Lampiran 1 Prosedur uji asam basa dan Net Acid Generation (Badan Standardisasi Nasional, 2001) A. Prinsip kerja : Analisis perhitungan asam-basa meliputi penentuan potensi kemasaman maksimum (MPA) yakni melalui penentuan kandungan belerang total, kapasitas netralisasi asam (ANC) dengan penambahan asam HCl berlebih, pemanasan dan titrasi sisa HCl denga NaOH pada ph 7,0, dan nilai potensi produksi asam (NAPP) yang dihitung dari selisih antara MPA dan ANC. Uji NAG didasarkan pada penambahan H 2 O 2 15% untuk mengoksidasi senyawa-senyawa sulfidis yang terdapat dalam contoh batuan, kemudian setelah reaksi selesai dilakukan penentuan ph, Larutan ph < 4,5 dititrasi dengan larutan standar NaOH sampai ph 4,5. Jumlah ml NaOH yang dibutuhkan digunakan untuk penentuan harga NAG. Hasil yang didapat dari perhitungan asam-basa dan uji NAG dibandingkan terhadap kriteria yang berlaku dan dihitung jumlah contoh yang berpotensi sebagai pembentuk asam. B. Pengambilan dan preparasi contoh : Contoh batuan yang dianalisa merupakan batuan penutup (overburden) yang digunakan untuk penimbunan rawa, contoh diambil dari hasil blasting di lokasi penambangan (pit aktif, sedangkan contoh overburden yang berpotensi menghasilkan air asam tambang, diambil dari disposal). Contoh dikering udarakan kemudian dicampur dan selanjutnya digerus dan disaring sampai 200 mesh. Untuk contoh batuan samping, dilakukan penggerusan sampai <6 mm dan dilakukan pembagian contoh untuk mendapatkan contoh ± 2 kg. Sub contoh ini kemudian dibagi 2, satu bagian disimpan untuk arsip dan bagian lain digerus dengan rod mill sampai fraksi 200 mesh mencapai 80%. C. Pengujian - Peralatan 1. Pelat keramik 2. Gelas piala 150 ml 3. Pipet volume (pipet gondok) 100 ml, 25 ml, dan 10 ml 4. Labu Erlenmeyer 250 ml 5. Buret 10 ml, 25 ml 6. Neraca analitik ketelitian 4 desimal 7. Alat pemanas 8. Kaca arloji 9. ph meter
- Pereaksi 1. Asam klorida (HCl) p.a, 1 N, dan 0,5 N 2. Larutan asam klorida (1 : 3) 3. Natrium karbonat (Na 2 CO 3 ) p.a 4. Larutan Natrium hidroksida (NaOH): p.a., 0,1 N dan 0,5 N 5. Indikator fenolftalin 0,1 % 6. Indikator metal jingga 0,1 % 7. Larutan Hidrogen Peroksida (H 2 O 2 ) : 30% dan 15% - Prosedur Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N. Penentuan ANC a. Penentuan Fizzing rate Taruh sedikit contoh (kurang lebih 0,5 g) pada pelat keramik dan teteskan 1 tetes sampai 2 tetes HCl (1:3). Amati pembentukkan gelembung dan tetapkan skala kecepatan reaksinya berdasarkan tabel berikut : Reaksi Fizzing Rate Perkiraan HCl (N) Volume HCl (ml) NaOH (N) Tidak bereaksi 0 0,5 4 0,1 Reaksi kecil 1 0,5 8 0,1 Reaksi sedang 2 0,5 20 0,5 Reaksi kuat 3 0,5 40 0,5 Reaksi sangat kuat 4 0,5 40 0,5 b. Penentuan ANC 1. Timbang (2,0 ± 0,05) g contoh (200 mesh) kering udara dan masukkan ke dalam gelas piala 150 ml 2. Tambahkan HCl yang dibutuhkan (sesuai dengan perkiraan pada penetapan fizzing rate) dan tambahkan pula 20 ml akuades 3. Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan panaskan di atas pelat pemanas dengan suhu 80 o C 90 o C. Lanjutkan pemanasan dengan sekali-sekali diaduk sampai reaksi sempurna(paling sedikit 2 jam) 4. Biarkan gelas piala bersama isinya mendingin pada suhu kamar, kemudian bilas kaca arloji dan dinding gelas piala 5. Selanjutnya larutan dalam gelas piala dititrasi dengan NaOH yang konsentrasinya sesuai dengan penetapan fizzing rate menggunakan fenolptalin sebagai indicator 6. Catat jumlah ml NaOH yang digunakan
Uji NAG 1. Timbang (1,00 ± 0,05) g contoh dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml 2. Tambahkan 100 ml H 2 O 2 15 % dengan menggunakan pipet 3. Tutup dengan kaca arloji dan didihkan sampai gelembung-gelembung udara timbul, biarkan 1 malam 4. Setelah bereaksi, panaskan kembali perlahan-lahan di atas pelat pemanas sampai gelembung udara hilang (± 2 jam), Jangan dipanaskan lebih dari 2 jam 5. Biarkan dingin sampai suhu kamar, 6. Tentukan ph masing-masing 7. Jika larutan mempunyai ph < 4,5, titrasi larutan dengan NaOH 0,1 N sampai ph 4,5, catat pemakaian NaOH (ml) - Perhitungan 1. MPA = 30,625 x % S dengan pengertian: MPA : potensi kemasaman maksimum dalam kilogram H 2 SO 4 per ton 30,625 : faktor yang diturunkan dari hubungan stokiometrik antara jumlah pirit (seluruh belerang dianggap berasal dari pirit dengan asam yang dapat diproduksi % S : kandungan belerang dalam persen 2. ANC = (N 1 x V 1 ) (N 2 x V 2 ) x 49 W dengan pengertian: ANC : kapasitas netralisasi asam dalam kilogram H 2 SO 4 per ton N 1 : konsentrasi larutan HCl dalam normalitas V 1 : volume larutan HCl yang digunakan dalam milliliter N 2 : konsentrasi larutan NaOH dalam normalitas V 2 : volume larutan NaOH yang digunakan pada titrasi dalam milliliter W : berat contoh yang digunakan dalam gram 59 : berat ekivalen H 2 SO 4 3. NAG = C x V 2 x 49 W dengan pengertian: NAG : pembentukkan asam netto dalam kilogram H 2 SO 4 per ton C : konsentrasi larutan NaOH dalam normalitas V 2 : volume larutan NaOH yang digunakan pada titrasi dalam milliliter W : berat contoh yang digunakan dalam gram 49 : berat ekivalen H 2 SO 4
4. NAPP = MPA - ANC dengan pengertian: NAPP : nilai potensi produksi asam dalam kilogram H 2 SO 4 per ton MPA : potensi kemasaman maksimum dalam kilogram H 2 SO 4 per ton ANC : kapasitas netralisasi asam dalam kilogram H 2 SO 4 per ton - Evaluasi Data Evaluasi data dilakukan dengan cara mengelompokkan contoh ke dalam penggolongan jenis batuan pembentuk masam seperti terlihat pada tabel berikut : No Golongan Jenis Batuan Keterangan 1 Tipe 1 Bukan pembentuk asam 2 Tipe 2 Potensi pembentuk asam kapasitas rendah 3 Tipe 3 Potensi pembentuk asam kapasitas tinggi 4 Tipe 4 Pembentuk Asam Nilai ph uji NAG lebih besar atau sama dengan 4,5 Nilai ph uji NAG lebih kecil dari 4,5; nilai NAG pada ph 4,5 lebih kecil dari 5 kg H 2 SO 4 per ton; NAPP 0-10 Kg H 2 SO 4 per ton Nilai ph uji NAG lebih kecil dari 4,5; nilai NAG pada ph 4,5 lebih besar atau sama dengan 5 Kg H 2 SO 4 per ton ; NAPP lebih besar atau sama dengan 10 kg H 2 SO 4 per ton Nilai ph uji NAG lebih kecil dari 4,5; dan ph batuan (1:2) lebih kecil dari 4,5; nilai NAG pada ph 4,5 lebih besar atau sama dengan 5 kg H 2 SO 4 per ton ; NAPP lebih besar atau sama dengan 10 kg H 2 SO 4 per ton,
Lampiran 2 Hasil analisis uji asam basa dan NAG terhadap material overburden Kode Sample % S MPA ANC NAPP ph NAG NAG (Kg H 2 SO 4 /ton) ph 4,5 Tipe Batuan A-1 0,22 6,629 1,127 5,502 3,38 3,724 Tipe 2 A-2 0,18 5,647-3,087 8,734 3,44 2,352 Tipe 2 Keterangan Potensi pembentuk asam kapasitas rendah Potensi pembentuk asam kapasitas rendah B-1 0,20 6,040 26,754-20,71 6,34 0 Tipe 1 Bukan pembentuk asam B-2 0,18 5,647 26,264-20,62 6,61 0 Tipe 1 Bukan pembentuk asam A : contoh overburden dari disposal Agathis (disposal yang paling dekat dengan lokasi penelitian) B : contoh overburden dari hasil blasting di pit tambang aktif 1,2 : ulangan contoh 61
Lampiran 3 Prosedur daya netralisasi dengan penetapan setara CaCO 3 (Balai Penelitian Tanah, 2005) Dasar penetapan Setara CaCO3 ditetapkan secara titrasi asam-basa, contoh dilarutkan dalam larutan standar HCl berlebih dan kelebihan asam dititrasi dengan larutan standar basa. Peralatan Neraca analitik Labu takar volume 100 ml Erlenmeyer volume 50 ml Pipet volume 50 ml Titrator/buret mikro 25 ml Pemanas listrik/hot plate Pereaksi Larutan HCl 0,50 N Larutan NaOH 0,25 N Indikator PP Cara kerja Timbang dengan teliti 0,50 g contoh pupuk ke dalam labu takar volume 100 ml. Tambahkan 50 ml larutan HCl 0,50 N dengan pipet volume 50 ml. Untuk penetapan blanko, pipet 50 ml larutan HCl 0,50 N ke dalam labu takar volume 50 ml yang lainnya. Panaskan pada pemanas listrik/hot plate, baik contoh maupun blanko (10 menit mendidih). Dinginkan, encerkan dengan air bebas ion hingga tanda tera 100 ml, kocok bolak-balik hingga homogen. Pipet 10 ml ekstrak contoh maupun blanko ke dalam masing-masing erlenmeyer volume 50 ml. Tambahkan masing-masing tiga tetes indikator PP dan akhirnya dititar dengan larutan NaOH 0,25 N (sampai berwarna merah jambu muda), dicatat masingmasing ml titran untuk contoh (Vc) dan blanko (Vb). Perhitungan Setara CaCO3 (%) = ( Vb Vc) x N NaOH x 50 x (ml ekstrak/mlekstrak dipipet )x (100/mg contoh) x fk Keterangan: Vb = banyaknya titran untuk penitaran blanko (ml) Vc = banyaknya titran untuk penitaran contoh (ml) 50 = berat setara CaCO3 100 = faktor konversi ke % fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 % kadar air)
Lampiran 4 Hasil analisis daya netralisasi batu gamping asal Suaran Kode Contoh ml titrasi NaOH N NaOH me NaOH me blanko - me contoh Daya netralisasi (%) BLK 13,40 0,47 6,39 6,35 - Sr 1 9,40 0,47 4,45 1,89 75,78 Sr 2 8,60 0,47 4,07 2,27 90,93 Sr 3 8,70 0,47 4,12 2,23 89,04 Rata-rata 85,25 BLK : blanko Sr : Kode contoh batu gamping Suaran 1,2,3 : Ulangan
Lampiran 5 Foto-foto lokasi penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 : Rona awal lokasi penelitian 2 : Hasil penimbunan lokasi penelitian 3 : Organic wall 1 setelah konstruksi 4 : Organic wall 1 setelah pengisian 5 : Organic wall 1 saat inkubasi 10 6 : Organic wall 2 setelah konstruksi 7 : Layering Organic wall 2 8 :Organic wall 2 saat inkubasi 9 : Kolam pertumbuhan 1 pasca layering 10 : Kolam pertumbuhan 1 pasca penanaman
12 11 13 14 Organic wall 2 Kolam pertumbuhan 1 15 Kolam pertumbuhan 2 Organic wall 2 16 11 : Kolam pertumbuhan dua setelah pengisian 12 : Kolam pertumbuhan dua setelah penanaman Cyperus sp. 13 : Kolam pertumbuhan tiga setelah penanaman Eceng Gondok 14 : Kolam pertumbuhan tiga sebelum pemanenan Eceng Gondok 15 : Komponen rawa buatan: organic wall satu dan kolam pertumbuhan satu 16 : Komponen rawa buatan: organic wall dua dan kolam pertumbuhan dua
66 Lampiran 6 Hasil pengukuran ph selama inkubasi anaerob Hari pengamatan Nilai ph pada titik-titik pengamatan 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b AI *) 4,19 3,66 3,43 3,40 3,50 3,55 3,58 3,61 1 HSI **) 4,88 3,80 3,61 3,63 3,94 4,48 4,02 4,06 2 HSI 5,29 6,02 4,76 4,83 4,95 5,26 4,87 4,84 3 HSI 5,61 5,85 4,15 4,29 4,51 5,34 5,16 5,26 4 HSI 6,18 6,22 4,57 4,66 4,93 5,98 6,00 6,09 5 HSI 6,05 6,36 5,98 6,09 5,89 6,12 6,23 6,43 6 HSI 6,06 6,55 6,44 6,53 6,17 6,36 6,98 7,14 7 HSI 6,41 6,88 6,75 6,73 6,38 6,5 7,24 7,02 8 HSI 6,56 6,81 6,76 6,79 6,65 6,62 6,86 7,09 9 HSI 6,34 6,79 6,78 6,81 6,58 6,73 6,96 7,19 Inlet : titik sebelum masuk ke rawa buatan 1a : titik setelah pintu masuk dari inlet ke organic wall satu 1b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall satu 2a : titik setelah pintu masuk dari organic wall satu ke kolam pertumbuhan satu 2b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan satu 3a : titik setelah pintu masuk dari kolam pertumbuhan satu ke organic wall dua 3b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall dua 4a : titik setelah pintu masuk dari organic wall dua ke kolam pertumbuhan dua 4b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan dua *) : AI = awal inkubasi **) : HSI = hari setelah inkubasi
Lampiran 7 Hasil pengukuran potensial redoks (Eh) selama inkubasi anaerob Hari Nilai Eh (mv) pada titik-titik pengamatan Pengamatan 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b AI *) 67 143 187 198 150 110 175 156 1 HSI **) 34 120 180 180 130 125 170 150 2 HSI 40 120 220 160 210 150 170 170 3 HSI 56 88 161 152 139 99 99 106 4 HSI 60 48 144 138 101 65 66 57 5 HSI 31 27 53 53 56 46 43-8 6 HSI 19 1 13 6 30 22-8 -31 7 HSI 15-10 -3-8 22 17-22 -34 8 HSI 8-12 -4-11 6 8-19 -32 9 HSI -2-15 -5-12 3 6-16 -27 Inlet : titik sebelum masuk ke rawa buatan 1a : titik setelah pintu masuk dari inlet ke organic wall satu 1b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall satu 2a : titik setelah pintu masuk dari organic wall satu ke kolam pertumbuhan satu 2b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan satu 3a : titik setelah pintu masuk dari kolam pertumbuhan satu ke organic wall dua 3b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall dua 4a : titik setelah pintu masuk dari organic wall dua ke kolam pertumbuhan dua 4b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan dua *) : AI = awal inkubasi **) : HSI = hari setelah inkubasi
Lampiran 8 Hasil pengukuran konsentrasi sulfat terlarut selama inkubasi Hari Konsentrasi sulfat terlarut (mg/l) pada titik-titik pengamatan pengamatan 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b AI *) 315,00 225,00 350,00 300,00 250,00 300,00 256,00 215,00 1 HSI **) 276,92 231,82 229,55 227,27 231,82 240,91 252,27 254,55 2 HSI 245,45 232,69 223,46 190,38 190,38 176,92 196,15 192,17 3 HSI 238,75 233,75 182,50 176,25 171,25 192,50 172,50 227,50 4 HSI 218,18 209,09 190,91 163,64 172,73 190,91 179,55 195,45 5 HSI 175,00 198,08 176,92 228,85 205,77 201,92 200,00 190,38 6 HSI 176,00 190,00 192,00 196,00 194,00 202,00 222,00 192,00 7 HSI 159,09 202,27 204,55 179,55 195,45 175,00 147,73 204,55 8 HSI 198,08 225,00 217,31 203,85 207,69 188,46 238,46 238,46 9 HSI 151,92 213,46 171,15 196,15 138,46 105,77 146,15 305,77 Inlet : titik sebelum masuk ke rawa buatan 1a : titik setelah pintu masuk dari inlet ke organic wall satu 1b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall satu 2a : titik setelah pintu masuk dari organic wall satu ke kolam pertumbuhan satu 2b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan satu 3a : titik setelah pintu masuk dari kolam pertumbuhan satu ke organic wall dua 3b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall dua 4a : titik setelah pintu masuk dari organic wall dua ke kolam pertumbuhan dua 4b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan dua *) : AI = awal inkubasi **) : HSI = hari setelah inkubasi
69 Lampiran 9 Hasil pengukuran ph pada rawa buatan selama pengoperasian secara kontinyu Hari pengamatan Debit (L/s) ph pada titik-titik pengamatan Inlet 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5 Outlet AP *) 0,345 3,02 3,45 3,58 3,83 3,94 4,02 4,18 4,31 4,58 4,54 4,59 2 SP **) 0,195 3,22 3,4 3,65 4,02 4,34 4,42 5,56 5,77 5,85 5,75 5,76 4 SP 0,118 3,12 3,52 3,85 4,22 4,49 4,56 6,16 6,32 6,44 6,36 6,34 6 SP 0,118 3,08 3,93 4,16 4,52 4,84 5,15 6,26 6,49 6,59 6,6 6,58 8 SP 0,230 3,06 3,84 4,31 5,41 5,65 5,81 6,4 6,65 6,75 6,7 6,71 10 SP 0,190 3,05 3,28 3,57 4,41 5,57 5,59 6,12 6,25 6,55 6,63 6,67 12 SP 0,235 3,12 3,11 3,04 3,97 5,28 5,07 5,47 5,78 6,06 6,34 6,36 14 SP 0,190 2,84 3,02 3,14 3,63 4,29 4,51 5,52 5,81 6,18 6,25 6,28 16 SP 0,148 3,08 3,2 3,32 3,83 4,43 4,68 4,95 5,97 6,39 6,34 6,35 Inlet : titik sebelum masuk ke rawa buatan 1a : titik setelah pintu masuk dari inlet ke organic wall satu 1b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall satu 2a : titik setelah pintu masuk dari organic wall satu ke kolam pertumbuhan satu 2b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan satu 3a : titik setelah pintu masuk dari kolam pertumbuhan satu ke organic wall dua 3b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall dua 4a : titik setelah pintu masuk dari organic wall dua ke kolam pertumbuhan dua 4b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan dua 5 : titik di kolam pertumbuhan 3 Outlet : titik setelah masuk ke rawa buatan *) : AP = awal pengoperasian **) : HSP = hari setelah pengoperasian 69
Lampiran 10 Hasil pengukuran konsentrasi sulfat terlarut pada rawa buatan selama pengoperasian secara kontinyu Hari pengamatan Debit (l/s) Konsentrasi sulfat terlarut (mg/l) pada titik-titik pengamatan Inlet 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5 Outlet AP *) 0,545 257,69 244,23 250,00 150,00 173,08 126,92 173,08 128,85 134,62 130,77 151,92 2 HSP **) 0,195 306,00 274,00 210,00 206,00 194,00 200,00 192,00 198,00 196,00 254,00 188,00 4 HSP 0,118 361,36 263,64 197,73 243,18 186,36 197,73 170,45 215,91 202,87 325,00 256,82 6 HSP 0,118 381,82 340,91 377,27 213,64 234,09 240,91 200,00 290,91 254,55 304,55 245,45 8 HSP 0,230 297,73 206,82 220,45 125,00 131,82 140,91 213,64 184,09 200,00 259,09 193,18 10 HSP 0,190 259,62 213,46 221,15 282,69 163,46 378,85 326,92 294,23 328,85 296,15 257,69 12 HSP 0,235 467,31 401,92 417,31 323,08 309,62 300,00 307,69 280,77 278,85 344,23 263,46 14 HSP 0,190 286,54 305,77 257,69 250,00 250,00 240,38 230,77 236,54 213,46 223,08 236,54 16 HSP 0,148 373,08 403,85 350,00 276,92 290,38 340,38 319,23 236,54 234,62 209,62 232,69 Inlet : titik sebelum masuk ke rawa buatan 1a : titik setelah pintu masuk dari inlet ke organic wall satu 1b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall satu 2a : titik setelah pintu masuk dari organic wall satu ke kolam pertumbuhan satu 2b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan satu 3a : titik setelah pintu masuk dari kolam pertumbuhan satu ke organic wall dua 3b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall dua 4a : titik setelah pintu masuk dari organic wall dua ke kolam pertumbuhan dua 4b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan dua 5 : titik di kolam pertumbuhan 3 Outlet : titik setelah masuk ke rawa buatan *) : AP = awal pengoperasian **) : HSP = hari setelah pengoperasian 70
Lampiran 11 Hasil pengukuran konsentrasi besi terlarut pada rawa buatan selama pengoperasian secara kontinyu Hari pengamatan Debit (l/s) Konsentrasi besi terlarut (mg/l) pada titik-titik pengamatan inlet 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5 outlet AP *) 0,545 7,86 6,54 2,52 1,99 1,26 0,93 0,59 1,65 0,39 0,28 1,29 2 HSP 0,195 5,62 3,10 2,31 0,74 0,53 0,41 0,37 0,02 0,05 0,20 0,93 4 HSP 0,118 5,78 3,00 2,87 0,48 0,37 0,11 0,10 0,01 0,01 0,09 0,54 6 HSP 0,118 6,16 2,17 2,09 0,88 0,65 0,27 0,34 0,01 0,00 0,14 0,87 8 HSP 0,230 6,45 2,54 2,14 0,65 0,87 0,60 0,73 0,49 0,39 0,30 1,30 10 HSP 0,190 7,40 2,47 2,87 0,75 0,45 0,13 0,05 0,02 0,07 0,09 0,21 12 HSP 0,235 12,35 2,44 2,90 0,10 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 14 HSP 0,190 6,72 2,47 2,65 0,17 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 16 HSP 0,148 5,95 2,17 2,05 0,09 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Inlet : titik sebelum masuk ke rawa buatan 1a : titik setelah pintu masuk dari inlet ke organic wall satu 1b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall satu 2a : titik setelah pintu masuk dari organic wall satu ke kolam pertumbuhan satu 2b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan satu 3a : titik setelah pintu masuk dari kolam pertumbuhan satu ke organic wall dua 3b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall dua 4a : titik setelah pintu masuk dari organic wall dua ke kolam pertumbuhan dua 4b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan dua 5 : titik di kolam pertumbuhan 3 Outlet : titik setelah masuk ke rawa buatan *) : AP = awal pengoperasian **) : HSP = hari setelah pengoperasian 71
Lampiran 12 Hasil pengukuran konsentrasi mangan terlarut pada rawa buatan selama pengoperasian secara kontinyu Hari pengamatan Debit (l/s) Konsentrasi mangan terlarut (mg/l) pada titik-titik pengematan inlet 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5 outlet AP *) 0,545 3,86 4,04 3,90 3,64 3,71 3,68 3,59 3,57 4,31 4,32 4,18 2 HSP **) 0,195 4,11 3,73 3,66 3,20 2,91 2,85 2,76 2,72 2,60 2,73 2,68 4 HSP 0,118 4,02 3,68 3,72 2,97 2,62 2,63 2,41 1,85 1,64 1,66 1,43 6 HSP 0,118 3,68 3,39 3,49 2,66 2,37 2,27 2,00 0,05 0,03 0,01 0,01 8 HSP 0,230 3,58 3,36 2,85 2,39 2,13 2,28 2,01 0,16 0,08 0,01 0,01 10 HSP 0,190 4,56 4,29 4,01 2,67 2,07 2,01 2,05 1,89 0,73 0,54 0,69 12 HSP 0,235 5,63 4,15 4,44 3,07 2,56 2,63 2,38 2,07 1,71 1,59 1,57 14 HSP 0,190 3,83 4,21 4,45 3,47 2,71 0,84 0,39 0,19 0,01 0,01 0,01 16 HSP 0,148 4,73 4,88 5,08 4,85 4,15 4,08 3,52 3,52 1,80 0,08 0,00 Inlet : titik sebelum masuk ke rawa buatan 1a : titik setelah pintu masuk dari inlet ke organic wall satu 1b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall satu 2a : titik setelah pintu masuk dari organic wall satu ke kolam pertumbuhan satu 2b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan satu 3a : titik setelah pintu masuk dari kolam pertumbuhan satu ke organic wall dua 3b : titik sebelum pintu keluar dari organic wall dua 4a : titik setelah pintu masuk dari organic wall dua ke kolam pertumbuhan dua 4b : titik sebelum pintu keluar dari kolam pertumbuhan dua 5 : titik di kolam pertumbuhan 3 Outlet : titik setelah masuk ke rawa buatan *) : AP = awal pengoperasian **) : HSP = hari setelah pengoperasian 72
73 Lampiran 13 Hasil pengukuran ph, konsentrasi sulfat, besi, dan mangan pada substrat Kode Contoh ph Besi Mangan Sulfat ----------------------------ppm------------------------ A I-1 4,35 638,08 37,76 290,92 A I-2 3,86 397,57 23,40 27,17 A II-1 4,93 764,50 25,54 21,89 A II-2 5,00 168,21 29,03 33,14 A III-1 6,10 460,74 23,11 33,17 A III-2 7,04 191,73 48,27 83,29 A IV-1 6,44 228,64 36,01 39,73 A IV-2 7,02 281,55 22,61 36,30 B I-1 6,56 689,22 16,33 159,38 B I -2 6,86 127,79 15,12 203,51 B II-1 6,47 344,54 41,42 269,69 B II-2 6,97 140,52 39,80 75,62 B III-1 7,01 597,30 13,85 368,17 B III-2 7,84 60,00 15,34 280,94 B IV-1 6,82 tr 11,62 31,38 B IV-2 7,06 tr 42,36 135,20 P1 a-1 3,21 206,75 12,34 431,47 P1 a-1 3,74 511,00 21,20 377,17 P1 b-1 4,52 1000,11 30,95 40,37 P1 b-2 3,24 225,50 3,98 20,86 P1 c-1 5,42 671,71 17,87 37,25 P1 c-2 3,73 474,15 20,39 90,04 P2 a-1 4,66 347,76 30,68 74,40 P2 a-2 6,30 57,52 48,13 130,86 P2 b-1 6,35 217,88 22,18 53,48 P2 b-2 6,89 172,62 55,74 69,96 P2 c-1 7,51 165,27 45,16 25,15 P2 c-2 7,40 142,20 19,29 31,02 A : Kode contoh untuk kolam pertumbuhan satu B : Kode contoh untuk kolam pertumbuhan dua P1 : Kode contoh untuk organic wall satu P2 : Kode contoh untuk organic wall dua I,II,III,IV : Kode titik contoh untuk kolam pertumbuhan a, b, c : Kode titik contoh untuk organic wall 1, 2 : ulangan
74 Lampiran 14 Hasil pengukuran konsentrasi sulfur, besi, dan mangan pada tanaman Kode Sample Total sulfur Besi Mangan -------------------------------------(%)-------------------------------- CA a 1,00 2,41 0,01 CA b 1 0,76 1,12 0,02 CA b 2 1,15 1,64 0,03 CA b 3 1,71 2,43 0,02 CA b 4 1,83 2,84 0,02 CD a 0,61 0,61 0,01 CD b 1 0,96 0,51 0,03 CD b 2 0,85 0,87 0,03 CD b 3 1,15 0,47 0,03 CD b 4 1,78 0,82 0,02 TA a 1 1,35 1,20 0,01 TA b 1 1,44 1,70 0,02 TA b 2 0,90 1,31 0,03 TA b 3 1,27 1,10 0,02 TA b 4 1,22 1,53 0,04 TD a 1 1,31 0,34 0,03 TD b 1 1,68 0,10 0,03 TD b 2 1,38 0,10 0,04 TD b 3 2,44 0,30 0,04 TD b 4 1,81 0,34 0,03 E a 1 1,07 0,44 0,09 E b 0,76 0,70 0,05 EA a 1 0,29 1,92 0,26 E b A 1,00 1,91 0,17 ED a 1 1,04 0,42 0,02 ED b 2 1,29 0,34 0,01 CA : Contoh tanaman Cyperus sp bagian akar CD : Contoh tanaman Cyperus sp bagian Daun TA : Contoh tanaman Typha sp bagian akar TD : Contoh tanaman Typha sp bagian daun EA : Contoh tanaman Eceng Gondok bagian akar ED : Contoh tanaman Eceng Gondok bagian daun a : sebelum perlakuan b : setelah perlakuan 1,2,3,4 : ulangan