah raga, pusat hiburan, hotel, pusat perdagangan eceran/swalayan, bioskop Golongan I II Pintu depan terbuka penuh dan ditambah untuk pergerakan kursi roda - Orang cacat III 7

2.3 Inventarisasi Fasilitas Parkir Inventarisasi parkir bertujuan untuk mengetahui pola parkir dan jumlah petak parkir yang ada. Pada pelataran parkir yang tidak terdapat marka pada petak parkir, maka untuk menentukan ukuran petak parkir diakai standar fasilitas parkir (Waparni, 2002). Sedangkan untuk melakukan kebijaksanaan parkir maka pola parkir harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Berikut ini akan dijelaskan pola parkir yang banyak digunakan untuk parkir di luar jalan (taman parkir), yaitu sebagai berikut : 2.3.1 Parkir Kendaraan Satu Sisi Pola parkir ini diterapkan apabila kesediaan ruang sempit disuatu tempat kegiatan : a. Membentuk Sudut 90 0 Pola ini mempunyai daya tampung lebih banyak disbanding pola parkir pararel. Gambar 2.1 Pola Parkir Tegak Lurus b. Membentuk Sudut 30 0, 45 0, 60 0 Pola ini mempunyai daya tampung lebih banyak disbanding pola parkir pararel, tetapi kemudahan dan kenyamanan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih besar dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari 90 0. 8

Gambar 2.2 Pola Parkir Sudut 2.3.2 Parkir Kendaraan Dua Sisi Pola parkir ini diterapkan apabila kesediaan ruang cukup memadai. a. Membentuk Sudut 90 0. Pola parkir arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satu arah atau dua arah. Gambar 2.3 Pola Parkir Tegak Lurus yang Berhadapan 9

b. Membentuk Sudut 30 0, 45 0, 60 0 Gambar 2.4 Pola Parkir Sudut Berhadapan 2.3.3 Pola Parkir Pulau Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas. a. Membentuk Sudut 90 0 Gambar 2.5 Taman Parkir Tagak Lurus dengan Dua Gang 10

b. Membentuk Sudut 45 0 1. Bentuk Tulsng Iksn Tipe A Gambar 2.6 Taman Sudut dengan Dua Gang Tipe A 2. Bentuk Tulang Ikan Tipe B Gambar 2.7 Taman Sudut dengan Dua Gang Tipe B 11

3. Bentuk Tulang Ikan Tipe C Gambar 2.8 Taman Sudut dengan Dua Gang Tipe C 2.4 Karakteristik Parkir Karakteristik parkir merupakan sifat suatu parkir yang mendasar dan nantinya akan dapat memberikan suatu penilaian terhadap permasalahan parkir yang terjadi (Hobbs, 1995). Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi pada daerah studi seperti mencakup volume parkir, akumulasi parkir, waktu rata-rata lama parkir, kapasitas parkir, tingkat pergantian parkir (parking turn over), penyediaan parkir dan indeks parkir. 2.4.1 Volume Parkir Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu, biasanya per hari). Waktu yang digunakan untuk parkir dihitung dalam menitan atau jam-jaman, menyatakan lamanya parkir. Perhitungan volume parkir dapat digunakan sebagai petunjuk apakah ruang parkir yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan parkir kendaraan atau tidak. Berdasarkan volume tersebut maka dapat direncanakan besarnya ruang parkir yang diperlukan apabila akan dibuat pembangunan ruang parkir baru. 12

Rumus yang digunakan : Volume = Nin+X (kendaraan)...(2.1) Keterangan : Nin X : Jumlah kendaraan yang masuk : Kendaraan yang sudah ada sebelum waktu survai 2.4.2 Akumulasi Parkir Akumulasi parkir adalah merupakan jumlah kendaraan yang parkir di suatu tempat pada waktu tertentu, dimana integrasi dari akumulasi parkir selama periode tertentu menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam satuan jam kendaraan per periode waktu tertentu (Hobbs, 1995). 2.4.3 Lama Waktu Parkir (Durasi) Lama waktu parkir (parking duration) adalah lama waktu yang dipakai setiap kendaraan untuk berhenti pada ruang parkir atau lama waktu yang dihabiskan oleh pemarkir pada ruang parkir. Lamanya parkir dinyatakan dalam jam. Suatu ruang parkir akan mampu melayani lebih banyak kendaraan jika waktu parkirnya singkat, dibandingkan dengan ruang parkir yang digunakan oleh kendaraan dalam waktu yang lama. Menurut waktu yang digunakan, parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a) Parkir waktu singkat yaitu pemarkir yanga menggunakan ruang parkir kurang dari satu jam dan untuk keperluan berdagang. b) Parkir waktu sedang yaitu pemarkir yang menggunakan ruang parkir antara 1-4 jam dan untuk keperluan berbelanja. c) Parkir waktu lama yaitu pemarkir yang menggunakan ruang parkir lebih dari 4 jam, biasanya untuk keperluan bekerja. 13

Dari lama parkir maka akan diketahui waktu yang akan dipakai pemarkir untuk memarkir kendaraan pada petak parkir. Sedangkan untuk mengetahui rata-rata lamanya parkir dari seluruh kendaraan selama waktu survai (sepuluh jam), dapat diketahui dari rumus berikut : D = Nx n (I) (2.2) Nt Keterangan : D Nx n I Nt : Rata-rata lama parkir/durasi (jam/kend). : jumlah kendaraan yang pakrir selama interval waktu survai. : Jumlah dari interval. : Interval waktu survai. : jumlah total kendaraan selama waktu survai. Tabel 2.4 Durasi Parkir Lama Waktu Parkir (dalam jam) Tiap maksud Jumlah perjalanan Penduduk Belanja dan (ribuan jiwa) Bekerja Lain-Lain Perjalanan Bisnin 50 s/d 250 0,9 3,8 1,1 1,5 250 s/d 500 1,2 4,8 1,4 1,9 >500 1,5 5,2 1,6 2,6 Sumber : Hobbs, 1995 Pada tabel tersebut memperlihatkan pengaruh maksud perjalanan dan ukuran kota terhadap lama (durasi) parkir. Durasi tersebut akan meningkat 14

seiring dengan peningkatan ukuran kota. Dari hasil perhitungan durasi dapat diketahui rata-rata lama penggunaan ruang parkir oleh pemarkir. Durasi ini mengidentifikasikan apakah diperlukan suatu pembatasan waktu parkir (dilihat dari rata-rata durasi waktu parkirnya). 2.4.4 Pergantian Parkir (Parking Turn Over) Pergantian parkir atau parking turn over menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir, yang diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang parkir untuk periode waktu tertentu. Rumus yang digunakan untuk menyatakan pergantian parkir adalah sebagai berikut : TR = Nt S Ts...(2.3) Keterangan : TR : Angka pergantian parkir (kend/srp/jam) Nt S Ts : Jumlah total kendaraan selama waktu survai : Jumlah total stall (SRP) : Lama periode analisis/waktu survai (jam). 2.4.5 Kapasitas Parkir Kapasitas ruang parkir merupakan kapasitas maksimum ruang tersebut dalam menampung kendaraan, dalam hal ini volume kendaraan pemakai fasilitas parkir tersebut, kendaraan pemakai fasilitas parkir ditinjau dari prosesnya yaitu datang, berdiam diri (parkir) dan pergi meninggalkan fasilitas parkir. Tinjauan dari kejadian-kejadian tersebut di atas akan memberikan besaran kapasitas dari fasilitas parkir. Masing-masing dari proses akan memberikan hasil kemungkinan tidak sama. Hal ini disebabkan karena dari masing-masing proses mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga 15

proses-proses tersebut tidak memberikan suatu besaran kapasitas yang sama. Disamping itu bahwa proses yang satu sangat berpengaruh terhadap proses yang lainnya. Volume di ruang parkir akan sangat tergantung dari volume kendaraan yang datang dan pergi. Rumus yang digunakan untuk menyatakan kapasitas parkir adalah : KP = S D...(2.4) Keterangan : KP S D = Kapasitas Parkir (SRP/jam/kend) = Jumlah total stall (SRP) =Waktu rata-rata lama parkir (jam/kend) 2.4.6 Penyediaan Parkir Penyediaan parkir (parking supply) atau kemampuan penyediaan parkir adalah batas ukuran banyaknya kendaraan yang dapat ditampung selama periode waktu tertentu (selama waktu survai). Rumus yang digunakan untuk menyatakan penyediaan parkir adalah sebagai berikut : P = S Ts D F..(2.5) P S = Penyediaan Parkir (kendaraan) = Jumlah total stall (SRP) Ts = periode analisis/waktu selama survai (jam) D = Waktu rata-rata lama parkir (jam/kend) F = In sufficiency factor = 0,85-0,90 16

2.4.7 Indeks Parkir (IP) Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Nilai indeks ini dapat menunjukkan seberapa besar kapasitas parkir yang telah terisi. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung indeks parkir adalah : IP = Akumulas i Parkir Kapasitas Parkir (2.6) a) IP < 1 artinya bahwa fasilitas parkir tidak bermasalah, dimana kebutuhan parkir dibawah daya tampung/kapasitas normal. b) IP = 1 artinya bahwa fasilitas parkir seimbang dengan daya tampung/kapasitas normal. c) IP > 1 artinya bahwa fasilitas parkir bermasalah sebab kebutuhan parkir melebihi daya tampung/kapasitas normal. d) Besaran indeks parkir yang tertinggi didapat dari perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir, besaran indeks parkir ini akan menunjukkan apakah kawasan parkir tersebut bermasalah atau tidak (Waparni, 2002). 2.5 Manajemen Parkir Arti manajemen secara umum adalah pengaturan, jadi manajemen parkir berarti pengaturan di bidang perparkiran. Pengaturan aktifitas parkir di badan jalan akan membawa konsekuensi penyediaan fasilitas parkir di luar badan jalan, dimana pengelolaan fasilitas parkir di luar badan jalan tersebut akan diusahakan oleh pemerintah daerah atau pihak swasta. Di sisi lain aktivitas parkir, baik yang berada di jalan ataupun di luar jalan dapat menjadi sumber pendapatan daerah yang potensial apabila dikelola dengan baik. Bila permintaan terhadap parkir meningkat dan tidak mungkin untuk memenuhinya atau parkir yang dilakukan di pinggir jalan mengakibatkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas menuju kawasan tertentu, maka perlu untuk mempertimbangkan penerapan suatu 17

manajemen parkir guna mengendalikannya. Yang termasuk dalam manajemen pengelolaan parkir adalah : a) Pengadaan dan Pengaturan Fasilitas Parkir b) Retribusi Parkir 2.5.1 Pengadaan dan Pengaturan Fasilitas Parkir Pengadaan fasilitas parkir dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a) Fasilitas Parkir di Badan Jalan Aktivitas parkir dapat dilaksanakan di badan jalan yang disediakan untuk parkir kendaraan dengan pola pengaturan parkir dilaksanakan oleh pihak pemerintah daerah dalam hal ini Perhubungan/Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya. b) Fasilitas Parkir di Luar Badan Jalan Pengadaan fasilitas parkir di luar badan jalan baik yang berupa taman parkir maupun gedung parkir dapat dilakukan oleh pemerintah daerah, swasta ataupun pemerintah daerah yang bekerja sama dengan swasta. 2.5.2 Retribusi Parkir Kebijakan ini diberlakukan pada parkir badan jalan dan parkir di luar badan jalan. Manajemen parkir dilakukan dengan menerapkan kebijakan tarif parkir. Menerapkan kebijakan ini dimaksudkan untuk menentukan tariff parkir yang tepat, sehingga retribusi parkir dapat menjadi alat untuk pengendalian pemakaian kendaraan pribadi serta mengurangi kemacetan lalu lintas, misalnya dengan menerapkan kebijakan sebagai berikut : a) Level tarif parkir pada jaringan jalan yang rawan macet lebih tinggi dari jaringan jalan yang tidak rawan macet. b) Penerapan level tarif berdasarkan zona, artinya tarif parkir di pusat kota lebih besar dari pada zona wilayah yang ada di luar kota. 18