BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) adalah asset penting yang akan menentukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI. Suzanna Romadhona ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

= rajanya ebook gratis

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut maka terjadi banyak perubahan di segala bidang termasuk di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menghadapi tantangan era globalisasi. diantaranya melalui pendidikan.pengertian pendidikan telah dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi (Susilo, 2008). rasional berfungsi utama pada jenis Homo sapiens, makhluk mamalia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah-sekolah atau di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan dalam Undang-undang (UU) No.12 tahun 2012 Bab I pasal I ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah asset penting yang akan menentukan nasib suatu bangsa di masa depan. Maju tidaknya suatu negara bergantung pada SDM yang mengelolanya. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam hal jumlah penduduk, jika dapat dikelola dengan baik potensi tersebut dapat menjadi modal yang cukup besar untuk memajukan bangsa ini. Untuk itu mulai sejak dini sumber daya manusia yang ada harus dibina dan dididik secara benar melalui pendidikan, karena di dalam pendidikan ia akan belajar memahami bagaimana menghadapi dan mengatasi setiap permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya secara bijak. Sesuai dengan UU RI no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan ini dapat kita tempuh baik melalui pendidikan formal, informal dan non-formal. Namun bagi orang awam, kebanyakan mengartikan pendidikan identik dengan pendidikan formal (sekolah). Pendidikan formal sendiri merupakan rangkaian pendidikan yang memiliki jenjang yang telah baku dan selalu ada di setiap negara dengan sistem dan aturan masing-masing sesuai kebijakan negara tersebut.

2 Adapun jenjang pendidikan yang dilalui oleh siswa yang mengikuti pendidikan formal ialah sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi, yang kesemuanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Dimana masing-masing jenjang tersebut mempunyai keterkaitan, yaitu untuk mencapai jenjang pendidikan diatasnya disyaratkan siswa harus lulus pada jenjang pendidikan yang ada dibawahnya. Seorang siswa dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan diatasnya dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya pada jenjang sebelumnya, dengan standar nilai baku yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu depdiknas dan diteruskan ke sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Keberhasilan prestasi belajar siswa dapat dilihat atau dinilai dari banyak sisi, salah satunya ialah dilihat dari nilai raport yang diperoleh siswa atau hasil UN pada kelas 3 sekolah menengah (kelas 6 pada siswa sekolah dasar). Dari hasil belajar tersebut semua tentu berharap siswa mampu memperoleh prestasi yang memuaskan, namun pada kenyataannya tidak semua siswa dapat memperoleh prestasi sesuai harapannya. Ada yang memang memperoleh nilai tertinggi atau diatas rata-rata siswa lainnya, adapula yang hanya berada di garis rata-rata atau standar yang diberlakukan, tapi tak sedikit dari mereka yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata dan lebih parahnya lagi dibawah standar suatu kelulusan, sehingga membuat mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya sebelum lulus dari jenjang dibawahnya tersebut. Hampir disetiap mata pelajaran yang ada di Sekolah mengalami fenomena ini, tak terkecuali SMU Negeri 15 Bandung pun mengalami fenomena tersebut.

3 Baik itu jurusan IPA, IPS ataupun bahasa ada saja pelajaran yang nilai rata-rata siswanya dibawah standar kelulusan. Pada jurusan IPS sendiri, mata pelajaran yang banyak ditakuti dan kurang diminati oleh oleh siswa SMU Negeri 15 Bandung adalah mata pelajaran akuntansi yang dikenal sebagai matematikanya IPS. Seringkali siswa mengeluhkan sulitnya belajar akuntansi karena memang bahan kajiannya selalu melibatkan perhitungan (angka-angka). Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Seperti yang diungkapkan menurut Komite istilah American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) bahwa Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Akuntansi akan menghadapkan siswa dengan unsur perhitungan dan analisis masalah, juga logika. Dimana pada saat itu siswa dituntut untuk lebih banyak memfungsikan otak kirinya. Seperti yang diungkapkan oleh Taufan Surana (dalam www.balitacerdas.com). Bahwa Otak kiri manusia berfungsi untuk mengendalikan : - pikiran sadar - analisa, logika, rasional - bahasa Senada dengan Taufan, Dra. Hj. Iesye Widodo,S.Psi mengemukakan (dalam www.persi.co.id) bahwa belahan otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik yang terdiri dari berbicara-kemampuan tata bahasa, baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, peristiwa) logika, angka, analisis, dll.

4 Sedangkan pada tiap diri individu tentunya memiliki kemampuan hitung atau kadar fungsi otak kiri yang berbeda-beda, hal itulah yang menjadi salah satu penyebab siswa sulit memahami pelajaran akuntansi sehingga prestasi belajar yang diperoleh dari mata pelajaran tersebut kurang baik. Meskipun demikian, pada dasarnya bagi siswa yang nilainya kurang mempunyai kesempatan dan peluang untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Nana Sudjana (2000:39) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya ialah disebabkan oleh tingkat inteligensi, bakat juga minat siswa terhadap suatu pelajaran sekolah. Sedangkan faktor eksternal yang datang dari luar siswa diantaranya adalah karena adanya pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat ataupun lingkungan sekolah itu sendiri. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah minimnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi, jika dilihat dari sisi internal siswa ialah dengan mengadakan tes inteligensi yang biasa kita kenal dengan tes kecerdasan (tes IQ). Tes ini biasanya dilakukan para siswa sebelum memasuki masa pendidikan. IQ adalah alat ukur kecerdasan yang hasilnya berupa skor yang telah terstandar dan fungsi dari tes ini adalah untuk mengukur kecerdasan seseorang yang bersifat umum (general intelligence) dan soal-soal yang digunakan dalam tes IQ lebih dominan pada pengukuran fungsi otak kiri karena didalamnya testee akan

5 lebih banyak menemukan angka-angka, pengulangan bahasa dan penggunaaan logika dalam menjawab soal-soal tes tersebut. Tes ini digunakan sebagai metode preventif sebelum siswa melalui proses belajar dan mendapati nilai hasil belajarnya, seperti yang diungkapkan seorang psikolog UI Indri Savitri S.Psi bahwa tes IQ lebih ditujukan sebagai evaluasi psikologi. Dari metode ini diharapkan kita dapat mengetahui lebih dini seberapa jauh potensi kemampuan otak kiri siswa, ketika memang siswa mempunyai kelemahan dalam hal hitung-menghitung maka guru dapat mengoptimalkan fungsi otak kanan siswa untuk membantu dalam memecahkan masalah hitungan. Seperti yang diungkapkan oleh Dra Hj Iesye Widodo SPsi (dalam www.persi.co.id) bahwa : sebenarnya belahan otak kiri dan otak kanan bila bekerja sama akan saling memperkuat. Oleh karenanya disarankan kepada orang tua untuk merangsang perkembangan otak anak tidak hanya otak kiri saja, melainkan secara bersamaan juga otak kanannya. Faktanya, diambil dari www.balitacerdas.com diberitakan bahwa Dr. Makoto Shichida, seorang spesialis perkembangan anak balita, dalam bukunya Right Brain Education in Infancy menjelaskan sebuah hasil studi di Nippon Medical Center oleh Prof. Shinagawa terhadap seorang anak yang bernama Yuka Hatano. Yuka Hatano adalah seorang juara dunia menghitung cepat, yang mampu menghitung 16 digit soal LEBIH CEPAT daripada kalkulator! Ketika Yuka melakukan perhitungan tersebut, melalui PET scan terlihat bahwa yang mengendalikan fungsi otaknya adalah otak kanan bagian belakang. Dari data tersebut dapat kita simpulkan, bahwa dengan mengetahui kemampuan IQ siswa akan lebih memudahkan pendidik dalam menentukan pola pembelajaran terbaik bagi siswa dan dapat mengarahkan siswa sesuai dengan kemampuannya, sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar secara maksimal. Karena komponen keberhasilan suatu pembelajaran terletak pada 3

6 variabel utama yaitu karakteristik siswa, kualitas pengajaran dan hasil belajar itu sendiri ( Nana Sudjana,2000:40). Berdasarkan pembahasan tersebut, peneliti tertarik untuk menjadikannya sebagai bahan kajian skripsi yang diberi judul : HUBUNGAN IQ (INTELLIGENCE QUOTIENT) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMU NEGERI 15 BANDUNG PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI. 1.2 Rumusan Masalah Untuk lebih memperjelas masalah yang dibahas, dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana IQ yang dimiliki siswa SMU Negeri 15 Bandung. 2. Bagaimana prestasi belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran akuntansi. 3. Bagaimana hubungan IQ dengan prestasi belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran akuntansi. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian 1. Memperoleh data nilai IQ siswa. 2. Memperoleh data prestasi belajar siswa pada pelajaran akuntansi. 3. Mengukur hubungan IQ dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

7 1.3.2 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui IQ yang dimiliki siswa. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran akuntansi. 3. Untuk mengetahui hubungan IQ dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini : 1.4.1 Teoretis 1. Bagi peneliti, untuk memperkuat teori psikologi pendidikan mengenai kemampuan siswa, yang sudah diperoleh pada perkuliahan 2. sebagai tambahan literatur bagi pendidikan mengenai perlunya mengetahui tingkat IQ siswa (terdidik). 1.4.2 Praktis 1. Bagi pendidik, sebagai suatu masukan positif ketika menghadapi permasalah yang serupa, yaitu kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi ataupun eksakta. 2. Sebagai salah bahan acuan bagi orang tua dalam menghadapi masalah belajar anak.

8 1.5 Kerangka Pemikiran Orang awam seringkali mengambil kesimpulan yang kurang tepat ketika mengetahui tingkat IQ siswa, dan memberikan vonis akhir yang kurang baik terhadap anak yang memperoleh IQ rendah diantaranya dengan mengatakan anak bodoh. Padahal sesungguhnya apa yang terlihat dalam tes IQ tidak sepenuhnya menggambarkan tingkat inteligensi siswa. Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan IQ (Intelligence Quotient) adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan, yang tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi kecerdasan siswa. Menurut David Wechsler (2005} inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar inteligensi diartikan sebagai suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Cark Witherington (dalam Abin Syamsuddin, 2002:54) menunjukan lebih terperinci manifestasi perilaku seorang siswa yang memiliki inteligensi tinggi, sebagai berikut : 1. kemudahan dalam menggunakan bilangan. 2. efisiensi dalam berbahasa. 3. kecepatan dalam pengamatan. 4. kemudahan dalam mengingat 5. kemudahan dalam memahami hubungan. 6. imajinasi (imagination).

9 Kemudian Nana Syaodih (2003:92) mengungkapkan bahwa kecakapan seseorang dibedakan ke dalam dua hal yaitu kecakapan potensial dan kecakapan nyata. Kecakapan nyata adalah kecakapan yang telah termanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari individu. Sedang kecakapan potensial adalah kecakapan yang masih tersembunyi, yang nantinya menjadi cikal bakal kecakapan nyata seseorang. Kecakapan potensial ini terbagi lagi ke dalam dua macam yaitu kecakapan umum yang sering kita kenal dengan inteligensi (intelligence) atau kecerdasan dan kecakapan khusus atau yang kita kenal dengan bakat. Inteligensi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, hal ini mengakibatkan prestasi belajar para siswa di Sekolah beragam. Seperti yang diungkapkan oleh Clark (dalam Nana Sudjana, 2000:39) bahwa prestasi belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Syaiful Bahri Djamarah (2002:143) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara terperinci adalah sebagai berikut : 1. faktor internal yang meliputi : kondisi fisiologi kondisi panca indra minat kecerdasan bakat motivasi kemampuan kognitif 2. faktor eksternal yang meliputi : lingkungan 1. lingkungan alam.

10 2. lingkungan sosial budaya. kurikulum program sarana dan fasilitas guru Pengertian prestasi belajar sendiri identik dengan perubahan positif yang terjadi pada diri siswa. Seperti yang dinyatakan oleh Makmun (1999 : 23) : Bahwa prestasi belajar yang ingin dicapai seseorang merupakan produk dari serangkaian interaksi komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar. 3 masukan yang terlibat yaitu (1) masukan mentah (raw-input) menunjukan pada karakteristik yang terdapat pada diri individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat individu dalam mengikuti proses belajar mengajar, (2) Masukan instrumental menunjukan pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan seperti tenaga pengajar, metoda bahan atau sumber dan program dan (3) masukan lingkungan yang menunjukan pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, hubungan dengan pengajaran dan teman. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil salah satunya dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Maka dari itu diadakan tes IQ sebagai antisipasi untuk menanggulangi masalah prestasi belajar siswa yang masih berada di bawah standar kelulusan/kenaikan kelas. Dari keranka tersebut paradigma yang tergambar adalah sebagai berikut : Gambar 1.1 Paradigma Penelitian IQ Prestasi Belajar

11 1.6 Asumsi dan Hipotesis 1.6.1 Asumsi Asumsi atau anggapan dasar menurut Winarno (Suharsimi, 2002:58) menyatakan bahwa anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Berdasar pada kerangka berfikir diatas penulis mengasumsikan bahwa faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa kecuali faktor inteligensi dianggap sama (ceteris parimbus). Anggapan ini berdasarkan pada passing grade ketika masuk SMU Negeri 15 Bandung, semua siswa yang diterima oleh sekolah tersebut harus memiliki jumlah NEM minimal, jika semua siswa memiliki nilai yang berdekatan (pada rentang yang tidak begitu besar) setidaknya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa tersebut dapat disimpulkan dalam kondisi yang sama. Selain itu juga siswa mengikuti proses belajar di sekolah yang sama dengan guru yang sama, juga kondisi sekolah yang sama. 1.6.2 Hipotesis Hipotesis menurut Suharsimi (2002:64) sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dengan asumsi tersebut penulis mengambil hipotesis bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara IQ dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.