III. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran L Contoh pembuatan larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENERAPAN IPTEKS PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS. Oleh Rudi Munzirwan Siregar

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

I. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH TEKNIK KARAKTERISASI MATERIAL WALLACE RAPED PLASTIMETER

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

III METODOLOGI PENELITIAN

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UJI BERAT JENIS TANAH ASTM D ERLENMEYER

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

K O P A L SNI

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektronik genesys 20 Made in USA cat 400 1/4, oven Galenkamp seri SG 97/05/036 made in UK, Furnace carbolite S 30 RR seri 5/97/1154 type ELP 11/6, Klin drum, Shering Disk Viskometer, Plastisitas Wallace, Mesin giling dua roll, Hidraulic Testing Machine, Wallace punch, Desikator, ayakan 100, alat press, pengukur ketebalan (batty model) dan alat-alat gelas lainnya. 3.1.2 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tempurung kelapa yang didapat dari warung di sekitar Panam- pekanbaru, karet alam SIR 20 dari PT. RICRY Pekanbaru, AgN03, Natrium karbonat, Larutan lodium. 3.2 Metoda Penelitian 12

PEMBUATAN ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA Tempurung kelapa dikarbtmiasi menggunakan klin drum Arang dihaludcan menggunakan lumpang Arang disaring dengan ayakan 100 mesh Aktivasi dengan menggunakan NajCOj, selama 4 jam Karakterisasi arwig aktif Kandungan Abu Kandungan air Dayaserap teiiiadap h Arang siap digunakan sebagai pengisi pwla komposit karet alam- arang tempurung kelapa Gambar 1. Skema kerja pembuatan arang aktif aktif tempurung kelapa 100 mesh 13

PEMBUATAN KOMPOSIT KARET ALAM-ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA Persiapan alat dan bahan Bahan 1: Lembaran karet SIR 20 ukuran 0,3 mm X 10 cm X 10 cm Bahan 2: Arang aktif ukuran 100 mesh Lapisi karet dengan arang masing konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, 20% Susun menjadi 5 lapisan komposit rekatkan dengan mesin press tekanan 60 kn selama 10 menit Terbentuk komposit karet alamarang tempurung kelapa Karakterisasi kcxnposit secara: 1. Plastisitas Retensi Indeks (PRI) 2. Viskositas raooney 3. Ujitekan 4. Uji Tarik 5. Spesifik graviti Analisis data Gambar 2. Pembuatan komposit karet alam arang-aktif tempurung kelapa 100 mesh 14

3.3 Prosedur Kerja 3.3.1.1 Persiapan Sampel Arang Aktif Tempurung kelapa didapat dari warung yang ada di sekitar Panam, Kota Pekanbaru. Tempurung lalu dibersihkan dari kotoran dan selanjutnya dijemur dengan panas matahari agar mudah terbakar. 3.3.1.2 Pembuatan Arang Aktif Tempurung Kelapa Cara Klin Drum Tungku pembakaran dipersiapkan, penataan tempurung kelapa dilakukan dengan meletakkan tempurung untuk merapikan pada bagian tengah kaleng. Selanjutnya cangkang kelapa diatur hingga memenuhi kaleng. Setelah penuh, kayu tersebut dicabut secara perlahan-lahan sehingga bagian tengah bekas kayu tersebut berlubang sebagai umpan bakar. Masukkan sedikit minyak bakar melaiui lubang tadi dan Tempurung kelapa dibakar. Jika pembakaran telah melewati garis lubang udara pertama yang ditandai dengan bara merah maka lubang udara tersebut ditutup dengan tanah Hat basah dan tambah lagi tempurung kelapa. Tempurung akan terbakar mulai dari bawah dan lambat laun akan menjalar ketempurung bagian atas. Cara ini diulangi sampai pembakaran melewati lubang udara pada baris kedua dan ketiga. Jika terjadi penyusutan, tambahkan terus sampai kaleng penuh. Bila bara api telah mengecil atau agak kebiru-biruan maka kaleng ditutup dengan penutupnya. Usahakan seluruh celah-celah udara tertutup. Biarkan arang dalam kaleng sampai dingin. Setelah dingin pisahkan arang dari sisa potongan kayu yang tidak terbakar. 3.3.1.3 Penghalusan Arang yang telah dikarbonasi selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 115" lalu digiling sampai halus dengan lumpang. Kemudian diayak dengan ayakan bertingkat yang berukuran lolos 100 mesh. Dipersiapkan arang untuk proses aktifasi dengan aktifator natrium karbonat. 15

3.3.1. 4 Proses Aktivasi Kimia Arang yang telah dihaluskan dan diayak selanjutnya dipanaskan dalam oven pada suhu 115*^ C setelah itu direndam dalam aktivator natrium karbonat 20% selama 4 jam. Lalu disaring atau ditiriskan. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 105 selama 2 jam lalu didinginkan. Kemudian dicuci dengan aquades sampai filtrat bebas ion CO3". Untuk megidentifikasi apakah arang aktif tersebut telah bebas dari ion zat aktivator maka, digunakan larutan perak nitrat. Jika air pembilas masih mengandung ion COs^, maka terbentuk endapan putih perak karbonat bila direaksikan dengan perak nitrat. Setelah arang tersebut bebas dari ion zat aktivator lalu dikeringkan dengan menggunakan cawan penguap dalam oven selam 12 jam pada suhu 105'^C. setelah dingin pindahkan dalam desikator. 3.3.1.5 Mencari Panjang Gelombang Optimum Dipersiapkan larutan iodium sebagai standar dan air sebagai blanko. Set peralatan spektronik 20 genesys, dengan cara bergantian. Masukkan blanko dan standar dengan versi panjang gelombang tertentu, maka akan dididapat panjang gelombang maksimum. Buat kurva kalibrasi standar antara absorban dengan panjang gelombang. 3.3.2 Proses Karakterisasi Arang Aktif 3.3.2.1 Penetuan Daya Serap Terhadap Zat Warna lodium Arang aktif sebelumnya dipanaskan dalam oven pada suhu 115*^C selama satu jam, lalu didinginkan dalam desikator. Kemudian beberapa buah erlenmeyer (sesuai kebutuhan ), masing-masing diisi dengan arang aktif sebanyak 0.25 gram. Melaiui buret tambahkan 25 ml larutan iodium 130 ppm. Lalu kocok dengan magnetic stirer selama 30 menit. Kemudian saring, hasil saringan diukur absorbansinya pada panjang gelombang yang telah ditentukan. Perhitungan konsentrasi yang diserap (Xc) = Xo - Xi Dengan Xo = Konsentrasi awal (ppm) 16

Xi = Konsentrasi akhir (ppm) Sedangkan berat I2 yang diadsorbsi (Xm) = Xc. 0.025 L 3.3.2.2 Penentuan Kandungan Air Cawan porselin bersama penutupnya dipanaskan dalam oven 115 selama satu jam, didinginkan dalam desikator. Kemudian timbang berat cawan kosong tersebut hingga berat konstan. Cuplikan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 0,5 Gram dan masukkan kedalam cawan porselin tadi lalu ditimbang lagi berat cawan porselin ditambah sampel. Kemudian sampel diratakan dan dipanaskan dalam oven pada suhu 115 C. Pemanasan dilakukan selama 3 jam. Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya hingga konstan: Perhitungan persen kandungan air = ~ ^-100% ^0 Wo = Berat sampel (gram) Wi = Berat cawan dan sempel sebelum dipanaskan (gram) W2 = Berat sample setelah dipanaskan (gram) 3.3.2.3 Penentuan Kandungan Abu Hidupkan muffle furnace dan set suhunya sampai 800-900 C dengan menggunakan penjepit masukkan cawan kosong bersama tutupnya ke dalam muffle furnace tersebut, lalu dinginkan dalam desikator. Ditimbang beratnya sampai konstan. Setelah beratnya konstan, isikan ke dalamnya 1 gram arang aktif dan kemudian timbang beserta cawan ditambah sampel. Masukkan ke dalam muffle furnace pada suhu 800-900 C dan sampel diabukan selama dua jam. Bila seluruh contoh telah menjadi abu, suhu diturunkan perlahan-lahan lalu cawan didinginkan dalam desikator, bila perlu diabukan kembali hingga beratnya konstan. Perhitungan : Kadar abu, %= ^^"^'100% Wo = berat sampel 17

Wi = Berat cawan dan sampel setelah diabukan (gram) W2 = Berat cawan dan sampel sebelum diabukan (gram) 3.3.2.4 Teknik Pencampuran Pembuatan control Stel kerapatan roll mix sampai 0.3 mm sesuai standar penggilingan pembuatan crume rubber. Masukkan bahan karet sesuai formula kecelah roll dan giling sampai lunak, lakukan sampai 3 kali agar didapat hasil yang lebih rata dan tidak ada permukaan yang berlubang Potong gilingan tersebut dengan ukuran dengan pengguntingan sisi kiri dan kanan 10x10 cm. Ulangi langkah di atas hingga didapat lima lapisan, susun dan rapatkan dengan dengan menekan jari jari tangan, kemudian press agar menyatu menggunakan tekanan 60 KN. Biarkan komposit dingin kemudian rendam dan cuci hingga bersih Kemudian keringkan. Lakukan untuk pengujian plastisitas retensi indeks, viskositas mooney, uji tekan, tarik, dan spesifik grafiti. Komponen ini dijadikan sebagai control Pembuatan komposit Lakukan-langkah di atas, siapkan beberapa lembar untuk pembuatan lapisan karet dan arang aktif Ambillah lembaran tersebut lapisi dengan arang aktif konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20% yang berukuran 100 mesh, Susun menjadi 5 lapisan. Lakukan pengepresan agar komposit benar-benar menyatu. Biarkan dingin, rendam dan cuci hingga bersih. 3.3.4 Karakterisasi komposit 3.3.4.1 Plastistas Retensi Indeks (PRI) [ ISO 2930-1991 (E)] Giling contoh uji untuk penetapan PRI seberat 15-25 gram maksimum tiga kali dengan gilingan laboratoruim, kedua rol berputar dengan kecepatan yang sama dan celah diatur sedemikian rupa sehingga lembaran akhir karet yang keluar mempunyai ketebalan antara 1,6-1,8 mm. jika setelah tiga kali giling tidak 18

diperoleh lembaran karet dengan tebal yang ditentukan, atur kembali celah dan gunakan uji baru untuk digiling. Lembaran karet yang dihasilkan tidak boleh berlubang, lipat dua dan tekan perlahan dengan telapak tangan. Potonglah dengan Wallace puch sebanyak 6 buah potongan uji seperti pada gambar dibawah ini: Gambar 3. Lembaran potongan pengujian plastisitas retensi indeks Potongan uji 1 untuk pengukuran plastisitas awal dan potongan uji 2 untuk pengukuran pastisatas setelah pengusangan. Potongan uji harus mempunyai ketebalan antara 3,2-3,6 mm, garis tengah kira-kira 13 mm. Letakkan potongan uji untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan diatas baki, masukkan kedalam oven PRI dan panaskan pada suhu 140± 0,2 selama 30 menit. Kemudian dinginkan sampai suhu kamar. Pada waktu pengukuran plastisitas Wallace, letakkan potongan uji diantara dua lembar kertas sigaret yang berukuran 40 mm x 35 mm diatas piringan plastimeter, kemudian tutup piringan plastimeter. Setelah ketukan pertama piringan bawah plastimeter akan bergerak keatas selama 15 detik dan menekan peringan keatas. Tebal potongan uji dalam satuan 0,01 mm setelah ketukan kedua berakhir dicatat sebagai nilai pengukuran plastisitas. Angka yang dicatat adalah angka dimana jarum mikrometer berhenti bergerak. Plastistas retensi indeks = ^^x 100 Po = nilai tengah dari ketiga plastisitas awal Pa = nilai tengah dari tiga pengukuran platisitas setelah pengusangan 19

3.3.4.2 Viskositas Mooney [ ISO 289-1985 (E)] Hidupkan alat viskometer sekurang- kurangnya 1 jam untuk pemanasan. Hidupkan kompressor dan buka krannya hingga tekanan mencapai 75 Psi. Tutup plat stator atas dan buka dengan menekan kedua tombol hijau sampai lampu indikator menyala, hidupkan control heater (pada posisi on) juga boost heather (pada posisi on). Atur regulator sehingga suhu stator atas dan stator bawah stabil pada 100± 0,5 C Gunakan rotor 'L' untuk pengujian karet mentah yang kemudian dimasukkan kedalam lubang yang terdapat pada stator bawah selanjutnya tutup kembali stator atas. Tunggu selama 5-10 menit sampai suhu stabil kembali. Motor dijalankan dan diperiksa titik 0 pada skala mikrometer. Bila tidak tepat atur titik nol tersebut Buka plat stator keluarkan rotor dengan menekan handle kebawah dan gunakan sarung tangan untuk mengambil rotor yang panas tersebut. Tusukkan rotor ke contoh karet yang telah diberi lubang dengan gunting atau alat lain, kemudian rotor bersama dengan contoh karet dimasukkan kestator bawah. Contoh kedua diletakkan tepat diatas rotor. Tutup stator atas dan setelah tertutup stopwatch dijalankan. Setelah tepat satu menit jalankan motor. Nilai viskositas dibaca pada alat penunjuk setelah 4 menit (menit ke 5).Matikan motor kemudian buka stator atas dan rotor beserta contoh karet dikeluarkan 3.3.4.3 Spesifik graviti Langkah penentuan untuk spesfik graviti adalah suatu cuplikan ditimbang beratnya diudara kemudian material yang sama dicelup dan ditimbang pula didalam air, lakukan penimbangan dengan pertahankan suhu pada ifc. Spesifik Gravit i~ W1= Berat diudara W2 = Berat di air 20

3.3.4.4 Uji Tekan Uji tekan dilakukan menggunakan alat uji tekan Hidraulic Testing Machine dengan standar ASTM ( American Society for Testing and Material). Benda uji ( komposit) ukuran 70 x 20 mm dengan ketebalan 12 mm dicuci dan dibiarkan sampai permukaannya kering. Benda uji diletakkan pada alat Hidraulic Testing Machine untuk dilakukan pembebanan hingga terbentuk retak pada permukaan komposit atau sampai setengah ketebalan material awal. Beban maksiumum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji dicatat. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk mndapatkan nilai rata-rata. Perhitungan: P Kuat tekan = N Imrn^ F P: Beban maksimum (N) F: Luas penampang (mm) 3.3.4.5 Uji tarik Komposit diukur dengan ukuran 70 x 20 xl2 mm. Benda uji dipasang di antara kedua penjepit besar dari mesin uji dan selanjutnya dibebani tarik. Batang uji tarik merupakan batang yang bundar dengan ujung penampang yang lebih besar di dekat penjepit agar kegagalan tidak akan terjadi. Batang uji tarik di pasang pada alat tarik, lalu tarik hingga putus. Pada penarikan hingga putus, dicatat gaya bekerja ketika batang ditarik dan perpanjangan yang diperoleh 21