Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
Hadinnupan Panupesi, Respon Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemupukan NPK

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) MASAYU NPM.

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BOKASHI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN BOKASHI KOTORAN SAPI DAN PUPUK UREA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

JURNAL SAINS AGRO

HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN BERBAGAI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

APLIKASI PUPUK N,P,K DAN MINERAL ZEOLIT PADA MEDIUM TUMBUH TANAMAN ROSELLA (Hibisccus sabdariffa, L) By Oki Riandi, Armaini and Edison Anom

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

Gambar 2. Regresi antara bahan organik eceng gondok (Eichornia crassipes) pada berbagai perlakuan (X) dengan kadar air pada pf 1 (Y)

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PEMANFAATAN LIMBAH TEPUNG AREN DAN MIKROORGANISME LOKAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.)

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

PEMANFAATAN KOMPOS SOLID DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) PADA ULTISOL

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

(g/ kg gambut) D0(0) DI (10) D2 (20) D3 (30)

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

Citra Puluhulawa, , Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum)

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PERTUMBUHAN DANHASILTANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA BEBERAPA TARAF DOSIS KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

Pengaruh Abu Akar Resam (Pteridium aquilinum Linn.) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi Hijau (Brassica sinensis, L.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PENINGKATAN KEMAMPUAN TANAH MEMEGANG AIR SEBAGAI RESPON PERLAKUAN BAHAN ORGANIK ENCENG GONDOK

EFEKTIFITAS PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

Transkripsi:

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan KAJIAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU ECENG GONDOK PADA TANAH GAMBUT TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TERONG (Solanum melongena L.) SHELLA A.J.W. Dosen pada Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Unversitas Palangka Raya ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk hijau eceng gondok terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman terong. Percobaan disusun berdasarkan rancangan acak lengkap dengan empat ulangan. Perlakuan pupuk hijau eceng gondok terdiri dari tujuh taraf meliputi dosis pupuk E 0 = 0 ton/ha; E 1 = 7,5 ton/ha; E 2 = 15,0 ton/ha; E 3 = 22,5 ton/ha; E 4 = 30,0 ton/ha; E 5 = 37,5 ton/ha; dan E 6 = 45,0 ton/ha pupuk hijau eceng gondok. Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hijau eceng gondok memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel pengamatan. Dosis pupuk hijau eceng gondok 22,5 ton/ha memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan vegetatif tanaman terong. Penelitian yang sama perlu dilakukan langsung di lapangan, untuk mengetahui pengaruh perlakuan sesuai kondisi lapangan. Kata Kunci : Pupuk hijau eceng gondok, tanah gambut, dan tanaman terong PENDAHULUAN Terong termasuk salah satu sayuran buah yang digemari masyarakat. Berbagai jenis sayuran yang dibudidayakan di Indonesia, memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap keanekaragaman pangan yang bergizi. Berdasarkan data statistik Kalimantan Tengah, produktivitas tanaman terong tahun 2008 rata-rata adalah 509,72 ton, sedangkan pada tahun 2009 adalah 687,10 ton dan pada tahun 2010 adalah 709,00 ton. Jika dibandingkan dengan potensi hasil terong yang mencapai 813 ton, maka produktivitas di Kalimantan Tengah jauh lebih rendah dari potensi yang sebenarnya biasa dicapai (Badan Pusat Statistik, 2011). Kendala utama yang dihadapi dalam budidaya terong di Kalimantan Tengah umumnya berkaitan dengan kondisi lahan yang berupa tanah gambut. Gambut adalah tipe tanah yang belum siap dijadikan sebagai lahan pertanian karena tingkat kesuburan yang rendah, ditinjau dari segi fisik, kimia maupun biologis tanah. Salah satu syarat yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman yang baik adalah tersedianya media tumbuh yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman tersebut. Oleh karena itu untuk mengatasi kendala kesuburan tanah pada lahan gambut terutama untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah maka pemberian pupuk organik menjadi sangat penting dilakukan. Pupuk organik selain berperan memperbaiki struktur tanah, ternyata juga mampu menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman terutama sebagai sumber unsur N, P, dan K (Lingga, 1986). Pupuk hijau merupakan salah satu golongan pupuk organik yang bahan bakunya cukup tersedia di Kalimantan Tengah. Bahan baku pupuk hijau adalah tanaman atau bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan ke dalam tanah, terutama bagian daun tanaman. Pupuk hijau sebagai pengganti pupuk kandang apabila pupuk kandang sedikit, sedangkan tanah sangat membutuhkan pupuk organik (Hardjowigeno, 1992) 29

Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 29 34 Menurut Agustina (1989), senyawasenyawa protein yang terkandung di dalam pupuk hijau segera dihancurkan secara enzimatik oleh mikroorganisme tanah menjadi senyawasenyawa nitrogen yang dapat dimanfaatkan tanaman. Senyawa-senyawa nitrogen yang diperlukan dan dapat diserap oleh sistem perakaran tanaman adalah dalam bentuk ion amonium (NH + 4 ) dan ion nitrat (NO - 3 ). Bahan-bahan pupuk hijau yang digunakan adalah eceng gondok. Hal ini dengan memperhitungkan bahwa eceng gondok mudah didapatkan, umumnya hidup subur menutupi badan perairan seperti sungai, danau, kolam, dan parit. Selama ini eceng gondok belum banyak dimanfaatkan secara maksimal, selain itu eceng gondok dikenal sebagai gulma air serta dapat mengganggu lalu lintas di air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk hijau eceng gondok terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman terong pada tanah gambut pedalaman. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di rumah plastik di Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya dari bulan Juni sampai September 2011. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih terong, pupuk hijau eceng gondok, kapur dolomit, Urea, SP-36, KCl, dan Furadan 3G. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meteran, timbangan, cangkul, hand sprayer, kamera, gembor dan polybag. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Faktor tunggal tersebut berupa pemberian pupuk hijau eceng gondok yang terdiri dari tujuh taraf perlakuan dan diulang sebanyak empat kali. Ketujuh taraf perlakuan tersebut adalah : E 0 = 0 ton/ha; E 1 = 7,5 ton/ha; E 2 = 15,0 ton/ha; E 3 = 22,5 ton/ha; E 4 = 30,0 ton/ha; E 5 = 37,5 ton/ha; dan E 6 = 45,0 ton/ha pupuk hijau eceng gondok. Variabel yang diamati adalah : Tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), dan jumlah cabang (cabang). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau eceng gondok tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan tinggi tanaman pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh nyata pada umur 4, dan 6 MST. Hasil uji lanjut nilai tengah tinggi tanaman terong pada umur 2, 4, dan 6 MST disajikan pada Tabel 1. Pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa perlakuan E 4, E 3 dan E 2 umur 4 dan 6 MST tidak berpengaruh nyata, tetapi berpengaruh nyata terhadap perlakuan lainnya. Namun terlihat bahwa perlakuan E 3, (22,5 ton/ha) merupakan perlakuan terbaik karena mampu meningkatkan tinggi tanaman sebesar 47,36 cm, dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Meningkatnya tinggi tanaman terong disebabkan pupuk hijau eceng gondok mampu menyediakan N yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman terong. Menurut Soepardi (1983), pemberian pupuk hijau tidak saja menambah karbon organik ke dalam tanah, tetapi juga mengembalikan nirrogen ke tanah. Bahan organik mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Basuki, 2009). 30

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman terong (cm) pada umur 2, 4 dan 6 MST pengaruh pemberian pupuk hijau eceng gondok Perlakuan Tinggi tanaman pada umur 2 MST 4 MST 6 MST E 0 8,96 19,03 a 27,80 a E 1 9,78 26,43 b 32,20 a E 2 9,86 31,64 bc 44,24 bc E 3 9,90 32,84 c 47,36 c E 4 9,45 28,70 bc 44,19 bc E 5 9,32 27,48 bc 40,92 b E 6 9,18 26,34 b 39.16 b BNT 5% - 6,57 5,02 Keterangan : Nilai tengah yang diikuti notasi huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT 5%. Tabel 2. Rata-rata jumlah daun tanaman terong (helai) pada umur 2, 4 dan 6 MST pengaruh pemberian pupuk hijau eceng gondok Perlakuan Jumlah daun pada umur 2 MST 4 MST 6 MST E 0 4,00 5,20 a 6,80 a E 1 4,20 6,20 b 16,20 ab E 2 4,60 7,60 c 17,60 bc E 3 4,80 7,10 c 19,42 c E 4 4,40 6,60 bc 17,30 bc E 5 4,30 6,40 b 16,40 ab E 6 4,20 6,20 b 16,20 ab BNT 5% - 0,67 1,68 Keterangan : Nilai tengah yang diikuti notasi huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT 5%. Pertumbuhan tinggi tanaman merupakan akibat suatu pertumbuhan meristem ujung. Gardner, Pearce dan Mitchell (1991), mengemukakan bahwa meristem ujung yang menghasilkan sel-sel di ujung batang, sehingga mengakibatkan tanaman bertambah tinggi atau panjang. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau eceng gondok tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah daun pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh nyata pada umur 4, dan 6 MST. Hasil uji lanjut nilai tengah jumlah daun terong pada umur 2, 4, dan 6 MST disajikan pada Tabel 2. Pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa perlakuan E 4, E 3 dan E 2 umur 4 dan 6 MST tidak berpengaruh nyata, tetapi berpengaruh nyata terhadap perlakuan lainnya. Namun terlihat bahwa perlakuan E 3, (22,5 ton/ha) merupakan perlakuan terbaik karena memiliki jumlah daun yang terbanyak sebesar 19,42 helai, dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Peningkatan jumlah daun ini disebabkan berperannya unsur nitrogen yang terkandung dalam pupuk hijau eceng gondok. Menurut Lingga dan Marsono (2000), dan Junita et al., (2002) dalam Baskoro dan Purwoko (2011), menyatakan bahwa unsur hara nitrogen sangat dibutuhkan bagi tanaman untuk memacu 31

Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 29 34 pertumbuhan tanaman khususnya pada jaringan meristematik di bagian daun, batang dan akar. Bertambahnya jumlah daun merupakan indikasi dari peranan N bagi pertumbuhan tanaman. Daun tanaman merupakan salah satu bagian vegetatif dimana pada fase ini tanaman membutuhkan unsur N dengan ketersediaan dalam jumlah yang cukup. Peningkatan jumlah daun terong dengan pemberian eceng gondok 22,5 ton/ha, hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah N yang dapat diserap tanaman, sehingga kebutuhan tanaman akan N tercukupi terutama pengiriman ke titik tumbuh tajuk. Kondisi tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan kecepatan siklus inisiasi daun (Rufty, 1997). Fase vegetatif berhubungan dengan pembelahan sel, perpanjangan sel dan tahap pertama dari fase diferensiasi sel atau pembelahan jaringan (Harjadi, 1986). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau eceng gondok tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah cabang pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh nyata pada umur 4, dan 6 MST. Hasil uji lanjut nilai tengah jumlah cabang terong pada umur 2, 4, dan 6 MST disajikan pada Tabel 3. Pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa perlakuan E 4, E 3 dan E 2 umur 4 dan 6 MST tidak berpengaruh nyata, tetapi berpengaruh nyata terhadap perlakuan lainnya. Namun terlihat bahwa perlakuan E 3, (22,5 ton/ha) merupakan perlakuan terbaik karena memiliki jumlah cabang yang terbanyak sebesar 5,60 cabang, dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Bertambahnya jumlah cabang menunjukkan bahwa berperannya unsur N bagi pertumbuhan tanaman terutama pada jaringan meristematik. Menurut Chan (1982) dalam Yulius, Pituati dan Andayani (2009), bahwa unsur nitrogen berperan dalam meningkatkan perkembangan batang baik secara horizontal maupun vertikal. Terjadinya penurunan pada parameter pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang pada perlakuan pemberian pupuk hijau eceng gondok 45,0 ton/ha. Hal ini diduga karena ketersediaan unsur nitrogen, baik dari pupuk hijau maupun yang tersedia dan dapat diserap oleh tanaman dari dalam tanah meningkat, maka ini akan berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan hasil tanaman. Jika keberadaan kandungan unsur nitrogen yang sangat tinggi di dalam tanah akan menjadi faktor Tabel 3. Rata-rata jumlah cabang tanaman terong (cabang) pada umur 2, 4 dan 6 MST pengaruh pemberian pupuk hijau eceng gondok Perlakuan Jumlah cabang pada umur 2 MST 4 MST 6 MST E 0 1,10 1.78 a 2,60 a E 1 2,20 3,40 b 4,20 b E 2 2,40 4,30 bc 4,80 bc E 3 2,60 4,70 c 5,60 c E 4 2,40 3,80 bc 4,60 bc E 5 1,90 2,60 ab 4,20 b E 6 1,60 2,40 ab 3,80 a BNT 5% - 1,07 1,27 Keterangan : Nilai tengah yang diikuti notasi huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT 5%. 32

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan pembatas penyerapan unsurr P dan K. Yutono, (2000), menyatakan bahwa kadar nitrogen tertentu akan meningkatkan pertumbuhan tanaman dan pengikatan nitrogen, namun pada dosis yang lebih tinggi pengaruhnya terhadap pertumbuhan akan berkurang dan akan mengurangi jumlah nitrogen yang diserap. Pupuk hijau eceng gondok disamping dapat mensuplai unsur nitrogen, juga dapat menyediakan unsur P yang sangat dibutuhkan daun dalam kegiatan fosforilasi fotosintesis. Sesuai pernyataan Rosmarkam dan Yuwono (2001), bahwa posfor dianggap sebagai kunci kehidupan karena berhubungan dengan senyawa energi sel (ATP) yang dibentuk pertama kali pada saat fosforilasi pada proses fotosintesis di daun, sehingga unsur P sangat berperan penting dalam kegiatan ini. Kalium juga diperlukan untuk akumulasi dan translokasi karbonat yang baru saja dibentuk tanaman dari hasil fotosintesis (Banuelos et. al. 2002). Menurut Zeng et al. (2001), dalam Safuan, Poerwanto, Susila dan Sobir, (2011), menyatakan bahwa pemberian pupuk kalium yang terlalu tinggi dapat menurunkan serapan hara Ca dan Mg yang pada akhirnya dapat menurunkan pertumbuhan vegetatif dan produksi tanaman. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian pupuk hijau eceng gondok berpengaruh nyata dalam meningkatkan pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang tanaman terong. 2. Pemberian pupuk hijau eceng gondok dengan dosis 22,5 ton/ha memberikan respon terbaik bagi pertumbuhan vegetative tanaman terong. Saran Dalam membudidayakan tanaman terong pada tanah gambut disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan pupuk hijau eceng gondok dengan dosis sebesar 22,5 ton/ha. Juga penelitian yang sama perlu dilakukan langsung di lapangan, untuk mengetahui pengaruh perlakuan sesuai kondisi lapangan. DAFTAR PUSTAKA Agustina, 1989. Teknik Pemupukan. Kanisius. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2011. Kota Palangka Raya Dalam Angka. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah dengan Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya. Propinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya. Banuelos, M.A., B. Graciadeblas, B. Cubero, A.R. Navarro. 2002. Inventory and functional characterization of the hak potassium transporters of rice. J. Plant Physiol. 130: 784-795. Baskoro, D. dan Purwoko, B.S., 2011. Pengaruh Bahan Perbanyakan Tanaman dan Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Binahong. J. Hort. Indonesia 2(1): 6-13. Basuki, 2009. Evaluasi Status Kesuburan Tanah PMK Pada Beberapa Desa di Kabupaten Kotawaringin Barat. Kalimantan Tengah. J. Agripeat 10 ; 87 93. Gardner, F., R.B. Pearce dan R.L., Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hardjowigeno. S. 1992. Ilmu Tanah. Media Sarana Perkasa, Jakarta. Harjadi, S.S., 1986. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta. 33

Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 29 34 Lingga, P. dan Marsono, 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono, 2001. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Rutfy, T.W., 1997. Probing of carbon and nitrogen interaction : a whole plant perspective. A Moleculer Approarch to Primary Metabolism in Higher Plant. Taylor and Francis. London. Safuan, L.O., R. Poerwanto, A.D. Susilo, dan Sobir (2011). Rekomendasi Pemupukan Kalium untuk Tanaman Nenas Berdasarkan Status Hara Tanah. J. Agron. Indonesia 39(1) : 56 6. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Yulius, H.K., G. Pituati dan R. Andayani, 2009. Pengaruh Pemberian Air Limbah Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kelapa Sawit Pada Tanah Bergambut. J. Agripeat 10 ; 65 69. Yutono, 2000. Inokulasi Rhizobium Pada Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. 34