BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa, dengan siswa perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SDN2 Labuhan Ratu Kecamatan Kedaton. Bandar lampung pada semester II tahun 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

III. METODE PENELITIAN. tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktekprektek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas 2 SD Negeri Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati dengan jumlah siswa 27 anak, laki-laki 12, perempuan 15. Usia siswa di kelas 2 antara 7-9 tahun, dimana siswa-siswi SD Negeri Tegalharjo 02 mempunyai kepandaian yang tidak merata, bahkan 60% orang tua siswa bekerja sebagai petani. Dengan berbagai latar belakang keluarga seperti itu setiap siswa mempunyai karakter yan berbeda-beda. Secara umum siswa kelas 2 ini mempunyai kecerdasan berbeda-beda pula. Sebagian kecil pandai dan kurang pandai serta sebagian besar berkemampuan cukup pandai. Perbedaan usia dan latar belakang keluarga menjadikan masing-masing siswa memiliki karakter yang tidak sama. Jadwal persiapan : a. Persiapan : 16 November 2012 b. Pelaksanaan : 23 November 2012 (Siklus I) c. Siklus 2 : 30 Nopember 2012 (Siklus 2) No Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian Oktober November Desember Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Perencanaan X X 2. Proses Pembelajaran X X 3. Evaluasi X X 4. Pengumpulan Data X X 5. Analisis Data X X 6. Penyusunan Hasil X X 7. Pelaporan Hasil X 21

22 3.2 Variabel yang Akan Diteliti Variabel yang akan diselidiki dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah peningkatan hasil belajar Matematika siswa 2 SDN Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013. Karena hasil belajar dalam penelitian ini dapat diartikan hasil nilai belajar siswa setelah mendapatkan proses pembelajaran di kelas, sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam proses belajar yang telah dilakukan. Sedangkan variabel bebasnya adalah penggunaan metode demontrasi dan diskusi. 3.3 Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dari tindakantindakan mereka. Proses PTK ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi atau pengamatan, dan refleksi. Jika pada siklus I nilai rata-rata siswa belum mencapai target yang telah ditentukan maka akan dilakukan tindakan siklus 2. Untuk memperjelas prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut. SIKLUS I SIKLUS 2 PERENCANAAAN PERENCANAAAN REFLEKSI TINDAKAN REFLEKSI TINDAKAN OBSERVASI OBSERVASI Bagan 3.1. Desain Alur Penelitian Tindakan Kelas

23 Rancangan tindakan ini adalah penelitian tindakan kelas, yang terdapat 4 tahapan penting yaitu sebagai berikut: 1. perencanaan Menurut Arikunto (2006: 98) perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilaksanakan. Dalam tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. menelaah materi kelas 2 pokok bahasan bangun datar dan indikator keberhasilan bersama tim kolaborasi. b. menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan skenario teknik demontrasi dan diskusi. c. menyediakan media pembelajaran yang ditetapkan. d. menyediakan alat evaluasi berupa instrumen tes tertulis dan lembar kerja siswa. e. menyediakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika tentang bangun datar. 2. pelaksanaan tindakan Menurut Muslich (2009: 204) pelaksanaan tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan digelar, skenario kerja tindakan perbaikan, dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dengan 2 siklus, dengan kompetensi dasar mengukur bangun datar melalui demontrasi dan diskusi pada siklus I dan materi ajar ide pokok bangun datar pada siklus 2. 3. observasi Menurut Arikunto (2006: 99) observasi (pengamatan) yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Pelaksanaan observasi dan pelaksanaan tindakan berlangsung dalam waktu yang sama. Pada kegiatan observasi ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika dan aktivitas siswa dalam pembelajaran mengukur bangun datar.

24 Kegiatan observasi dilakukan oleh 2 orang dengan rincian 1 orang mengamati ketrampilan guru dalam mengelola kelas dan 1 orang mengamati aktivitas siswa. Pengamatannya dilakukan dengan cara 1 orang yaitu guru kelas mengamati cara peneliti mengelola pembelajaran dengan teknik demontrasi dan diskusi dan 1 orang yaitu teman sejawat mengamati aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan dengan cara pengamat mengamati beberapa kelompok. 4. refleksi Menurut Arikunto (2006: 99) refleksi atau pantulan yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Istilah refleksi sebetulnya tidak tepat dikenakan ketika guru pelaksanaan sudah selesai melaksanakan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti, untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Peneliti mengaji masalah seberapa besar peningkatan kualitas pembelajaran matematika melalui metode demontrasi dan diskusi pada siswa kelas 2 SDN Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati yang disesuai dengan sasaran indikator yang tercapai. Apakah proses pembelajaran itu sudah efektif. Jika belum maka peneliti melanjutkan pada siklus berikutnya dengan pencapaian indikator yang d2nginkan. Peneliti melakukan perubahan strategi pada tahapan siklus 2 agar pelaksanaannya lebih efektif. 3.3.1 Pelaksanaan Siklus 1 Siklus I meliputi pembelajaran matematika pokok bahasan bangun datar, siklus I meiputi sebagai berikut; a. Perencanaan Peneliti membuat perencanaan awal yakni dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta mecari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan metode demontrasi dan diskusi, peneliti menggunakan gambar sebagai medianya. Dalam penelitian ini mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, peningkatan aktivitas siswa dalam menyelesaikan matematika bangun datar, dan peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 2 SDN Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati

25 Pada tahap perencanaan siklus I dilakukan persiapan penelitian, yaitu peneliti mempersiapkan RPP dengan materi kalimat utama, mempersiapkan sumber dan media pembelajaran buku referensi serta gambar, menyediakan alat evaluasi berupa instrumen tes tertulis dan lembar kerja siswa, yang terakhir adalah menyediakan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, lembar wawancara, dan lembar catatan lapangan. b. Pelaksanaan tindakan Pada siklus ini peneliti menggunakan konsep belajar secara demontrasi dan diskusi. Setiap kelompok terdiri dari 7 siswa. Pelaksanaannya dilakukan selama empat jam pelajaran dan dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan 1 prosedur pelaksanaannya sebagai berikut: 1) guru melakukan apersepsi; 2) guru memberikan reward atas jawaban anak-anak; 3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai; 4) guru bertanya tentang gagasan gambar bangun datar; 5) guru memberi contoh bentuk gambar bangun datar; 6) guru menjelaskan cara menghitung gambar bangun datar; 7) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok 7 siswa; 8) guru membagikan potongan-potongan gambar bangun datar secara acak kepada setiap kelompok; 9) siswa mendemontrasikan cara mencari dan mengetahui gambar bangun datar; 10) siswa perwakilan kelompok mendemontrasikan hasil diskusi dan siswa yang lain mengoreksi jawabannya; 11) guru memberi penguatan atas jawaban siswa; 12) siswa dan guru membahas hasil diskusi; 13) siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama; 14) guru memberi kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum jelas;

26 15) guru melakukan evaluasi. Pada pertemuan 2 prosedur pelaksanaannya sebagai berikut: 1) guru melakukan apersepsi; 2) guru memberikan reward atas jawaban Anak-anak; 3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai; 4) guru memberi potongan-potongan gambar bangun datar yang lain; 5) guru menjelaskan gambar bangun datar tersebut; 6) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok 7 siswa; 7) guru membagikan potongan-potongan gambar bangun datar secara acak kepada setiap kelompok; 8) siswa menyusun potongan-potongan gambar bangun datar secara acak menjadi sebuah bangun datar dengan teman kelompoknya; 9) siswa perwakilan kelompok mendemontrasikan hasil diskusi dan siswa yang lain mengoreksi jawabannya; 10) guru memberi penguatan atas jawaban siswa; 11) siswa dan guru membahas hasil diskusi; 12) siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama; 13) guru memberi kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum jelas; 14) guru melakukan evaluasi. c. Observasi Observasi pada siklus I ini, dilakukan untuk: 1) mengamati keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan demontrasi dan diskusi; 2) mengamati keterampilan guru dalam mengondisikan kelas sesuai dengan skenario pembelajaran dengan menggunakan demontrasi dan diskusi yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh tujuan tersebut observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa diamati oleh teman sejawat yang

27 berjumlah 4 orang, sedangkan aktivitas guru diamati oleh guru kelas IV menggunakan lembar observasi. d. Refleksi Dalam tahap refleksi ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran yang berupa keterampilan guru dalam mengelola pembalajaran, aktivitas siswa dan hasil belajar matematika siswa, dan penyesuaian terhadap sasaran indikator yang tercapai; 2) mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus I; 3) membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I; 4) merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus 2; 5) hasil dari refleksi dapat bermanfaat pula dalam mencari cara yang paling baik dalam peningkatan kualitas pembelajaran matematika tentang bangun datar. 3.3.2 Pelaksanaan Siklus 2 a. Perencanaan Hasil refleksi pada siklus I digunakan sebagai bahan perubahan pada perencanaan siklus 2. Tindakan pada siklus 2 dilakukan dengan pembelajaran di dalam kelas. Adapun kegiatan perencanaan pada siklus 2 antara lain: menyusun RPP dengan materi ide pokok bangun datar, mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku referensi dan gambar acak, menyediakan alat evaluasi berupa instrumen tes tertulis dan lembar kerja siswa, menyediakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru mengelola pembelajaran dan lembar wawancara. b. Pelaksanaan tindakan Pada siklus ini peneliti tetap menggunakan konsep belajar secara kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pelaksanaannya dilakukan selama empat jam pelajaran dan dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan 1 langkah-langkah pembelajarannya yaitu: 1) guru melakukan apersepsi; 2) guru memberikan motivasi siswa untuk belajar;

28 3) menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai; 4) guru memberi contoh bentuk gambar; 5) guru menjelaskan bahwa gambar-gambar tersebut memiliki ukuran yang berbeda; 6) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok 4 siswa; 7) guru membagikan gambar secara acak; 8) siswa menyusun gambar tersebut menjadi sebuah bentuk gambar bangun datar; 9) siswa perwakilan kelompok mendemontrasikan dan hasil diskusi, serta siswa yang lain mengoreksi jawabannya; 10) guru memberi penguatan atas jawaban siswa; 11) guru bersama siswa membahas hasil diskusi; 12) siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama; 13) guru memberi kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum jelas; 14) guru melakukan evaluasi. Pada pertemuan 2 langkah-langkah pembelajarannya yaitu: 1) guru melakukan apersepsi; 2) guru memberikan motivasi siswa untuk belajar; 3) menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai; 4) guru memberi contoh gambar dari sebuah buku; 5) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok 4 siswa; 6) guru memperlihatkan gambar bangun datar secara acak; 7) siswa melihat, mendengarkan dan menulis inti dari gambar tersebut; 8) siswa menyusun potongan gambar acak tersebut menjadi sebuah bangun datar; 9) setiap kelompok maju kedepan kelas, mendemontrasikan dan membacakan hasil diskusinya yang telah dibuat dalam kelompok dan siswa yang lain mengoreksi jawaban kelompok yang maju;

29 10) guru memberi penghargaan atas hasil kerja kelompok siswa; 11) guru bersama siswa membahas hasil diskusi; 12) siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama; 13) guru memberi kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum jelas; 14) guru melakukan evaluasi. c. Observasi Observasi pada siklus 2 ini, dilakukan untuk: 1) mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan diskusi; 2) mengamati keterampilan guru dalam mengondisikan kelas sesuai dengan skenario pembelajaran metode demontrasi dan diskusi yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh tujuan tersebut observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa diamati oleh teman sejawat 1 orang, sedangkan aktivitas guru diamati oleh guru kelas 2 menggunakan lembar observasi. d. Refleksi Dalam pelaksanaan siklus I tentunya terdapat kekurangan yang diperbaiki pada siklus 2. Dalam siklus 2 diharapkan ada peningkatan yang lebih baik. Dilihat dari segi keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil belajar matematika siswa. Dalam tahap refleksi ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) mengevaluasi proses yang berupa keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode demontrasi dan diskusi, disesuaian terhadap sasaran indikator yang tercapai; 2) mengevaluasi hasil belajar siswa yang berupa hasil belajar matematika siswa dengan disesuaian terhadap sasaran indikator yang tercapai;

30 1.4 Data dan Cara pengumpulan Data 1.4.1 Sumber Data a. Siswa Sumber data siswa diperoleh dari lembar observasi respon siswa dalam pembelajaran matematika, hasil belajar, dan hasil wawancara yang dilakukan secara sistematis selama pelaksanaan siklus I sampai siklus 2 b. Guru Sumber data guru diperoleh dari lembar observasi keterampilan guru dalam melakukan pembelajaran dengan metode demontrasi dan diskusi. c. Data Dokumen Sumber data dokumen berupa hasil tes siswa sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran dengan metode demontrasi dan diskusi. d. Catatan Lapangan Sumber data yang berupa catatan lapangan, diperoleh dari catatan selama proses pembelajaran dilaksanakan, yaitu berupa data aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, data keterampilan guru dalam mengondisikan kelas. e. Foto Sumber data yang berupa foto, diperoleh dari dokumentasi ketika pelaksanaan penelitian berlangsung. 1.4.2 Jenis Data a. Data Kuantutatif Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 21) data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini diwujudkan dengan hasil belajar matematika siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan diskusi. b. Data Kualitatif Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 20-21) data kualitatif adalah data yang berupa kalimat/ peryataan bukan berupa angka. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan

31 guru dalam mengelola pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa, wawancara, dan catatan lapangan dalam pembelajaran matematika bangun datar dengan metode demontrasi dan diskusi. 1.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolabaratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2007: 116). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa sesuai dengan skenario. 2. Catatan Lapangan Menurut (Wiriaatmadja, 2008: 125) sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian adalah catatan lapangan (field notes) yang dibbuat oleh peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi. Kekayaan data dalam catatan lapangan ini, yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keadaan lapangan ketika dilakukan pembelajaran matematika menggunakan metode demontrasi dan diskusi serta memperjelas hasil observasi. 3. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal (Gulo, 2007: 119). Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi langsung dari guru pengamat (kolaborator) tentang pelaksanaan pembelajaran matematika dan dari siswa tentang kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran.

32 4. Metode tes Tes merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu (Poerwanti, dkk, 2008:5). Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika bangun datar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan diskusi. 1.6 Teknik Analisis Data Teknik analissi data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1.6.1 Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata/mean dan modus. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase. Nilai dari tiap-tiap siklus dihitung jumlahnya dalam satu kelas, selanjutnya dihitung dalam persentase dengan rumus sebagai berikut. f NP = x 100% n Keterangan: NP : Nilai persentase tiap interval f : Jumlah frekuensi tiap interval n : Jumlah responden dalam satu kelas Untuk mencari rata-rata kelas dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: M = M Nilairata rata kelas Jumlah seluruh nilai

33 N Jumlah siswa (Sudjana, 2009: 125) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut: % Keterangan: = Jumlah siswa yang tuntas belajar = Jumlah siswa = Persentase frekuensi (Aqib, 2010: 40) Hasil penghitungan dikonsultasikan den gan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas atau tidak tuntas, dengan ketentuan sebagai berikut : Kriteria ketuntasan Kualifikasi 62 Tuntas < 62 Tidak tuntas Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Minimal Matematika Kelas 2 SDN Tegalharjo 2 Kabupaten Pati 1.6.2 Kualitatif Hasil perhitungan matematika dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan hasil belajar matematika dengan metode Demontrasi and Diskusi. Teknik kualitatif dipakai untuk menganalisis data nontes yang diperoleh dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data kualitatif ini diperoleh dari data nontes, yaitu observasi dan dokumentasi foto. Analisis data secara kualitatif dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu (a) menelaah/menganalisis seluruh data dari hasil nontes, (b) menyusunnya dalam satuan-satuan, dan (c) dikategorisasikan.

34 Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa dalam menulis karangan narasi pada siklus I dan siklus 2 dan juga untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan. 1.7 Indikator Keberhasilan Pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan diskusi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 2 SD Negeri Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati dengan indikator keberhasilan sebagai berikut: Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik; 85% dari siswa kelas 2 SD Negeri Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati mengalami ketuntasan belajar individual sebesar 62 dalam pembelajaran matematika aspek bangun datar;