BAB I PENDAHULUAN. industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan dan perhotelan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia sekarang ini sangatlah pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha

BAB I PENDAHULUAN. beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya. dalam melakukan kegiatan, dengan teknologi komunikasi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh switching..., Adhitya Buwono, FE UI, 2010.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan di dunia ini dapat diakui banyak menarik minat para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. dengan bermunculannya operator-operator jasa telekomunikasi baik lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, kebutuhan manusia akan telekomunikasi menjadi semakin

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

PENGARUH CITRA PERUSAHAAN PADA LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada saat berbicara, melakukan transaksi, dan masih banyak lagi. Menurut Laios

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi profit tentunya mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Hingga saat ini, tercatat 10 operator telepon di Indonesia. Telkom (PT

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan saat ini menjadi industri yang paling berkembang dalam 10 tahun terakhir di

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya melihat merk dan promosi yang dilakukan perusahaan. Pelanggan

PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan masyarakat tentang teknologi menjadikan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan persaingan di segala bidang usaha menjadi. Menghadapi hal tersebut maka perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kesimpulan dan Saran

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan berbagai strategi untuk keberlangsungan perusahaan. Ditengah

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan jaman. Selain itu didukung

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat

I. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kebutuhan masyarakat modern adalah kebutuhan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. jasa maupun dalam bidang manufaktur. Setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. muncul suatu kebutuhan. Di sini konsumen akan mempertimbangkan dan memahami

BAB I PENDAHULUAN. telepon selular, para operator kartu GSMyang memfasilitasi telekomunikasi antar. telepon selular pun tumbuh pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini, industri telekomunikasi bukanlah hal asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat komunikasi sangat pesat sekali. Hal ini berbanding lurus dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Market Share Operator Selular Indonesia Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. persaingan maka dibutuhkan pula kualitas produk dan tingkat pelayanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini cukup ketat dan kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan,minuman,kesehatan maupun produk untuk berkomunikasi. keunggulan kompetitif yang berkesimbungan dalam menghadapi semakin

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi telepon seluler yang signifikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Industri seluler saat ini sangat menggairahkan, sebab potensi

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Sebagai contoh, di Indonesia, perkembangan tersebut

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER SIMPATI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin cepat. Hal ini sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dan promosi yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pengguna telefon selular yang tinggi. Maka, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota pelajar dan banyak mahasiswa yang datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak adanya globalisasi adalah perkembangan teknologi dibidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian dunia ditandai oleh semakin

BAB I PENDAHULUAN. saling berkomunikasi. Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi menjadi sesuatu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan Industri jasa yang terdiri dari berbagai macam industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan dan perhotelan berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan dituntut berupaya menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dalam menghadapi semakin banyak munculnya pemain baru (pesaing) yang bergerak dalam industri yang sama. Semakin banyaknya industri yang bermunculan sebagai akibat dari adanya tingkat kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan bervariatif. Sebagai dampak dari banyak bermunculannya industri yang ada maka bidang pemasaran sangat berpengaruh dan merupakan satu elemen penting untuk menghadapi persaingan. Perusahaan sudah seharusnya menyadari arti citra perusahaan, kepercayaan konsumen, harga, nilai dan layanan kualitas yang terbentuk sebagai keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan bisnis. Perusahaan perlu membangun, mengelola, memahami dan memelihara citra perusahaan, kepercayaan konsumen, tingkat harga, juga pelayanan seiring dengan semakin ketatnya persaingan bisnis dalam kategori produk tertentu. Oleh karena itu, dalam usaha memenangkan persaingan bisnis pada era teknologi yang sangat berkembang ini, kualitas produk bukan lagi menjadi aspek yang dapat dibanggakan, karena setiap pelaku bisnis pasti dapat membuat produk dengan 1

2 kualitas yang sangat tinggi. Kualitas sudah merupakan standard yang dengan mudah dan cepat dapat dimiliki oleh setiap pelaku bisnis. Industri telekomunikasi adalah salah satu industri bisnis yang paling kompetitif dan berkembang pesat. Operator selular yang ada di Indonesia sekarang ini, antara lain Telkomsel, Indosat, Excelcomindo Pratama, Telkom, Natrindo Telepon Seluler, Hutchison CP Telecomunications Indonesia, Mobile-8 Telecom, Smart Telecom, Bakrie Telecom, dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. Dengan adanya berbagai operator selular, maka berdampak pula pada ketatnya persaingan untuk mendapatkan konsumen karena tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan, terus tumbuh dan tetap survive. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi pada saat ini terjadi begitu cepat dan sulit diprediksi. Penemuan dan perkembangan produk baru beserta fitur fitur yang berbasis teknologi informasi sudah menjadi hal yang biasa. Hal itu dimaksudkan sebagai instrumen peningkatan efektivitas dan efisiensi aktivitas manusia untuk memperoleh proses dan hasil yang lebih baik (Karsono, 2007) Teknologi telekomunikasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap aktivitas kegiatan manusia (http://vlsm.org/fusilkom-ui/fusilkom-01- mti01abs.html). Penggunaan teknologi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sudah tidak bisa ditawar lagi. Mulai dari pelajar / mahasiswa, pedagang, maupun pebisnis. Dalam setiap aktivitas komunikasi yang dilakukannya tidak terlepas dari teknologi telekomunikasi.

3 Produk yang berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada pelanggan (Ariastuti, 2005). Pelanggan kini memiliki tuntutan nilai yang jauh lebih besar dan beragam karena pelanggan dihadapkan pada berbagai pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat mereka beli. Dalam hal ini penjual harus memberikan kualitas produk yang dapat diterima, karena bila tidak, pelanggan akan segera beralih kepada pesaing. PT. Indosat, Tbk merupakan salah satu provider telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki variasi produk yang ditawarkan dengan berbagai competitive advantage yang dimiliki mulai dari Mentari, IM-3, Matrix, StarOne hingga munculnya IM 2 sebagai broadbandnya Indosat (Wikipedia, 2004). Secara keseluruhan komposisi pengguna indosat GSM (Global System for Mobile Communication) Mobile, IM3 menguasai pasaran Indosat sebesar 60 %, disusul Mentari 30 %, dan Matrix 10 % (Solopos 14 Februari 2011). Melihat dari diversifikasi produk yang dimiliki serta gencarnya kegiatan promosi yang dilakaukan PT. Indosat, Tbk dalam membangun citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan, biaya perpindahan, kualitas service dan tentunya untuk memperoleh loyalitas pelanggan menimbulkan daya tarik untuk mengkajinya lebih dalam. Kotler (2003) mendefinisikan image sebagai jumlah dari keyakinan keyakinan, gambaran gambaran, dan kesan kesan yang dimiliki seseorang pada suatu obyek. Obyek yang dimaksud bisa berupa orang, organisasi, kelompok orang atau yang lainnya yang dimiliki oleh individu tersebut. Jika obyek tersebut berupa organisasi, berarti seluruh keyakinan, gambaran dan kesan atas organisasi

4 dari seseorang merupakan image. Konsep image adalah satu gambaran mental atau konsep tentang sesuatu (Sutrisna, 2001 dalam Palupi, 2006). Image bervariasi tergantung pada kelompok atau mungkin pada setiap individu (Gronoos, 1990; Sutrisna, 2001 dalam Palupi, 2006). Berdasarkan konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa image adalah suatu konsep yang memang ada namun tidak dapat digambarkan secara fisik atau tidak nyata, karena image hanya ada dalam pikiran. Namun demikian bukan berarti image tersebut tidak dapat diketahui, diukur atau diubah, tetapi image merupakan suatu hal yang bisa diukur dan diubah, walaupun perubahan image tersebut relatif lamban. Citra perusahaan merupakan intangible asset yang luar biasa. Bagi perusahaan yang sudah memiliki corporate brand yang baik tentunya perusahaan tersebut akan meraih market share yang luas. Banyak iklan yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan bukan sebagai iklan yang menawarkan produk, tetapi lebih pada tujuan untuk menanamkan ide atau kesan tertentu kepada masyarakat (http://jiunkpe/s1/ikom/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-51403125-6577-raja_voucherchapter1.pdf). Fungsi iklan seperti itu bukanlah hanya bertujuan untuk mengenalkan sebuah produk, tetapi arahnya lebih banyak pada alat public relation untuk memantapkan citra perusahaan, dan yang lebih penting lagi untuk membentuk opini positif di kalangan tertentu. Citra perusahaan perusahaan jasa akan memiliki pengaruh pada loyalitas konsumen produk jasa. Iswari (2003) menyebutkan bahwa beberapa dimensi Citra perusahaan jasa berpengaruh positif pada loyalitas konsumen produk jasa. Image atau citra yang baik dari suatu organisasi akan memiliki pengaruh atau dampak

5 yang menguntungkan, sedangkan image yang buruk akan cenderung merugikan perusahaan atau organisasi. Image yang baik berarti masyarakat (khususnya konsumen) memiliki kesan atau penilaian yang positif pada suatu organisasi, sedangkan citra atau image yang buruk berarti masyarakat memiliki kesan atau penilaian yang negatif pada suatu organisasi atau perusahaan. Kepercayaan adalah dilihat sebagai faktor penting untuk meningkatkan loyalitas pelanggan (Fournier, 1998). Tampak bahwa jika salah satu pihak lain percaya, kemungkinan untuk mengembangkan beberapa bentuk perilaku positif terhadap niat yang lain. Dengan demikian, ketika kepercayaan pelanggan merek, bahwa pelanggan juga kemungkinan untuk membentuk sebuah niat beli yang positif terhadap merek (Lau dan Lee, 1999). Porter (1988, p. 10) mendefinisikan biaya switching sebagai waktu satubiaya untuk pembeli berpindah dari produk pemasok untuk orang lain. Selain diukur secara obyektif biaya moneter, ada juga mungkin waktu dan usaha psikologis yang terlibat dalam menghadapi ketidakpastian dengan penyedia layanan baru (Bloemer et al, 1998;. Klemperer, 1987a, 1995). Oleh karena itu, biaya switching sebagian konsumen khusus (Shy, 2002): Pasar dengan biaya switching umumnya ditandai oleh konsumen kunci-di mana ia berulang kali mengamati bahwa konsumen membeli merek yang sama bahkan setelah bersaing merek menjadi lebih murah. Salah satu konsekuensi penting memiliki konsumen lock-in adalah kemampuan perusahaan untuk mengenakan harga di atas biaya marjinal (Shy, 2002, hlm 71-72).

6 Oleh karena itu, biaya switching pelanggan negatif mempengaruhi sensitivitas pelanggan terhadap harga (Klemperer, 1987b) dan seterusnya positif mempengaruhi loyalitas pelanggan (Bloemer et al, 1998;. Jones et al., 2000). Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan (kotler 2006). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan dilihat dari persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. Nilai (value) didefinisikan sebagai selisih yang didapat konsumen dari pengorbanan yang diberikan dibandingkan kepuasan yang didapat dari produk atau jasa. Loyalitas pelanggan dalam hal ini dapat berwujud keinginan untuk melakukan pembelian ulang, dan keinginan untuk merekomendasikan pengalaman yang diperoleh kepada orang lain. Menurut Pantius (2001) dalam Palupi (2006), dalam era persaingan bebas dewasa ini, loyalitas pelanggan menjadi fokus perhatian setiap perusahaan. Hanya dengan mengintensifkan hubungan yang harmonis seumur hidup dengan para pelanggan maka perusahaan dapat mempertahankan eksistensisnya dan bahkan bertumbuh secara menguntungkan. Loyalitas pelanggan adalah komponen kunci untuk kelangsungan hidup sebuah perusahaan dalam jangka panjang (Aydin dan Ozer, 2004). Didefinisikan juga bahwa loyalitas pelanggan sebagai sebuah komitmen yang mendalam dari pelanggan untuk membeli ulang atau akan tetap loyal untuk selalu menggunakan

7 produk (barang / jasa) tersebut secara konsisten. Dengan meningkatnya loyalitas pelanggan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan karena pelanggan yang loyal mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) melakukan pembelian secara teratur (2) membeli diluar lini produk / jasa, (3) menolak produk lain, (4) menunjukkan kekebalan dari daya tarik pesaing (Griffin,2003) Aydin dan Ozer (2005) menyatakan loyalitas pelanggan (loyalitas konsumen) pada GSM (Global System Mobile) dan mobile telephone market di Turki, faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan, yaitu service quality (kualitas pelayanan, corporate image (citra perusahaan), trust (kepercayaan), dan switching cost (biaya perpindahan). Firdaus (2007) menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara perceived quality, value, corporate image, satisfaction pada customer loyalty. Martin (2007) menyatakan adanya hubungan positif antara price fairness, satisfaction, customer loyalty pada price acceptance. Salah satu hasil dari penelitian ini menyatakan adanya hubungan yang positif antara kepuasan pelanggan pada customer loyalty. Brunner (2007) menyatakan adanya hubungan yang positif antara image pada customer loyalty dan satisfaction. Kandampully (2007) menyatakan adanya hubungan positif yang ditimbulkan oleh Hotel image dan satisfaction pada customer loyalty. Darsono L.I. (2008) menyatakan hubungan yang positif antara perceived service quality pada loyalty yang dimediasi oleh trust dan satisfaction. Karsono (2007) menyatakan akan adanya hubungan yang positif antara kualitas pelayanan pada

8 loyalitas pelanggan dengan menempatkan variabel citra perusahaan, kepercayaan dan biaya perpindahan sebagai variabel mediasi. Mohammed Sohel Islam (2009) menyatakan adanya hubungan positif antara corporate image, trust, swithing cost pada loyalitas pelanggan mobile phone operators di Bangladesh. Chung-Yu Wang (2009) menyatakan keterkaitan positif hubungan antara perceived value, corporate image dan customer loyalty. Penelitian yang dilakukan Akbar dan Parvez 2009 pada pelanggan mobile comminication di Bangladesh menghasilkan kesimpulan bahwa keperayaan (trust) dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) mempunyai pengaruh postif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan (customer loyalty). Penelitian terdahulu di atas menunjukkan keterkaitan antara citra perusahaan, kepercayaan, biaya perpindahan, kualitas layanan, serta dimensi dimensi lain yang membentuk loyalitas pelanggan. Penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan memodifikasinya dengan melaksanakan penelitian pada obyek yang berbeda yaitu pada jasa telekomunikasi mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Aydin dan Ozer (2005). Sehingga penulis merumuskan penelitian ini dengan judul PENGARUH CORPORATE IMAGE, TRUST, PERCEIVED SWITCHING COST, PERCEIVED SERVICE QUALITY, PERCEIVED VALUE TERHADAP CUSTOMER LOYALTY (Studi Pada Jasa Telekomunikasi Indosat IM3 BOYOLALI)

9 B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana pengaruh corporate image, trust, perceived switching cost, perceived service quality, perceived value pada customer loyalty? b. Faktor apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi customer loyalty? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk : a. Menganalisis pengaruh corporate image, trust, perceived switching cost, perceived service quality, perceived value terhadap customer loyalty. b. Menganalisis faktor apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi customer loyalty? D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Praktis Memberikan informasi bagi perusahaan dalam mengetahui pengaruh Citra perusahaan kepercayaan, biaya perpindahan, kualitas layanan pelanggan, nilai pada loyalitas pelanggan. b. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan wawasan pengetahuan tentang loyalitas pada industri jasa telekomunikasi.