BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Manusia memerlukan makanan seimbang yaitu karbohidrat, protein, nabati, vitamin dan mineral dengan adanya makanan seimbang manusia dapat mencukupi nilai gizi yang baik. Es krim merupakan makanan beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia (Hartatie, 2011). Banyaknya masyarakat yang menyukai es krim karena rasanya lezat, manis dan teksturnya lembut. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa lemak (skim), gula pasir, bahan penstabilan, pengemulsi, dan pencita rasa (Kalsum, 2012). Es krim disajikan dengan berbagai macam bentuk salah satunya menggunakan cone es krim. Cone es krim biasanya berbentuk kerucut yang teksturnya mirip wafle sebagai wadah atau tempat es krim bermacam-macam warna yang menarik serta banyak pilihan. Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya cita rasa, warna, tekstur dan nilai gizinya (Praja, 2015). Bahan tambahan pangan secara umum biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan dalam makanan, misalnya pemakaian pewarna sintetik yang dilarang antara lain Rhodamin B dan Methanyl Yellow (Cahyadi, 2006).
Warna merupakan daya tarik terbesar untuk menikmati makanan setelah aroma, dan dapat meningkatkan penerimaan konsumen terhadap suatu produk yang dijual oleh karena itu produsen pun berlomba menawarkan aneka produknya dengan tampilan yang menarik dan warna-warni (Sumarlin, 2010). Zat warna sintetis sering digunakan sebagai pengganti warna alami karna memberi warna lebih menarik, harga lebih terjangkau dan warna lebih stabil pada makanan (Azizahwati, dkk, 2007). Zat pewarna sintetis jika dikonsumsi terus menerus akan berdampak negatif bagi kesehatan tubuh, sifat kimia dan kandungan logam beratnya mengandung senyawa klorin (Cl). Senyawa klorin merupakan senyawa halogen yang berbahaya dan reaktif. Jika tertelan, maka senyawa ini akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal inilah yang bersifat racun bagi tubuh. Selain itu, Rhodamin B juga memiliki senyawa pengalkilasi (CH₃-CH₃) yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh. Penggunaan zat pewarna ini dilarang karna termasuk bahan karsinogen (penyebab kanker) yang kuat. Uji toksisitas Rhodamin B yang dilakukan terhadap mencit dan tikus telah membuktikan adanya efek karsinogenik tersebut. Konsumsi Rhodamin B dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati (Cahyadi, 2006). Zat pewarna alami jarang digunakan oleh produsen karena warna yang dihasilkan kurang stabil terhadap pengaruh cahaya dan panas sering tidak cocok untuk digunakan dalam industri makanan (Azizahwati, dkk, 2007). Zat warna alami ini tidak mempunyai efek
samping bagi tubuh karena bahan yang digunakan tidak berbahaya dan alami karena diperoleh dari tumbuhan, misalnya pewarna hijau menggunakan daun pandan, warna kuning menggunakan kunyit dan dapat juga menggunakan buah-buahan atau sayuran sebagai pewarna makanan (Praja, 2015). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan bahwa masyarakat perlu dilindungi dari penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan (Permenkes, 2012). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2012 zat warna sintetis Rhodamin B dan Methanyl Yellow merupakan zat warna berbahaya dan telah dilarang penggunaannya, untuk mengidentifikasi adanya pewarna sintetis pada cone es krim dapat dilakukan pemeriksaan di laboratorium kimia dengan menggunakan Kromatografi kertas. Penggunaan rhodamin B dan methanyl yellow dalam jumlah yang besar maupun berulang-ulang menyebabkan sifat akumulatif yaitu iritasi pada mata, iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati/liver (Trestiati, 2003). Efek samping dari Rhodamin B adalah toksik kronik dan karsinogenik. Rhodamin B tidak dapat di metabolisme oleh hati sehingga penumpukan Rhodamin B dalam hati akan menyebabkan gangguan fungsi hati (Mukaromah dkk, 2008). Pada penelitian identifikasi zat warna Rhodamin B Pada Lipstik berwarna merah yang dilakukan oleh Mukaromah dan Maharani dengan lima sampel lipstik dengan kode ( A, C, D, E) semuanya mengandung zat warna Rhodamin B dan satu sampel tidak mengandung zat warna Rhodamin B. Lima sampel lipstik dengan kode (F, G, H, I dan J) semuanya tidak mengandung Rhodamin B (Mukkaromah dan Maharani, 2008).
Penelitian oleh Susilowati Erna ( 2006) tentang identifikasi zat warna sintetis pada agaragar tidak bermerk yang dijual di pasar Doro Pekalongan dengan metode kromatografi kertas, dari Sampel A mengandung zat warna sintetis merah yaitu Carmiosin, dan Sampel B mengandung zat warna sintetis hijau dan kuning yaitu Green S dan Tartrazin, Sampel C mengandung zat warna sintetis orange yaitu Sunset Yellow, dan Sampel D mengandung zat warna sintetis kuning yaitu Tartrazin. Zat warna yang terkandung dalam sampel A, B, C, D sesuai dengan PerMenKes RI No. 722/ Menkes/ Per/ 1988 tentang Bahan Tambahan Makanan. Penelitian yang dilakukan oleh Lailatul (2012) tentang identifikasi zat pewarna sintetis pada manisan buah tanpa merk yang dijual di Swalayan Luwes Purwodadi dari Manisan cermai yang bewarna merah mengandung zat pewarna berbahaya yaitu Rhodamin B, sedangkan manisan mangga yang bewarna kuning mengandung zat warna Tartrazin dan manisan kedondong yang bewarna hijau kekuning kuningan mengandung zat warna Tartrazin. Zat warna sintetis Rhodamin B tidak sesuai dengan PerMen RI No. 722/Menkes/Per/IX/1998 Tentang Bahan Tambahan Makanan, sedangkan zat warna Tartrazin sesuai dengan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 (Fadhilah, 2012). Pasar Johar merupakan pasar yang terdapat banyak pedagang menjual berbagai macam produk cone es krim bentuk cone dan berbagai macam warna seperti warna ungu, warna pink, warna merah, warna orange, warna kuning dan warna biru dan memiliki warna mencolok yang berbeda-beda antara 3 penjual yang berada di Pasar Johar. Cone es krim yang saya pilih untuk penelitian hanya dua warna yaitu warna merah muda dan kuning karena keterbatasan waktu penelitian hal ini memungkinkan adanya produk cone es krim yang dijual di Pasar Johar terdapat kandungan pewarna bahaya Rhodamin B dan Methanyl Yellow
yang beredar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi zat warna sintetis Rhodatmin B dan Methanyl Yellow dalam cone es krim penting dilakukan. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan: Adakah pewarna Rhodamin B dan Methanyl yellow ditambahkan pada cone es krim yang beredar di Pasar Johar Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui ada tidaknya jenis zat pewarna Rhodamin B pada cone es krim berwarna merah muda yang beredar di Pasar Johar Semarang. 2. Mengetahui ada tidaknya jenis zat pewarna Methanyl Yellow pada cone es krim berwarna kuning yang beredar di Pasar Johar Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai zat pewarna yang ditambahkan dalam makanan serta untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir Program Diploma III Analis Kesehatan. 2.Bagi Masyarakat Memberi pengetahuan pada masyarakat konsumen terhadap zat pewarna pada cone es krim dan pengaruh kesehatan yang ditimbulkan zat warna tersebut. 3.Bagi Universitas Untuk menambah kepustakaan bagi pembaca dan mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Semarang E. Keaslian Penelitian / Originalitas Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian / Originalitas Penelitian No Nama Penelitian, Judul Penelitian Hasil Penelitian Tahun Penelitian, Institusi Penelitian 1 Erna Susilowati. Identifikasi zat warna 1. Sampel A mengandung zat warna Universitas sintetis pada agar sintetis merah yaitu Carmiosin, dan Muhammadiyah Semarang. 2006 agar tidak bermerk yang dijual di pasar Sampel B mengandung zat warna sintetis hijau dan kuning yaitu Doro Pekalongan Green S dan Tartrazin, Sampel C dengan metode mengandung zat warna sintetis kromatografi kertas orange yaitu Sunset Yellow, dan Sampel D mengandung zat warna sintetis kuning yaitu Tartrazin. 2. Zat warna yang terkandung dalam sampel A, B, C, D sesuai dengan PerMenkes RI No. 722/Menkes/Per/1998 tentang Bahan Tambahan Makanan 2 Emy Lailatul Fadhilah. Identifikasi zat 1. Manisan cermai yang bewarna Universitas pewarna sintetis pada merah mengandung zat pewarna Muhammadiyah manisan buah tanpa berbahaya yaitu Rhodamin B, Semarang. 2012 merk yang dijual di sedangkan manisan mangga yang swalayan luwes bewarna kuning mengandung zat Purwodadi warna Tartrazin dan manisan kedondongan yang bewarna hijau kekuning kuningan mengandung zat warna Tartrazin. 2. Zat warna sintetis Rhodamine B tidak sesuai dengan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan, Sedangkan zat warna Tartrazin sesuai dengan Permenkes RI No. 722/ Menkes/Per/IX/1988 Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian diatas yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pewarna sintetis Rhodamin B dan Methanyl Yellow pada Cone Ice cream dengan dua macam warna yang beredar di Pasar Johar Semarang dengan metode Kromatografi Kertas