Komparasi Antara Silase dan Hay Sebagai Teknik Preservasi Daun Rami Menggunakan Model Respon Produktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

OPTIMALISASI KUALITAS SILASE DAUN RAMI (Boehmeria nivea, L. GAUD) MELALUI PENAMBAHAN BEBERAPA ZAT ADITIF SKRIPSI SHITTA NUR SAFARINA

MATERI DAN METODE. Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Okt ,30 75,00 257,00 Nop ,30 80,00 458,00 Des ,10 84,00 345,00 Jumlah 77,70 264, ,00 Rata-rata 25,85 88,30 353,34

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Materi

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. OPTIMALISASI KUALITAS SILASE RAMI (boehmeria nivea, l. Gaud) MELALUI PENAMBAHAN BEBERAPA ZAT ADDITIF

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xviii. DAFTAR LAMPIRAN... xx I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 14

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Daun Rami dan Pemanfaatannya

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 3. Anova Kecernaan Bahan Kering Konsentrat (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Jenis Rumput

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM EFEK PERBEDAAN TEKNIK PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS DAUN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud)

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan. Pakan dengan kualitas yang baik, memberikan efek terhadap

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Unsur-unsur Nutrien dalam Singkong (dalam As Fed)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien Pakan Hasil pengamatan konsumsi pakan dan nutrien dalam bahan kering disajikan pada Tabel 7.

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Daun Rami dan Pemanfaatannya

RESUME INHOUSE TRAINING MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI PAKAN UNTUK PEJANTAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3. protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan bentuk senyawa

Transkripsi:

Komparasi Antara Silase dan Hay Sebagai Teknik Preservasi Daun Rami Menggunakan Model Respon Produktivitas Kambing Peranakan Etawah (LAPORAN Hibah Bersaing Tahun-1) Dr. Despal, SPt. MSc.Agr Dr. Idat G. Permana, MSc.Agr Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor - 2008

PENDAHULUAN Tanaman rami (Boehmeria nivea, L.Gaud) dapat menghasilkan hijauan sekitar 300 ton/ha/th Kandungan protein daun rami cukup tinggi (22%), serat kasar rendah (16%), sehingga dapat digunakan sebagai hijauan sumber protein. Daun rami cocok digunakan sebagai ransum ternak perah laktasi, terutama kambing PE

PENDAHULUAN Pemanenan batang rami hanya dilakukan secara periodik dengan interval 25 40 hari Perlu dilakukan pengawetan hijauan menjadi silase (pengawetan basah) dan hay (pengawetan kering) Kendala dalam pembuatan silase adalah kadar air yang tinggi, dan rendah water soluble charbohydrate (WSC), sehingga menghasilkan kualitas silase yang rendah Kendala dalam pembuatan hay adalah curah hujan yang tinggi Perlu ada upaya untuk mengatasi kendala tersebut.

Tujuan Penelitian Membandingkan kualitas silase dan hay daun rami secara kimia maupun biologis menggunakan respon produksi susu kambing PE Meningkatkan ketersediaan daun rami secara berkesinambungan. Meningkatkan produksi susu kambing PE melalui penyediaan hijauan berkualitas tinggi. Membandingkan manfaat ekonomis dari silase dan hay rami Meningkatkan pendapatan petani melalui usaha integrasi tanaman rami dan peternakan kambing PE

MATERI DAN METODE Optimalisasi kualitas silase daun rami melalui penambahan aditif Optimalisasi kualitas hay daun rami melalui berbagai metode pengeringan Penggunaan silase rami beraditif dan tepung daun rami sebagai pengganti konsentrat dalam ransum kambing bunting Penggunaan silase rami beraditif dan tepung daun rami sebagai pengganti ransum kambing laktasi Penggunaan silo statis dan dinamis untuk produksi Penggunaan silo statis dan dinamis untuk produksi silase rami

Optimalisasi Kualitas Silase Daun Rami melalui Penambahan Aditif Materi Penelitian: Daun rami diperoleh dari Koppontren Darusallam, Garut Sumber Aditif (A): Tepung Gaplek, Pollard & Jagung Metode Penelitian: Pembuatan silase: 2 kg daun rami ditambah 400 g aditif (20%, w/w) dalam kantong plastik kemudian divacum dan disimpan. Lama inkubasi i (T): 4, 5, dan 6 minggu Parameter: Uji organoleptik, o ph, kehilangan BK, protein, asamasam organik (laktat, asetat, propionat, butirat dll), produksi gas (Hohenheim Gas Test)

Optimalisasi Kualitas Hay Daun Rami Melalui Berbagai Metode Pengeringan Materi Penelitian: Daun rami segar Metode: Pengeringan hay dilakukan dengan beberapa teknik pengeringan yaitu: Pengeringan sinar matahari (7, 14 dan 21 jam) Pengeringan di dalam rumah kaca (7, 14 dan 21 jam) Pengeringan dengan oven (50 o, 60 o dan 70 o C) Parameter: Uji organoleptik, bahan kering hay, komposisi kimia (protein, SK, NDF, ADF), KCBK/BK, invitro fermentabilitas (VFAs,NH 3 )

HASIL PENELITIAN Optimalisasi Kualitas Silase Daun Rami melalui Penambahan Aditif Bahan Segar Bahan Kering Gambar 1. Fraksinasi Tanaman Rami

Hasil Uji Organoleptifk Silase daun rami tanpa penambahan aditif menghasilkan kualitas yang paling rendah

Perubahan ph Silase Aditif Waktu Inkubasi (minggu ke) 4 5 6 Rataan Kontrol 9.6+0.00 9.0+0.00 8.0+0.00 8.9+0.82 d + Gaplek 3.9+0.13 3.8+0.31 3.2+0.16 3.6+0.41 a + Pollard 5.5+0.18 5.4+0.17 4.5+0.14 5.1+0.58 b + Jagung 8.1+0.18 7.8+0.18 6.2+0.12 7.4+1.04 c Rataan 68 6.8+2.35 23 b 6.5+2.11 211 b 5.4+2.21 221 a 62 6.2+2.21 221

Perubahan ph Silase 11 10 y = -0.1313x 2 + 0.6625x + 8.877 9 8 y = -0.1418x 2 + 0.3458x + 9.315 Silase ph 7 6 5 4 3 y = 0.0665x0665x 2-1.2136x + 9.4673 y = 0.1354x 2-1.6461x + 8.327 0 1 2 3 4 5 6 Waktu Inkubasi (minggu) Kontrol Gaplek Pollard Jagung

Kandungan Protein Kasar Silase (%) W kt I k b i ( i k ) Aditif Waktu Inkubasi (minggu ke) Rataan 4 5 6 Kontrol 11.9+0.00 11.2+0.00 11.8+0.00 11.6+0.36 a + Gaplek 11.4+0.35 11.2+0.42 11.0+0.19 11.2+0.20 a + Pollard 14.5+0.61 14.0+0.45 14.0+0.59 14.2+0.31 c + Jagung 12.5+0.09 12.7+0.75 11.9+0.43 12.4+0.42 b Rataan 12.6+1.37 12.3+1.34 12.2+1.29 12.4+1.22

Kandungan Asam Laktat Silase (ppm) Aditif Waktu Inkubasi (minggu ke) 4 5 6 Rataan Kontrol 108.5 83.4 279.6 157.2 + Gaplek 85.7 103.0 84.2 91.0 + Pollard 107.1 144.0 106.9 119.3 + Jagung 117.9 172.5 83.33 124.6 Rataan 104.8 125.7 138.5 123.0

Kandungan Asam Organik Silase (ppm) Aditif Citrat Oksalat Tartarat Malat Asetat Propionat Butirat Total Kontrol 19.60 5.10 20.70 17.40 7.53 9.50 26.45 106.28 + Gaplek 12.00 10.50 17.05 9.67 7.35 17.00 61.85 135.42 + Pollard 19.30 470 4.70 17.40 15.80 710 7.10 19.75 25.77 109.82 + Jagung ND 6.65 19.70 15.70 6.10 ND 25.75 73.9 Rataan 16.97 6.74 18.71 14.64 7.02 15.42 34.95 114.4545

Produksi Gas selama 24 jam (ml) Aditif Waktu Inkubasi (minggu ke) 4 5 6 Rataan Kontrol 6.0+0.00 6.3+0.00 11.8+0.00 8.0+3.25 a + Gaplek 28.7+6.36 23.2+8.40 29.2+8.54 27.0+3.33 b + Pollard 24.8+2.90 19.8+8.22 36.6+4.45 27.1+8.60 b + Jagung g 43.1+3.59 30.6+6.00 37.9+6.47 37.2+6.28 c Rataan 25.6+15.27 a 20.0+10.18 b 28.9+12.03 a 24.8+12.09

Laju dan Potensi Produksi Gas Aditif Laju produksi gas (ml/jam) Potensi produksi gas (ml) Persamaan pendugaan produksi gas* Y=a+b[1-exp(-ct)] Kontrol 0.0806 7.76 Y = -7.72 + 42.14 [1-exp(-0.1406 t)] + Gaplek 0.2568 25.38 Y= -11.86 + 37.25 [1-exp(-0.2568 t)] + Pollard 0.0917 24.29 Y = 0.52 + 23.78 [1-exp(-0.0917 t) + Jagung 0.1406 34.42 Y = -6.55 + 14.31 [1-exp(-0.806 t)]

Kurva Pendugaan Produksi Gas 40 35 30 Gas (ml) Produksi 25 20 15 10 5 Jagung Gaplek Pollard Kontrol 0 0 12 24 36 48 60 72 Waktu inkubasi (jam)

Optimalisasi kualitas hay daun rami melalui l berbagai b metode pengeringan Komposisi Kimia Hay Daun Rami Perlakuan Bahan Kering Bahan Organik Protein Kasar Serat Kasar (%) (%) (%) (%) RK-7 81.69+2.48 b 79.59+0.06 ab 14.92+0.46 ab 11.76+0.16 bc RK-14 86.12+1.72 c 79.57+1.19 ab 14.46+0.27 a 12.36+0.39 de RK-21 86.11+1.01 101 c 78.99+0.39 039 a 14.96+0.53 053 ab 11.28+0.16 016 b KM-7 76.81+1.83 a 78.89+1.66 a 15.66+1.24. bc 10.17+0.00 a KM-14 85.60+1.25 c 79.70+0.58 ab 15.21+0.18 abc 10.18+0.09 a KM-21 89.85+0.52 d 79.60+0.61 ab 15.36+0.33 abc 11.40+0.69 bc OV-50 86.76+3.12 c 79.87+0.47 ab 16.03+0.07 bc 12.13+0.10 cde OV-60 90.45+1.15 115 d 80.85+0.8285 082 b 16.10+0.3810 038 c 11.24+0.57 057 b OV-70 92.71+0.48 d 80.69+0.43 b 16.03b+0.74 c 12.81+0.34 e

Kecernaan Bahan Kering (KCBK) dan Bahan Organik (KCBO) Perlakuan KCBK (%) KCBO (%) RK-7 40.71+4.29 41.52+4.05 ab RK-14 46.72+7.66 48.11+8.83 ab RK-21 48.76+6.94 50.10+8.34 b KM-7 36.17+6.03 35.33+7.3133+7 31 a KM-14 46.64+4.87 46.06+5.33 ab KM-21 48.20+0.56 46.97+0.58 ab OV-50 46.61+1.68 44.40+1.32 ab OV-60 47.65+8.58 47.04+10.00 ab OV-70 44.68+8.09 42.47+9.02 ab

Volatile Fatty Acids (VFA) dan Amonia Perlakuan VFA (mm) NH3 (mm) RK-7 339+124 21.2+2.5 RK-14 304+54 23.5+4.3 RK-21 304+65 26.0+4.4 KM-7 305+96 22.7+4.7 KM-14 286+87 24.7+2.1 KM-21 192+85 20.7+12.6 OV-50 337+57 24.0+13.2 OV-60 345+39 19.4+13.0 OV-70 236+62 19.4+2.0

KESIMPULAN Penggunaan gaplek sebagai aditif dapat dengan cepat menurunkan ph silase (5 minggu), aditif if lain memerlukan lebih lama (> 6 minggu). Penambahan aditif menyebabkan bahan organik yang dirombak menjadi asam organik relatif sedikit, dan kandungan bahan organik rami dapat dipertahankan. Pengeringan dengan intensitas 14 jam baik dengan open sun drier maupun rumah kaca mampu menghasilkan BK hay yang aman untuk penyimpanan (BK > 85%). Pengeringan dengan oven 50 o C mampu menghasilkan BK hay 86%. Pengeringan pada suhu 70 o C menghasilkan BK yang lebih tinggi (mencapai 92.5%). Hay yang dihasilkan memiliki kadar BK yang cukup aman untuk penyimpanan, tidak banyak mengalami perombakan bahan organik dan protein, namun n hay yang dihasilkan memiliki kecernaan yang rendah < 50%.

Keterlibatan Mahasiswa Shitta Nur Safarina Shitta Nur Safarina Ida Maria Hutabarat Noveni

Komparasi Antara Silase dan Hay Sebagai Teknik Preservasi Daun Rami Menggunakan Model Respon Produktivitas Kambing Peranakan Etawah (PROPOSAL Hibah Bersaing Tahun-2) Dr. Idat G. Permana, MSc.Agr Dr. Despal, SPt. MSc.Agr Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor - 2008

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penelitian pada Tahun ke-1, perlu dilakukan pengujian kualitas silase dan hay daun rami pada ternak kambing Peranakan Etawah, ah baik pada masa kebuntingan maupun pada masa laktasi Penelitian ini untuk melihat respon dalam penggunaan hasil pengolahan daun rami

MATERI DAN METODE Penggunaan silase rami beraditif dan tepung daun rami sebagai pengganti konsentrat dalam ransum kambing bunting Penggunaan silase rami beraditif dan tepung daun rami sebagai pengganti ransum kambing laktasi

Penggunaan silase rami beraditif dan tepung daun rami sebagai pengganti konsentrat dalam ransum kambing bunting Materi Penelitian: Daun rami segar untuk pembuatan Silase dan Hay Daun Rami. Tepung jagung sebagai bahan aditif. Metode: Pembuatan 150 kg Silase Daun Rami dengan penambahan aditif, disimpan i dalam 5 minggu Pembuatan 150 kg Hay Daun Rami dengan pengeringan sinar matahari Pembuatan ransum kambing PE bunting Rumput Lapang (50%) Konsentrat (0, 25, 50%) Silase Daun Rami (0, 25, 50%) Hay Daun Rami (0, 10, 20%) / Gaplek (0, 15, 30%) Penambahan Cu dan P

Komposisi Ransum Kambing PE Bunting Komposisi bahan Rumput lapang, % BK Konsentrat kambing bunting, % BK Silase rami beraditif jagung, % BK Tepung daun rami, % BK Tepung jagung, % BK Jenis ransum percobaan R1 R2 R3 R4 R5 50 50 50 50 50 50 25 0 25 0 0 25 50 0 0 0 0 0 10 20 0 0 0 15 30

Percobaan in vivo Ternak: 15 ekor kambing PE betina, @ 35 kg, dilakukan penyerentakan berahi, dikawinkan dengan jantan Metode: 15 ekor kambing diacak untuk mendapat 5 jenis ransum Ditempatkan dalam kandang individu Ransum diberikan sebanyak 4% dari BB Preliminary i period dilakukan k minimal i 14 hari Pemeliharaan dilakukan hingga kambing melahirkan

Percobaan in vivo Parameter yang diukur: Konsumsi ransum, kecernaan BK/BO, efesiensi penggunaan protein, perubahan BB, jumlah anak per kelahiran, bobot lahir anak, mortalitas sebelum disapih, pertumbuhan anak setelah disapih. ih Analisis Statistik Rancangan Acak Kelompok, 5 perlakuan x 3 kelompok Analisis data dilakukan dengan SAS ver 8.0

Penggunaan silase rami beraditif dan tepung daun rami sebagai pengganti ransum kambing laktasi Materi Penelitian: Silase dan Hay dengan teknik pengolahan yang sama pada Percobaan-1 digunakan dalam Percobaan-2. Ternak: 15 ekor Kambing PE laktasi (ternak yang sama pada Percobaan-1) Komposisi ransum disesuaikan dengan kebutuhan kambing PE laktasi Ditempatkan dalam kandang individu Ransum diberikan sebanyak 4% dari BB

Komposisi Ransum Kambing PE Bunting Komposisi bahan Rumput lapang, % BK Konsentrat kambing bunting, % BK Silase rami beraditif jagung, % BK Tepung daun rami, % BK Tepung jagung, % BK Jenis ransum percobaan R1 R2 R3 R4 R5 50 37.5 25 37.5 25 50 37.5 25 37.5 25 0 25 50 0 0 0 0 0 10 20 0 0 0 15 30

Percobaan in vivo Parameter yang diukur: Konsumsi ransum dan nutrien, kecernaan ransum dan nutrien, efisiensi penggunaan protein untuk laktasi, produksi dan kualitas susu (TS, protein, lemak, Ca dan P, TPC). Analisis Statistik Rancangan Acak Kelompok, 5 perlakuan x 3 kelompok Analisis data dilakukan dengan SAS ver 8.0

TERIMA KASIH