BAB IV GAMBARAN UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM"

Transkripsi

1 65 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Fisik dan Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah ,304 Ha, dan secara geografis terletak antara Lintang Selatan dan Bujur Timur. Secara administratif, Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi dan Kota Depok di sebelah Utara, kemudian dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang di sebelah Timur, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, sementara di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten serta di tengah-tengah terletak Kota Bogor (Bappeda Kab. Bogor, 2008) Topografi wilayah Kabupaten Bogor sangat bervariasi, yaitu berupa daerah pegunungan di bagian Selatan, hingga daerah dataran rendah di sebelah Utara. Keberadaan sungai-sungai di wilayah Kabupaten Bogor posisinya membentang dan mengalir dari daerah pegunungan di bagian Selatan ke arah Utara. Di wilayah Kabupaten Bogor terdapat enam Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, Sub DAS Kali Bekasi serta Sub DAS Cipamingkis dan Cibeet. Dengan posisinya yang terletak sebagai salah satu hinterland di bagian selatan kota Jakarta dengan akses yang mudah dicapai menjadikan Kabupaten Bogor sebagai wilayah yang cukup strategis sehingga tidak hanya berdampak positif untuk pembangunan di Kabupaten Bogor tapi juga dapat berdampak negatif terhadap administrasi kependudukan di Kabupaten Bogor karena banyaknya penduduk pendatang yang seringkali tidak didukung dengan kelengkapan administrasi kependudukan dari wilayah asalnya. Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri atas 428 Desa/Kelurahan, yang terdiri dari 411 desa, 17 kelurahan, RW, RT yang tercakup dalam 40 Kecamatan. Jumlah kecamatan sebanyak 40 tersebut merupakan jumlah

2 66 kumulatif setelah adanya hasil pemekaran lima Kecamatan di tahun 2005, yaitu dengan membentuk Kecamatan Leuwisadeng (pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang), Kecamatan Tanjungsari (pemekaran dari Kecamatan Cariu), Kecamatan Cigombong (pemekaran dari Kecamatan Cijeruk), Kecamatan Tajurhalang (pemekaran dari Kecamatan Bojonggede) dan Kecamatan Tenjolaya (pemekaran dari Kecamatan Ciampea). Untuk memperoleh gambaran secara lengkap, dapat dilihat dalam peta wilayah administratif Kabupaten Bogor berdasarkan rencana tata ruang wilayah dari Bappeda Kabupaten Bogor Tahun 2008 pada Gambar 3. Sumber : Bappeda Kab. Bogor, 2008 Gambar 3. Peta Wilayah Administratif Kabupaten Bogor 4.2 Kondisi Demografi Kabupaten Bogor Penduduk Kabupaten Bogor Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Bogor pada tahun 2008 berjumlah jiwa. Apabila jumlah penduduk dilihat dari kelompok umur, maka di Kabupaten Bogor pada tahun 2008 penduduk yang berada kelompok umur 0 14 tahun berjumlah 28,54 persen, tahun mencapai 67,75 persen dan lebih dari 65 tahun 3,7 persen. Dengan besarnya jumlah usia produktif hal ini berarti tersedia

3 67 cukup banyak tenaga kerja yang dapat diandalkan untuk meningkatkan pembangunan di Kabupaten Bogor dan banyaknya penduduk yang wajib memiliki dokumen kependudukan seperti KTP, Kartu Keluarga ataupun Akta Catatan Sipil, seperti ditunjukkan pada Gambar Tahun Keatas, 3.71% 0-14 Tahun, 28.54% Tahun, 67.75% Sumber : Bapeda Kab. Bogor, 2008 Gambar 4. Komposisi Umur Penduduk Kabupaten Bogor Sementara itu, penduduk di Kabupaten Bogor menunjukkan sebaran yang belum merata, dimana konsentrasi penduduk terpadat cenderung berada di wilayah perkotaan dan di kawasan industri seperti di Kecamatan Cibinong ( jiwa), Kecamatan Gunung Putri ( jiwa), Kecamatan Ciomas ( jiwa), Kecamatan Sukaraja ( jiwa) dan Kecamatan Ciampea ( jiwa), sedangkan penduduk dengan konsentrasi rendah berada di wilayah pedesaan seperti di Kecamatan Cariu ( jiwa), Kecamatan Tanjung Sari ( jiwa), Kecamatan Tenjolaya ( jiwa), Kecamatan Sukajaya ( jiwa) dan Kecamatan Tenjo ( jiwa). Pada tahun 2007, jumlah rumah tangga yang bermukim di wilayah Kabupaten Bogor adalah sebanyak KK, dan apabila memperhatikan jumlah total penduduk di atas, maka dapat dihitung bahwa jumlah anggota rumah tangga di masing-masing keluarga rata-rata sekitar 4-5 jiwa/kk. Kondisi ini mengindikasikan bahwa keluarga di Kabupaten Bogor pada umumnya masih menganut konsep keluarga inti (nuclear family) atau konsep keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak sebanyak 2-3 orang. Dengan kata lain bahwa konsep keluarga di Kabupaten Bogor masih mengikuti prinsip keluarga kecil bahagia dan sejahtera, meskipun pada wilayah kecamatan tertentu masih

4 68 ditemukan keluarga tertentu dengan jumlah anggota di atas rata-rata Kabupaten Bogor atau dikenal dengan keluarga besar (extended family) (Bappeda Kab. Bogor, 2008). Sedangkan Jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut serta diakui oleh negara di Kabupaten Bogor berdasarkan data Sensus Daerah Tahun 2006 oleh Bappeda Kabupaten Bogor, yaitu yang beragama Islam sebanyak orang (97,76 %), Kristen Katholik sebanyak orang (0,60 %), Kristen Protestan sebanyak orang (1,08 %), Hindu sebanyak orang (0,05 %), Budha sebanyak orang (0,33 %), Kong Hu Chu sebanyak orang (0,16 %) dan lainnya sebanyak 730 orang (0,02 %). Dalam kajian ini lokasi penelitian yang dijadikan sebagai sampel adalah Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Pamijahan. Dalam peta wilayah Kabupaten Bogor (Gambar 3), dapat dilihat karakteristik wilayah yang berbeda antara dua kecamatan tersebut. Kecamatan Cibinong merupakan pusat pemerintahan daerah Kabupaten Bogor yang ke dua belas desanya sudah membentuk menjadi kelurahan sehingga termasuk wilayah desa perkotaan dengan jarak tempuh dari kelurahan ke kantor kecamatan dan ke pemerintahan kabupaten cukup dekat, sedangkan Kecamatan Pamijahan terdiri dari 15 desa dengan jarak tempuh yang cukup jauh dari desa ke kantor kecamatan terlebih lagi menuju pusat pemerintahan Kabupaten Bogor di Kecamatan Cibinong. Pemilihan dua kecamatan dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor berdasarkan jumlah penduduk yang belum memiliki KTP dan KK nya masih sangat besar dibandingkan Kecamatan lainnya yang rata rata di bawah 50 persen yaitu Kecamatan Cibinong yang belum memiliki KTP sebanyak orang (77,5 %) dari wajib KTP dan belum memiliki KK sebanyak keluarga (66,73 %) dari keluarga serta Kecamatan Pamijahan yang belum memiliki KTP sebanyak orang (94,33 %) dari orang dan belum memiliki KK sebanyak keluarga (97,37 %) dari keluarga (Disduk Capil, 2009). Gambaran mengenai kondisi umum Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Pamijahan dijelaskan dalam sub bab sub bab berikutnya.

5 Kecamatan Cibinong Letak dan Luas Wilayah Kecamatan Cibinong sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bogor, terletak pada ketinggian 120 M 140 Dpl dengan curah hujan rata rata mm / tahun dan suhu antara 22 C - 31 C. Luas wilayah Kecamatan Cibinong adalah 4.243,023 Ha dengan batas wilayah kerja : - Sebelah Utara : Kota Depok - Sebelah Selatan : Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Babakan Madang - Sebelah Barat : Kecamatan Bojong Gede - Sebelah Timur : Kecamatan Citeureup Secara administrasi Kecamatan Cibinong terbagi dalam 12 Kelurahan, 158 Rukun Warga (RW), 909 Rukun Tetangga (RT) dengan Kepala Keluarga sebanyak KK (Kecamatan Cibinong, 2010). Dalam Program Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor, dengan mempertimbangkan perkembangan wilayah, karakteristik wilayah dan pola interaksi internal dan eksternal yang didukung oleh jaringan infrastruktur pelayanan baik lokal maupun regional, Kecamatan Cibinong termasuk ke dalam Wilayah Pembangunan Tengah yang merupakan simpul-simpul jasa distribusi barang dan jasa serta pendorong pengembangan wilayah. Sebagai wilayah pengembangan perumahan, industri, perdagangan, perkantoran dan jasa di Kabupaten Bogor, potensi pengembangannya banyak didukung oleh letak geografis Kecamatan Cibinong yang berdekatan dengan akses jalan tol menuju kota Bogor dan Propinsi DKI Jakarta Penduduk dan Mata Pencaharian Jumlah penduduk Kecamatan Cibinong pada akhir tahun 2009 adalah sebanyak jiwa dengan jumlah penduduk terbesar di Kelurahan Pabuaran yang mencapai jiwa (25,65 %) dan jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Tengah sebanyak jiwa (3,62 %) (BPS Kabupaten Bogor, 2009).

6 70 Jumlah penduduk sebanyak jiwa tersebut terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak jiwa (50,71 %) dan penduduk perempuan sebanyak jiwa (49,29 %). Sementara itu, jumlah penduduk berdasarkan komposisi umur pada tahun 2009 yaitu usia 0 14 tahun sebanyak jiwa (29,68 %), usia tahun sebanyak jiwa (61,14 %), dan usia 55 tahun ke atas sebanyak jiwa (9,18 %). Penyebaran penduduk di Kecamatan Cibinong tidak merata, sehingga kepadatan penduduk perkilometer bervariasi di setiap kelurahan. Penduduk yang terpadat terdapat di Kelurahan Pabuaran mencapai jiwa/km2, sedangkan penduduk yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Cirimekar yaitu 724 jiwa/km2, dijelaskan pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatannya di Kecamatan Cibinong Tahun 2009 No Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Km-2 Kepadatan Jiwa/Km-2 1 Karadenan , Nanggewer Nanggewer Mekar ,64 2, Cibinong , Pakansari , Sukahati , Tengah , Pondok Rajeg , Harapan Jaya , Pabuaran , Cirimekar , Ciriung , Jumlah Sumber : BPS Kab.Bogor, , Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Cibinong sebagian besar tergantung pada sektor industri yaitu mencapai rumah tangga (53,72 %)

7 71 berikutnya pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak rumah tangga (13,53 %) dan paling sedikit pada sektor pertambangan dan penggalian sebanyak rumah tangga (1,94 %) serta pada lembaga keuangan sebanyak 868 rumah tangga (1,33 %). Pada sub bab berikutnya dibahas tentang gambaran umum daerah penelitian lainnya yaitu Kecamatan Pamijahan. 4.4 Kecamatan Pamijahan Letak dan Luas Wilayah Kecamatan Pamijahan merupakan salah satu kecamatan yang termasuk wilayah pembangunan barat di Kabupaten Bogor yang terletak pada ketinggian 700 M Dpl dengan suhu antara 20ºC 28ºC. Luas wilayah Kecamatan Pamijahan adalah 3.234,301 Ha dengan batas wilayah : - Sebelah Utara : Kecamatan Cibungbulang - Sebelah Selatan : Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi - Sebelah Barat : Kecamatan Leuwiliang - Sebelah Timur : Kecamatan Tenjolaya Secara administrasi Kecamatan Pamijahan terbagi dalam 15 Desa, 137 RW, 472 RT dengan Kepala Keluarga sebanyak KK (BPS Kab. Bogor, 2009). Mengingat letak geografisnya yang cukup jauh dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor di Kecamatan Cibinong yang berjarak 51 KM, dengan topografi wilayah yang sebagian besar (60 %) berupa bukit sampai bergunung dan terbatasnya akses jalan maka menyebabkan waktu tempuh yang cukup lama dari pusat pemerintahan daerah menuju Kecamatan Pamijahan yaitu mencapai 1 2 jam untuk perjalanan normal (60 KM/Jam) Penduduk dan Mata Pencaharian Jumlah penduduk Kecamatan Pamijahan pada akhir tahun 2009 adalah sebanyak jiwa dengan jumlah penduduk terbesar di Desa Cibening yang mencapai jiwa (9,38 %) dan jumlah penduduk terkecil di Desa Cibitung

8 72 Wetan sebanyak jiwa (4,44 %). Jumlah penduduk sebanyak jiwa tersebut terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak jiwa (51,03 %) dan penduduk perempuan sebanyak jiwa (48,97 %) (BPS Kabupaten Bogor, 2009). Penyebaran penduduk di Kecamatan Pamijahan cukup merata, artinya antara desa satu dengan lainnya memiliki kepadatan penduduk yang hampir sama. Penduduk yang terpadat terdapat di Desa Pasarean yang mencapai jiwa/km2, sedangkan penduduk yang paling sedikit terdapat di Desa Purwabakti yaitu 439 jiwa/km2, seperti dijelaskan pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Penduduk, Luas Desa dan Kepadatannya di Kecamatan Pamijahan Tahun 2009 No Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Km-2 Kepadatan Jiwa/Km Cibunian Purwabakti Ciasmara Ciasihan Gunung Sari Gunung Bunder 2 Gunung Bunder 1 Cibening Gunung Picung Cibitung Kulon Cibitung Wetan Pamijahan Pasarean Gunung Menyan Cimayang ,48 16,62 5,76 7,73 6,83 3,66 3,30 3,47 5,27 2,45 2,34 4,00 2,77 2,46 1, Jumlah , Sumber : BPS Kab. Bogor, 2009 Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Pamijahan sebagian besar tergantung pada sektor pertanian yaitu mencapai rumah tangga (28,8 %) berikutnya pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak rumah tangga (20,46 %) dan paling sedikit pada sektor industri sebanyak 610 rumah tangga (2,04 %) serta pada pertambangan dan penggalian sebanyak 540 rumah tangga (1,80 %).

9 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas, yang merupakan pembentukan baru dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Bogor. Adapun setelah pembentukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor, Bidang Keluarga Berencana bergabung dengan Bagian Sosial (Sub. Bagian Pemberdayaan Perempuan) menjadi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bogor Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang kependudukan dan catatan sipil serta tugas tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kependudukan dan catatan sipil 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kependudukan dan catatan sipil 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya Visi dan Misi Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai Visi Terwujudnya Administrasi Kependudukan yang Tertib Tahun Adapun Misi nya adalah : 1. Meningkatkan manajemen perkantoran 2. Meningkatkan manajemen pendaftaran penduduk

10 74 3. Meningkatkan Manajemen pencatatan sipil 4. Meningkatkan Manajemen SIAK Susunan Organisasi dan Jumlah Personil Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil didukung oleh pegawai sebanyak 94 orang. Adapun pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil berdasarkan statusnya terdiri dari : a. PNS b. Non : : 82 orang 12 orang Susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor terdiri atas : a. Kepala Dinas b. Sekretariat, membawahi : 1. Sub. Bagian Program dan Pelaporan 2. Sub. Bagian Keuangan 3. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Kependudukan, membawahi : 1. Seksi Sistem Informasi Kependudukan 2. Seksi Administrasi Penduduk d. Bidang Pencatatan Sipil, membawahi : 1. Seksi Administrasi Kelahiran dan Kematian 2. Seksi Pencatan Perkawinan, Perceraian dan Pengangkatan, Pengakuan, Pengesahan Anak e. Bidang Dokumentasi dan Penyuluhan, membawahi : 1. Seksi Dokumentasi 2. Seksi Penyuluhan Secara lengkap struktur organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor disajikan dalam Gambar 5.

11 75 KEPALA Sekretariat Sub.Bag Program & Pelapora n Sub.Bag Keuangan Sub.Bag Umum & Kepegawaian iann Ka.Bid Kependudukan Ka. Bid Pencatatan Sipil Ka. Bid Dokumentasi & Penyuluhan Seksi Adminduk Seksi SIAK Seksi P2P3A Seksi Kelahiran & Kematian Seksi Dokumentasi Seksi Penyuluhan Gambar 5. Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor Sumber : Perda Kab. Bogor No. 11 Tahun Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor Tahun Tujuan pembangunan urusan kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Bogor selama tahun adalah meningkatkan tertib administrasi kependudukan dengan sasaran kinerja bertambahnya jumlah penduduk yang memiliki KTP dan akta Catatan Sipil dan terbentuknya sistem informasi dan administrasi kependudukan nasional di Kabupaten Bogor (Renstra Disduk dan Capil Kab. Bogor ) Beberapa program yang telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah : 1) Pelayanan Langsung Akta Catatan Sipil Kegiatan ini dilakukan dalam upaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat mengingat jauhnya jarak pusat pelayanan dikarenakan letak geografis dan luasnya wilayah Kabupaten Bogor. Kegiatan pelayanan pencatatan sipil yang dilakukan hanya pencatatan kelahiran dengan melakukan pelayanan secara

12 76 langsung (Jemput Bola) di 40 Kecamatan 40 Desa oleh aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin tiap tahunnya sampai dengan saat ini dengan biaya dari APBD Kabupaten Bogor. Pada Tahun 2006 pencapaian pembuatan akta kelahiran dari kegiatan jemput bola ini mencapai lembar akta kelahiran (72,40 %) dari target lembar. Pada Tahun 2007, pencapaian pembuatan akta kelahiran dan kematian mencakup kegiatan pelayanan yang dilakukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebanyak lembar (157,31 %) dari target lembar. 2) Operasi Yustisi Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan, khususnya KTP dan merupakan shock Therapy bagi masyarakat yang belum memiliki KTP atau sudah habis masa berlakunya. Pemilihan lokasi razia KTP ini berdasarkan hasil evaluasi terhadap permasalahan kependudukan yang relatif tinggi. Pada tahun 2006, kegiatan dilaksanakan pada 10 Kecamatan yaitu Kecamatan Ciomas, Cigudeg, Bojong Gede, Citeureup, Sukaraja, Leuwisadeng, Cigombong, Dramaga, Gunung Sindur dan Taman Sari dengan target wilayah operasi di pusat keramaiana, pasar, pertokoan, stasiun, terminal dan lain lain. Hasil yang dicapai yaitu telah terjaring sebanyak orang (90,26 %) yang tidak memiliki KTP dari target orang. Tidak tercapainya target dikarenakan waktu yang tidak cukup dan kurangnya personil. Kegiatan ini berakhir pada tahun 2006 dan tidak dilaksanakan lagi sejak tahun ) Penyebarluasan Informasi dan Publikasi Kependudukan dan Akta Catatan Sipil Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan bagi masyarakat untuk berbagai kepentingan. Penyebarluasan informasi dilakukan melalui berbagai media elektronik dan media luar ruang yang ditempatkan pada titik titik strategis untuk diketahui masyarakat di beberapa wilayah kecamatan. Pada tahun 2006 dilakukan melalui siaran radio dengan frekwensi 130 hari/siaran,

13 77 pemasangan spanduk sebanyak 20 buah dan billboard lima buah. Pada tahun 2007 penyebarluasan informasi hanya dilakukan melalui media luar ruang yaitu pemasangan lima buah billboard, poster sebanyak lembar dan dua buah backdrop. Pada tahun 2008 kegiatan penyebarluasan informasi ini masuk ke dalam kegiatan Sosialisasi Kebijakan Kependudukan. 4) Penataan Dokumentasi Akta Catatan Sipil Penataan dokumen yang dimaksud adalah penataan arsip arsip catatan sipil secara manual dengan menyusun dan memilah-milah sesuai dengan jenis register dan blangko pencatatan sipil. Kegiatan penataan terhadap arsip-arsip catatan sipil ini sangat penting untuk dilakukan karena sifatnya yang permanen yaitu berlaku sepanjang masa. Karena keterbatasan penyediaan anggaran tiap tahunnya maka sarana dan prasarana untuk kegiatan penataan tidak dapat dilakukan seratus persen sesuai akta yang diterbitkan, sehingga seringkali register akta-akta yang telah diterbitkan menumpuk begitu saja di gudang arsip sampai dilakukan pengadaan kembali rakrak dan dus untuk penataan arsip pada tahun depannya. Pada tahun 2006 penataan mencakup lima jenis blangko akta catatan sipil sebanyak lembar. Pada tahun 2007, penataan register meningkat menjadi lembar, akan tetapi yang tertata baru register karena kurangnya rak dan dus untuk tempat register. Kegiatan ini terus dilaksanakan secara rutin tiap tahunnya sampai dengan sekarang. 5) Pembangunan dan Pengoperasian SIAK secara Terpadu Penerapan SIAK baik secara on line maupun off line adalah suatu hal yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota untuk mewujudkan komitmen nasional dalam rangka menciptakan sistem pengenal tunggal berupa NIK bagi seluruh penduduk Indonesia, sehingga data penduduk dapat diintegrasikan dan direlasionalkan dengan data hasil rekaman pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Program SIAK ini sepenuhnya dibebankan kepada APBD. Karena pelaksanaannya menggunakan sistem jaringan komunikasi data dengan teknologi

14 78 yang cukup mahal, maka pembangunan SIAK tidak dapat dilaksanakan secara sekaligus, akan tetapi dengan secara bertahap. Pada tahun 2007, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor mencoba membangun jaringan SIAK bekerjasama dengan Telkom di 40 Kecamatan dengan anggaran yang terbatas (Rp ,-), akan tetapi realisasi hanya Rp ,- karena terdapat tiga kecamatan yang belum memiliki jaringan telepon/kabel fisik, yaitu Kecamatan Tanjung Sari, Tenjo dan Sukamakmur. Dengan pemasangan di 37 kecamatan tersebut, SIAK belum dapat dioperasionalkan. Pada tahun 2008, kegiatan pembangunan SIAK dilanjutkan lagi bekerjasama dengan Telkom menggunakan Visat (Via Satelit) dengan anggaran meningkat yaitu sebanyak Rp dengan realisasi Rp Pada bulan Agustus 2008, SIAK off line mulai dilaksanakan dimana kecamatan hanya sebagai perekam data, cetak KTP dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tanda tangan Kepala Dinas, akan tetapi inipun tidak dapat berlangsung lama hanya beberapa bulan, karena putusnya jaringan disebabkan habisnya masa kontrak dengan Telkom. Pada tahun 2009 kegiatan terputus dan tidak dilanjutkan disebabkan banyak hal yang menjadi kendala di lapangan, seperti terbatasnya anggaran ataupun pergantian/mutasi pimpinan. 6) Pelatihan Pengelola SIAK Terlaksananya SIAK bukan hanya didukung oleh fasilitas teknologi informasi yang canggih, tapi juga didukung oleh sumber daya manusia yang trampil dan mengerti penggunaan soft ware pendukung SIAK. Oleh karena itu pada tahun 2007, 40 orang operator komputer di tingkat kecamatan dan kabupaten dilatih untuk dapat mengoperasikan komputer perangkat SIAK baik on line maupun off line. 7) Pengembangan Data Base Kependudukan Kabupaten Bogor belum memiliki data penduduk yang akurat dan valid yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Pemilihan Gubernur (Pilgub) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Pada tahun 2006 Bapeda Kabupaten Bogor melakukan pendataan penduduk melalui

15 79 kegiatan Sensus Daerah (Susda). Untuk kepentingan Pilkada, Pilgub dan Pilpres diperlukan Daftar Penduduk Potensi Pemilih (DP4). Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada tahun 2007 mengemban tugas sebagai pelaksana kegiatan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) data penduduk potensi pemilih. Coklit dilakukan berdasarkan data hasil Susda tahun Hasil coklit menyebutkan bahwa total warga Kabupaten Bogor yang berhak untuk memilih berjumlah jiwa, dari total jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang mencapai jiwa pada tahun ) Penyusunan Kebijakan Kependudukan Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 2008 yaitu disusunnya draft Peraturan Daerah Kabupaten Bogor tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sesuai dengan Undang-undang No. 23 Tahun Jarak penyusunan draft Perda dengan penetapannya memakan waktu cukup lama yaitu berselang satu tahun. Perda ini kemudian ditetapkan pada tanggal 30 Juli ) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan Suatu kebijakan akan dipatuhi dan terimplementasi dengan baik bila difahami dan diketahui oleh masyarakat dan aparat pelaksananya. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi secara kontinyu dan efektif untuk keberhasilan implementasinya di lapangan. Pada tahun 2007 sosialisasi Undang-undang No. 23 Tahun 2006 dilakukan terhadap aparat pemerintah tingkat Kecamatan dan Desa dengan tersebarnya Buku Undang-undang No 23 Tahun 2006 sebanyak 500 buku. Pada tahun 2008 sosialisasi dilakukan dengan melakukan penyebarluasan informasi tentang administrasi kependudukan melalui tiga media luar ruang, eksemplar leaflet dan dua paket media elektronik di 40 kecamatan dan 428 desa. 4.6 Ikhtisar Kabupaten Bogor dengan kondisi geografis wilayah yang sangat luas dan berbatasan dengan kota/kabupaten yang maju, terutama sebagai daerah penyangga ibukota dapat memberikan dampak yang positif ataupun negatif bagi pembangunan di Kabupaten Bogor. Selain posisinya yang strategis dengan

16 80 kemudahan akses menuju ibukota negara, dampak negatif yang harus ditangani dengan cukup serius, yaitu masalah rentannya administrasi kependudukan akibat banyaknya penduduk pendatang ke wilayah Kabupaten Bogor, karena seringkali kedatangan mereka tidak disertai dengan kelengkapan administrasi kependudukan dari wilayah asalnya, selain penduduk lokal Kabupaten Bogor sendiri yang sudah sangat besar dan masih banyak yang belum memiliki dokumen kependudukan. Sesuai dengan amanat Undang-undang, pelaksanaan pelayanan administrasi penduduk di Kabupaten Bogor dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor dengan tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kependudukan dan catatan sipil serta tugas tugas pembantuan. Bila mengacu pada Undang-undang No.23 Tahun 2006 segala urusan administrasi Kependudukan harus dilaksanakan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Untuk saat ini segala urusan tersebut sudah dilaksanakan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten, kecuali untuk pelayanan KTP dan KK masih dilakukan di tingkat Kecamatan dengan bantuan Desa/Kelurahan mengingat luasnya wilayah geografis Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, penelitian pada kajian ini dilakukan di tiga tempat, yaitu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor untuk menganalisis pelaksanaan pencatatan sipil dan pendaftaran penduduk tertentu, sedangkan khusus pelayanan KTP dan KK, penulis mengadakan penelitian di tingkat Kecamatan, yaitu Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Pamijahan. Pemilihan dua kecamatan tersebut berdasarkan jumlah penduduk yang belum memiliki KTP dan KK nya masih sangat besar dibandingkan Kecamatan lainnya yang rata rata di bawah 50 persen. Selain itu, dua Kecamatan tersebut memiliki karakteristik wilayah yang berlawanan. Kecamatan Cibinong merupakan pusat pemerintahan daerah Kabupaten Bogor yang ke 12 desanya sudah membentuk menjadi kelurahan sehingga termasuk wilayah desa perkotaan dengan jarak tempuh dari kelurahan ke kantor kecamatan dan ke pemerintahan kabupaten cukup dekat, sedangkan Kecamatan Pamijahan terdiri dari 15 desa dengan jarak tempuh yang cukup jauh dari desa ke kantor kecamatan terlebih lagi menuju pusat pemerintahan Kabupaten Bogor di Kecamatan Cibinong.

17 81 Berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008 untuk meningkatkan jumlah kepemilikan KTP dan Akta Catatan Sipil dan terbentuknya SIAK belum membawa perubahan yang cukup berarti terhadap kepemilikan KTP dan Akta Catatan Sipil di Kabupaten Bogor. Terlebih lagi dengan pelaksanaan SIAK, walaupun beberapa program telah dilaksanakan untuk mewujudkan SIAK sejak Tahun 2006, sampai dengan Tahun 2010 SIAK on line belum dapat dioperasionalkan. Selain keterbatasan anggaran, SDM serta sarana dan prasarana, kurang konsistennya pimpinan karena adanya pergantian atau mutasi pejabat struktural, juga turut mengakibatkan perencanaan dan sistem yang sudah berjalan ikut berubah dan tidak berlanjut sehingga mulai dari awal lagi. Oleh karena itu, SIAK on line dan Data Base Kependudukan belum terwujud sampai dengan Tahun 2010 walaupun program dan kegiatannya sudah dicetuskan sejak Tahun Selain itu, demi terwujudnya Data Base Kependudukan menuju SIAK on line, pelaksanaan administrasi kependudukan melibatkan beberapa instansi terkait seperti Kantor Imigrasi, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, KUA atau Lembaga perkawinan lainnya, karena adanya kewajiban untuk melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami penduduk yang telah dicatatkan pada instansi-instansi tersebut. Kurangnya kemampuan para petugas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor dalam melaksanakaan tugas pokok dan fungsinya untuk melakukan koordinasi menyebabkan seringnya keterlambatan atau bahkan tidak adanya laporan dari instansi-instansi tersebut. Hal ini menyebabkan tidak akuratnya data peristiwa kependudukan dan peristiwa penting di Kabupaten Bogor.

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 57 BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah 298.838,304 Ha,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,

Lebih terperinci

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Kabupaten Bogor Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18 0-6º47 10 Lintang Selatan dan 106º 23 45-107º 13 30 Bujur

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 1.4. Kondisi Fisik Wilayah dan Administratif Pemerintahan Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18 0 6 47 10 Lintang Selatan dan 106 23 45 107 13 30 Bujur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi seperti pertanian dan kehutanan, pemukiman penduduk, komersial, dan penggunaan untuk industri serta

Lebih terperinci

VI. HUBUNGAN TINGKAT KEMISKINAN DENGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BOGOR

VI. HUBUNGAN TINGKAT KEMISKINAN DENGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BOGOR VI. HUBUNGAN TINGKAT KEMISKINAN DENGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 6.1 Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor Kemiskinan di Kabupaten Bogor menjadi persoalan utama yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR

BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR 82 BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR 5.1 Landasan Hukum Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah dalam fungsi pelayanan publik, yaitu fungsi pelayanan masyarakat (public service function),

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Penduduk merupakan bagian integral dalam proses kegiatan pemerintahan dan pembangunan, oleh karenanya penduduk tidak dapat hanya dilihat sebagai obyek, tetapi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Berdasarkan data

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat

GAMBARAN UMUM WILAYAH. berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis Penelitian ini difokuskan hanya pada daerah Kecamatan Cibinong yang berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat daerah di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa merupakan unit terkecil dalam sistem pemerintahan di Indonesia namun demikian peran, fungsi dan kontribusinya menempati posisi paling vital dari segi sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Nasional di bidang Administrasi Pemerintahan terutama pada administarsi Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan tertibnya

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 16

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur 34 IV. KEADAAN UMUM LOKASI 4.1. Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18"0" - 6 47"10" Lintang Selatan dan 106 23"45" - 107 13"30" Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibu kota

Lebih terperinci

VI. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

VI. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 18 VI. KODII UMUM DARAH PLITIA 4.1 Letak dan Lokasi Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Cibinong. Kabupaten Bogor dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kecamatan Sukasari Kota Bandung 2.1.1 Struktur Organisasi Kecamatan Sukasari Kota Bandung Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB VII STRATEGI DAN PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DI KABUPATEN BOGOR

BAB VII STRATEGI DAN PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DI KABUPATEN BOGOR 123 BAB VII STRATEGI DAN PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DI KABUPATEN BOGOR Pada bab ini akan dibahas mengenai perumusan strategi dan program peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TANGERANG 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN SAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN

PENERAPAN SAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN PENERAPAN SAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN LAMONGAN Disampaikan oleh : KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN LAMONGAN SISTEMATIKA PAPARAN Gambaran Umum SKPD Implementasi

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Lampung, yang memiliki luas wilayah seluas 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11. persen dari luas Provinsi Lampung, dan dibatasi oleh:

IV. GAMBARAN UMUM. Lampung, yang memiliki luas wilayah seluas 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11. persen dari luas Provinsi Lampung, dan dibatasi oleh: 55 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, yang memiliki luas wilayah seluas 3.921,63 km 2 atau sebesar

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH STUDI

KEADAAN UMUM WILAYAH STUDI 44 KEADAAN UMUM WILAYAH STUDI Kabupaten Bogor merupakan wilayah dari Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi Banten dan bagian dari wilayah Jabodetabek. Secara geografis, Kabupaten

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembangunan Nasional dibidang Kependudukan bertujuan untuk membangun kualitas database kependudukan guna menjamin legalitas dokumen kependudukan yang meliputi Kartu

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang 33 BAB III OBYEK LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 3.1.1 Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 64 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF LKIP 2016

IKHTISAR EKSEKUTIF LKIP 2016 IKHTISAR EKSEKUTIF LKIP 2016 Dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung Tahun 2016 telah melaksanakan program dan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

: KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL ORGANISASI URUSAN PEMERINTAHAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL JUMLAH DASAR HUKUM URAIAN

: KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL ORGANISASI URUSAN PEMERINTAHAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL JUMLAH DASAR HUKUM URAIAN URUSAN PEMERINTAHAN : 1.10. - KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL ORGANISASI : 1.10.01. - DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KODE REKENING 1.10.1.10.01.00.00.4. PENDAPATAN DAERAH 2.257.170.000,00 1.10.1.10.01.00.00.4.1.

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP IKHTISAR EKSEKUTIF Tujuan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, seperti yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis 2011-2015 adalah: 1. Untuk mewujudkan tertib administrasi di seluruh bidang sebagaimana

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom baru yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS TAHUNAN TAHUN 2012

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS TAHUNAN TAHUN 2012 LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS TAHUNAN TAHUN 202 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN Jl. KRT Pringgodiningrat No : 03 Beran Tridadi Sleman Yogyakarta Telp.0274 868362 202 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Bab I Laporan Tahunan 2007 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Laporan Tahunan 2007 BAB I PENDAHULUAN Bab I Laporan Tahunan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Kegiatan Tahunan merupakan laporan pelaksanaan kegiatan periode Januari sampai dengan Desember tahun, sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

PP 31/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG. Tentang: PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG

PP 31/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG. Tentang: PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG PP 31/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK KEPADA DAERAH Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 31 TAHUN 1998 (31/1998) Tanggal: 28 PEBRUARI 1998

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013. 2. Peraturan Presiden RI Nomor

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur

Lebih terperinci

Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s.d Tahun 2012 Realisasi Capaian Program dan

Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s.d Tahun 2012 Realisasi Capaian Program dan Tabel 2.1 Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD s.d Kabupaten Kode Target dan Realisasi Kinerja Kegiatan Target SKPD ) 1 10 1 10 01 1 10 01 01 1 10 01 01 01 Urusan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.

Lebih terperinci

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan.

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan. PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP Kode URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 01 Program Pelayanan Administrasi 1,264,847,100 - - 1,264,847,100 1,264,847,100

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RINGKASAN LAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

RINGKASAN LAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG RINGKASAN LAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Jl. Raya Soreang Km. 17. Soreang 40900 i Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELURAHAN PABUARAN MEKAR KECAMATAN CIBINONG

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELURAHAN PABUARAN MEKAR KECAMATAN CIBINONG SALINAN BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELURAHAN PABUARAN MEKAR KECAMATAN CIBINONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Purwakarta 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107º30

Lebih terperinci

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur propinsi Banten dengan titik kordinat 106 38-106 47 Bujur Timur dan 06 13 30 06 22 30 Lintang

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH TAHUN 2014 0

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB II GAMBARAN UMUM. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kecamatan a. Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan Kepala Daerah untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. b. Fungsi. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 BAB I PENDAHULUAN......I-1 1.1. Latar Belakang...... I-1 1.2. Landasan Hukum...... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan...... I-9 1.4. Sistematika Penulisan...... I-9

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN

Lebih terperinci