PENDAHULUAN. Latar Belakang. membawa Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984 (Departemen

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. hama dapat berupa penurunan jumlah produksi dan penurunan mutu produksi.

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas serangannya dapat mencapai 90% di lapang, sehingga perlu

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

commit to users I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan

I PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang menghasilkan makanan pokok

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

BAB I PENDAHULUAN. membengkak membentuk umbi lapis. Bagian yang membengkak berisi cadangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman bawang merah (Allium ascolanum L.) termasuk salah satu tanaman sayuran umbi multiguna.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

BAB I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. PENDAHULUAN. tersebut (Ladha et al., 1997). Indonesia merupakan negara agraris, dengan sektor

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDHULUAN. pertanian dalam pembangun suatu perekonomian adalah menghasilkan bahan pangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34%

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Indonesia dan bagi lebih dari setengah penduduk dunia. Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat pemerintah terus bempaya meningkatkan produksi beras, melalui program ekstensifikasi clan intensifikasi budidaya tanaman padi. Kedua usaha itu membawa Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984 (Departemen Pertanian, 1988). Selama pembangunan jangka panjang tahap pertama (PJPT I) peningkatan produksi bems melalui program intensifikasi lebih berarti dibanding dengan melalui program ektensifikasi. Luasan panen yang pada tahun 1969 (awal PJPT I) 8 juta hektar baru meningkat menjadi I l juta hektar pada tahun 1993 atau meningkat sebesar 35%. Sedangproduksi meningkat dari 18.01 juta ton menjadi 48 2 juta ton gabah kering giling atau rneningkat hampir sekitar tiga kali lipat. Peningkatan produksi itu sebagian besar diperoleh melalui program intensifikasi (Warta Pertanian, 1994). Luasan lahan intensifikasi pada awal PJPT I masih sangat sempit, yaitu dari 8.01 juta hektar luas panen yang telah intensifikasi baru rnencapai sekitar 2.1 juta hektar. Perkembangan luasan tanaman padi intensifikasi sangat pesat sehingga pada tahun 1991 luas lahan intensifikasi itu menjadi berbalik komposisinya, yaitu dari hasan panen sekitar 10.19 juta hektar yang sudah menjadi lahan intensifikasi sekitar 8.64 juta hektar (Warta Pertanian, 1994). Luas lahan intensifikasi itu akan terus

berkembang. Pelaksanaan usaha ektensifikasi dan intensifikasi itu menghadapi banyak kendala, di antaranya adalah serangan hama dan penyakit. Terdapat sekitar 100 spesies serangga yang menyerang tanaman padi, 20 spesies di antamnya menyebabkan kerusakan berarti. Penggerek batang padi tennasuk serangga hama penting yang menyebabkan kerusakan ekonomis pada tanaman padi di Indonesia dan di negerinegeri Asia lainnya (Pathak, 1968; Soehardjan dan Iman, 1980) Di Indonesia terdapat enam jenis penggerek batang padi, yaitu penggerek batang padi kuning, Scirpophaga incertulas Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi putih, Scirpophaga innotata Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi merah jambu, Sesamia fnferens Walker (Lepidoptera: Noctuidae), penggerek batang padi bergaris, Chilo suppressalis Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi berkepala hitam, Chilo polych~sus Meyrick (Lepidoptera: Pyralidae) dan penggerek batang padi berkilat, Chilo auricilius Dudgeon (Lepidoptera: Pyralidae). Keenam spesies itu adalah hama penting pada tanaman padi, namun penggerek batang padi putih merupakan hama yang paling penting atau paling merusak di antara keenam spesies tersebut (van der Laan, 1959; Soenardi, 1964; Kalshoven, 1981; Sosromarsono, 1990). Penggerek batang padi putih (PBPP) menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman, menimbulkan gejala sundep pada fase pertumbuhan vegetatif dan beluk pada fase pertwnbuhan generatif. Pada awal abad ini PBPP

3 menyebabkan kerusakan tanaman @ di jalur pantai utara Jawa, sehingga penduduk di daerah itu menderita kelaparan. Teknik pengendalian dengan pengunduran masa tanam di awal musim hujan, yang ditemukan oleh van der Goot (1925) efektif mengendalikan ngengat yang muncul dari larva diapause. Namun pada permulaan tahun 1990 PBPP mengganas kembali di jalur pantai utara Jawa Barat, yaitu menyerang sekitar 75 ribu hektar dan menyebabkan kehilangan produksi padi sekitar 40% atau senilai 60 milyar rupiah (Oka, 1991; Priyanto dan Soenajo. 1992). Diperkirakan hama itu di masa-masa yang akan datang masih merupakan ancaman terhadap kelestarian produksi padi di jalur pantai utara Jawa Barat. Salah satu ciri usaha pertanian intensif adalah penggunaan pupuk yang cukup banyak. Tiga unsur hara malcro yang sering digunakan dalam program intensifikasi tanaman padi adalah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Pemberian ketiga macam pupuk i& cenderung semakin meningkat. Pupuk N dan P diketahui mempunyai pengaruh positif, sedang K diperkirakan mempunyai pengaruh negatif terhadap perkembangan penggerek batang padi. Tanaman pdi yang dipupukn, jaringannya menjadi lebih sukulen dan lebih banyak mengandung protein. Larva penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis dan penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas yang memakan tanaman itu perkembangannya lebih baik dari pada tanaman yang tidak dipupuk. Larva lebih berhasil menggerek, bobot larva dan daya bertahan hidup larva lebih tinggi, masa perkembangan larva lebih pendek, serta telur yang diletakkan oleh ngengat betina lebih

banyak (Israel, 1967; ~unakata dan Okamoto, 1967; Man-, 1975). Pemupukan N dosis tinggi dapat meningkatkan perkembangan penggerek batang padi bergaris, dan dapat meningkatkan jumlah telur yang diletakkan sarnpai tujuh kali daripada yang tidak dipupuk N (Ishii, 1964; Pathak, 1968), sedang pemupukan P tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan larva penggerek batang pad^ (Wirano clan Ishii, 1959), tetapi berpengaruh baik terhadap serapan N oleh tanaman padi (De Datta, 1981). Berbeda dengan pengaruh pemberian pupuk N dan P, pemberian pupuk K yang cukup tinggi diperkirakan &pat melindungi tanaman padi dari serangan hama dan penyakit, termasuk serangga penggerek batang padi (Soepardi, 1991). Keter- sediaan hara K di lapisan olah tanah sawah sangat beragam. Hasil pemetaan status K tanah sawah di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa kandungan K terekstraksi atau tersedia berkisar dari sangat rendah (17 ppm K) sampai sangat tinggi (675 ppm K) (metode ekstraksi arnonium asetat 1 N) (Adiningsih, 1984; Soepartini et al., 1990). LembagaPenelitian Tanah (1977) membagi status K tanah sawah terekstraksi (metode ekstraksi HC125%) atau tersedia ke dalam lima kelas yaitu 0-10, >10-20, > 20-40, >40-60 dan > 60 mg K,O/ 100 g tanah atau 0-80,80-160,160-320, 320-480, dan > 480 ppm K, berturut-turut sebagai kandungan K tersedia sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Status K tanah sawah di Jawa pada tahun 1990 adalah 13.4% (489 524 ha) pada tingkat sangat rendah, 25.4% (964 374 ha) rendah, 36% (1 325 879 ha) sedang, 13.5% (49 078 ha) tinggi, 10.4% (37 774

5 ha) sangat tinggi (Soelaartini et al., 1990). Serangan PBPP di daerah persawahan jalur pantai utara Jawa mulai musim tanam 198911990 meliputi Kabupaten Bekasi, Karawang, Indramayu, Subang dan Cirebon. Pemetaan status K yang dilakukan oleh Soepartini dan Widati (1995) pada keempat daerah persawahan itu menunjukkan bahwa K tersedia rendah masingmasing dengan luasan 28 960, 41 690,2638 dan 4 600 hektar (total seluas 78 ribu hektar atau 16.83%); sedang dengan luasan 29 358, 19 919,47456,25594 dan 19 461 hektar (total seluas 141 788 hektar atau 30.63%), dan tinggi dengan luasan 28 475,46 541,39 540,89561, dan 39 096 hektar (total seluas 243 213 hektar atau 52.54%). Pemberian pupuk K sebanyak 150 kg K,O per hektar sawah di samping pupuk N dan P dapat meningkatkan produksi padi dari 4.6 menjadi 5.3 ton gabah kering giling (Partohardjono et al., 1983) Penelitian pengaruh K terhadap serangan PBPP telah dilakukan oleh van der Goot (1925) tetapi tidak dilaporkan hasihya Sehingga sampai saat ini belum tersedia data yang cukup mengenai pengaruh ham K terhadap pertumbuhan dan perkernbangan penggerek batang padi putih (PBPP). Maka untuk itu perlu dilakukan penelitian secara mendalam. Rumusan Masalah Tanarnan padi yang tumbuh pada tanah sawah dengan status K berbeda mengakibatkan jumlah serapan K berbeda. Menurut Buckman dan Brady (1964)

6 serapan K oleh tanaqan tergantung pada kandungan K tersedia bagi tanaman. Semakin banyak kandungan K tersedia semakin banyak pula jumlah K yang diserap oleh tanaman. Kecendemgan ini ia sebut sebagai konsumsi berlebih (lmuy conrumption). Menurut Grimme (1985) K diserap padi sawah lebih banyak dari N bahkan dapat mencapai lebih dari dua kali jumlah serapan N. Kalium adalah unsur hara makro esensial bagi semuajenis tanaman. Di ddam sel-sel jaringan tanaman, K berfungsi sebagai aktivator enzim-enzim dalam reaksi sintetik, meningkatkan permeabilitas rnembran sel, dan mengatur metabolisme air. Dalam reaksi biosintetik, ion K di dalam jaringan tanaman berperan meningkatkan sintesis gula dari senyawa anorganik (air dan asam arang) dalam proses fotosintesis, gula sederhana menjadi polisakarida, sintesis asam amino, sintesis asamasam amino menjadi polipeptida atau protein, sintesis lignin dan selulose (Kock dan Mengel, 1974; Kemler, 1980; Marschner, 1986). Peningkatan kandungan K total dalam jaringan tanaman padi dapat meningkatkan serapan silikat (Takijima et al., 1959; Mubekti, 1980). Tanaman padi yang ditanam pda tanah yang dipupuk K dengan dosis berbeda diperkirakan akan menghasilkan jaringan tanaman dengan kandungan silika total berbeda. Dari dua macam peranan K di atas diketahui bahwa ion K yang diserap tanaman padi berpengaruh terhadap kandungan fitokimia yaitu gula pereduksi, gula total, asam amino esensial, protein total, dan silika total di dalam jaringannya, yang kemudian berpengaruh terhadap perkembangan PBPP yang memakan tanaman padi

itu. Kandungan senyawa fitokimia dalam fase pertumbuhan vegetatif dan fase per- 7 tumbuhan generatif diperkirakan be*. Perbedaan kandungan senyawa fitokimia tersebut itu diduga akan mempengaruhl pertumbuhan dan perkembangan PBPP yang memakan tanaman pa& tersebut. Oleh sebab itu, pengaruh makanan berupa tanaman pa& yang berumur be* dan yang tumbuh pada tanah yang diberi pupuk K berbe- da terhadap pertumbuhan dan perkembangan PBPP perlu dipelajari dengan seksama. Selain itu ion K di dalarn jaringan tanaman dapat meningkatkan sintesis lignin dan selulose, serta meningkatkan serapan silikat. Ketiga senyawa kimia itu dapat mempengaruhi kekerasan jaringan tanaman padi. Pada kekerasan tertentu diperkirakan tanaman padi sulit digerek oleh larva PBPP. Dengan demikian pengaruh pupuk K terhadap kekerasan jaringan tanaman padi perlu dipelajari. Pada metabolisme air tanaman, K berperan &lam meningkatkan serapan air melalui akar tanaman dan menghambat hilangnya air melalui transpirasi. Dalam penghambatan hilangnya air melalui transpirasi, K berperan dalam meningkatkan turgor sel penutup stomata. Pada kondisi tanaman kekurangan air, sel penutup akan menutup stomata (Kock dan Mengel, 1974; Kemler, 1980). Kahat K, khususnya pada tanah media tumbuh yang kekurangan air mengakibatkan tidak terterkendalinya kehilangan air melalui transpimi. Pada kondisi demikian terjadi penman kandungan air jaringan tanaman dan penurunan kandungan air itu memicu pembentukan senyawa sekunder asam absisat (abscisic acid = ABA) (Kock dan Mengel, 1974; Kemler, 1980; Marschner, 1986). Peningkatan kandungan

ABA dalam jaringan tanaman padi yang diakibatkan oleh kekuranp air dan K pada tanah media tumbuhnya terhadap perkembangan PBPP belum diketahui dan perlu diteliti. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan memahami perhmbuhan dan perkernbangan penggerek batang padi putih Scirpophaga innotata Walker yang makan dan hidup di dalam tanaman padi yang ditamm pada tanah dengan kandungan K tersedia dalam kisaran sangat rendah sarnpai tinggi. Hipoteais Tanaman padi yang diberi pupuk K dengan dosis berbeda akan mempunyai pengaruh berbeda terhadap perhmbuhan dan perkembangan penggerek batang @ putih yang memakannya.