IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi dan terletak antara 6 19-6 47 Lintang selatan dan 106 1-107 103 Bujur Timur. Secara geografis, batas sebelah utara Kabupaten Bogor adalah Kabupaten Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi dan Kota Depok, sedangkan sebelah selatan adalah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan di tengah-tengah Kabupaten Bogor terdapat Kota Bogor (BPS Kabupaten Bogor, 2005). Wilayah Kabupaten Bogor saat ini merupakan wilayah penyangga DKI Jakarta. Posisi geografis kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam wilayah pembangunan Bogor Tengah yang berdampingan dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi menunjukkan fungsi dan peran Kabupaten Bogor tersebut. Dengan demikian Kecamatan Citeureup yang terletak di wilayah Bogor Tengah berperan sebagai pemasok berbagai kebutuhan pasar di wilayah sekitarnya terutama pusat-pusat kegiatan ekonomi seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Ditinjau dari topografi, wilayah Kabupaten Bogor sangat bervariasi yaitu terdiri dari daerah pegunungan dan dataran rendah. Posisi sungai-sungai membentang dan mengalir dari daerah pegunungan di daerah selatan kearah utara. Daerah Aliran Sungai (DAS) terdiri dari enam DAS, yaitu: DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, Sub Das Kali Bekasi dan Sub DAS Cipamingkit dan Cibeet. Di Kabupaten Bogor juga terdapat 95 buah danau atau situ-situ dengan luas 437.3 Ha (BPS Kabupaten Bogor 2005). 64
4.2. Adminstrasi Pemerintahan dan Wilayah Pelayanan Secara administrasi Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan dan 427 desa yang terbagi menjadi 199 desa kota dan 228 desa pedesaan. Lima diantara 40 kecamatan di Kabupaten Bogor merupakan kecamatan baru hasil pemekaran. Kelima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Leuwisadeng yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Tanjungsari yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Cariu, Kecamatan Cigombong yang merupakan pemekaran Kecamatan Cijeruk, Kecamatan Tajur Halang merupakan Pemekaran Kecamatan Bojong Gede, dan Kecamatan Tenjolaya yang merupakan pemekaran Kecamatan Ciampea (BPS Kabupaten Bogor 2005). Wilayah Kabupaten Bogor dikelompokkan ke dalam tiga wilayah pembangunan, yaitu: strategi percepatan di wilayah Bogor Barat mencakup 13 kecamatan; strategi pengendalian di wilayah Bogor Tengah mencakup 20 kecamatan; dan strtaegi pemantapan di wilayah Bogor Timur mencakup 7 kecamatan. Wilayah Bogor Tengah terdiri dari Kecamatan Dramaga, Ciomas, Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin, Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Babakan Madang, Citeureup, Cibinong, Bojonggede, Tajur Halang, Kemang, Rancabungur, Parung, Ciseeng dan Kecamatan Gunungsindur. 4.3. Struktur Perekonomian Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang tinggi merupakan potensi yang menguntungkan bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tahun 2003, PAD Kabupaten Bogor sebesar Rp.148.921,78 juta sedangkan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp.166.260,11 juta. Jika dihitung persentasenya terhadap PDRB maka perubahan setiap tahunnya cenderung meningkat. Tahun 2004, persentase PAD terhadap PDRB Kabupaten Bogor adalah 0,58 persen. Disamping itu, jika dilihat dari aspek pendapatan perkapita, secara umum pendapatan per kapita di Kabupaten Bogor adalah Rp. 6.470.000 pada tahun 2003 dan Rp 7.090.000 juta pada tahun 2004. Bahkan pendapatan daerah Kabupaten Bogor berdasarkan RAPBD 2008 sebesar Rp. 1.656.588.000 naik sebesar 5.72 persen dibandingkan pada tahun 2007. 65
Struktur mata pencaharian penduduk di Kabupaten Bogor didominasi oleh sektor perdagangan, industri, dan pertanian. Persentase jumlah penduduk yang bekerja pada sektor perdagangan pada tahun 2004 adalah sebesar 24,82 persen, sedangkan penduduk yang bekerja di sektor industri berjumlah 22,51 persen. Selanjutnya, terdapat 20,30 persen penduduk Kabupaten Bogor yang bekerja pada sektor pertanian (BPS Kabupaten Bogor 2005) 4.4. Keberadaan Pasar di Wilayah Kabupaten Bogor Secara keseluruhan jumlah pasar yang terdapat di Kabupaten Bogor sebanyak 24 unit pasar tradisonal. Dari jumlah tersebut dibagi kedalam tiga kelas, yaitu kelas I, kelas II dan kelas III. Jumlah pasar dan kelasnya yang ada di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Pasar menurut kelasnya di Kabupaten Bogor NO NAMA PASAR KELAS I KELAS II KELAS III 1 Cileungsi Ciampea Parunpung 2 Cibinong Ciawi Ciseeng 3 Citeureup I Jasinga Cikereteg 4 Parung Panjang Cigombong Cimayang 5 Leuwiliang Citayam Nanggung 6 Cisarua Cicangkal 7 Parung Cigudeg 8 Jonggol 9 Citeureup II 10 Cariu 11 Ciluar 12 Laladon Sumber. Data Unit Pasar Citeureup I Tahun 2008 Adapun pengertian dari kelas I, II dan III pada penggolongan kelas pasar tradisional di Kabupaten Bogor yaitu: 66
1. Pasar Kelas I; yaitu pasar dengan cakupan pelayanan wilayah daerah dan sekitarnya. 2. Pasar Kelas II; yaitu pasar dengan cakupan wilayah terbatas pada wilayah tertentu sekitar pasar 3. Pasar Kelas III; yaitu pasar dengan cakupan yang lebih terbatas pada lingkungan tertentu dan jam operasional tertentu pula Pengelolaan pasar tersebut berdasarkan Perda Kabupaten Bogor No.4 Tahun 2005 dikelola oleh Perusahaan Daerah yang disebut PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor. Berdasarkan Perda tersebut, tujuan didirikannya PD Pasar Tohaga adalah: 1. Meningkatkan pelayanan umum dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pasar 2. Menigkatkan Pendapatan Asli Daerah Dengan motto Belanja nyaman harga terjangkau 4.4.1. Pasar Citeureup I Pasar Citeureup I terletak di Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor yang berdiri tahun 1928, kemudian mengalami pemugaran pada 9 Juni 1988 dengan luas tanah 13.800 m2. Belakangan ini mengalami perubahan dari perencanaan diantaranya tata ruang dan lokasi, dimana jalan yang mengelilingi pasar tersebut sudah tertutup dan berdiri kios-kios serta pedagang kaki lima sehingga kendaraan sudah tidak bisa masuk lagi kedalam pasar begitu pula tempat parkir yang tidak memadai lagi. Sesuai dengan luas areal yang ada, pemanfaatan ruang Pasar Citeureup I saat ini meliputi satu kantor unit pasar, bangunan kios, los, juga dilengkapi dengan toilet umum, tempat parkir roda dua dan roda empat didepan kantor unit pasar, juga terdapat pembuangan sampah sementara. Jumlah pedagang Pasar Citeureup I saat ini berjumlah 967 pedagang, yang terdiri dari 408 pedagang di kios, 97 pedagang di los, 100 pedagang di radius serta menampung juga 362 pedagang kaki lima. Adapun besarnya iuran retribusi yang dibayarkan oleh pedagang berbeda sesuai dengan jenis pedagang, dengan rincian sebagai berikut: a. Retribusi pasar 67
Tarif retribusi pasar yang dikenakan kepada pedagang adalah: pedagang di kios Rp.1000,- per hari, pedagang di los Rp.700,- per hari, pedagang di radius dan pedagang kaki lima masing- masing Rp.500,- per hari b. Retribusi kebersihan Tarif retribusi yang dikenakan kepada pedagang adalah: pedagang di kios Rp.300,- per hari, pedagang di los Rp.400,- per hari dan pedagang kaki lima Rp.400,- per hari. Sedangkan pedagang radius tidak dikenakan retribusi kebersihan 4.4.2. Jenis Komoditi di Pasar Citeureup I Jenis komoditi yang ada di Pasar Citeureup I dapat dirinci sebagai berikut: a. Kios Blok A terdiri dari: pakaian, sepatu, alat listrik, klontong, emas, bahan bangunan Blok A1 terdiri dari:bbesi, klontong, elektronik, plastik, beras Blok B terdiri dari: lansam, klontong, beras Blok B1 terdiri dari: kaleng, home industri Blok Ainpres terdiri: dari kelapa, sayuran, ikan Blok Binpres terdiri dari: kelapa, sayuran, ikan b. Los Los D terdiri dari: sayuran, lansam, ikan, nasi c. PKL Jenis komoditi yang dijual pedagang kaki lima terdiri dari: ayam, daging, bakso, ikan, sayuran, bumbu, klontong, kelapa, tahu tempe d. Radius Jenis komoditi yang dijual pedagang radius terdiri dari: bahan bangunan, plastik, elektronik, alat-alat listrik, makanan, sembako 4.4.3. Struktur Organisasi Pasar Citeureup I Pelaksanaan pengelolaan pasar di Kabupaten Bogor dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Tohaga, yang kemudian di setiap unit pasar yang tersebar di wilayah Kabupaten Bogor dibentuk organisasi pengelola pasar untuk 68
kelancaran proses koordinasi, pengelolaan yang sinergi. Unit pasar ini di pimpin oleh seorang kepala unit, seperti yang ada di Pasar Citeureup I. Selanjutnya kepala unit ini membentuk perangkat-perangkat kebawahnya sesuai dengan kebutuhan yang ada di Pasar Citeureup I. Untuk urusan administrasi dan keuangan misalnya, Kepala Pasar Citeureup I cukup membutuhkan satu orang staf tata usaha yang kemudian tata usaha ini membentuk perangkat yang bertanggung jawab terhadap penarikan retribusi, yang lebih dikenal pengutip retribusi sebanyak 6 orang dan petugas kebersihan sebanyak 13 orang. Begitupun halnya kepala pasar membutuhkan kepala keamanan yang beranggotakan 17 orang untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan pasar. Semua pegawai unit pasar ini bekerja dengan tanggung jawab yang di berikan di bawah pimpinan Kepala Unit Pasar Citeureup I. Hal ini dapat di lihat pada Gambar 7. PD. Pasar Tohaga Kab. Bogor Kepala Unit Pasar Citeureup I Tata Usaha Kepala Keamanan Pengutip Retribusi Pesapon/ Petugas Kebersihan Anggota Sumber. Pasar Unit Citeureup I Gambar 7. Struktur Organisasi Pasar Citeureup I 69