MODEL OPTIMASI ECONOMIC ORDER QUANTITY DENGAN SISTEM PARSIAL BACKORDER DAN INCREMENTAL DISCOUNT

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) UNTUK PERENCANAAN TERKOORDINASI PADA PRODUK DENGAN BACKORDER PARSIAL DAN KOMPONENNYA

Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang.

Jl. Veteran 2 Malang

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya kemampuan manusia dalam mempertimbangkan segala kemungkinan sebelum

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Proses Pengadaan Persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

INTERAKSI ANTARA PENGURANGAN WAKTU TUNGGU DAN BIAYA PEMESANAN PADA MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER PRICE DISCOUNT DAN PENGENDALIAN FAKTOR PENGAMAN

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model EOQ dengan Holding Cost yang Bervariasi

Prosiding Matematika ISSN:

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seorang produsen penyedia kebutuhan sehari-hari dituntut untuk dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENUNGGAKAN PESANAN KETIKA TERJADI KEKURANGAN STOK. F. Aldiyah 1, E. Lily 2 ABSTRACT

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Persediaan. Model Probabilistik. kasus Lost Sales.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN KEBIJAKAN MANAJEMEN BIAYA EMISI KARBON DAN PROSES INSPEKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Ir. Rini Anggraini MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Persedian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan.

ORDER QUAANTITY (EOQ).

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO. Dian Ratu Pritama ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK

BAB III LANDASAN TEORI

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN PRODUKSI, PRODUKSI ULANG, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADA KASUS PURE BACKORDERING DENGAN PERSEDIAAN PIHAK KETIGA

MODEL EOQ FUZZY DENGAN FUNGSI TRAPESIUM DAN SEGITIGA MENGGUNAKAN BACKORDER PARSIAL

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

MODEL EKONOMI PRODUKSI UNTUK PERMINTAAN YANG TERGANTUNG WAKTU DALAM PENGERJAAN ULANG DAN m PENGADAAN PRODUKSI. Alfi Mafrihah ABSTRACT

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: A-579

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Prosiding Matematika ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL PROGRAM DINAMIS DALAM PENENTUAN LOT PEMESANAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BATASAN MODAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KESALAHAN INSPEKSI, KENDALI WAKTU TUNGGU, DAN LEARNING IN PRODUCTION

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

RANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN MOBIL PANSER MENGGUNAKAN METODE MULTI ITEM SINGLE SUPPLIER DI PT.

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

ALGORITMA DAN KOMPUTASI METODOLOGI KURVA-k DALAM PENGUJIAN KINERJA PERSEDIAAN OPTIMAL DENGAN BEBAN KERJA MAKSIMAL YANG MUNGKIN UNTUK DITANGANI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MIDSOLE PADA INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA PT.

Model Kerusakan Inventori dan Backlog Parsial

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

( : WETTY ANGGUN WERTI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB 3 Metode Penelitian

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI PRODUK MESIN TUNGGAL DENGAN PROSES PENGOLAHAN ULANG

MODEL PERSEDIAAN CONTINUOUS REVIEW DENGAN POTONGAN HARGA KARENA PERMINTAAN TERTUNDA PADA SAAT JUMLAH BARANG YANG DITERIMA TIDAK PASTI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

persediaan maka akan konsumen. permintaan ~ 1 ~

ANALISIS SENSTIVITAS MODEL P(R,T) MULTI ITEM DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

Manajemen Persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian.

Model Persediaan Multi Item dengan Mempertimbangkan Faktor Kedaluwarsa dan Faktor All Unit Discount

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

Transkripsi:

Jurnal Matematika Vol. 20, No. 1, April 2017 : 1-7 MODEL OPTIMASI ECONOMIC ORDER QUANTITY DENGAN SISTEM PARSIAL BACKORDER DAN INCREMENTAL DISCOUNT Neri Nurhayati 1, Nikken Prima Puspita 2, Titi Udjiani SRRM 3 1 Program Studi S1 Matematika, Departemen Matematika FSM Universitas Diponegoro 2,3 Departemen Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang nerinurhayati29@gmail.com 1 Abstract. Economic Order Quantity model with partial backorder system and incremental discount is an integration of several model of inventory optimation, they were Economic Order Quantity optimation model, Economic Order Quantity optimation model with partial backorder system and Economic Order Quantity optimation model with incremental discount. Beside the discounts are given by supplier, in this model there were two stockout conditions, where the consumers disposed to wait until the order came and consumers did not disposed to wait until the order came. Keywords: Inventory, Economic Order Quantity, Stockout, Partial backorder, Incremental discount 1. PENDAHULUAN Salah satu jenis model manajemen persediaan adalah Model Optimasi Economic Order Quantity (EOQ). Model EOQ diperkenalkan pertama kali oleh Harris pada tahun 1913 [1]. Asumsi yang dalam model ini masih sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dimana banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi. Dalam model EOQ tidak diperbolehkan terjadinya kekosongan barang (stockout), oleh karena itu [2] mengembangkan model EOQ dasar dengan diperbolehkan adanya stockout. Stockout dibedakan menjadi dua yaitu model backorder dan model lost sales. Model backorder terjadi apabila pesanan konsumen yang diterima perusahaan tidak dapat dipenuhi akibat persediaan habis, dan konsumen bersedia menunggu sampai pesanan terpenuhi sehingga perusahaan tidak kehilangan keuntungan namun backorder menyebabkan tambahan biaya transportasi dan pemesanan [3]. Parsial backorder adalah penggabungan dari model backorder dan lostsale. Dalam model ini supplier memberi diskon berupa incremental discount yaitu diskon dengan aturan bahwa bersamaan dengan naiknya jumlah pemesanan, harga per unit barang turun sesuai dengan range diskoun yang telah disepakati. Model EOQ pada artikel ini mengacu pada [4] yaitu penggabungan dari model Optimasi EOQ, model EOQ dengan Sistem Parsial Backorder, dan Model EOQ dengan Incremental Discount. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Model optimasi Economic Order Quantity dengan sistem parsial backorder dan incremental discount mempunyai tujuan untuk menghitung berapa banyak barang yang sebaiknya dipesan dan waktu yang optimal untuk memesan agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dalam artuikel ini diasumsikan bahwa lamanya periode perencanaan adalah satu bulan asumsi yang lain pada model ini antara lain : 1. Tingkat permintaan barang diketahui dengan pasti dan konstan untuk setiap bulan. 2. Model yang dikembangkan hanya untuk satu jenis barang (single item) dan tidak ada interaksi dengan barang lain. 3. Stockout atau adanya kekosongan barang di gudang diperbolehkan. 4. Semakin banyak barang yang dibeli dari supplier maka semakin besar potongan harga yang diberikan. 5. Biaya penyimpanan berupa persentase dari harga pembelian barang per unit 1

Neri Nurhayati, Nikken Prima Puspita dan Titi Udjiani SRRM (Model Optimasi Economic Order Quantity...) 6. Harga beli barang bergantung pada banyaknya pembelian barang. 7. Persentase kekurangan barang yang akan menjadi backorder tetap. 8. Penjualan akan hilang jika perusahaan tidak mampu memenuhi pesanan konsumen yang tidak bersedia menunggu. Parameter dan Variabel yang digunakan dalam memformulasikan model ini adalah : : Biaya pemesanan barang dalam satu kali pemesanan : Persentase dari kekurangan barang yang akan menjadi backorder : Biaya pembelian barang ke dalam per unit : Jumlah permintaan barang per bulan : Biaya kerugian barang dalam per unit per bulan : Besar persentase biaya penyimpanan barang per unit per bulan Ch : Biaya penyimpanan per unit barang per bulan. : Jumlah dari potongan harga : Batas tingkat jumlah pemesanan ke terjadi, dimana 0 = < < < < < : Harga jual barang per unit : Biaya backorder per unit per bulan : Keuntungan barang ke yang hilang dari biaya pembelian, = dalam per unit per bulan : Frekuensi pemesanan dalam satu bulan : Waktu pemesanan dalam satu siklus : Banyaknya backorder untuk satu siklus : Persentase permintaan barang yang akan dipenuhi dari persediaan dalam satu bulan : Jumlah pesanan per siklus pemesanan : Tingkat persediaan maksimum per siklus : Biaya total persediaan per bulan (Annual Total Cost) : Keuntungan total per bulan (Annual Total Profit) : Biaya total persediaan per siklus (Cyclic Total Cost) : Keuntungan total per siklus (Cyclic Total Profit) dimana = 1,2,, Tingkat Persediaan (1 ) (1 ) (1 )(1 )T Gambar 2.1 Model Optimasi Economic Order Quantity dengan Sistem Parsial Backorder [4] 2

Jurnal Matematika Vol. 20, No. 1, April 2017 : 1-7 Gambar 2.1 menjelaskan tingkat persediaan barang Q terhadap waktu T. Garis dibawah sumbu horizontal menandakan telah terjadi stockout dimana sebagian dapat dipenuhi pada awal siklus sberikutnya dan sebagian konsumen tidak bersedia menunggu hingga barang datang kembali yang ditandai dengan konstanta β. Pada model ini biaya total persediaan per siklus merupakan jumlahan dari biaya total pemesanan, biaya total pembelian, biaya total penyimpanan, biaya total backorder, dan biaya total stockout. ( ) = (2.1), = 1 (1 )1 (2.2) dengan = (2.3) X = q (C C ), j = 2,3,, n dan X = 0 Dalam satu bulan terdapat sebanyak = kali pemesanan maka biaya total persediaan dalam satu bulan adalah dapat dihitung dengan, =, dan mensubstitusikan Persamaan (2.3) ke dalam Persamaan (2.2) seperti berikut:, = 1 (1 )1 (2.4) Keuntungan total per bulan dapat diperoleh dengan mencari selisih dari biaya total penjualan yang diterima selama satu bulan dengan biaya total persediaan barang selama satu bulan, yaitu:, = 1 1 (1 )1 (2.5) Selanjutnya dilakukan perubahan 1 menjadi 1 (1 )1 dan mensubstitusikannya ke dalam Persamaan (2.5) dan nilai keuntungan yang hilang akibat konsumen yang tidak bersedia menunggu, dengan =, maka, dapat ditulis sebagai berikut:, = (1 )1 (2.6) Nilai selalu tetap karena jumlah penjualan perusahaan per periode selalu tetap, untuk memaksimumkan Persamaan (2.6) sama halnya dengan mencari nilai minimum dari biaya total persediaan per periode sebagai berikut:, = (1 )1 (2.7) Secara matematis T dan F dapat dihitung dengan mencari turunan parsial Persamaan (2.7) terhadap variabel T dan F, agar biaya total persediaan menjadi minimum adalah dijelaskan sebagai berikut: T = 0 dan = 0, = 1 2 2 = 0 (2.8) 3

Neri Nurhayati, Nikken Prima Puspita dan Titi Udjiani SRRM (Model Optimasi Economic Order Quantity...) T = T = = () (2.9) 1 (1 ) = 0 (2.10) Untuk mencari di dalam T maka substitusikan T pada Persamaam (2.9) ke Persamaan (2.10) sehingga diperoleh = () (1 ) 1 Persamaan (2.11) sulit diselesaikan dengan cara analitik, maka diselesaikan dengan menggunakan komputasi matematika seperti Maple. Dengan mensubstitusikan = 1 ke dalam Persamaan (2.11) maka diperoleh nilai β (sebagai batas yang masih dapat ditoleransi dari persentase kekurangan yang akan menjadi backorder) sebagai berikut: β = 1 T = (2.11) D F β1 (2.11) F (2.12) Menurut [5] jumlah pemesanan barang yang optimal dinotasikan dengan Q dan nilai dari Q adalah penjumlahan dari maksimum persediaan barang dan maksimum backorder sebagai berikut: Q = T F β1 F (2.13) Jika nilai T β1 tidak terdapat pada interval maka selanjutnya ditetapkan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika T F β1 F < q dan kondisi yang mengikutinya adalah: 0 dan > atau < 0 dan (2.14a) > () dan F didapatkan dari (2.14b) (1 ) 1 T 1 () T = 0 (2.14c) dengan T = dan q 2. Jika T F β1 F > q dan kondisi yang mengikutinya adalah: 0 dan > atau < 0 dan > () dan F didapatkan dari (1 ) 1 T (2.15a) (2.15b) 1 () T = 0 (2.15c) dengan T = T = dan Kemudian untuk menyelesaikan Model Optimasi Economic Order Quantity dengan Sistem Parsial Backorder dan Incremental Discount ada beberapa langkah-langkah untuk mendapatkan keuntungan yang optimal [4] yaitu, 4

Jurnal Matematika Vol. 20, No. 1, Desember 2017 : 1-7 1. Untuk setiap = 1,2,,, dimana merupakan range interval diskon (a) Menghitung = 1 (b) Jika 0 atau < 0 maka terjadi parsial backorder selanjutnya menghitung nilai dari Persamaan (2.11) dan = ( ) (i) Jika 1 (dengan = 0 dan = ), dan (, ) adalah solusi yang diterima (atau = 1 diterima). Menghitung keuntungan total per bulan, = (1 )1 membandingkan keuntungan dari, dengan keuntungan dari tidak adanya persediaan barang, lalu pilih keuntungan yang paling maksimal. Jika keuntungan maksimal berasal dari tidak adanya persediaan barang maka = dan = 0. (ii) Jika 1 < dan 2,,, lalu Jika salah satu dari kondisi (2.14a) atau (2.14b) dipenuhi, menghitung dari Persamaan (2.14c) dan =. Kemudian menghitung nilai keuntungan, = (1 )1 Misal = 1 dan hitung =. Jika < maka nilai =, dan jika > maka nilai =. Menghitung nilai keuntungan per bulan dengan. Menghitung keuntungan dari tidak adanya persediaan barang, dan menentukan = dan = 0. Membandingkan keuntungan dari langkah 1, 2 dan 3 untuk menentukan keuntungan yang optimal jika 1 <, dan nilai = dan = untuk solusi yang optimal. (iii) Jika 1 > dan 2,,, lalu Jika salah satu dari kondisi (2.15a) atau (2.15b) dipenuhi, menghitung dari Persamaan (2.15c) dan =. Kemudian menghitung nilai keuntungan, = (1 )1 5

Neri Nurhayati, Nikken Prima Puspita dan Titi Udjiani SRRM (Model Optimasi Economic Order Quantity...) 6 Misal = 1 dan dihitungh =. Jika < maka nilai =, dan jika > maka nilai =. Menghitung nilai keuntungan per bulan dengan. Menghitung keuntungan dari tidak adanya persediaan barang, dan nilai = dan = 0. Membandingkan keuntungan dari langkah 1, 2 dan 3 untuk menentukan keuntungan yang optimal jika 1 >, dan nilai = dan = untuk solusi yang optimal. (c) Jika 0 < menunjukkan bahwa tidak terjadi parsial backorder maka ditentukan = 1 dan hitung = (i) Jika (dengan = 0 dan = ), maka merupakan nilai itu sendiri dan (, ) adalah solusi yang diterima (atau = diterima). Menghitung keuntungan total per bulan dengan = 2. (ii) jika <, maka didekatkan dengan batas bawah yaitu = dan menghitung keuntungan total per bulan dengan =. Selanjutnya membandingkan keuntungan tersebut dengan keuntungan dari tidak adanya persediaan barang, lalu pilih keuntungan yang paling maksimal. Jika keuntungan maksimal berasal dari tidak adanya persediaan barang maka = dan = 0. (iii) jika >, maka didekatkan dengan batas atas yaitu = dan menghitung keuntungan total per bulan dengan =. Selanjutnya membandingkan keuntungan tersebut dengan keuntungan dari tidak adanya persediaan barang, lalu pilih keuntungan yang paling maksimal. Jika keuntungan maksimal berasal dari tidak adanya persediaan barang maka = dan = 0. 2. Identifikasi keuntungan maksimal dari langkah sebelumnya, lalu pilih titik, yang menghasilkan keuntungan yang paling maksimal dimana (, ) telah menjadi solusi global yang optimal. 3. Jika kebijakan optimal berasal dari parsial backorder, selanjutnya menghitung = (1 ) dan = (1 ). Jika kebijakan optimal adalah yang memenuhi semua permintaan dari model Economic Order Quantity dengan incremental discount, selanjutnya menghitung =. Jika kebijakan optimal adalah dari kehilangan seluruh penjualan maka = 0. 3. PENUTUP Model optimasi Economic Order Quantity dengan sistem parsial backorder dan incremental discount dapat digunakan dalam masalah manajemen persediaan yang memperbolehkan terjadinya kekosongan barang dan melibatkan adanya diskon yang diberikan supplier yaitu berupa incremental discount dimana harga beli menjadi turun jika pemesanan terus bertambah mengikuti range diskon yang diberikan dan adanya kesediaan sebagian

Jurnal Matematika Vol. 20, No. 1, Desember 2017 : 1-7 konsumen untuk menunggu barang yang sedang dipesan kembali. 4. DAFTAR PUSTAKA [1] F. Harris, (1990), How many parts to make at once, Factory, The Magazine of Management 10 (1913) 135-136, 152, Reprinted in Operation Research, 38(6): 947-950. [2] Zipkin, P.H., (2000), Foundations of Inventory Management, New York: McGraw Hill. [3] Nasution, Arman Hakim dan Yudha Prasetyawan, (2008), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Yogyakarta: Graha Ilmu. [4] Taleizadeh, A. A., Irena Stojkovska, dan David W. Pentico, (2015). An Economic Order Quantity Model with Partial Backordering and Incremental Discount, Computer & Industrial Engineering, 82 : 172 184. [5] Pentico, D.W., Drake, M.J., (2000), The Deterministic EOQ with Partial Backordering: A New Approach, European Journal of Operation Research, 194(1) : 102-113. 7