HUBUNGAN KELAINAN REFRAKSI DENGAN PRESTASI AKADEMIK DAN POLA KEBIASAAN MEMBACA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sahara Miranda* Elman Boy**

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh

Hubungan Gaya Hidup dengan Miopia Pada Mahasiswa Fakultas. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Metode. Sampel yang diuji adalah 76 anak astigmatisma positif dengan derajat dan jenis astigmatisma yang tidak ditentukan secara khusus.

FAKTOR RISIKO MIOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. berbagai informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan,

HANG TUAH MEDICAL JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 18% kebutaan di dunia disebabkan oleh kelainan refraksi. Di Asia,

ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS

BAB I PENDAHULUAN. Miopia dapat terjadi karena ukuran aksis bola mata relatif panjang dan disebut

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KETURUNAN, AKTIVITAS MELIHAT DEKAT DAN SIKAP PENCEGAHAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU TERHADAP KEJADIAN MIOPIA

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh MUHAMMAD IRFAN RIZALDY PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

KELAINAN REFRAKSI PADA PELAJAR SMA NEGERI 7 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kriteria sebanyak 77 orang. Sampel diuji menggunakan tes Saphiro-Wilk dan. Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN MIOPIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

HUBUNGAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA ANAK DI SDN CEMARA DUA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah 1 dan akan stabil

HUBUNGAN MIOPIA YANG TIDAK DIKOREKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA-SISWI KELAS 5-6 DI SDN DHARMAWANITA, MEDAN.

Hubungan Lama Aktivitas Membaca dengan Derajat Miopia pada Mahasiswa Pendidikan Dokter FK Unand Angkatan 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. panjang, sehingga fokus akan terletak di depan retina (Saw et al., 1996). Miopia

FAKTOR RISIKO MIOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prevalensi Kelainan Tajam Penglihatan pada Pelajar SD X Jatinegara Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN. sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata tanpa akomodasi dan

Pengaruh Aktivitas Luar Ruangan Terhadap Prevalensi Myopia. di Desa dan di Kota Usia 9-12 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan

PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hampir 25% populasi atau sekitar 55 juta jiwa (Anma, 2014). Hasil Riset

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA BERKACAMATA TENTANG KELAINAN REFRAKSI DI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN Oleh : RAHILA

HUBUNGAN KEBIASAAN SEMASA MELIHAT DENGAN MIOPIA PADA MAHASISWA FK USU ANGKATAN

PERBEDAAN TEKANAN INTRAOKULER (TIO) ANTARA MATA MIOPIA DAN MATA EMETROPIA PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

Pengaruh Pemberian Kacamata Koreksi pada Penderita Miopia terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 34 Surabaya

The Correlation of Heredity Factors with Myopia Among Students of Faculty of Medicine and Health Science Muhammadiyah University of Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tidak terletak pada satu titik yang tajam (Ilyas, 2006), kelainan refraksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penglihatan adalah salah satu indera yang sangat penting bagi manusia

BAB III METODE PENELITIAN. paparan masing masing subjek kasus dan kontrol. Penelitian ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu mata. Ruang pandang penglihatan yang lebih luas, visus mata yang

Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

KELAINAN REFRAKSI PADA ANAK DI BLU RSU PROF. Dr. R.D. KANDOU

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diatasi (American Academy of Ophthalmology, 2010).

Kesowo Pangestu Adji 1, Imam Masduki 2 ABSTRACT. Objective: To value correlation between myopia and good learning achievement.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Penglihatan yang kabur atau penurunan penglihatan. adalah keluhan utama yang terdapat pada penderitapenderita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer

AKURASI KEKUATAN LENSA INTRAOKULER PADA PASIEN MIOPIA AKSIAL MENGGUNAKAN ALAT OPTICAL BIOMETRY

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA SEMESTER ENAM ANGKATAN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELAS TERHADAP KELAINAN REFRAKSI MIOPIA PADA SISWA KELAS 5 SD DI SD X SEMARANG

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI PADA ANAK KELAS DUA SMP NEGERI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

LUH PUTU MEITA PRIMAYUNI YADNYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

BAB I PENDAHULUAN. 2 dekade terakhir ini. Perdebatan semakin meningkat pada abad ini tentang

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi,

KASUS KELAINAN REFRAKSI TAK TERKOREKSI PENUH DI RS DR. KARIADI PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2003

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mata adalah panca indera penting yang perlu. pemeriksaan dan perawatan secara teratur.

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN LENSA KONTAK TERHADAP KEJADIAN DRY EYE SYNDROME PADA SISWA SMA BATIK 2 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. dokter (Harsono, 2005). Nyeri kepala dideskripsikan sebagai rasa sakit atau rasa

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN MIOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN STATUS IMUNISASI DPT DAN TINGKAT PENGETAHUAN PENGASUH DENGAN DIFTERI DI KOTA MADIUN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MOTIVASI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (STUDI KASUS STIT-YAPTIP PASAMAN BARAT) Nia Satrian 1 ABSTRACT

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Surabaya periode Januari-Juni 2015, maka dapat diambil kesimpulan. perempuan (57,5%). usia tahun (28,9%).

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

The Incidence of Refractive Disorders in Students of FK Ukrida in Connection with The Activity of Viewing Gadgets

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN JERAWAT PADA SISWA KELAS 3 MTS NU MIFTAHUL FALAH KUDUS

Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010

Kelainan refraksi pada siswa SMP daerah pedesaan

Transkripsi:

HUBUNGAN KELAINAN REFRAKSI DENGAN PRESTASI AKADEMIK DAN POLA KEBIASAAN MEMBACA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Elda Nazriati Dan Chandra Wijaya (Department Of Physiology, Medical Faculty Of Riau University) ABSTRAK Refractive errors is general term used to describe the glasses prescription of eye. Refractive errors are becoming more of problem in many societies, with prevalence rates of myopia in many Asian urban countries reaching epidemic proportion. This study aims to determine the prevalence rates of various refractive errors and to quantify the association refractive errors with school achievement and near work in Riau University medical students. Refractive error measurements were determined with Snellen eye chart and trial lens set. Near work profile and additional demographical data was obtained via questionnaires filed in by the students. School achievement were determined with student's GPA. 242 second, three*, and four* year medical students of Riau University were examinated, the prevalence rate of refractive errors in Riau University medical students was 33,9 % (82 students), consist of myopia 92,8 % (76 students), hyperopia 1, 22% (1 student), and astigmatism 6,09 % (5 students). 82 refractive error students as cases group compare to 82 emmetropic students as control group. This study showed that high significant association refractive errors with near work profile and no significant association refractive errors with school achievement. Students with refractive errors more likely to have risk near work profile than emmetropic students (x^test P < 0,001) with odds ratio 5,26. Students with refractive errors more likely to have high GPA than emmetropic students (OR 1,34) but interaction between refractive errors and school achievement were not significant (x^ test p< 0,05). Keywords: refractive errors, near work, school achievement PENDAHULUAN Mata merupakan jalur informasi utama dari panca indera. Adanya kelainan refraksi akan menurunkan produktifitas dan menimbulkan keluhan seperti sakit kepala dan menghambat kelancaran aktifitas sehari-hari. Kelainan refraksi khususnya myopia hampir menjadi epidemik di negara Asia. Penelitian di Australia menunjukkan prevalensi kelainan refraksi terjadi pada usia yang lebih rendah dibandingkan di Negara Eropa dan Amerika (Saw et al. 2004; Huynh, 2007). Di Indonesia gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi sebesar22,1 %, sementara angka pemakaian kacamata koreksi masih rendah yaitu 12,5 % dari kebutuhan (llyas, 2007). Telah lama diamati di beberapa Negara seperti Israel, Amerika, dan New Zealand bahwa myopia sering terjadi pada anak yang mempunyai intelligence Quotient (IQ) yang tinggi (Saw et al. 2004). Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa anak-anak yang sering menggunakan mata untuk melihat dalam jarak dekat lebih sering menderita myopia. Waktu belajaryang lama di sekolah-sekolah terbukti mempertinggi angka myopia di Asia, rendahnya aktifitas fisik dan lebih menyukai menonton televisi juga mempengaruhi terjadinya kelainan refraksi (Mutti, 2002). Mahasiswa Fakultas Kedokteran umumnya memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Banyaknya materi yang harus dikuasai oleh seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran menuntut mahasiswa untuk membaca dalam waktu yang lebih banyak. Penelitian Woo dkk menunjukkan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran di Singapura prevalensi myopia 89,8%, astigmatisma 82,2%,dan hiperopia 1,3 12

UniUERSITPH Hi %. Studi lain di Taiwan mendapatkan myopia terjadi pada lebih dari 90% mahasiswa Fakultas Kedokteran. Di Denmark dan norwegia myopia terjadi pada 50% mahasiswa Fakultas Kedokteran. Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti prevalensi kelainan refraksi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unri serta bagaimana hubungan kelainan refraksi dengan prestasi akademik dan pola kebiasan membaca pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unri. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional untuk mencari hubungan kelainan refraksi dengan prestasi akademik dan pola kebiasaan membaca. populasi induk berjumlah 242 orang yang terdiri dari mahasiswa FK Unri angkatan 2007, 2006, dan 2005 yang tercatat sebagai mahasiswa aktif dan bersedia mengisi kuesioner. Pada penelitian ini didapatkan populasi hipotetik yaitu mahasiswa yang menderita kelainan refraksi berjumlah berjumlah 82 orang. Sebagai kontrol digunakan 82 orang mahasiswa dengan fungsi refraksi normal. Tehnik pengambilan sampel penelitian adalah secara accidental sampling. Jumlah kontrol disesuaikan dengan sampel kelompok kasus yaitu 82 orang. Kelainan refraksi ditentukan dengan menggunakan optotipe Snellen, lensa optik, dan kipas lancester. Jenis kelainan refraksi digolongkan myopia, hipermetropia, dan astigmatisma. Prestasi akademik ditentukan indeks prestasi komulatif (IPK) mahasiswa. Prestasi akademik digolongkan cukup dan baik berdasarkan cut of point sampel penelitian. Untuk mendapatkan data tentang pola kebiasaan membaca dan data tambahan lainnya subyek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner. Pola kebiasaan membaca digolongkan baik dan berrisiko berdasarkan cut of point dari IPK sampel penelitian Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan program SPSS. Hubungan kelainan refraksi dengan prestasi akademik dan pola kebiasaan membaca di uji dengan uji Chi square. Untuk menilai seberapa sering risiko terjadi pada kelompok kasus dibandingkan kelompok kontrol digunakan rumus Odds Ratio (OR). 242 orang populasi induk terdapat 82 orang (33,9 %) yang menderita kelainan refraksi yang terdiri dari 76 orang (92,68 %) berupa miopia, 1 orang (1,22 %) hipermetropia, dan 5 orang (6,09 %) astigmatisma. Kelainan refraksi pada 128 mahasiswa fakultas Kedokteran Singapura pada tahun 2004 tercatat 89,8% miopia, 1,3 % hipermetropia, dan 82,2 % astigmatisma. Adapun profil kelainan refraksi pada mahasiswa FK Unri tercantum pada gambar 1.1, 1.2. Gambar 1.1 Profil kelainan refraksi berdasarkan berat-ringannya 6% 13

Berdasarkan gambar 1.1 sebagian besar (67%) mahasiswa FK Unri yang menderita kelainan refraksi tergolong kelainan refraksi ringan yaitu kelainan refraksi yang < 3 Dioptri, 27 % kelainan refraksi sedang, dan 6 % kelainan refraksi berat. Penelitian pada mahasiswa fakultas kedokteran di Singapura menunjukkan miopia berat (e" 6 D) terdapat pada 28,7 % (Woo, 2004). Dari gambar 1.2 mahasiswa yang berkacamata pada umur d" 15 tahun terdapat pada 46 % sampel. Onset miopia juvenile sebagian besar mulai dikeluhkan pada umur 8-14 tahun dan semakin banyak pada umur 15-16 tahun. Umumnya anak-anak tidak sadarmereka menderita miopia, mereka menyatakan kabur ketika melihat benda dalam jarak jauh, bahkan tidak jarang miopia terdiagnosis melalui laporan orang tua atau guru yang melihat anak-anak mengecilkan matanya saat melihat jauh dan mempunyai perhatian yang baik saat duduk di depan. Berkembangnya miopia pada anak-anak juga dipengaruhi oleh pertumbuhan fisik anak dan genetik. Gambar 1.2 Profil Mahasiswa FK Unri berdasarkan umur mulai berkacamata 15 tahun >15 tahun Dari 11 pertanyaan tentang pola kebiasaan membaca yang ditanyakan kepada 164 sampel penelitian didapatkan hasil seperti yang tercantum pada tabel 5.1 Cut of point untuk skor pola kebiasaan membaca adalah 7,00. Sampel yang skor membacanya < 7,00 digolongkan pola membaca baik, sedangkan sampel yang skor membacanya e" 7,00 digolongkan pola membaca berrisiko. Dari data penelitian di dapatkan 76 orang (46 %) mempunyai pola kebiasaan membaca baik dan 88 orang (54 %) mempunyai pola kebiasaan membaca berrisiko. Gambar 1.3 Profil pola kebiasaan membaca Mahasiswa FK Unri pola membaca 54% I baik I berrisko 14

UniUEREITRS Rmu Cut of point data akademik sampel adalah 2,99, berdasarkan cut of point tersebut digolongkan prestasi akademik cukup bila IPK < 2,99 yang berjumlah 80 orang (46 %) dan prestasi akademik baik bila IPK e" 2,99 yang berjumlah 81 orang (51 %). Profil prestasi akademik sampel penelitian tercantum pada gambar 1.4. Gambar 1.4 profil prestasi akademik Sampel Penelitian Tabel 5.2 Hasil Uji Statistik Hubungan Prestasi akademik dengan Kelainan refraksi Fungsi Refraksi Prestasi Akademik OR 95% CI P Value Cukup (IPK < Baik (IPK > 2,99) 2,99) Refraksi normal 43 (53,75%) 39 (46,43 %) 1,34 0,435 Kelainan Refraksi 37 (46,25 %) 45 (53,57%) Total 80 84 Pada tabel 5.2 terlihat bahwa mahasiswa yang mempunyai IPK baik dan menderita kelainan refraksi 45 orang (53,57 %), sedangkan yang mempunyai IPK baik tetapi tidak tenderita kelainan refraksi berjumlah 39 orang (46,43%) hal ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai prestasi akademik baik memiliki kecenderungan lebih besar untuk menderita kelainan refraksi. Hal ini sesuai dengan teori di mana orang yang mempunyai intelegensia baik mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kelainan refraksi.. Nilai Odds Ratio (OR) yang diperoleh adalah 1,34 yang berarti bahwa mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik baik mempunyai peluang 1,34 kali lebih besar untuk menderita kelainan refraksi, akan tetapi prestasi akademik tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kelainan refraksi (p value = 0,435). Tidak adanya hubungan kelainan refraksi dengan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Kedokteran Unri mungkin disebabkan oleh banyaknya faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik, selain intensitas belajar, ke efektifan belajar, faktor lingkungan sosial, dan lain-lain. Di samping itu umumnya mahasiswa kedokteran sudah terseleksi sebagai mahasiswa dengan intelegensia dan prestasi akademik di atas rata-rata pada level pendidikan sebelumnya, sehingga intelegensia relatif sama yaitu di atas rata-rata, sehingga tidak menunjukkan perbedaan prestasi akademik yang nyata. 15

LEmenGR PERELiTIPn 5.1 Hubungan kelainan refraksi dengan pola kebiasaan membaca pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unri Tingginya prevalensi kelainan refraksi khususnya miopia pada mahasiswa fakultas kedokteran mungkin disebabkan oleh proses belajar di fakultas kedokteran yang lama dan intensif mendorong mahasiswa untuk bekerja dalam jarak dekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja saat ini memiliki aktifitas yang kurang aktif. Mereka lebih banyak melakukan aktifitas yang bersifat menetap seperti menonton televisi dan video, serta main video game (Nelson et al 2005). Anak-anak yang menderita miopia lebih banyak menggunakan waktunya untuk belajar, main komputer, dan menonton televisi. Penggunaan waktu dengan aktifitas visual seperti ini akan meningkatkan risiko untuk terjadinya kelainan refraksi (Mutti, 2002). Untuk menilai ada tidaknya hubungan kelainan refraksi dan pola kebiasaan membaca pada mahasiswa FK Unri digunakan uji Chi square. Kemudian untuk melihat apakah kelainan refraksi lebih sering ditemukan pada mahasiswa yang mempunyai pola kebiasaan membaca berrisiko digunakan rumus Odds Ratio. Hasil uji statistik hubungan pola kebiasaan membaca mahasiswa dengan kelainan refraksi tertera pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Hubungan pola Kebiasaan Membaca dengan Kelainan Refraksi Fungsi Refraksi Pola Kebiasaan Membaca OR 95% CI P Value baik (skor < 7,00) berrisiko (skor > 7,00) Refraksi normal 54(71,05%) 28 (31,82%) 5,26 0,000 Kelainan Refraksi 22 (28,95%) 60 (68,18%) Total 76 88 Dari tabel 5.3 didapatkan bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki pola membaca berrisiko dan menderita kelainan refraksi adalah 60 orang (68,18 %), sedangkan mahasiswa yang memiliki pola membaca bem'siko tetapi tidak mengalami kelainan refraksi berjumlah 28 orang (32,82 %). %). Uji statistik menunjukkan hubungan antara pola kebiasaan membaca dengan terjadinya kelainan refraksi menunjukkan hasil yang sangat signifikan (nilai p d" 0,001). Nilai OR yang didapatkan adalah 5,26. hal ini berarti bahwa mahasiswa yang memiliki pola membaca berrisiko cenderung menderita kelainan refraksi sebanyak 5,26 kali lebih besar dibandingkan mahasiswa dengan pola kebiasaan membaca yang baik. KESIMPULAN DAN SARAN Prevalensi kelainan refraksi pada mahasiswa kedokteran Unri adalah 82 orang (33,9 %) yang menderita kelainan refraksi di mana 76 orang (92,68 %) berupa miopia, 1 orang (1,22 %) hipermetropia, dan 5 orang (6,09 %) astigmatisma. Dari data penelitian di dapatkan 76 orang (46 %) mempunyai pola kebiasaan membaca baik dan 88 orang (54 %) mempunyai pola kebiasaan membaca berrisiko, 80 (49 %) mahasiswa yang digolongkan prestasi akademik cukup yaitu IPK < 2,99 dan 81 orang (51 %) dengan prestasi akademik baik yaitu IPK e" 2,99. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai Odds Ratio (OR) yang diperoleh adalah 1,34 yang berarti bahwa mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik baik mempunyai peluang 1,34 kali lebih besar untuk menderita kelainan refraksi, akan tetapi prestasi akademik tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kelainan refraksi (p 16

value = 0,435). Uji statistik menunjukkan hubungan antara pola kebiasaan membaca dengan terjadinya kelainan refraksi menunjukkan hasil yang sangat signifikan (nilai p d" 0,001). Nilai OR yang didapatkan adalah 5,26. hal ini berarti bahwa mahasiswa yang memiliki pola membaca berrisiko cenderung menderita kelainan refraksi sebanyak 5,26 kali lebih besar dibandingkan mahasiswa dengan pola kebiasaan membaca yang baik. Kepada masyarakat memperbaiki pola kebiasan membaca untuk mencegah dan memperbaiki fungsi refraksi. Mengingat kelainan refraksi dapat terjadi mulai dari usia anak-anak yang akan bertambah berat sampai usia dewasa, sebaiknya orang tua yang mempunyai anak usia sekolah mulai mengkombinasikan kegiatan anak-anaknya dengan kegiatan aktifitas fisik di luar ruangan. DAFTAR PUSTAKA Guyton, AC. Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa: Santoso A, Setiawan I, Tengadi KA. Edisi 9 Jakarta : EGC ; 1997 hal. 785-6. Huynh, et al. Ethnic Differences and Ocular Biometry in a population -Based Australian in Children. Eye Feb 2007. diakses 12 Februdri 2007 Hammond JC, Snieder H, Gilbert EC, Spector DT., Genes and Evironment in Refractive Error: The twin Eye Study. Investigative Ophthalmology & Visual Science, May 2001, vol. 42 no6. llyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006. hal 64-72 llyas S. Pandangan Medical tentang Cacat Penglihatan. http://mitranetra.or.id diakses 1 oktober2007 Kempen HJ, Congdon GH, Friedman SD, O'Colmain JB. The Prevalence of Refractive Error Among Adults in The United States, Western Europe, and Australia. Arch Ophthalmol vol 122 Apr 2004. Mutti OD. Et al. Parenteral Myopia, Near Work, School Achievement, and Children's Refrektive Error Investigative Ophthalmology & Visual Science. 2002; 43:12 : 3633-3640 Naidoo K., Case Finding in the Clinic: Refractive Errors. Journal of Community Eye Health 2002 ; 15 : 43. p39-40 Ojaimi et al. Distribution of ocular Biometric Parameter and refraction, in a Population -based Study of Australian Children 2005; 46 : 8 Saw S. et al. Heights and Its Relationship to Refraction and Biometry Parameters in Singapore Hildren : The latest Wisdom. Chinese children Investigative Ophthalmology & Visual Science.2002 ; 43: 11 : 1408-1413 Saw SM.,et al., Component Dependent Risk Faktors for ocular parameter in Singapore Chinese Children. Ophthalmology 2002; 109: 2065-71 Saw S., et. All. IQ and Assosiation with myoipia in Children. Investigative Ophthalmology & Visual Science. 2004 ; 45 : 9 : 2943-2948 Saw SM.et All. Eye Growth Changes in Myopic Children in Singapore. BJO 2005: 1489-1494 Tong L., et. Al. Incidence and Progreession of Astigmatism in Singaporean Children. Investigative Ophthalmology & Visual Science. 2004; 45 : 11: 3914-3918 Hildren : The latest Wisdom. Tortora, Grabowsky,. Phciples of Anatomy Phisiology. USA 2000 Woo WW. etal. Refractive errors in medical students in Singapore. Singapore Med. J 2004; 45 :10: 470 Zadnik K., Myopia and Hyperopia inchildren : The Latest Wisdom. Research to Prevent Blindness. Www.Rpbusa.Ora di akses, 2007-02-15 17