peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

KONDISI SOSIAL EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah bertujuan dalam peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. miskin mulai dari awal peradaban hingga sekarang ini. Kemiskinan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kemiskinan. Berdasarkan tujuan pembangunan Millennium

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah pembangunan Indonesia seutuhnya. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah, dan kurang melibatkannya stakeholder di daerah. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah. Sumber daya alam nantinya dapat digunakan sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Banyak orang mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha memajukan pembangunan bangsa karena terkait dengan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam menghadapi globalisasi diperlukan perekonomian yang. Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2007) mendefinisikan

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu yang dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penduduk merupakan sumber daya utama yang berpengaruh besar terhadap pembangunan ekonomi di suatu daerah. Secara umum penduduk berperan sebagai input produksi dalam konteks menyediakan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi dan sebagai konsumen yang menggunakan berbagai sumber daya ekonomi. Sebagai input produksi, posisi penduduk dalam pembangunan ekonomi direduksi dalam kaitan dengan penyedia tenaga kerja. Sebagai konsumen, penduduk memiliki peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia. Migrasi penduduk merupakan salah satu dari tiga komponen demografi yang menyebabkan perubahan struktur penduduk, yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah yang lain dengan melewati batas administrasi atau politik suatu wilayah. Migrasi penduduk menjadi bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan serta menjadi penyebab dan penerima dampak dari perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial suatu daerah. Keragaman kondisi dan potensi antar wilayah merupakan situasi yang mendukung terjadinya migrasi internal di suatu negara baik dalam lingkup antar pulau, antar provinsi, maupun antar kabupaten atau kota. Ketidakpuasan secara fisik dan nonfisik, baik yang disebabkan oleh

2 masalah pribadi maupun lingkungan luar membuat sejumlah penduduk terdorong untuk melakukan migrasi. Mereka pindah ke tempat tinggal yang baru sebagai migran juga karena adanya daya tarik di tempat baru tersebut. Daya tarik di tempat baru diantaranya adalah adanya harapan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup dan adanya kesempatan untuk memperoleh lingkungan serta pendidikan yang lebih baik. Grafik 1.1 Persentase Luas Wilayah dan Persentase Jumlah Penduduk di Lima Pulau Besar di Indonesia Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Migrasi internal penduduk di Indonesia berkaitan dengan distribusi penduduk yang tidak merata. Distribusi penduduk yang tidak merata dapat dilihat berdasarkan luas pulau dibandingkan dengan jumlah penduduk yang bertempat tinggal didalamnya. Pulau Jawa yang luas wilayahnya hanya 6 persen dari total wilayah Indonesia merupakan pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi. Hal tersebut berbanding terbalik dengan

3 kondisi di Pulau Kalimantan. Hanya sebanyak 15 juta penduduk memilih menetap di pulau terbesar di Indonesia tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Pulau Jawa masih menjadi pulau yang paling menarik untuk dijadikan tempat tinggal dari berbagai aspek kehidupan. Secara umum migrasi internal di Indonesia terdiri dari migrasi semasa hidup dan migrasi risen. Seseorang dikategorikan sebagai migran semasa hidup jika provinsi atau kabupaten atau kota tempat ia dilahirkan berbeda dengan provinsi atau kabupaten atau kota tempat tinggalnya sekarang (pada saat pencacahan). Seseorang dikatakan sebagai migran risen, apabila daerah tempat tinggal lima tahun yang lalu berbeda dengan daerah tempat tinggal sekarang atau pada saat pencacahan. Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 sebanyak 27,8 juta penduduk atau 11,7 persen dari total jumlah penduduk Indonesia merupakan migran semasa hidup artinya mereka tinggal di provinsi yang berbeda dengan tempat lahirnya. Sebanyak 14,3 juta atau 51,7 persen migran semasa hidup memilih Pulau Jawa sebagai tempat tujuan migrasi. Provinsi-provinsi di Pulau Jawa mendominasi baik sebagai penerima dan pengirim migran semasa hidup. Secara umum sebanyak 63,7 persen migran semasa hidup berasal dari provinsi-provinsi di pulau Jawa. Jawa Tengah merupakan provinsi pengirim migran terbesar di Indonesia dengan persentase 24,6 persen di ikuti oleh Jawa Timur (15,9 persen), DKI Jakarta (10,8 persen), Jawa Barat (9,1 persen), Yogyakarta (3,3 persen), dan Banten (2,0 persen).

4 Secara nasional, persentase migran masuk risen adalah sebesar 2,4 persen atau 5,1 juta jiwa penduduk Indonesia lima tahun yang lalu (tahun 2005) merasa tinggal di provinsi lain. Provinsi-provinsi yang berada di Pulau Jawa mendominasi baik sebagai tempat asal dan tujuan migran risen. Sebanyak 2,7 juta migran risen masuk ke provinsi-provinsi di pulau Jawa. Sementara sebanyak 3,10 juta penduduk Pulau Jawa melakukan migrasi risen ke berbagai provinsi di Indonesia. Jawa Tengah merupakan provinsi pengirim migran risen terbesar di Indonesia dengan jumlah 950 ribu migran di ikuti oleh DKI Jakarta 860 ribu, Jawa Barat 580 ribu, Jawa Timur 520 ribu dan Banten 19 ribu. Analisis ekonomi terhadap migrasi sudah dimulai sejak Ravenstein (1889) mengemukakan pendapatnya tentang hukum migrasi. Berdasarkan hasil studinya di negara-negara Eropa, Ravenstein menyatakan bahwa motif ekonomi merupakan pendorong utama seseorang melakukan migrasi. Sampai sekarang, dalam banyak studi juga ditemukan bahwa faktor ekonomi merupakan alasan utama orang melakukan migrasi. Studi Lasing dan Mueller juga menemukan sekitar 62 persen dari responden menyatakan bahwa faktor ekonomi (berhubungan dengan pekerjaan dan pendapatan) merupakan alasan utama mereka melakukan migrasi. Caldwell (1970) dalam studi migrasi di Ghana, mendapatkan 82 persen dari responden migran di kota dan 88 persen responden di desa yang merencanakan migrasi ke kota, menyatakan alasan utama migrasi adalah untuk mendapatkan pekerjaan dan uang yang lebih banyak. Lowell

5 (1973) menemukan bahwa terdapat elastisitas yang tinggi antara jumlah tenaga kerja yang melakukan migrasi internal antar provinsi di Swedia terhadap perbedaan pendapatan riil. Selain itu faktor jarak antar provinsi dan jumlah kepadatan penduduk provinsi tujuan migrasi juga mempengaruhi tenaga kerja di Swedia untuk melakukan migrasi internal antar provinsi. Studi migrasi di Indonesia juga menunjukkan hasil yang sama. Widyaputri (2013) dalam studi mengenai migrasi internal sebelum dan setelah otonomi daerah menunjukkan bahwa migran cenderung bermigrasi ke daerah yang memiliki pendapatan daerah yang lebih tinggi baik sebelum atau sesudah otonomi daerah. Khotijah (2008) menemukan bahwa faktor ekonomi seperti tingkat kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang rendah mendorong penduduk Kabupaten Klaten untuk bermigrasi ke DKI Jakarta. Fenomena migrasi yang berlangsung dalam suatu negara (internal migration) terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Salah satunya adalah migrasi internal penduduk asal Kabupaten Klaten ke kabupaten atau kota di Jawa Tengah. Pada tahun 2010 tercatat terdapat 14 ribu penduduk Kabupaten Klaten yang melakukan migrasi risen di 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah. Migrasi tersebut dilakukan baik oleh penduduk laki-laki maupun perempuan. Penduduk yang melakukan migrasi risen di dominasi oleh perempuan dengan jumlah 8 ribu migran atau 57,70 persen dari total migran risen.

6 Grafik 1.2 Lima Besar Kabupaten atau Kota Tujuan Migran Risen Asal Kabupaten Klaten Tahun 2010 Sumber : Diolah dari Statistik Migrasi Jawa Tengah 2012, diolah Berdasarkan data BPS, tercatat pada tahun 2005 sampai 2010, ratarata kepadatan penduduk Kabupaten Klaten mencapai 1,7 ribu jiwa/kilometer persegi dan merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terpadat kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Sukoharjo. Kepadatan penduduk yang tinggi berbanding lurus dengan tingkat pengangguran terbuka yang berada pada angka 8,15 persen. Tingkat pengangguran tersebut berada diatas rata-rata pengangguran di kabupaten atau kota yang berada pada angka 7,1 persen. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain dan tanpa membandingkan dengan wilayah kota, maka tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Klaten merupakan tertinggi keenam di Jawa Tengah. Latar belakang kepadatan penduduk yang besar dan tingkat pengangguran terbuka yang diatas rata-rata menyebabkan munculnya potensi penduduk Kabupaten Klaten untuk melakukan migrasi. Daerah tujuan migran risen didominasi oleh kabupaten atau kota yang memiliki jarak terdekat dengan Kabupaten Klaten dan daerah

7 dengan kondisi ekonomi yang lebih baik. Sukoharjo yang berbatasan langsung dengan Klaten merupakan kabupaten dengan migran risen masuk paling banyak. Sementara kabupaten atau kota dengan migran risen masuk asal klaten paling sedikit adalah Kota Tegal dengan jumlah 34 orang. Kondisi ekonomi yang lebih baik salah satunya ditunjukkan dengan kesejahteraan yang lebih tinggi di kabupaten atau kota lain. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Kota Semarang serta Kabupaten Semarang termasuk dua dari lima kabupaten atau kota tujuan migran risen terbesar asal Kabupaten Klaten. Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah dan merupakan salah satu pusat perekonomian di Jawa Tengah yang memiliki rata-rata PDRB riil perkapita Rp 12.448.000,00 pada tahun 2005-2010. Sementara Kabupaten Semarang merupakan pusat industri di Jawa Tengah dengan rata-rata PDRB riil perkapita sebesar Rp. 5.490.000,00. Berdasarkan kecenderungan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitaian mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Penduduk Kabupaten Klaten ke Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah Tahun 2010. 1.2 RUMUSAN MASALAH Penduduk merupakan sumber daya utama dalam pembangunan ekonomi suatu daerah, sehingga migrasi penduduk menjadi bagian intregal dari proses pembangunan serta menjadi penyebab dan penerima dampak

8 perubahan struktur ekonomi dan sosial daerah tersebut. Migrasi penduduk internal di Indonesia terjadi pada tataran antar pulau sampai antar kabupaten atau kota. Salah satu contohnya adalah migrasi internal antar kabupaten atau kota di Jawa Tengah. Secara umum terdapat dua bahasan utama dalam penelitian mengenai migrasi penduduk. Pertama mengenai faktor-faktor penyebab penduduk melakukan migrasi. Kedua mengenai dampak dari adanya migrasi. Pada penelitian ini penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai faktor-faktor penyebab migrasi, secara spesifik faktor yang berkaitan dengan perbedaan kondisi perekonomian antar kabupaten atau kota seperti, perbedaan produk domestik regional bruto riil perkapita, perbedaan kesempatan kerja, serta jarak jalan raya antar kabupaten atau kota. Dalam penelitian ini Kabupaten Klaten ditempatkan sebagai daerah pengirim migran dan 34 kabupaten atau kota lain dalam lingkup Provinsi Jawa Tengah ditempatkan sebagai daerah tujuan migrasi. Terdapat berbagai macam jenis migrasi, dalam penelitian ini secara spesifik akan digunakan data migrasi risen yang dipublikasi oleh BPS Jawa Tengah pada tahun 2012

9 1.3 PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh produk domestik regional bruto riil perkapita di 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah terhadap jumlah penduduk Kabupaten Klaten yang melakukan migrasi risen ke 34 kabupaten atau kota tersebut? 2. Bagaimana pengaruh kesempatan kerja di 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah terhadap jumlah penduduk Kabupaten Klaten yang melakukan migrasi risen ke 34 kabupaten atau kota tersebut? 3. Bagaimana pengaruh jarak jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Klaten dengan 34 kabupaten atau kota lain di Jawa `Tengah terhadap jumlah penduduk Kabupaten Klaten yang melakukan migrasi ke 34 kabupaten atau kota tersebut? 4. Bagaimana pengaruh secara simultan produk domestik regional bruto riil perkapita, kesempatan kerja di 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah, dan jarak jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Klaten dengan 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah terhadap jumlah penduduk Kabupaten Klaten yang melakukan migrasi ke 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah?

10 1.4 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto riil perkapita di 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah terhadap jumlah penduduk Kabupaten Klaten yang melakukan migrasi risen ke 34 kabupaten atau kota tersebut? 2. Menganalisis pengaruh kesempatan kerja kabupaten atau kota di Jawa Tengah terhadap jumlah penduduk Kabupaten Klaten yang melakukan migrasi risen ke 34 kabupaten atau kota tersebut? 3. Menganalisis pengaruh jarak jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Klaten dengan 34 kabupaten atau kota lain di Jawa Tengah terhadap jumlah penduduk Kabupaten Klaten yang melakukan migrasi risen ke 34 kabupaten atau kota tersebut? 4. Menganalisis pengaruh secara simultan produk domestik regional bruto riil perkapita, kesempatan kerja di 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah, dan jarak jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Klaten dengan 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah terhadap jumlah penduduk Kabupaten Klaten yang melakukan migrasi ke 34 kabupaten atau kota di Jawa Tengah?

11 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian ini terdiri dari lima bagian, dengan susunan atau sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan terdiri atas latar belakang permasalahan penelitian, perumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuanpenelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori terdiri atas teori-teori yang mendasari penelitian ini dan studi empiris yang menjelaskan hasil temuan penelitian sebelumnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menjelaskan jenis data dan alat analisis yang dipakai dalam penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil temuan penelitian. Hasil temuan penelitian adalah jawaban atas seluruh pertanyaan penelitian yang telah disebutkan dalam bagian rumusan permasalahan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan yang terdiri atas kesimpulan dan saran.