BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Shift kerja mempunyai berbagai defenisi tetapi biasanya shift kerja disamakan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

ENERGI. Universitas Gadjah Mada

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umum yang dimaksud dengan shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja,

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

Ilmu Pengetahuan Alam

BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS?

TI T PS K ESEHATA T N 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

HEALTH SECRET. Q & S Dept Travira Air

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja :

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata kelelahan diterapkan di berbagai macam kondisi. 9

Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketahanan tubuh untuk bekerja(suma mur, 2013).Pada umumnya kelelahan kerja

Pengukuran Kelelahan

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan terhadap pasien (Praptiningsih, 2006).

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

Peneliti, Pratiwi Andiningsari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan Kerja 1. Pengertian Kelelahan Kerja Pada umumnya kelelahan kerja didefinisikan berkurangnya energi dan motifasi yang dapat berpengaruh pada kemampuan fisik, mental, ataupun keduanya 8. Secara rincinya kelelahan kerja didefinisikan sebagai rasa ketidakmampuan atau berkurangnya kemampuan atau ketidakmauan untuk merespon suatu situasi karena sebelumnya melakukan aktivitas secara berlebihan, baik mental, emosional, maupun fisik 8. Kelelahan adalah suatu hal yang umum. Sekitar 20% penduduk Amerika mengklaim mengalami kelelahan yang dapat mengganggu kehidupan secara normal. Diperkirakan kelahan fisik didapat sekitar 20% sampai 60% pada setiap waktunya, sedangkan kelelahan emosi atau mental menyebabkan 40% sampai 80% menyebabkan kelelahan kerja 9. 2. Macam Kelelahan dan Sebabnya Secara umum, kelelahan kerja disebabkan oleh 2 faktor yaitu: kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologis 10. a. Kelelahan fisiologis Kelelahan fisiologis atau kelelahan otot yaitu kelelahan pada susunan saraf pusat atau pada perifer (otot yang sedang bekerja). Kelelahan ini disebabkan oleh otot atau fisik karena beban yang berat yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau tremor pada otot. Kelelahan pada otot yang sedang bekerja atau perifer dibuktikan oleh Etienne Grandjean dengan melakukan percobaan pada katak yang dibius dan diberikan beban. Otot katak yang diberikan beban tersebut dirangsang secara elektrik sehingga menjadi kontraksi dan 7

berubah menjadi kerja fisik yaitu mengangkat beban tersebut. Setelah beberapa detik beraktivitas akan tampak tanda-tanda seperti berkurangnya kemampuan otot untuk mengangkat beban, kontraksi, dan reaksi menjadi lebih lambat dan jarak antara rangsangan dan mulainya kontraksi menjadi lebih panjang 3. Kelelahan Otot pada susunan saraf pusat dapat ditunjukkan pada perangsangan saraf motor secara elektrik terhadap otot yang lelah, sehingga menyebabkan otot berkontraksi kembali. Otot yang semula bekerja atas perintah kemauan dapat berkontraksi atas rangsangan elektrik pada saraf motor. Hal ini membuktikan bahwa kelelahan otot terletak pada susunan saraf pusat 3. Pada penelitian yang dilakukan oleh Grandjean menunjukkan bahwa kelelahan pada kontraksi otot disebabkan oleh menurunnya frekuensi arus listrik pada pusat motor. Suatu teori tentang kelelahan otot menjelaskan bahwa pada otot yang lelah terdapat sisa metabolisme. Keadaan ini disadari oleh otak sebagai kelelahan otot yang dihantarkan oleh impuls eferen melalui saraf sensoris. Impuls eferen ini menghambat pusat di otak yang bertanggung jawab atas pengendalian gerakan dan karena itu frekuensi kegiatan pada sel-sel saraf menjadi menurun. Menurunnya frekuensi ini akan pula menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot serta perlambatan gerakan atas perintah kemauan 3. Peranan aliran darah pada kelelahan otot sangat menentukan, karena otot yang berkontraksi membutuhkan energi dan dalam peristiwa kontraksi ini, O 2 dan darah berkurang dan terjadi penimbunan sisa metabolisme CO 2, asam laktat, dan lainnya di otot. Mengembalikan keseimbangan dalam cairan otot perlu ada peredaran darah yang cukup. Pada otot yang berkontraksi otot menjadi keras dan membesar 3. Bila kontraksi otot maksimal dan statis dari otot quadriceps, tegangan otot menjadi beberapa ratus mmhg. Pada waktu kerja 8

umumnya kurang dari 200 mmhg, karena itu peredaran darah atau aliran darah ke otot terhambat sebagian dan seluruhnya 3. b. Kelelahan umum atau psikis Kelelahan umum atau kelelahan psikis ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, biasanya disebabkan oleh keadaan monoton, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik serta keadaan lingkungan. Sebab-sebab mental seperti tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik serta penyakit, semua ini akan berkumpul dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan lelah dapat menyebabkan seseorang berhenti bekerja 3. Keadaan lelah dapat juga terjadi penurunan perhatian, kewaspadaan, tidak mampu berkonsentrasi terus menerus untuk melakukan kegiatan mental dan fisik kemudian berlanjut dengan adanya hambatan persepsi dan memanjangnya waktu reaksi 3. Kelelahan umum meliputi segenap kelelahan tanpa pandang apapun, sebabnya meliputi 3 : 1) Kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan yang monoton. 2) Kelelahan fisik umum karena beban fisik berlebihan. 3) Kelelahan mental karena kerja mental. 4) Kelelahan saraf karena ketegangan lewat satu sisi dari fungsi psikomotor. 5) Kelelahan mental timbul karena penggunaan mata untuk bekerja secara berlebihan. 6) Kelelahan kronis sebagai akibat akumulasi kelelahan dalam jumlah panjang. 3. Faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan Kelelahan tidak disebabkan atau terjadi begitu saja, tetapi ada faktor-faktor yang menyebabkannya. Faktor-faktor tersebut adalah berikut ini 3 : 9

a. Beban kerja Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja berupa fisik atau mental yang meliputi tanggung jawabnya. Cara pengukurannya dengan menghitung jumlah denyut nadi permenit. Kategori pada pengukuran beban kerja adalah: 1) Ringan: 75 100 denyut/menit. 2) Agak berat: 101 125 denyut/menit. 3) Berat: 126 150 denyut/menit. 4) Sangat berat: 151 175 denyut/menit. 5) Luar biasa berat: >176 denyut/menit. b. Beban tambahannya akibat lingkungan kerja yang meliputi: 1) Penerangan Penerangan yang menyebabkan kelelahan adalah penerangan yang tidak memadai untuk jenis pekerjaan tertentu. Kelelahan karena penerangan terutama kelelahan mata, kelelahan mental, kelelahan pegal dan sakit pada sekitar mata. Penerangan yang baik harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan memungkinkan tenaga kerja dapat melihat dengan teliti dan membuat suasana kerja yang nyaman. 2) Kebisingan Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu. Kebisingan mempengaruhi faal tubuh seperti psikomotor, saraf otonom. Efek pada saraf otonom terlihat sebagai bertambahnya metabolisme, contohnya bertambahnya otot yang mempercepat kelelahan. 3) Suhu dan kelembaban kerja Suhu dan kelembaban kerja yang nyaman adalah 21-30 C dan 65-95%. Cuaca kerja yang tidak nyaman dapat menyebabkan kelelahan karena kehilangan cairan oleh 10

penguapan keringat dan terbatasnya panas dari tubuh pada suhu tinggi. c. Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental Pekerjaan yang berat membutuhkan waktu istirahat yang banyak dan lebih sering dan waktu kerja yang pendek. Pada pekerjaan berat, otot, paru-paru, dan sistem kardiovaskular harus bekerja dengan sangat berat. Keadaan tersebut tidak boleh terjadi dalam jangka waktu yang lama. Istirahat berguna memulihkan tenaga untuk melanjutkan pekerjaan. Apabila kerja diperpanjang melebihi kemampuan maka akan menimbulkan kelelahan. Untuk kerja mental, istirahat diperlukan untuk menjernihkan pikiran dan memulihkan tenaga karena kerja mental juga memerlukan tenaga. Semakin tinggi intensitas kerja, waktu kerja semakin pendek. Frekuensi istirahat lebih banyak, lama kerja umum adalah 4 jam dan istirahat 0,5 jam. d. Keadaan monoton Keadaan monoton dapat berasal dari pekerjaan maupun lingkungan kerja. Pekerjaan monoton bersifat berulang-ulang, rutinitas dan hanya kadang-kadang saja memerlukan perhatian dan lingkungan kerja tidak menyenangkan baik dari penghuni maupun dari dekorasi dan penataan ruangan. Pekerjaan dan lingkungan kerja yang monoton tidak ada rangsangan dari formasi kantong, tidak ada sistem aktivasi yang menghilangkan rasa lelah dan cenderung ke arah kebosanan. Gejala ini menyebabkan kelelahan dan cepat mengantuk, keadaan ini dapat dihindari bila ada sistem aktivasi beberapa motivasi tertentu yang membuat pekerjaan menarik. e. Keadaan psikologi Kelelahan karena psikologi biasanya merupakan kelelahan kronis, dimana faktor-faktor psikologis secara kontinue dan menetap dapat berakibat keadaan kelelahan yang kronis, perasaan 11

lesu tampak sebagai suatu gejala dan perbuatan-perbuatan anti sosial dan lingkungan sekitar yang tidak cocok, depresi, kurangnya tenaga beserta hilangnya inisiatif. f. Status gizi Status gizi adalah suatu faktor kapasitas kerja, dimana keadaan gizi baik akan dapat bekerja dengan baik juga. Pada keadaan gizi buruk, dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta timbul kelelahan. Keadaan gizi dapat dilihat dari masukan makanan tiap hari yang memadai untuk melakukan pekerjaan. Cara pengukurannya dengan mengukur tinggi badan dan berat badan setelah itu menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pekerja dengan cara membagi berat badan (Kg) dengan tinggi badan kuadrat (m 2 ). Kategori di dalam pengukuran IMT, yaitu: 1) Kekurangan berat badan tingkat berat (<17,0). 2) Kekurangan berat badan tingkat ringan (17,0-18,5). 3) Normal (>18,5-25,0). 4) Kelebihan berat badan tingkat ringan (25,0-27,0). 5) Kelebihan berat badan tingkat berat (>27,0). g. Penyakit Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja adalah penyakit jantung, ginjal, asma, tekanan darah rendah dan tinggi 3. 1) Penyakit jantung Seseorang akan mengalami nyeri jantung jika kekurangan darah. Kebanyakan penyakit jantung sering menyerang bilik kiri jantung sehingga paru-paru akan mengalami bendungan dan penderita akan mengalami sesak nafas. Hal ini cenderung terjadi pada saat melakukan kerja fisik dan sifatnya berat. Gejala lain dari penyakit ini adalah rasa letih yang berlebihan 12

saat melakukan kerja fisik yang disebabkan karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otot. 2) Penyakit ginjal Seseorang yang mengalami gangguan ginjal, sistem pengeluaran metabolisme akan terganggu, sehingga tertimbun dalam darah (uremi). Penimbunan sisa metabolisme menyebabkan kelelahan. 3) Penyakit asma Pada penyakit asma terjadi gangguan saluran udara ke bronkus kecil dan bronkiolus. Serabut oksigen mengerut berkali-kali dalam waktu yang sangat kecil dan menyebabkan kesulitan bernafas. Di samping itu adanya pembengkakan dinding dan produksi lendir akan meningkat untuk mengusir kuman-kuman yang akan semakin mempersempit lubang. Lubang saluran yang sempit ini akan menghambat aliran udara yang melintasinya dan diperlukan tenaga banyak untuk bernafas. Hal inilah yang menyebabkan kelelahan. 4) Tekanan darah rendah Pada tekanan darah rendah kerja jantung untuk memompa darah ke bagian tubuh yang membutuhkan kurang maksimal dan lambat sehingga kebutuhan O 2 tidak terpenuhi. Akibatnya proses kerja yang membutuhkan oksigen terhambat. Pada penyakit paru-paru pertukaran O 2 dan CO 2 terganggu akibat sehingga banyak tertimbun sisa metabolisme yang menjadi penyebab kelelahan. Pada kerja fisik tanpa O 2 menghasilkan asam laktat penyebab kelelahan, karena zat itu tidak dimetabolisme kembali menjadi glikogen. 5) Tekanan darah tinggi Tekanan darah tinggi menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar, pada saatnya jantung tidak mampu lagi mendorong darah beredar ke seluruh tubuh, 13

sebagian akan menumpuk pada jaringan seperti tungkai, paruparu. Selanjutnya terjadi sesak nafas bila ada pergerakan sedikit, karena tidak tercukupi kebutuhan oksigennya akibat proses pertukaran O 2 terhambat. Pada tungkai yang terjadi penumpukan sisa metabolisme dapat mengakibatkan kelelahan kerja. h. Sikap kerja Sikap kerja statis dapat menyebabkan peredaran darah ke otak berkurang, sehingga glukosa dan O 2 oleh otot terhambat dan harus menggunakan cadangan yang ada, sisa metablisme tidak bisa dibuang. Karena inilah otot yang bekerja statis akan terasa nyeri dan otot menjadi lelah. i. Usia Usia dapat mempengaruhi kelelahan kerja karena semakin tua usia seseorang tekanan sistole semakin tinggi. Hal ini biasanya dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis. Sepersepuluh dari orang tua menunjukkan peningkatan tekanan sistole menjadi di atas 200 mmhg. Hal ini akan mempengaruhi frekuensi denyut nadi/jantung yang berdampak juga pada kelelahan 3. Tenaga kerja yang berusia di atas 45 tahun akan cenderung mengalami peningkatan kelelahan jika dibandingkan tenaga kerja dibawah usia 45 tahun. Meningkatnya usia menyebabkan mudahnya pekerja mengalami kelelahan, hal ini disebabkan karena proses degenerasi dari organ yang menyebabkan kemampuan organ akan menurun 11. j. Jenis kelamin Jenis kelamin dapat menyebabkan kelelahan kerja. Seperti misalnya pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikisnya dan hal ini akan 14

menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih besar daripada tingkat kelelahan pria 4. Dalam melakukan pekerjaan terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar antara tenaga kerja pria dan wanita 11 : 1) Fisik: ukuran dan kekuatan tubuh. 2) Biologi: adanya haid, kehamilan dan menopause. 3) Sosial kultural: akibat kedudukan wanita sebagai ibu rumah tangga dan tradisi sebagai pencerminan kebudayaan. k. Masa kerja Masa kerja dapat berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya kelelahan kerja kronik pada pekerja yang minimal bekerja selama 3 tahun. Semakin lama tenaga kerja bekerja pada lingkungan yang kurang nyaman dan tidak menyenangkan maka kelelahan pada orang tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu 11. 4. Akibat dari Kelelahan Kerja Tanda dan gejala dari kelelahan kerja yaitu berkurangnya konsentrasi atau tingkat konsentrasi yang kacau, kurangnya kemampuan berfikir, kurangnya kemampuan dalam pengambilan keputusan, lemahnya dalam mengingat, mengulang kejadian, dan mengurutkan suatu kejadian yang telah terjadi, kurangnya kewaspadaan, kurangnya kemampuan kontrol emosi, kurangnya menghargai suatu situasi yang kompleks, kurangnya kemampuan dalam mengenali risiko, kurangnya koordinasi pergerakan tangan dan mata, dan kurangnya kemampuan komunikasi yang efektif. Kelelahan juga dapat menyebabkan meningkatnya kesalahan pada aktivitas kerja, lambatnya waktu reaksi (reaction times), meningkatnya kemungkinan kecelakaan kerja dan cidera, dan dapat juga menyebabkan susah tidur 9. Secara umum kelelahan kerja dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut 9 : a. Terganggunya sistem metabolisme atau endokrin (anemia, tiroid, diabetes, dll). 15

b. Penyakit infeksius (mononukleosis, hepatitis, tuberculosis (TB), Human Imunity Virus (HIV), flu, dan yang lainnya). c. Kondisi jantung & paru (gagal jantung, penyakit jantung, asma, dan yang lainnya). d. Medikasi (beberapa antidepresan, dan beberapa medikasi tekanan darah). e. Kondisi kesehatan mental (depresi, kegelisahan, kesedihan, gangguan pola makan, dan lainnya). f. Variasi kondisi yang lainnya. Salah satu efek kelelahan adalah berkurangnya perhatian dan kewaspadaan, orang yang lelah tidak mampu berkonsentrasi terusmenerus untuk melakukan kegiatan baik fisik maupun mental. Setelah mengalami ketegangan selama masa tertentu, akan menjadi gangguan persepsi, kecepatan reaksi memanjang yang selanjutnya akan memudahkan terjadinya kelelahan dan kecelakaan 12. 5. Gejala-Gejala Kelelahan Kerja Suatu daftar kelelahan gejala atau perasaan atau tanda yang ada hubungannya dengan kelelahan adalah 7 : Tabel 2.1 Gejala-Gejala Kelelahan Kerja Melemahnya Kegiatan Melemahnya Motivasi Kelelahan Fisik Perasaan berat di kepala Merasa susah berfikir Sakit kepala Lelah di seluruh badan Lelah bicara Bahu terasa kaku Kaki merasa berat Gugup Punggung terasa nyeri Menguap Konsentrasi kacau Pernafasan terasa tertekan Pikiran kacau Tidak dapat fokus Merasa haus Mengantuk Cenderung untuk lupa Suara serak Mata terasa berat Kurang percaya diri Merasa pening Gerakan terasa kaku dan Perasaan cemas Spasme kelopak mata canggung Berdiri tidak seimbang Tidak dapat mengontrol Tremor pada anggota Perasaan ingin berbaring sikap Tidak dapat tekun dalam menlakukan pekerjaan badan - 16

6. Penyakit Akibat Kelelahan Kerja Penyakit yang dapat timbul karena disebabkan oleh kelelahan kerja adalah sebagai berikut 13 : a. Penyakit addison`s (penyakit yang terjadi karena kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon yang cukup). b. Anorexia atau gangguan pola makan yang lain. c. Arthritis, termasuk juvenile rheumathoid arthritis. d. Penyakit autoimun, seperti systemic lupus erithematosus. e. Kanker. f. Penyakit gagal jantung. g. Diabetes Mellitus. h. Fibromyalgia (gangguan umum dan kronis yang ditandai dengan nyeri) 12. i. Penyakit infeksi. j. Penyakit ginjal. k. Penyakit liver. l. Malnutrisi. 7. Waktu Mencapai Kelelahan Pada penelitian yang dilakukan oleh Grandjean, bahwa kelelahan akan mulai dirasakan oleh pekerja setelah pekerja melakukan kegiatannya selama 30 menit 14. 8. Pengukuran Kelelahan Kerja Denyut jantung dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kelelahan kerja. Jantung berdenyut kira-kira 70 kali dalam satu menit pada keadaan istirahat. Frekuensi melambat selama tidur dan dipercepat oleh emosi, olah raga, demam dan rangsangan lain. Berbagai macam kondisi kerja dapat menaikkan denyut jantung seperti bekerja dengan temperatur yang tinggi, tingginya pembebanan otot statis, dan semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja 1. Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran-pengukuran dilakukan oleh para peneliti 17

sebelumnya hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan 1. Metode Pengukuran kelelahan yang digunakan antara lain 3 : a. Kualitas dan kuantitas hasil kerja Cara pengukuran ini dilakukan dengan melihat prestasi kerja yang dinyatakan dalam banyaknya produksi per satuan waktu, sedangkan pengukuran kualitas kerja adalah melalui kualitas pekerjaan (jumlah yang ditolak, kerusakan material). b. Pencatatan perasaan subyektif kelelahan Cara ini menanyakan langsung kepada subyek penelitian dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK 2 ) merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur perasaan subyektif kelelahan kerja. Perasaan kelelahan kerja merupakan gejala subyektif lelah pada tenaga kerja yang mengalami kelelahan kerja kronis yang merupakan semua perasaan yang tidak menyenangkan. c. Electro Encephalo Graphy Pengukuran dengan memakai alat EEG yang dapat mengetahui kelelahan dari grafik yang ditunjukkan. d. Waktu reaksi. Waktu reaksi adalah waktu untuk membuat suatu respon yang spesifik saat satu stimuli terjadi 2. Pada metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pengukuran waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan. Terjadinya pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya pelambatan pada proses faal syaraf 18

dan otot 2. Kategori yang ada pada pengukuran menggunakan waktu reaksi adalah: 1) Belum terjadi kelelahan: 150-240 milli/detik 2) Ringan: >240 - <410 milli/detik 3) Sedang: 410-580 milli/detik 4) Berat: >580 milli/detik 9. Upaya-Upaya Untuk Mengatasi Kelelahan Kerja Kelelahan disebabkan oleh banyak faktor yang sangat komplek dan saling mengkait antara faktor satu dengan yang lain, yang terpenting adalah bagaimana menangani setiap kelelahan yang muncul agar tidak menjadi kronis. Agar dapat menangani kelelahan dengan tepat, maka harus mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya kelelahan terlebih dahulu 2. Upaya-upaya untuk mengatasi kelelahan kerja adalah dengan menyesuaikan kapasitas kerja fisik, menyesuaikan kapasitas kerja mental, redesain stasiun kerja ergonomis, sikap kerja alamiah, kerja lebih dinamis, kerja lebih bervariasi, redesain lingkungan kerja, reorganisasi kerja, kebutuhan kalori seimbang, istirahat setiap 2 jam kerja dengan sedikit kudapan, dan yang lainnya 2. B. Makanan dan Minuman Selingan 1. Pengertian Makanan dan Minuman Selingan Makanan dan minuman selingan atau makanan dan minuman ringan atau jajanan adalah makanan dan minuman yang diproduksi oleh produsen dengan tujuan untuk cemilan, atau bisa juga untuk makanan pembuka atau makanan penutup. Pada beberapa kalangan masyarakat, makanan dan minuman selingan ini berfungsi sebagai pengganti makanan utama karena dapat mengobati rasa lapar untuk sementara waktu dan dapat juga untuk meningkatkan energi. Ada beberapa pernyataan dari masyarakat awam yang mengatakan bahwa rendahnya produktivitas kerja pada suatu perusahaan diakibatkan kurangnya motivasi kerja, padahal faktor 19

lainnya yang mengikuti juga banyak seperti gizi pekerja 14. Energi terdapat pada lemak, kolesterol, karbohidrat atau protein, dan beberapa darinya masing-masing memiliki kandungan kalori tersendiri. Contohnya, 4 kalori terkandung dalam 1 gram protein, 9 kalori terkandung dalam 1 gram lemak, dan 4 kalori terkandung dalam 1 gram karbohidrat 16. 2. Spesifikasi Makanan dan Minuman Selingan Makanan dan minuman selingan yang akan digunakan pada penelitian ini difokuskan pada makanan dan minuman selingan yang berasa manis, karena makanan dan minuman yang memiliki rasa manis mengandung karbohidrat. Pada akhirnya karbohidrat tersebut dapat meningkatkan energi yang dapat dijadikan untuk meminimalisir kelelahan kerja. 3. Pengertian Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk di dunia khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kalori (kal) bila dibanding lemak. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah, selain itu beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang bermanfaat sebagai diet (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan dan kesehatan manusia. Karbohidrat memiliki peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lainnya. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan yang berakibat kepada penurunan fungsi protein sebagai enzim dan fungsi antibodi, timbulnya ketosis, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein 15. 4. Proses Perubahan Karbohidrat Menjadi Energi Pada Tubuh Karbohidrat dapat berfungsi sebagai sumber energi, tentunya harus melalui pencernaan makanan yang akan mengubah polisakarida 20

menjadi monosakarida kemudian diserab oleh usus, ditranspor ke seluruh sel melalui sistem peredaran darah, diserab oleh sel-sel yang dipengaruhi oleh insulin dan kemudian masuk ke dalam metabolisme intermedier. Dalam metabolisme intermedier glukosa akan masuk dalam reaksi glikolisis dan kemudian masuk ke dalam siklus krebs sehingga menghasilkan energi 15. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna, memberikan volume pada isi usus, dan rangsangan mekanis yang terjadi, melancarkan gerak peristaltik yang melancarkan aliran bubur makanan (chymus) melalui saluran pencernaan serta memudahkan pembuangan tinja (defaekasi) 15. Pada saat makanan berada di duodenum, makanan akan diserap. Duodenum manusia sanggup menyerap 10 gram glukosa dalam waktu satu jam. Kecepatan diserap monosakarida tidaklah sama, bila glukosa diberi nilai 100, maka galaktosa bernilai 110, sedangkan fruktosa hanya bernilai 43 15. 5. Fungsi Karbohidrat Fungsi karbohidrat sebagai penghemat protein berjalan jika asupan karbohidrat memenuhi kebutuhan. Dengan terpenuhinya kebutuhan karbohidrat sebagai sumber energi, maka akan terhindar dari glukoneogenesis suatu reaksi pembentukan karbohidrat bukan dari glikogen akan tetapi dari lemak (asam lemak dan gliserol) dan dari protein (asam amino). Tersedianya karbohidrat secara cukup, maka protein akan dapat melakukan fungsi sebagai enzim dan antibodi yang lebih penting dari sekedar fungsi protein untuk energi 15. C. Makanan dan Minuman Selingan Terhadap Kelelahan Kerja Makanan dan minuman selingan dapat berpengaruh pada tingkat kelelahan kerja, karena pada setiap kandungan gizi yang terdapat di dalam makanan dan minuman selingan memiliki kandungan karbohidrat yang pada akhirnya diubah oleh tubuh menjadi energi. Sehingga dengan 21

adanya pemberian makanan dan minuman selingan pada pekerja dapat meningkatkan energi dan mengurangi tingkat kelelahan kerja 7. Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seseorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktifitas. Orang menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas menurun 18. Dengan mengkonsumsi makanan dan minuman selingan dapat meningkatkan fisik dan produktivitas seseorang 10. 22

D. Kerangka Teori Faktor Penyebab Kelelahan: - Beban kerja - Beban tambahan akibat lingkungan kerja - Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental - Keadaan monoton - Keadaan psikologi - Status gizi - penyakit - Jenis kelamin - Usia Kelelahan kerja - Kesalahan meningkat Upaya Mengatasi Kelelahan Kerja - Sesuai kapasitas kerja fisik - Sesuai kapasitas kerja mental - redesain stasiun kerja ergonomis - Sikap kerja alamiah - Kerja lebih dinamis - Kerja lebih bervariasi - Redesain lingkungan kerja - Reorganisasi kerja - Kebutuhan kalori seimbang Konsumsi makanan dan minuman selingan - Waktu reaksi lambat - Kecelakaan kerja meningkat - Cedera meningkat - Susah tidur Kelelahan kerja terkontrol Energi bertambah Produktivitas meningkat Aktivitas kerja Gambar 2.1 2, 3, 9 Kerangka Teori 23

E. Kerangka Konsep Variabel Bebas Makanan dan minuman selingan Variabel Terikat Perubahan kelelahan kerja Variabel Pengganggu Beban kerja * Beban tambahan akibat lingkungan kerja Lama kerja* Keadaan monoton Keadaan psikologi Status gizi* Penyakit* Sikap kerja Usia* Jenis kelamin * * : Diukur Gambar 2.2 Kerangka Konsep 24

F. Hipotesis Ada pengaruh pemberian makanan dan minuman selingan terhadap perubahan kelelahan kerja. 25