Oleh : Tanti Novianti A

dokumen-dokumen yang mirip
dari produksi krisan potong tipe standar untuk orientasi PAD, yaitu sebesar 86, rupiah. Sedangkan dari hasil analisis pendapatan ekonomi,

STUDI KELAYAKAN BISNIS ( Domestic Resource Cost )

r ANALISIS BiAYA SUMBERDAYA DOMESTIK UNTUK MENGETAHUI

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi

BAB IV ANALISA SISTEM

PENGEMBANGAN BIDANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

DWIYANlP HENDRAWATL Efisiensi Pengusahaan Gula Tebu di Lahan Sawah Dengan Analisis Biaya Sumberdaya Domestik (Dibawah biiigan RITA NJRMALINA SURYANA)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Permenhut Nomor P. 56/Menhut-II/2007, Persuteraan Alam

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS. PERTANI AN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis

ANALISIS PENGELOLAAN SUMBERDWVA DAM PEMDAPATAM

BAB I PENDAHULUAN. energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu di ragukan lagi

Oleh YATI NURYATI A

Oleh YATI NURYATI A

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

ANALISIS DAYA SAING APEL TROPIS DI KOTA BATU. Titin agustina *) ABSTRACT. Key word : Competitive advantage, Comparative advatage, Batu Apple

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk

MENINGKATKAN HARGA JUAL KOKON dengan MEMELIHARA HIBRID BARU ULAT SUTERA

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN KEHUTANAN: Aplikasi MUTAN

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

ANALISIS PENDAPATAN, NILAI TAMBAH DAN KESEMPATAN KERJA USAHATANI SUTERA ALAM PADA DUA BENTUK KEMITRAAN DI KABUPATEN GARUT PROPINSI JAWA BARAT.

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

TIPOLOGI USAHA SUTERA ALAM DI KECAMATAN DONRI- DONRI KABUPATEN SOPPENG

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

I. PENDAHULUAN. pengekspor jagung (net exporter), namun situasi ini secara drastis berubah setelah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I. PENDAHULUAN. yang bernilai tinggi, mudah dilaksanakan, pengerjaannya relatif singkat,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR

IV. METODE PENELITIAN

ANALISA PENDAPATAN, NlLAl TAMBAN, DAN KESEMPATAN KERJk PADA USAHATAN1 SUTERA

ANALISA PENDAPATAN, NlLAl TAMBAN, DAN KESEMPATAN KERJk PADA USAHATAN1 SUTERA

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,

LAPORAN AKHIR REVITALISASI SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS GULA

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PENGOLAHAN DAN HASIL OLAHAN KAKAO INDONESIA OLEH : RIZA RAHMANU H

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS SENSITIVITAS

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS IMPOR SERAT DI INDONESIA. JURUSAPd ILMU-IIILMU SOSLAL EKONOMI P ERTmM FAKULTAS PERTAMAN INSTITUT PERTIUUW BOGOR 1997

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERSUTERAAN ALAM. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS MURBEI DAN KOKON ULAT SUTERA Bombyx mori L. DALAM RANGKA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU

I. PENDAHUL'CJAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PEMBAHASAN. Tabel 11 Hubungan jenis murbei dengan persentase filamen Jenis Murbei

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

Lampiran 1. Petunjuk instalasi dan penggunaan paket program Letulet melalui localhost

Transkripsi:

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PENGUSAHAANKOKON SEBAGAI BAHAN BAKU BENANG SUTERA ALAM DENGAN ANALISIS BIAYA SUMBERDAYA DOMESTIK (BSD) (Studi Kasus Pada Enam Kecamatan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) Oleh : Tanti Novianti A. 28 0463 JURUSAN ILW-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1995

RINGKASAN TANTI NOVIANTI. Analisis Keunggulan Komparatif dan omp petit if Pengusahaan Kokon Sebagai Bahan Baku Benang Sutera Alam Dengan Analisis Biaya Sumberdaya Domestik (B5D). Studi Kasus Pada enam Kecamatan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. (Di bawah bimbingan RITA NURMA- LINA SURYANA). Sutera alam merupakan salah satu hasil hutan non-kayu yang menjadi komoditi andalan dan prioritas untuk dikem- bangkan di dalam Repelita VI. Produksi kokon dalam negeri baru mencapai 9%.0:3 persennya. Kekurangannya sekitar 6B.W' persen dipenuhi dengan impor. Oleh karena itu, peningkat- an produksi ini perlu didasari dengan keunggulan kompara- tif dan kompetitif daerah produksi dan komoditi yang prospektif di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pen- dapatan yang diperoleh dari pengusahaan kokon sebagai ba- han baku benang sutera alam, baik dari sisi finansial mau- pun ekonomi, (2) menganalisis apakah pengusahaan kokon mempunyai keunggulan komparatif maupun kompetitif sehingga menguntungkan untuk diusahakan sebagai komoditi substitu- si impor, (3) mengkaji hasil keunggulan komparatif maupun kompetitif apabila terjadi perubahan harga input, output dan perubahan tingkat produktivitas. Penelitian ini dilakukan pada enam kecamatan, Kabu- paten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Adapun penentuan pola produksi yang dianalisis didasarkan atas jenis instar dan jenis telur yang digunakan, yaitu : (1) pengusahaan kokon dengan ulat instar 111 dan jenis telur lokal (IIII - ) ; (2) pengusahaan kokon dengan instar 1111 dan jenis

~~~ teiur impor (IIII - I) ; (3) pengusahaan kokon dengan instar IV dan jenis telur lokal (IIV - L) dan (4) pengu- sahaan kokon dengan instar IV dan jenis telur impor - I), dengan orientasi perdagangan substitusi impor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara finansial pengusahaan kokon menghasilkan pendapatan yang menguntung- kan dalam berbagai pola produksi yaitu, antara 17.20 sampai 241.50 ribu rupiah, dengan hasil pendapatan ter- tinggi dicapai pada pola produksi IIV - I. Sedangkan secara ekonomi, diperoleh pendapatan yang menguntungkan antara 664.73 sampai 955.20 ribu rupiah, dengan pendapatan tertinggi dicapai pada pola produksi IIV - I. Kendala yang ada di daerah penelitian adalah, penyim- pangan iklim yang biasanya berpengaruh pada daya tahan murbei dan ulat sutera, masih rendahnya kesadaran petani dalam menerapkan teknik budidaya unggul dan moderen, kualitas bibit ulat yang belum konsisten serta masih terbatasnya modal kerja yang tersedia. Dari hasil analisis keunggulan komparatif terliliat bahwa, nilai KBSD pengusahaan kokon dalam berbagai pola produksi bernilai kurang dari satu, yaitu berkisar antara 0.459 sampai 0.558. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya domestik yang digunakan dalam pengusahaan kokon di Kabupa- SukaEcmi ef-rs~ccn-~secara - ekon6~kii untuk m e nghekat - satu satuan devisa dan mencerminkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh komoditi kokon. Sedangkan hasil analisis dari keunggulan kompetitif menun j ukkan bahwa, semua pola produksi yang digunakan di

daerah penelitian menghasilkan nilai KBSD yang lebih kecil dari satu, yaitu berkisar antara 0.829 sampai 0.986. Nilai KBSD tersebut menggarnbarkan bahwa, pengusahaan kokon di Kabupaten Sukabumi mempunyai keunggulan kompetitif dan menguntungkan secara finansial dalam menggunakan sumberdaya domestik. Dari hasil uraian di atas terlihat bahwa, pengusahaan kokon di Kabupaten Sukabumi dalam berbagai pola produksi, lebih memiliki keunggulan komparatif dibanding keunggulan kompetitifnya. Artinya, tanpa campur tangan pemerintah pun pengusahaan kokon sudah memiliki keunggulan komparati. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa, keunggulan kompetitif yang dimiliki komoditi kokon, ternyata lebih sensitif terhadap pengaruh perubahan yang terjadi baik perubahan harga aktual bibit ulat maupun upah tenaga kerja. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam negeri, peningkatan produksi dam kualitas kokon sangat diharapkan. Oleh karena itu pemeliharaan ulat dan daun murbei di tingkat petani harus lebih diperhatikan. Untuk menunjang ha1 ini, koordinasi antara pihak pemerintah yang dalam ha1 ini Dinas Perhutanan dan perusahaan setempat sangat diper- -1ukan terutama-dalam-memberikan penyuluhan tentang teknik budidaya yang unggul dan moderen. Sedangkan untuk pengembangan usaha kokon, diperlukan paket bantuan modal dengan tingkat bunga rendah, baik dari perusahaan maupun pemerintah.

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PENGUSAHAAN KOKON SEBAGAI BAHAN BAKU BENANG SUTERA ALAM DENGAN ANALISIS BIAYA SUMBERDAYA DOMESTIK (BSD) (Studi Kasus Pada Enam Kecamatan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) Oleh : Tanti Novianti A 28 0463 SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor PROGRAM_ STUDIEKONOMIPERTANIAN_DAN-~SUMBERDAYA-- ~ -~~~ ~--- JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1995