UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DI KELAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

meggunakan metode penemuan. Secara umum, manfaat metode penemuan dalam proses pembelajaran matematika konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Dewi Nurhajariah, 2013

Ahmad Nurhayatna 35. Kata Kunci :Meningkatkan, Aktivitas, Hasil Belajar, Media Gambar Balok Pecahan

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

Sri Sukiyani

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING

Oleh: Hadi Kusyono,S.Pd SDN Randuagung 01 Jember

Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING SISWA KELAS V SD NEGERI NO KW.

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

Yayuk Jatining Rahayu 4

PENGGUNAAN MEDIA KEPING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN

Vol. 1 No. 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak bisa terlepas dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD 1. Oleh: Tuminah 2.

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendekatannya juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai. dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOORDINAT DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 SUBANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PELAKSANAAN TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kualitas dan martabat kehidupan manusia Indonesia sehingga dapat mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA. Setiyanto

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

ABSTRAK PENDAHULUAN. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 RATNASARI. Guru SD Negeri 6 Cakranegara

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI 1 Oleh: Sri Mulyati SDN Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabuapaten Demak ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III semester 2 SD Negeri Kalisari 1, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak tahun ajaran 2013/ 2014. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III semester II di SD Negeri Kalisari 1, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak tahun pelajaran 2013/ 2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu penelitian siklus I dan penelitian siklus II. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2014. Dari data penelitian bahwa keberhasilan didasari dari perolehan nilai rata-rata kelas yang mencapai 77,5 dengan tingkat ketuntasan klasikan 93,3 %. Hal ini bila dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas dalam perbaikan pembelajaran siklus I atau pun nilai rata-rata kelas sebelum dilaksanakannya perbaikan pembelajaran mengalami peningkatan yakni dari 55 meningkat menjadi 64 dan meningkat lagi menjadi 77,5 pada perbaikan pembelajaran siklus II. Adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata kelas III SD Negeri Kalisari 1 Kec. Sayung Kab. Demak setelah melakukan perbaikan pembelajaran membuktikan pula adanya peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dari 30 siswa 28 diantaranya telah mencapai nilai ketuntasan minimal, dengan nilai tertinggi 95, sedangkan nilai terendahnya adalah 60, dengan rata- rata kelas 77,5. Dengan tercapainya nilai rata-rata kelas sebesar 77,5 yang telah melebihi KKM yaitu 69 pada Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan bilangan bulat. Kata Kunci: Hasil Pembelajaran, Matematika dan Metode Diskusi A. Pendahuluan Dasar dari penyelenggaraan pembelajaran dalam jenjang satuan pendidikan formal adalah kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan kurikulum 2004 dan KTSP, pembelajaran matematika mempunyai karakteristik yang khusus berdasarkan pada fungsi dan tujuan dari matematika itu sendiri. Adapun fungsi dari matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat pemecah masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbul, tabel, grafik, diagram dalam menjalankan gagasan. Sedangkan tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten ( Kurikulum 2004 Kerangka Dasar ). Membelajarkan matematika bagi siswa Sekolah Dasar bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, mengingat adanya keunikan antara karakteristik matematika dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar. Untuk itu guru dituntut dapat merancang dan menyusun sebuah rencana pembelajaran dengan memadukan dan mengkolaborasikan dari dua karakteristik yang berbeda sehingga siswa dapat berhasil mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut. Berkaitan dengan proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh peneliti di tempat mengajar, peneliti mengalami Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN DASAR Vol. III No. 1 Januari 2016 13

kegagalan dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika tentang Mengenal pecahan sederhana bagi siswa kelas III semester 2 SD Negeri Kalisari 1, Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Kegagalan tersebut dapat ditunjukkan dari tingkat ketuntasan klasikal dan rata-rata kelas yang diperoleh. Tingkat ketuntasan klasikal baru mencapai 23,3%.Nilai rata-rata kelasnya 5,5. Data tersebut diperoleh dari 30 siswa kelas III SD N Kalisari 1. Yang dinyatakan tuntas dalam pembelajaran hanya 7 siswa, dan yang lainnya masih dibawah rata-rata kelas,atau tidak tuntas. Berdasarkan kegagalan tersebut, peneliti berusaha melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran untuk menemukan masalah dan penyebab gagalnya pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan bantuan teman sejawat dan hasil konsultasi dengan supervisor, peneliti berhasil mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran guna menentukan langkah dalam menyusun rencana perbaikan pembelajaran. Penyebab gagalnya pembelajaran tersebut antara lain adalah kurang tepatnya guru dalam memilih dan menggunakan alat peraga pembelajaran, memilih dan menerapkan metode pembelajaran, serta kurang tepatnya guru dalam menyusun langkah pembelajaran. Berdasarkan latar belakang, dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa tentang Mengenal Pecahan sederhana dengan menggunakan media bagan pecahan pada kelas III semester 2 di SD Kalisari 1 Sayung Demak?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III semester 2 SD Negeri Kalisari 1, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak tahun ajaran 2013/ 2014. B. Kajian Pustaka 1. Hakikat Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar, matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbul, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan suatu gagasan. Tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk melatih cara berfikir siswa yang sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Tujuan tersebut akan dicapai apabila guru memahami karakteristik matematika. Karakteristik dari matematika adalah merupakan ilmu yang abstrak, memiliki objek yang abstrak. Pengertian ini merujuk pada pendapat dari Karso, dkk (1998 : 1,4) yang mengemukakan bahwa : Matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa simbul yang padat arti dan semacamnya sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. Agar dalam proses pembelajaran matematika dapat dipahami oleh siswa, maka pembelajaran matematika dilakukan secara bertahap dan berjenjang yakni diberikan dari yang sederhana menuju ke yang rumit, atau diberikan dari yang mudah menuju ke yang sukar. Selain itu agar siswa dapat memahami konsep-konsep dalam matematika, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran, dan selanjutnya dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Selain guru harus memahami karakteristik dari matematika, seorang guru juga dituntut 14 Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN DASAR Vol. III No. 1 Januari 2016

memiliki kemampuan dalam mengorganisasikan materi pembelajaran, yakni menyusun dan menyajikan materi pembelajaran matematika secara berjenjang dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. Dengan menyusun materi pembelajaran yang berjenjang tersebut, diharapkan akan memberi kemudahan bagi siswa dalam memahami suatu konsep matematika, mengingat dalam pembelajaran matematika keterkaitan antara konsep sangatlah kuat. Konsep yang baru akan terbentuk dari konsep lama yang mendahuluinya. Salah satu langkah yang dapat ditempuh guru dalam pembelajaran matematika agar siswa memahami dan menguasai materi pembelajaran adalah dengan jalan memperbanyak pemberian contoh dan memperbanyak latihan. Menurut Suryani Prabawanto ( dalam Karso, dkk., 1998 : 4.54), bahwa penguasaan materi prasyarat sangat berperan dalam menentukan tingkat kesiapan belajar siswa dalam matematika. Bila materi prasyarat belum dikuasai maka sebelum melakukan pengajaran, guru perlu melakukan pengajaran untuk materi prasyarat tersebut sampai siswa benar-benar menguasainya. Menurut E.T. Ruseffendi (1989 : 25), bahwa program matematika supaya diberikan secara bertahap agar anak secara bertahap dapat mengkonsolidasikan konsepkonsep melalui kegiatan praktis maupun teoritis. 2. Prestasi Belajar Menurut Sardiman A.M (2001: 46) Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani ( 1991 : 2 ) prestasi adalah kemampuan nyata ( actual ability ) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha. Tidak jauh beda dari A.Tabrani, W.S Winkel ( 1996 :165 ) berpendapat prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan. Adapun hasil yang dicapai meliputi keberhasilan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkrmbangan ketrampilan / kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. 3. Metode Diskusi Metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama.( Nasution S. 1992). Melalui diskusi dengan bahan pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif suatu topik bahasan yang bersifat problematik. Dengan metode ini mendorong siswa untuk dapat berperan aktif, menimbulkan kreativitas, menumbuhkan berfikir kritis dan demokratis, melatih kestabilan emosi dan menetapkan keputusan bersama Ada beberapa langkah metode diskusi yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1980) antara lain : Membentuk kelompok, Guru menjelaskan konsep permasalahan yang harus dipecahkan kelompok. Setiap kelompok menginventarisasi / mencatat alternatif jawaban hasil didiskusikan. Guru dan siswa membuat kesimpulan atau guru melengkapi jawaban siswa, sampai materi pelajaran tuntas. Kelebihan metode diskusi menurut Moedjiono dan Damyati (1993) yaitu : Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah, Menumbuhkan sikap menghargai pendapat orang lain, Memperluas wawasan siswa, Mengajarkan pada siswa untuk terbiasa Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN DASAR Vol. III No. 1 Januari 2016 15

musyawarah mufakat dalam memecahkan suatu masalah. Dalam metode diskusi ada beberapa kekurangan yang dikemukakan oleh Joni.TR (1982) yaitu : Memerlukan waktu yang lama, Tidak bisa dipakai pada kelompok besar, Informasi yang didapat siswa terbatas, Kadang diskusi dikuasai oleh siswa yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri. 4. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran pada hakekatnya merupakan penyalur pesan- pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan pesan tersebut dapat terserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya (Udin S. Winataputra. 997 : 5.13). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman.2002:6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Berdasarkan pengertian pengertian diatas, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi, komunikasi, edukasi antara guru dan siswa berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. Media bagan adalah salah satu alat bantu pembelajaran yang menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir- butir penting dari pengajian (Oemar Hamalik, 1996). Fungsi utama dari bagan adalah menunjukkan hubungan, perbandingan, perkembangan, klasifikasi, dan organisasi. Dalam penelitian tindakan kelas ini, media yang digunakan peneliti yaitu bagan pecahan untuk menjelaskan bahan pelajaran yang dapat memberikan ilustrasi visual agar dapat menjelaskan apa yang tidak dapat dijelaskan secara verbal. Heinich, Malenda, Russel (dalam Prayitno. 1989) mengemukakan manfaat media dalam pembelajaran adalah: membangkitkan ideide atau gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya, meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran, memberikan pengalaman- pengalaman nyata yang merangsang aktivitas diri sendiri untuk belajar, menyediakan pengalaman- pengalaman yang tak mudah didapat melalui materi materi yang lain dan menjadikan proses belajar mendalam dan beragam, dapat mengembangkan jalan pikiran yang berkelanjutan. C. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III semester II di SD Negeri Kalisari 1, yang berlokasi di desa Kalisari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu penelitian siklus I dan penelitian siklus II. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2014. Mata Pelajaran Penelitian ini dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran pelajaran matematika tentang mengenal pecahan sederhana serta membandingkan pecahan sederhana bagi siswa kelas III semester II SD Negeri Kalisari 1, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Kalisari 1, tahun pelajaran 2013/ 2014. Yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 16 Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN DASAR Vol. III No. 1 Januari 2016

18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Sebagian besar siswa juga merupakan santri dari Madrasah Diniyah, sehingga waktu belajar terbagi dua. Perhatian orang tua terhadap perkembangan dan kemajuan anak dalam belajar cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dengan adanya dukungan orang tua siswa terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah melalui wadah komite sekolah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika tentang mengenal pecahan sederhana bagi siswa kelas III semester II SD Negeri Kalisari 1, Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tahun pelajaran 2013/ 2014, Dalam proses pembelajaran siswa banyak yang bicara sendiri, tidak mau bertanya, hingga akhirnya setelah di adakan tes evaluasi, hanya 7 dari 30 siswa yang mencapai ketuntasan, atau sekitar 23,3%. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. D. Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebagai salah satu upaya yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran di akhir pada siklus 2. Keputusan ini diambil melihat telah tercapainya kriteria ketuntasan minimal yang diamanatkan dalam kurikulum pada perbaikan pembelajaran siklus II. Untuk mengetahui dari keberhasilan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam rangka untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika tentang mengenal pecahan sederhana bagi siswa kelas III semester 2 SD Negeri Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tahun 2013/ 2014, peneliti sampaikan pembahasannya sebagai berikut : 1. Pra Siklus Setelah melakukan evaluasi pada pembelajaran mata pelajaran matematika tentang mengenal pecahan sederhana, pada kelas III semester 2 tahun pelajaran 2013/ 2014 peneliti mengalami kegagalan terbukti dengan perolehan nilai yang jauh dari harapan peneliti, dari 30 siswa hanya 7 siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan minimal, artinya hanya 7 siswa yang lulus.nilai tertinggi siswa adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 30 dengan rata- rata kelasnya 55. Melihat hasil yang jauh dari target semula, peneliti melakukan perbaikan pada siklus 1. 2. Siklus I Pada perbaikan pembelajaran pada siklus 1 pada mata pelajaran matematika kelas III, mengalami peningkatan prestasi. pada siklus I ini perolehan nilai rata-rata kelas 64, dari 30 siswa, ada 15 siswa yang mendapatkan nilai diatas 69, jadi sudah ada 15 siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal, namun demikian masih ada 15 siswa yang mendapat nilai di bawah nilai ketuntasan belajar karena masih mendapat nilai di bawah 69. Nilai terendah siswa adalah 40 dan nilai tertingginya adalah 80. Namun demikian dapat dikatakan bahwa setelah dilaksanakannya perbaikan pembelajaran siklus I yang memfokuskan penggunaan metode diskusi serta media bagan pecahan pada pembelajaran mata pelajaran matematika tentang mengenal pecahan sederhana bagi siswa kelas III semester 2 SD Negeri Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tahun pelajaran 2013/ 2014, hasil pembelajaran dapat meningkat, penguasaan siswa terhadap pembelajaran meningkat. sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik, 1996 Media bagan adalah salah satu alat bantu pembelajaran yang menyajikan ide atau Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN DASAR Vol. III No. 1 Januari 2016 17

konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir- butir penting dari pengajian ( Oemar Hamalik, 1996) jadi dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa akan menambah motivasi belajar siswa sehingga materi pembelajaran mudah dimengerti oleh siswa, pada akhirnya hasil pembelajaan yang diperoleh akan meningkat pula. 3. Siklus II Perbaikan pembelajaran siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2014 memfokuskan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan media bagan pecahan serta melengkapi kekurangan-kekurangan yang masih terdapat pada perbaikan siklus I pada pembelajaran mata pelajaran matematika tentang mengenal pecahan sederhana kelas III semester 2 SD Negeri Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tahun pelajaran 2013 / 2014 dinyatakan telah berhasil. Keberhasilan ini didasari dari perolehan nilai rata-rata kelas yang mencapai 77,5 dengan tingkat ketuntasan klasikan 93,3 %. Hal ini bila dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas dalam perbaikan pembelajaran siklus I atau pun nilai rata-rata kelas sebelum dilaksanakannya perbaikan pembelajaran mengalami peningkatan yakni dari 55 meningkat menjadi 64 dan meningkat lagi menjadi 77,5 pada perbaikan pembelajaran siklus II. Adanya peningkatan perolehan nilai ratarata kelas III SD Negeri Kalisari 1 Kec. Sayung Kab. Demak setelah melakukan perbaikan pembelajaran membuktikan pula adanya peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dari 30 siswa 28 diantaranya telah mencapai nilai ketuntasan minimal, dengan nilai tertinggi 95, sedangkan nilai terendahnya adalah 60, dengan rata- rata kelas 77,5. Dengan tercapainya nilai rata-rata kelas sebesar 77,5 yang telah melebihi KKM Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan bilangan bulat yaitu 69. E. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan perolehan hasil nilai ratarata kelas dan tingkat ketuntasan klasikal dalam perbaikan pembelajaran siklus II dapat disimpulkan Bahwa dengan penggunaan metode diskusi serta penggunaan media pembelajaran bagan pecahan, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran mata pelajaran Matematika tentang mengenal pecahan sederhana bagi siswa kelas III SD Negeri Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tahun pelajaran 2013 / 2014 meningkat. Saran yang dapat peneliti berikan kepada rekan-rekan guru yang mengajar kelas III adalah apabila akan mengajarkan pembelajaran mata pelajaran PKn tentang mengenal pecahan sederhana, peneliti sarankan hendaknya dengan memberikan latihan yang bervariasi dan Menggunakan metode diskusi serta penggunaan media pembelajaran bagan pecahan agar penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dapat meningkat. Bagi Siswa Pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi menunjukkan perubahan yang cukup signifikan. Pembelajaran terasa lebih bermakna karena siswa aktif terlibat dalam pembelajaran. Siswa memahami materi dari pengalamannya menyelesaikan tugas-tugas. Bagi Guru penelitian ini memberikan energi positif bagi guru untuk selalu meningkatkan kinerjanya sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa-siswinya sebagai subjek dalam pembelajaran. Selain itu memacu guru untuk terus menggali kemampuannya sehingga dapat terwujud 18 Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN DASAR Vol. III No. 1 Januari 2016

guru yang kreatif, inovatif dan profesional. Bagi sekolah dan pendidikan secara umum, hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang cukup berarti. Dengan meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, maka hasil belajar akan semakin meningkat. Nama baik institusi juga akan terangkat. Ditingkat yang lebih tinggi (Dinas), hasil penelitian ini dapat ditindak lanjuti, sehingga dapat mendorong terjadinya inovasi pendidikan. Udin S. Winataputra, dkk., 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka DAFTAR PUSTAKA Andayani, dkk. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka. Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Depdiknas. Depdiknas, 2006. Kurikulum 2006. Jakarta : Depdiknas. E.T.Ruseffendi, dkk., 1994. Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Depdikbud. Gatot Muhsetyo, dkk., 2005. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Nar Heryanto, 2005. Statistik Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka. Karso, dkk., 1998. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka. Suciati, dkk., 2005. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka. Sumantri, Mulyani, dkk., 2005. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka. Jurnal Ilmiah PENDIDIKAN DASAR Vol. III No. 1 Januari 2016 19