BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR GANGGUAN TIDUR BERBASIS WEB STUDI KASUS PUSKESMAS NGEMPLAK 2 SLEMAN HALAMAN JUDUL NASKAH PUBLIKASI

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ

GANGGUAN TIDUR. Dr. Moetrarsih SKF, DTM&H, Sp.KJ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

Tidur dan Ritme Sirkadian

commit to user BAB V PEMBAHASAN

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Tidur merupakan suatu fenomena yang umum, terjadi kehilangan. kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. 17. hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

Gangguan Tidur (Sleep Disorder) Pertemuan-16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Insomnia merupakan suatu kesulitan kronis dalam. memulai tidur, mempertahankan tidur / sering terbangun

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan

Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

INSOMNIA DAN DIAGNOSIS PSIKIATRI PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT (IRD) RSUP SANGLAH

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

EATING DISORDERS. Silvia Erfan

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu proses penting dalam kehidupan manusia. Kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

Klasifikasi dan Penatalaksanaan Gangguan Tidur. Bagaimanakan klasifikasi dan penatalaksanaan gangguan tidur?

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

Kurang atau Kelamaan Tidur Bisa menimbulkan kematian!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berhubungan dengan cita-cita, pengharapan, dan pandangan-pandangannya,

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU

GANGGUAN TIDUR. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

WITHDRAWAL SYNDROME BY : KELOMPOK 4

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar. Di samping populasi yang terus meningkat, Indonesia juga

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

Gangguan Psikiatrik Pada Pasien Ginjal ANDRI

Agung Frijanto PIT PDUI

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian di Indonesia. World Health Organisation (2012)

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Gangguan Ansietas dan Gangguan Depresi. Ansietas dan depresi merupakan bentuk emosional yang terbanyak pada

BAB I PENDAHULUAN. insidensi tertinggi terjadi pada usia antara tahun. Fraktur ini terjadi lebih

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

KONSEP ISTIRAHAT TIDUR

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sleep Disorders 1. Definisi Sleep disorders adalah gangguan tidur yakni gangguan klinis dari pola tidur pada seseorang. Beberapa gangguan tidur dapat berdampak serius terhadap fungsi normal fisik, mental, dan emosional. Gangguan tidur dapat berupa primer atau hasil dari berbagai kondisi psikiatri dan medis. Tidur yang tidak cukup atau tidak berkualitas dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Gangguan tidur primer merupakan hasil dari faktor endogen dari mekanisme waktu bangun dan tidur, yang sering disebabkan oleh perilaku dari manusia itu sendiri. Gangguan tidur primer dibagi menjadi subdivisi yaitu parasomnia dan dissomnia (1).Melinda 2011 Menentukan gangguan tidur primer atau sekunder merupakan hal yang penting. Seperti, menentukan jika kecemasan dan depresi menyebabkan masalah pada tidur atau jika kecemasan depresi merupakan sekunder dari gangguan tidur primer itu sulit (1). 2. Epidemiologi Sekitar sepertiga dari jumlah penduduk Amerika mengalami gangguan tidur pada beberapa waktu dalam hidupnya. Kira-kira 20-40% manusia dewasa dilaporkan mengalami kesulitan tidur pada waktu tertentu tiap tahunnya. 17% dari orang dewasa tersebut menyadari hal teresbut merupakan 1

masalah serius. Gangguan tidur pun menjadi alasan umum bagi pasien untuk berobat. Sepertiga orang dewasa mengalami sindrom insufisiensi tidur. 20% orang dewasa dilaporkan mengalami insomnia kronis (2).Yaffe et al Insomnia kronis berkaitan dengan peningkatan depresi, percobaan bunuh diri, kecemasan, penurunan kualitas hidup, dan peningkatan penggunaan sumber kesehatan. Insufisiensi tidur dapat mengakibatkan peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, gejala somatic, disfungsi kognitif, depresi, dan penurunan kredibilitas kerja mulai dari cepat lelah hingga mengantuk (2). Yaffe et al mengatakan bahwa wanita paruh baya dengan gangguan pernapasan saat tidur memiliki peningkatan risiko berkembangnya gangguan kognitif jika dibandingkan dengan tanpa gangguan pernapasan saat tidur. Sebuah studi mendapatkan bahwa diantara pegawai kepolisian di US dan Kanada, gangguan tidur merupakan hal yang sering terjadi dan signifikan berkaitan dengan peningkatan risiko terhadap kesehatan, kredibilitas kerja dan keamanan (2,3). Yaffe & Rajaratnam Insomnia primer lebih sering pada wanita, dengan rasio wanita dengan pria 3 : 2. Variasi hormonal selama siklus menstruasi atau selama menopause dapat menyebabkan gangguan tidur. Obsructive sleep apnea lebih sering pada pria (4%) lebih dari wanita (2,5%) (4).Chen q et al Seiring meningkatnya usia merupakan predisposisi terjadinya gangguan tidur (5% pada umur 30-50 tahun dan 30% pada umur lebih dari dan sama dengan 50 tahun). Pada orang usia tua mengalami penurunan waktu total tidur dan sering terbangun saat malam. Pada orang usia tua memiliki insidensi lebih 2

tinggi untuk keluhan klinis dan mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi siklus tidur (4). 3. Klasifikasi Gangguan tidur berdasarkan PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa, edisi ke III). Gangguan Tidur Non-Organik (F.51). Kelompok gangguan ini termasuk (5): a. dyssomnia yaitu kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya adalah jumlah, kualitas atau waktu tidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional, misalnya: insomnia, hipersomnia, gangguan jadwal tidur-jaga; dan; b. parasomnia yaitu peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur; (pada anak-anak hal ini terkait terutama dengan perkembangan anak, sedangkan pada dewasa terutama pengaruh psikogenik); misalnya: somnabulisme (sleepwalking), teror tidur (night terrors), mimpi buruk (nightmares). Pada kebanyakan kasus, gangguan tidur adalah salah satu gejala dari gangguan lainnya, baik mental atau fisik. Walaupun gangguan tidur yang spesifik terlihat secara klinis berdiri sendiri, sejumlah faktor psikiatrik dan atau fisik yang terkait memberikan kontribusi pada kejadiannya. Secara umum adalah lebih baik membuat diagnosis gangguan tidur yang spesifik bersamaan dengan diagnosis lain yang relevan untuk menjelaskan secara adekuat psikopatologi dan atau patofisiologinya. 3

F51.0 Insomnia Non-organik F51.1 Hipersomnia Non-organik F51.2 Gangguan Jadwal Tidur-jaga Non-organik F51.3 Somnabulisme (Sleepwalking) F51.4 Teror Tidur (Night Terrors) F51.5 Mimpi Buruk (Nightmares) F51.8 Gangguan Tidur Non-organik Lainnya F51.9 Gangguan Tidur Non-Organik YTT (Yang Tidak Tergolongkan) Menurut Internasional Classification of Sleep Disorders (6): A. Dissomnia Gangguan tidur intrisik Narkolepsi, gerakan anggota gerak periodik, sindroma kaki gelisah, obstruksi saluran nafas, hipoventilasi, post traumatik kepala, tidur berlebihan (hipersomnia), idiopatik. Gangguan tidur ekstrisik Tidur yang tidak sehat, lingkungan, perubahan posisi tidur, toksik, ketergantungan alkohol, obat hipnotik atau stimulant. Gangguan tidur irama sirkadian Jet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur, sindroma fase tidur belum waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidur selama 24 jam. 4

B. Parasomnia Gangguan aurosal Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional Gangguan antara bangun-tidur Gerak tiba-tiba, tidur berbicara, kram kaki, gangguan gerak berirama Berhubungan dengan fase REM Gangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus arrest Parasomnia lain-lainnya Bruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan, distonia paroksismal. C. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan kesehatan / psikiatri Gangguan mental Psikosis, anxietas, gangguan afektif, panik (nyeri hebat), alkohol Berhubungan dengan kondisi kesehatan Penyakit degeneratif (demensia, parkinson, multiple sklerosis), epilepsi, status epilepsi, nyeri kepala, Huntington, post traumatik kepala, stroke, Gilles de-la tourette sindroma. Berhubungan dengan kondisi kesehatan Penyakit asma, penyakit jantung, ulkus peptikus, sindroma fibrositis, refluks gastrointestinal, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) 4. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi 5

Dapus: 1. Melinda S, Robinson L, Segal R. Sleep Disorders and Sleeping Problems. 2011. 2. Yaffe K, Laffan AM, Harrison SL, et al. Sleep-disordered breathing, hypoxia, and risk of mild cognitive impairment and dementia in older women. JAMA. 2011; 306(6):613-9. 3. Rajaratnam SM, Barger LK, Lockley SW, et al. Sleep disorders, health, and safety in police officers. JAMA. 2011; 306(23): 2567-78. 4. Chen Q, Hayman LL, Shmerling RH, Bean JF, Leveille SG. Characteristic of Chronic Pain Associated with Sleep Difficulty in Older Adults: The Maintenance of Balance, Independent Living, Intellect, and Zest in the Elderly Boston Study. J Am Geriatr Soc. 2011;59(8):1385-92. 5. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa (Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III). Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2001. 6. R. Joseph. Neuropsychyatri, neuropsychology and clinical neuroscience. 2 nd ed. Philadelpia ; William & Wilkins, 1996: 354-372. 6