PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI DESA TANGGUNGPRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PENGARUH HEALTH EDUCATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

ABSTRAK. Kata Kunci : pelayanan tenaga kesehatan, kepatuhan kunjungan ulang balita

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER DENGAN PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACITAN KABUPATEN PACITAN

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

DEWI SUSANTI ( S)

Jurnal Kesehatan Kartika 50

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Rizka Artanti. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang bertujuan untuk

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN B O J O N E G O R O

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

Diah Eko Martini ...ABSTRAK...

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

FIFI AZISYAH NIM : S

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Transkripsi:

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI DESA TANGGUNGPRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN Ati ul Impartina*, Fatimah Wardatul Abidah** Dosen Program Studi D Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Motivasi kader dalam pelaksanaan posyandu.kondisi ini berdampak pada kualitas pelayanan posyandu,hasil survey awal yang di lakukan di desa Tanggungprigel telah di dapatkan dari kader posyandu sebanyak (%) kaderhanya (%) kader yang hadir dalam men gikuti posyandu pada bulan Juni 4. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh motivasi kader terhadap kinerja kader posyandu balita di Desa Tanggungprigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan.Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu motivasi ( independen) dan kinerja kader ( dependen)menggunakan metode experimental, dalam penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling sebanyak 8(%) kader dan menggunakan instrument berupakuisioner.hasil penelitiannya adalah sebelum di berikan motivasi dari 7(87%) kader tingkat kinerja sedang dan (,5) kader tingkat kinerjanya tinggi dan setelah diberi motivasi sebanyak 8(%) kader memiliki tingkat kinerja tinggi.hasil penelitian ini di uji menggunakan uji wilcoxon dengan hasil signifikasi p =,6 <,5 =,5. Maka terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja kader posyandu di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan. Melihat hasil penelitian maka tenaga kesehatan di sarankan untuk selalu memberi pelatihan dan masukan guna membangkitkan motivasi kader dan mendorong kader untuk selalu berfikir postif.bagikader di sarankan untuk selalu menjaga sikap, motivasi dan kinerjanya dalam pelaksanaan posyandu karena tiga hal tersebut akan membawa kader pada pemenuhan aktualisi diri. Kata Kunci :Motivasi dan Kinerja kader. PENDAHULUAN Kualitas pelayanan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (berhubungan dengan standar standar ) dan suatu intervensi yang di ketahui aman, dapat memberika hasil kepada masyarakat yang terdiri dari 5 dimensi pelayanan yaitu kehandalan ( reliability), daya tanggap (reaponsivenes), jaminan ( assurance), buktilangsung ( tangibles) dan kesediaan untuk peduli ( empathy). Dimensi kualitas pelayanan ini juga berlaku pada pelayanan posyandu, posyandu merupakan bentuk peran serta masyarakat di bidang kesehatan, yang di kelola kader, sasaran nya adalah seluruh masyarakat (Dinkes Propinsi Jatim, 5:). Kegiatan di pos pelayanan terpadu (posyandu ) merupakan kegiatan nyata yang melihat partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan di masyarakat yang dilaksanakan oleh para kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar, dimana anggotanya berasala dari PKK, tokoh masyarakat pemudi, kader kesehatan merupakan kader perwujudan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan posyandu dengan adanya kader yang di pilih oleh masyarakat, kegiatan di prioritaskan dalam lima progam dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya (Zulkifli,6). Pelayanan posyandu secarah utuh di berikan dalam 5 meja pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan petugas kesehatan. Kualitas pelayanan posyandu di pengaruhi oleh keaktifan kader dan lokasi keberadaan posyandu (Koto, 7). Selain keaktifan kader dan lokasi keberadaan posyandu, kelengkapan peralatan, cara kader dalam melayani peserta posyandu dan ketepatan waktu pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan merupakan factor lain yang SURYA 9 Vol. 7, No., Desember 5

menjadi penentu dalam kualitas pelayanan posyandu. Jumlah posyandu pada seluruh wilayah Indonesia tahun mencapai.676 posyandu. Jumlah posyandu pada seluruh wilayah Indonesia mencapai -676 posyandu, di Jawa Timur 4.644 posyandu dan di kabupaten Lamongan.459 posyandu. Tingkat pemanfaatan posyandu secara Nasional tahun 7 menunjukkan sebesar 5% dari target 95% (Depkes RI, 9). Sedangkan menurut laporan SPM Jawa Timur tahun, 7, tingkat pemanfaatan posyandu tahun 7 di Jawa Timur mencapai 75% dari target 95%, dan di kabupaten Lamongan pencapaian D/S tahun 9 hanya 67,% untuk pencapaian sebesar 65,4%. Jumlah kader posyandu di wilayah kerja puskesmas Glagah sebanyak 4 orang, sedangkan kader yang aktif melaksanakan posyandu sebanayak 8 orang dengan sasaran sebanyak.95 balita.partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan posyandu dapat di lihat dari pencapaian kecamatan Glagah sebesar 69,% (target yang di capai 8%), untuk melihat keberhasilan penimbangan bayi dan balita dapat di lihat dari pencapaian kecamatan Glagah sebesar 69,% (target yang di capai 8%) (Laporan Puskesmas tahun ). Hasil survey awal yang di lakukan di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah di dapati jumlah kader posyandu sebanyak (%) kader, hanya (%) kader yang hadir di posyandu balita pada bulan Juni 4 Berdasarkan di atas, cakupan pelayanan posyandu secara nasional, propinsi, kabupaten dan kecamatan Glagah Nampak masih kurang dari target cakupan yang di harapkan. Banyak hal yang mempengaruhi hasil tersebut, sehingga posandu belum mampu melaksanakan lima meja. Hal ini menyebabkan masyarakat terutama ibu balita merasa tidak puas terhadap pelayanan posyandu, dan memandang posyandu sebagai tempat untuk penimbangan saja. Ketergantungan terhadap tenaga kesehatan menyebabkan jadwal kegiatan sangat tergantung dengan tenaga kesehatan ( Ridwan, 7 ). Setiap kader posyandu memiliki sikap dan motivasi yang berbeda dalam pelaksanaan posyandu. Kondisi ini berdampak pada kualitas pelayanan posyandu, Menurut Karwati (), motivasi kader dalam melaksanakan pelayanan posyandu hanya inginmengisi waktu luang, sebagian lagi memiliki motivasi yang cukup idealis misalnya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di lingkungannya. Motivasi pada kader tersebut di bentuk oleh sikap kader terhadap posyandu. Sikap kader di pengaruhi oleh tingkat karakteristik kader antara lain adalah pendidikan, usia kader, kondisi pekerjaan, status pernikahan (Ismawati,). Melihat efisiensi kinerja kader, tentunya upaya upaya yang sudah berjalan harus di tingkatkan agar anggota kader dapat menolong masyarakat dalam bidang kesehatan. Dan yang lebih penting lagi adalah mengikuti berbagai pelatihan kader agar kader lebih terampil dan kopeten dalam pelaksanaan posyandu balita ( Depkes RI 6). Motivasi kader juga penting untuk membangun kader agar lebih semangat dalam menjalankan tugas tugas kader terhadap kinerja kader posyandu lansia. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah Pra-Eksperiment atau one Group Pratest Postest Design yaitu kelompok subjek di observasi sebelum dilakukan intervensi kemudian di observasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 9). Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja kader posyandu balita di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah Lamongan tahun 4. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh kader posyandu balita di desa Tanggung prigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan sebanyak orang HASIL PENELITIAN. Data Umum ) Usia Tabel Distribusi Usia kader di desa Tanggungprigel kecamatan glagah Kabupaten Lamongan Tahun 4. No Umur F %. - Tahun,5 SURYA 4 Vol. 7, No., Desember 5

.. 4 Tahun >4 Tahun 6 75,5 Total 8 Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa sebagian besar dari 8 (%) kader yang berusia -4 tahun sejumlah 6 (75%) kader sedangkan kader yang berusia Tahun dan >4 Tahun sejumlah (,5% ) kader. ) Pendidikan Tabel Distribusi Pendidikan Kader di desa Tanggungprigel kecamatan glagah Kabupaten Lamongan Tahun 4 No Pendidikan F %... SMP SMA D III/PT 4,5 5 7,5 Total 8 Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa dari 8 (%) kader sebagian besar yang berpendidikan SMA sejumlah 4 (5%) kader, sedangkan sebagian kecil kader berpendidikan SMP sejumlah (,5%) kader ) Pekerjaan Tabel Distribusi pekerjaan kader di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan Tahun 4 No Pekerjaan F % Tidak bekerja/ IRT Petani/nelayan Swasta 4 5 5 5 Total 8 Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa dari 8 (%) kader sebagian besar 4 (5%) kader bekerja sebagai swasta, sedangkan kader yang tidak bekerja dan petani / nelayan sejumlah ( 5% ) kader. 4) Jumlah Anak Tabel 4 Distribusi jumlah anak di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan Tahun 4. No Lama pemakaian pil kombinasi.. Satu Dua F % 7,5 5. Lebih dari dua 7,5 Total 8 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 8 (%) kader sebagian besar kader mempunyai dan < anak sejumlah 6 (75%) kader, sedangkan kader yang mem mempunyai jumlah anak sejumlah (5%). 5) Status pernikahan Tabel 5 Distribusi status pernikahan kader di desa Tanggungprigel kecamatan Tahun 4. No. Status pernikahan F % Menikah 8 Total 8 Berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa seluruh kader sudah menikah 8 (%) kader.. Data khusus ) Kinerja Tabel 6 Distribusi Kinerja kader sebelum di motivasi di desa tanggungprigel kecamatan glagah Kabupaten Lamongan No Kinerja F % Tinggi Sedang Rendah 7,5 87,5 Total 8 Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 8 (%) kader yang memiliki kinerja tinggi sejumlah (,5%), sedangkan kader yang memiliki kinerja sedang sejumlah 7 (87,5%). Tabel 7 Distribusi Kinerja kader setelah di motivasi di desa tanggungprigel kecamatan glagah Kabupaten Lamongan No Kinerja F % Tinggi Sedang Rendah 8 Total 8 Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 8 (%) kader seluruhnya memiliki kinerja tinggi. SURYA 4 Vol. 7, No., Desember 5

) Perbandingan tingkat kinerja kader sebelum di berikan dan sesudah di berikan motivasi. Tabel 8 Tabulasi Silang tingkat kinerja kader sebelum dan sesudah di motivasi di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah Lamongan Kinerja Kader Tinggi Sedang Rendah Tahun 4. Hasil Kuisioner Pre % Post Motivasi Motivasi,5 8 7 87,5 % Total 8 8 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa seluruh responden menunjukan kinerjanya tinggi setelah diberi motivasi. PEMBAHASAN. Tingkat Kinerja Sebelum diberikan Motivasi Dari Tabel menunjukkan bahwa sebagian besar 6 (75%) kader berumur -4 tahun.. Dimana usia tersebut merupakan usia dewasa akhir, dimana dalam usia dewasa akhir pola aktivitas kader berkurang dan semangat kader dalam mengikuti berbagai macam pelatihan kader, dan akhirnya kinerja kader turun dan mengakibatkan kunjungan kader tidak bias optimal Dari Tabel menunjukkan bahwa separuh kader berpendidikan SMA yaitu sebanyak 4 (5%) kader. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian, kecerdasan ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan pendidikan yang tinggi kepribadian seseorang itu akan berbeda dengan yang berpendidikan rendah, yang berdampak dengan cara ia ber sosialisasi dan dan memutuskan suatu hal yang akan berpengaruh saat menjalankan progam posyandu. Dari Tabel menunjukkan bahwa separuh 4 (5%) kader bekerja sebagai swasta. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi kader akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga dan waktu untuk mengurus rumah, sehingga kader yang harus bekerja di luar rumah waktunya untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali untuk ikut berpartisipasi di posyandu. Sedangkan pada ibu rumah tangga memungkinkan mempunyai waktu lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk menjalankan tugas sebagai kader. Peran kader yang bekerja dan yang tidak bekerja sangat berpengaruh terhadap perawatan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari waktu yang diberikan kader untuk partisipasi di posyandu masih kurang karena waktunya akan habis untuk menyelesaikan semua pekerjaan. Aspek lain yang berhubungan dengan alokasi waktu adalah jenis pekerjaan, tempat kader serta jumlah waktu yang dipergunakan untuk keluarga di rumah (Hasibuan 8). Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir separuh (57,5%) kader mempunyai jumlah anak dan > Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi kinerja kader untuk berpartisipasi dalam posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Heru () bahwa semakin besar keluarga maka semakin besar pula permasalahan yang akan muncul dirumah terutama untuk mengurus kesehatan anak mereka. Dalam kaitanya dengan partisipasi kader akan sulit mengatur waktu untuk hadir di posyandu karena waktunya akan habis umtuk mengurus rumah. Tingkat Kinerja Setelah diberi Motivasi Dari kuisioner yang telah di berikan kader sebelum di beri motivasi di dapati dari 8 (%) kader 7 (87%) yang kinerjanya sedang dan (,5%) kader kinerjanya tinggi. Sesuai dengan pengertiannya kader merupakan salah satu wujud dari peran serta masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan bersumber dari masyarakat ( UKMBM) ini, sebelum era revormasi merupakan UKBM yang paling masyarakat sejak di canangkan pertamakalinya pada tahun 984. Bahkan SURYA 4 Vol. 7, No., Desember 5

gaungnya sempat mendunia sebagai keberhasilannya Indonesia memperdayakan kaum wanita. Standhope dan Lancster menyatakan bahwa Indonesia adalah suatu Negara yang telah secara aktif dalam kesehatan dan ekonominya melalui posyandu yang terdapat di desa atau kelurahan di pelosok negri. Para wanita di latih sebagai pendidik komunitas ( Community educator ) atau lebih di kenal kader untuk turut serta memperbaiki kesehatan dan ekonomi lingkungan sekitarnya (Zulkifli, 6). Pengaruh pemberian motivasi kader terhadap tngkat motivasi kader. Hasil penelitian menunjukkan kader memiliki motivasi yang rendah dalam menjalankan tugas senagai kader untuk menjalankan progam progam kader. Hasil uji Wilcoxon dengan SPSS versi 6, didapatkan nilai Z = -.646 a dan P =,6 dengan =,5, jadi p < sehingga H diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kader kinerja kader posyandu balita di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan tahun 4. Hasil penelitian yang telah di lakukan tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja kader posyandu balita dengan P =,6. Dengan motivasi menciptakan pengaruh yang sangat besar dan dapat meningkatkan keaktifan kader dalam melaksanakan posyandu yang berarti semakin baik kinerja kader. Kehadiran, keaktifan kader posyandu di daerah penelitian masih perlu di tingkatkan lagi dengan menurunkan angka putus kader posyandu yang merupakan peran serta masyarakat khususnya di bidang kesehatan dimana tingginya kinerja di sebabkan oleh motivasi kader yang akan menjadikan kader lebih siap menjalankan tugas-tugas kader. Menurut Widayun.(7) motivasi merupakan sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang. Menurut Ridwan.(6) motivasi merupakan suatu hal yang menyebbabkan tindakan atau perilaku seseorang tersebut berubah dari yang kurang menjadi cukup bahkan menjadi baik. Dorongan individu untuk bertingkah laku itu dapat di rasakan apabila individu tersebut mempunyai kebutuhan dan akhirnya kebutuhan tersebut mampu memacu individu untuk berprilaku, sedangkan lingkungan sekitar individu dapat memberikan semangat pada individu, yang nantinya bias berakibat untuk memperkuat intensitas dari dorongan tersebut dan akhirnya semua itu akan mengarahkannya kembali ke dalam dorongan semula yang berbentuk perilaku.jika semangat kader dapat timbul dalam ke aktifan kader dalam pelaksananaan posyandu maka kader akan semakin aktif dan akan meningkatkan kinerja kader khususnya dan kinerja posyandu umumnya. PENUTUP. Kesimpulan ) Lebih dari sebagian kader posyandu memiliki kinerja sedang. ) Seluruh kader posyandu desa memiliki kinerja tinggi. ) Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kader kinerja kader posyandu balita di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan tahun 4.. Saran ) Bagi Kader posyandu Bagi para kader posyandu peningkatan motivasi berperan penting dalam menjalankan tugas tugas sebagai kader posyandu karena motivasi dapat menggerakkan kinerja menjadi lebih baik. ) Bagi tenaga kesehatan Untuk meningkatkan kinerja kader dengan cara member motivasi dan menggerakkan kader agar memiliki motivasi tinggi dalam menjalankan tugas tugas sebagai kader. ) Bagi Peneliti Sebagai pembelajaran terbaru bekal pendidikan ke depan dan sebagai pengalaman dalam menerapkan mata kuliah Metode Penelitian 4) Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk pengembangan ilmu pengetahuan agar peneliti menambah reverensi terbaru dan pengembangan responden maupun wilayah penelitian. SURYA 4 Vol. 7, No., Desember 5

DAFTAR PUSTAKA Dinkes Jatim. 5. Buku Pegangan Kader Posyandu. Dinkes Jatim. Dinkes RI. 9. Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta Depkes RI. 6. Peningkatan layanan Kesehatan Nasional. Jakarta Heru, (). Kader Kesehatan Masyarakat. Word Health Organiation. Hasibuan, Maluyu, SP. (8). Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara. Ismawati, Cahyo, Dkk. (). Posyandu dan Desa Siaga Panduan Untuk Bidan dan Kader. Yogyakarta: Citra Medika. Karwati, Dewi Pujiati. (). Asuhan Kebidanan V Asuhan Komunitas. Jakarta: TIM. Koto. 7. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalam. (9). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Puskesmas Glagah.. Laporan Tahunan Puskesmas Glagah Lamongan. Lamongan Ridwan. 7. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Widayun, Tri Rusma. 9. Ilmu Perilaku. Jakarta: EGC Zulkifli. 6. Posyandu dan Kader Kesehatan Pelaksanaan Progam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Di Posyandu. http://library.usu.ac.id.index.php/co mponent/journal/index Diakses tanggal april 4 jam 9:8 SURYA 44 Vol. 7, No., Desember 5